close

22/10/2013

Perubahan Iklim

UKP4 Tetap Bekerja Sampai Badan Pengelola REDD+ Terbentuk

Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kuntoro Mangkusubroto, hari Selasa di Jakarta memastikan bahwa kerja Satuan Tugas Persiapan Kelembagaan REDD+ (Satgas REDD+) yang habis masa tugasnya akhir Juni lalu, tetap dilaksanakan oleh UKP4 sampai Badan Pengelola REDD+ (1) terbentuk.

“Selama Badan Pengelola REDD+ belum terbentuk, maka fungsi dan tugas dari Badan ini dijalankan oleh UKP4, sesuai ketentuan dalam Perpres 62 nomor 2013,” tegas Kuntoro. “Semua kerja yang telah mulai dibangun oleh Satgas REDD+ penting untuk terus dijaga momentumnya, termasuk good governance, transparansi dan akuntabilitas, partisipasi dalam mengelola REDD+ dalam konteks multi-sektor,” lanjutnya.

Dalam masa transisi ini, UKP4 menggelar serangkaian lokakarya implementasi REDD+ di Indonesia dengan mengundang para pihak untuk mendiskusikan berbagai situasi persoalan lapangan dan sejumlah tantangan dan peluang bagi implementasi REDD+ dan kelanjutannya.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang membuka lokakarya ini bersama Kepala UKP4 menyambut baik Badan Pengelola REDD+ yang susunan organisasinya akan segera dilengkapi ini.

“Kami berharap kemitraan yang produktif dapat dijalin dengan Badan yang baru ini terutama untuk MRV-nya. Begitu luas tugas Kemenhut, maka semakin banyak mitra semakin bagus. Tantangannya ke depannya adalah bagaimana melaksanakan MRV ini, karena instrumen ini dapat sangat membantu kita dalam melaksanakan berbagai tugas dari mulai restorasi ekosistem sampai memantau adanya pelanggaran,” kata Menhut pada pembukaan lokakarya.

Lokakarya ini adalah seri pertama dari serangkaian Seri Lokakarya Implementasi REDD+ yang diselenggarakan dalam kurun waktu antara Oktober sampai Desember 2013. Fokus lokakarya kali ini adalah seputar implementasi REDD+ di Indonesia dan transisi operasionalisasi ke Badan Pengelola REDD+ di Indonesia.

Pemateri dan peserta adalah staf kunci dari berbagai Kementerian dan Lembaga terkait dan dari kelompok-kelompok kerja eks-Satgas REDD+. Paparan dan diskusi dalam akan terfokus pada strategi dan rencana aksi REDD+ baik di tingkat nasional maupun sub-nasional, upaya pengarus-utamaan kepada para pihak, termasuk Kementerian dan Lembaga, dan Kelembagaan REDD+ termasuk di dalamnya MRV dan Instrumen Pendanaan. [rel]

read more
Ragam

Cerita Mistis Dibalik Keindahan Pulau Bunta di Aceh

Pulau Bunta, pulau yang terletak di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar ini hanya diketahui segelintir orang saja. Kawasan ini dulunya pernah dihuni oleh beberapa warga, kini mereka memilih hengkang setelah Aceh dilanda Tsunami, delapan tahun lalu.

Pulau ini menyajikan hampir semua keindahan, seperti pasir bersih terbentang luas, laut lepas tanpa kotoran, pemandangan tenggelamnya matahari alias sunset yang nyaris sempurna dan ikan laut yang menggoda untuk dipancing.

“Pulau Bunta tidak hanya menyuguhkan pemandangan yang indah, tetapi juga bisa menikmati indahnya sunset sore menjelang malam. Mau memancing juga bisa, ada banyak jenis ikan tersedia, seperti kerapu. Malam purnama enak kalau mau memancing,” kata pemandu wisata Aceh Adventure, beberapa waktu lalu.

