close

23/10/2013

Sains

Peneliti Temukan Pohon Mengandung Emas

Uang mungkin tidak tumbuh di pohon, tapi para peneliti telah mengkonfirmasi adanya kandungan emas pada daun di beberapa jenis pohon.

Para peneliti dari Australia mengatakan bahwa partikel-partikel pada daun di pohon Eucalyptus mengindikasikan adanya deposit emas terkubur beberapa meter di bawahnya.

Mereka percaya penemuan tersebut menawarkan cara baru untuk mencari lokasi logam yang sulit ditemukan tersebut.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal Nature Communication.

Dr. Mei Lintern, seorang ahli geokimia dari Australia’s Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO), mengatakan “kami telah menemukan banyak deposit di Australia dan di tempat lain di dunia juga.”

“Sekarang kami mencoba menemukan yang lebih sulit lagi yang terkubur di bawah puluhan meter sendimen sungai dan bukit pasir.”

“Dan pohon-pohon lah yang menyediakan metode untuk kami agar bisa melakukan ini.”

Harta Terkubur

Partikel emas ditemukan pada tanah di sekitar pohon Eucalyptus, namun para peneliti mengkonfirmasi bahwa pohon tersebut juga menyerap elemennya.

Menggunakan synchrotron Australia – sebuah mesin besar menggunakan X-ray untuk memeriksa materi dengan detil – mereka menemukan jejak emas pada dedaunan, ranting, dan kulit beberapa pohon.

Jumlah logam berharga tersebut masih sangat sedikit.

Kami telah melakukan perhitungan, dan menemukan bahwa kita perlu 500 pohon yang tumbuh di atas deposit emas memiliki cukup emas di pohon itu sendiri untuk membuat sebuah cincin emas, sebut Dr Lintern.

Walaupun demikian, adanya partikel tersebut menunjukkan adanya deposit besar terkubur lebih dari 30M (100ft) di bawahnya.

Dr. Lintern mengatakan, percaya bahwa pohon-pohon itu seperti pompa hidrolik. Mereka menaikkan air dari akarnya, dan pada saat itu juga mereka menyerap partikel-partikel kecil emas dari jaringan pembuluh ke daun.

Saat ini, logam ditemukan dalam singkapan, dimana bijih muncul di permukaan, atau terdeteksi melalui pengeboran.

Tapi para peneliti mengatakan bahwa menganalisa tumbuhan dapat menjadi cara yang lebih baik untuk menemukan deposit emas yang belum tersentuh.

Dr. Lintern menyebutkan bukan hanya percaya bahwa, tapi ini adalah salah satu cara merenggangkan explorasi dollar kedepan, karena eksplorasi deposit ini bisa cukup mahal, tapi juga meminimalisir kerusakan pada lingkungan karena kita hanya mengambil sampel paling kecil dari pohon itu sendiri, selama dedaunan dan ranting-ranting tumbuh di sana.

Para peneliti mengatakan bahwa tehnik itu bisa diterapkan untuk menemukan jenis mineral lain juga seperti besi, tembaga dan timah di berbagai belahan dunia.

Sumber : bbc.co.uk

read more
Energi

Soal Biofuel, AS dan China Terdepan Dalam Riset

Amerika Serikat dan China menduduki peringkat teratas dalam pengembangan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel generasi baru. Hal ini terungkap dari laporan terbaru Navigant