Untuk mencapai pulau ini, wisatawan mesti menempuh perjalanan selama sekitar satu jam menggunakan perahu nelayan dari dermaga Banda Aceh. Fahrul menjamin wisatawan tak akan jenuh selama 60 menit itu, karena laut di kawasan Pulau Bunta menyediakan pemandangan yang mampu melepas penat.

“Selama dalam perjalanan tidak akan membosankan, karena disuguhkan pemandangan laut lepas yang bisa meringankan penat mata anda selama bekerja,” kata Fahrul.

Namun, keindahan Pulau Bunta tak didukung dengan fasilitas yang mumpuni. Pemda setempat seakan tak melirik peluang untuk menambah pendapatan daerah dari hasil kunjungan wisatawan.

“Saya melihat minim perhatian pemerintah, semestinya ini bisa dikelola dengan baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan pulau itu bisa dihuni kembali oleh warga,” jelasnya.

Untuk masyarakat sekitar, Pulau Bunta merupakan pulau mistis. Menurut cerita, anjing yang dibawa masuk ke pulau tersebut pasti mati atau akan mendatangkan kesialan bagi pemiliknya.

Sumber: merdeka.com

read more
Flora Fauna

Ular Gigit 50 Orang di Lebak

Gigitan ular berbisa di Kabupaten Lebak, Banten, cukup tinggi sehingga masyarakat harus mewaspadainya.

Berdasarkan data korban gigitan ular di Lebak dari Januari-Juni 2013, tercatat 422 kasus, atau rata-rata 50 kasus per bulan, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Venny Iriani saat seminar sehari “Penatalaksanaan Terpadu pada Kasus Gigitan Ular dan Komplikasinya” di Rangkasbitung, Minggu (20/10/2013).

Menurut dia, selama ini, kasus gigitan ular berbisa di Lebak masih tinggi, terlebih pada musim hujan sehingga menjadikan ancaman bagi petani maupun masyarakat. Biasanya, kata dia, saat hujan, ular keluar dari lubangnya ke jalan maupun permukiman warga.

Laporan yang diterima hingga Juni 2013 mencapai 422 kasus, dan 2012 sebanyak 599 kasus. Jumlah korban gigitan ular berbisa tahun 2013 sejak Januari 86 kasus, Februari 68 kasus, Maret 67 kasus, April 60 kasus, Mei 70 kasus, dan Juni 67 kasus. Sekitar 97 persen biang keroknya adalah ular tanah, dan sisanya ular hijau, welang, ular pucuk dan ular sawah.

“Kami terus meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mengobati warga yang terkena gigitan ular dengan menyalurkan obat anti bisa (ABU),” katanya seperti dikutip Antara. “Kita berharap masyarakat dapat mencegah korban gigitan ular karena bisa menimbulkan kematian,” katanya.

Sementara itu, Petugas Bagian Medik RSUD Adjidarmo Rangkasbitung dr. Nuly Juariah mengatakan pihaknya berharap pemerintah daerah meningkatkan penyedian anggaran ABU karena saat ini hanya diberikan per hari dua vial obat tersebut. Idealnya, kata dia, pemberian ABU sehari mencapai 8 vial.

Sumber: natgeo Indonesia

read more
Sains

Pohon Paling Terpencil Di Bumi Hancur Ditabrak Truk

Selama berabad-abad, sampai suatu hari naas di tahun 1973, sebuah pohon akasia tunggal tumbuh di lautan pasir Gurun Sahara Nigeria. Pohon ini menjadi tempat beristirahat wisatawan yang lelah walaupun naunganny hanya sedikit. Sebagai satu-satunya pohon dalam radius 250 mil, akasia menjadi tonggak penting sepanjang rute kafilah yang lama terbentuk melalui daerah tandus dan juga sebagai sebuah monumen untuk ketahanan hidup.

Orang-orang Tuareg, suku nomaden di wilayah Tenere, sangat menghargai dan merawat pohon tersebut, tetapi di akhir 1930-an , pohon itu menarik perhatian orang luar juga. Tentara dari Eropa yang sedang melaksanakan kampanye militer di Afrika mengagumi pohon akasia yang kesepian di padang gurun, menyebutnya L’ Arbre du Tenere ( The Tree of Tenere) dan menggambarkannya pada peta kartografer dengan dengan catatan sebagai pohon paling terisolasi bumi .

Komandan Pasukan Sekutu, Perancis, menjelaskan L’ Arbre du Tenere sebagai sesuatu yang benar-benar khusus – tidak hanya karena kemampuannya untuk bertahan hidup di gurun dingin, tetapi juga untuk tetap bertahan dari kunjungan orang yang begitu banyak menghampirinya.

” Kita harus melihat pohon itu untuk percaya keberadaannya, ” tulis Michel LeSourd pada tahun 1939. ” Apa rahasianya ? Bagaimana ia masih hidup meskipun banyak orang beserta unta menginjak-injak sisinya,? tanyanya.

” Mengapa unta kafilah tidak makan daun dan durinya ? Mengapa kafilah Touareg tidak memotong ranting-ranting untuk membuat api untuk menyeduh teh mereka ? Satu-satunya jawaban adalah bahwa pohon ini dianggap tabu oleh mereka. ”

“Makam” pohon paling terisolasi | Foto: Holger Reineccius

Pada tahun itu, sebuah sumur digali di dekat pohon untuk melihat bagaimana pohon berhasil bertahan hidup di pasir. Pohon itu tingginya hanya sekitar 10 kaki, memiliki akar yang membentang turun lebih dari 100 kaki ke meja air (water table). Pohon ini diperkirakan berusia sekitar 300 tahun, satu-satunya yang selamat dari hutan kuno yang ada saat wilayah tersebut masih lebih basah daripada sekarang ini.

Menurut laporan kontemporer, pada tahun 1973 seorang sopir truk menelusuri rute kafilah tua menabrak pohon tua itu. Dalam sekejap, satu tindakan ceroboh memutus rantai sejarah yang berakar dalam gurun pasir dan etos generasi yang datang untuk menghargainya.

Sopir , yang tetap tidak teridentifikasi sampai hari ini diduga dalam keadaan mabuk pada saat kecelakaan.

Tidak lama setelah itu, kerangka pohon yang dianggap suci dipindahkan ke National Museum of Niger dan ditempatkan dalam sebuah makam. Perlakuan ini menunjukkan pentingnya pohon tersebut untuk masyarakat.

Demikian juga  di tempat di mana L’ Arbre du Tenere telah tumbuh, patung logam sederhana didirikan, menandai tempat di mana pohon yang benar-benar luar biasa telah begitu lama berdiri melawan rintangan dan alam dan bukit pasir dan tak ada pohon seperti itu akan pernah berdiri lagi.

Sumber: treehugger.com

read more
Tajuk Lingkungan

Nasihat Bijak dari Sang Petani

Alkisah di sebuah negeri, saya bermaksud menawarkan setumpuk proposal dari segudang himpunan kebijakan dan analisis jitu dari masalah-masalah yang saya temui kepada Tuan Paduka. Menceritakan kembali siapakah Tuan Paduka itu akan sangat tidak enak, sebab Tuan Paduka di negeri itu telah memutuskan boleh menumpahkan darah rakyat demi menyelamatkan nyawanya.

Ketika satu proposal telah diterima, saya menawarkan satu tumpukan proposal lagi, begitu seterusnya. Saya merasa bahagia telah menemukan pemecahan masalah yang menakjubkan. Saya diundang kemana-mana, menjadi bahan pembicaraan di dalam istana, disiarkan di televisi dan dimuat di koran-koran.

Suatu hari di pertengahan jalan, saya berjumpa dengan seorang petani yang kelihatannya miskin. Ia kurus dan hanya bersandal jepit. Ketika duduk beristirahat bersama, saya menemukan bahwa petani yang miskin itu ternyata sangat bijak, mengetahui banyak hal dengan gagasan dan ide-ide yang besar. Sekali lagi, saya tidak dapat menyembunyikan kekaguman terhadap kecerdasannya.

Si petani menanyakan apa yang saya bawa dalam sebuah tas besar.  Saya jawab, “setumpuk proposal dan himpunan kebijakan palsu”. Si petani bijak itu tertawa. Ia mengejek saya yang menghabiskan usia hanya untuk menganalisa masalah-masalah besar tetapi tidak satu pun benar-benar memberikan penyelesaian. Dia menuduh saya berbicara besar dan hanya bertindak sia-sia, “kamu sama tololnya dengan Tuan Paduka yang mempercayai himpunan kebijakan palsu yang kamu tawarkan”.

Saya ingin pergi saja dan menjauh. Tetapi Si petani bijak menambahkan nasehatnya, “sebuah kebijakan yang engkau lahirkan dari kepala insani tidak lebih dari sebuah khayalan palsu. Hanya menambah derita. Sebab kebijakan seperti itu tidak mendapat berkah yang mengalir dari cahaya kemuliaan Ilahi. Kamu suka menyembunyikan hati dalam kecerdikan dan siasat permainan bahasa. Jauh dari pengetahuan tentang Dia Yang Maha Bijaksana. Pengetahuan kamu tentang dunia hanya memberikan dugaan-dugaan dan keraguan. Maka berjuanglah untuk melepaskan kebijakan palsu dari kepalamu jika ingin bencana dan derita benar-benar menghilang dari hidupmu.”

“Dan bagi Tuan Paduka itu, Ia harus disembuhkan jiwanya dengan sentuhan suara anak muda yang bersih. Bukan dengan segudang himpunan kebijakan palsu. Dengarkanlah suara anak muda yang berjuang demi masa depan bumi yang ramah, bukan mencari keselamatan dengan menghancurkannya.”

Petani bijak itu adalah sosok imajiner dalam cerita ini. Saya tersinggung dan malu dengan sosok petani dalam karangan saya sendiri.

Sumber: Hutan-tersisa.blogspot.com

read more
Ragam

Surat dari Aktivis Greenpeace yang Dipenjarakan Rusia

Marco tinggal di Swiss. Ia adalah anggota dan pembimbing tim pendakian di Greenpeace. Ia juga memiliki sebuah usaha pertukangan kecil. Ia suka mendaki dan sejak masih kecil ia tak pernah berhenti mencoba memanjat apapun, mulai dari pohon hingga atap rumah,  hingga akhirnya orangtuanya mengirim Marco bergabung dengan sebuah klub yang mengajarkannya mendaki secara professional.

Marco sudah bepergian ke banyak tempat, pulang pergi ke Iran naik sepeda, menyusuri Amerika Utara dan Selatan, Asia serta Rusia.  Selama bertahun-tahun, nama panggilannya berubah dari Curly (keriting) menjadi Crusoe,  untuk mencerminkan jiwa petualangannya.

Marco merasa aksi protes damai penting untuk dilakukan. Ia tergerak untuk bergabung dalam perjalanan ke Arktik karena dorongan kewajiban moral untuk mewujudkan dunia yang lebih baik. Ia ingin menunjukan pada banyak orang di dunia termasuk di negaranya apa yang terjadi di Arktik.

Surat yang ditulisnya  untuk kita semua dari penjara penuh dengan keberanian dan semangat. Berikut isinya:

Halo semuanya,

Maafkan bahasa Inggris saya yang tidak terlalu bagus, dan tulisan saya bahkan lebih buruk lagi! Tapi saya percaya Anda bisa mengerti.

Sudah 12 hari saya sendirian dalam penjara. Saya tidak punya buku, surat kabar, TV atau orang yang bisa diajak bicara. Ketika diijinkan berjalan setiap hari saya juga terisolasi. Halaman tempat saya berjalan setiap hari dikelilingi tembok beton yang ditutupi jeruji besi. Diatasnya tertutup atap yang menghalangi sinar matahari.

Satu-satunya tempat dimana saya bisa memandang langit adalah melalui jendela sel saya yang letaknya di dinding utara bangunan penjara. Ini artinya saya sama sekali tidak mendapatkan sinar matahari. Hari terasa panjang! Kunjungan pengacara dan konsul adalah saat yang saya nantikan setiap minggu. Dan kemarin, saya menerima email-email pertama dari luar! Yeehaa…

Tindakan pemerintah Rusia dan Gazprom yang agresif dan tidak adil menunjukan betapa pentingnya, keputusan yang menyangkut Arktik dan masa depannya dibuat oleh masyarakat global. Dan bukan oleh negara dan perusahaan yang dibutakan oleh sumber daya di Arktik dan keuntungan jangka pendek.

Tanggal 18 September saya berhadapan muka dengan bahaya dan resiko penjara, karena saya yakin KITA memiliki kekuatan untuk membuat perubahan! KITA adalah sekelompok orang dengan jumlah besar dari seluruh dunia yang peduli dan berani memperjuangkan masa depan generasi yang akan datang.  Karena kami melihat kelangsungan masa depan bumi bergantung pada apa yang kita lakukan sekarang.

Mari selamatkan Arktik dan selamatkan masa depan planet Bumi tempat tinggal kita bersama. Dukungan Anda dan mengetahui bahwa kita telah melakukan hal yang benar membantu saya tetap bertahan. Terima kasih banyak untuk kata-kata yang menguatkan serta kepedulian yang Anda tunjukan pada saya.

Anda sangat penting bagi saya!

Marco Weber

Suarakan solidaritas Anda dan berikan dukungan kepada Marco dengan mengirimkan surat kepada Kedutaan Rusia di Indonesia meminta pembebasan aktifis Greenpeace dan kru kapal Arktik Sunrise yang masih ditahan di Rusia.

Sumber: greenpeace.org

read more
Hutan

Ribuan Pinus Terancam Mati Akibat Aktivitas Penyadapan Getah

Perusahaan asal Cina PT Anchen Huaqong yang melakukan penyadapan getah di Kecamatan Linge, Aceh Tengah sehingga ribuan batang Pinus terancam mati. Penyadapan ini dilakukan dengan teknik yang salah dan melanggar aturan pemerintah. Sejumlah aktivis lingkungan setempat mulai menyelidiki persoalan ini dan minta pemerintah Aceh Tengah turun tangan.

Banyak kejanggalan yang dilakukan perusahaan yang menempatkan orang lokal sebagai direktur bernama Kamisan Ginting. Warga telah berupaya memberi tahu kepada sejumlah pihak namun hingga saat ini belum ada tanggapan.

Pekerja asal Cina perusahaan tersebut bekerja menyadap pinus di desa Gewat, Kecamatan Linge. Saat diwawancara, mereka tak bisa berbahasa Indonesia dan tak bisa berbahasa Inggris. Mereka hanya menjawab ketus dengan bahasa Gayo “gere betih” yang artinya tak tahu.

Di lokasi yang berjarak sekira 65 kilometer arah timur dari pusat Kota Takengon, menduga ribuan pinus yang telah disadap. Namun pola penyadapan yang dilakukan merupakan sistem sadap mati, bukan sadap kuakan, maupun sadap sistem riil. Penyadapan terlihat cukup dalam dan lebar hingga lebih dari 50 sentimeter dan tanpa menyisakan kulit di bagian yang dikeruk. Sistem ini menyebabkan pinus akan mati dalam waktu kurang dari delapan tahun. Bahkan karena penderesan terlalu dalam, beberapa pohon terlihat tumbang. Dengan sistem penyadapan ini, ribuan pinus terancam dan merusak ekosistem pegunungan setempat.

Informasi yang didapat di Dinas Kehutanan Aceh Tengah, diketahui bahwa berdasarkan izin konsesi (pembukaan lahan) PT Anchen Huaqong hanya berhak atas 5 ribu hektare, yakni di kawasan hutan produksi di Umang, Jamat, Payung, dan Pertik. Namun, perusahaan ini menyadap di kawasan yang justru bukan lahan mereka, akan tetapi di kawasa Gewat. Lahan ini  termasuk Kemerleng, Mungkur, dan Waq merupakan lahan hak konsesi perusahaan lain.

Perusahaan Cina itu juga telah memproduksi dan membawa getah dalam bentuk resin dan gondorukem hingga 174.000 kilogram atau diperkirakan capai nilai sekira Rp 5 miliar jika harga getah per kilogramnya Rp 22.000 hingga 30.000.

Sumber di Dinas Kehutanan Aceh Tengah yang enggan disebutkan namanya mengatakan, Dinas Kehutanan bahkan belum pernah menerima Rencana Kerja Umum (RKU) dan Rencana Kerja Lima Tahun (RKL). Artinya, untuk melakukan penyadapan saja perusahaan itu belum boleh karena hanya baru ada izin pengklaiman lahan.

Direktur PT Anchen Huaqong yang juga pekerja lokal, Kamisan Ginting, hingga kemarin belum dapat dikonfirmasi wartawan. Sejumlah nomor handphone yang biasa digunakannya juga tidak dapat dihubungi.

Selain melakukan penyadapan, perusahaan ini memanfaatkan pinus sebagai bahan bakar untuk pabrik penyulingan yang berada di Desa Isak, Kecamatan Linge.

Mengenai kayu untuk bahan bakar pabrik itu, menurut penuturan sumber Serambi di Disbunhut Aceh Tengah, perusahaan ini juga tak mengantongi izin pemanfaatan hasil hutan buka kayu (IPHHBK) izin selama setahun, produksi maksimal 20 ton per tahun.

Selain itu juga tak mengantongi izin usaha pengusahaan hasil huyan bukan kayu IUPHHBK, izin selama 25 tahun, produksi sesuai RKT. Pihak Disbunhut mengaku tak mampu berbuat banyak karena secara umum Pihak dinas Kehutanan Provinsi yang lebih berhak menegur.

Manfaat Getah pohon pinus

Getah Pinus merupakan bahan baku dari pembuatan Gondorukem dan Terpentin. Sadapan getah yang keluar dari pohon pinus dilakukan pada umur 10 sampai 30 tahun atau sampai dengan akhir daur sebelum pohon pinus tersebut ditebang.
Mutu getah pinus ditentukan oleh kadar kotoran dan warnanya. Warna getah yang putih adalah warna yang baik (mutu A) , sedangkan warna yang lebih tua karena banyak mengandung kotoran merupakan mutu B.

Di Indonesia telah dibuat standarisasi mengenai mutu gondorukum yang di kelompokkan :
Grade : 1. X ( Rex)
2. WW ( White Water )
3. WG( Window Glass)
4. N ( Nancy )

* SPESIFICATION PRODUCT *
– Warna putih bening
– Kandungan kotoran + / – 2%
– Kadar air + / – 3%

Kegunaan Gondorukem yang selama ini dikenal awam adalah sebagai bahan proses pembuatan batik dan bahan untuk melekatkan patri atau solder. Namun kenyataannya gondorukem mempunyai kegunaan lain yang bernilai ekonomis tinggi yaitu : Untuk pelapis kertas, bahan additive, tinta printing, industri ban, isolasi alat elektronik, cat, vernis, plastik, sabun. semir sepatu, keramik. lem dan lain lain.[sumber:http://ptpacifictransline.indonetwork.co.id]

Sumber: serambinews.com

read more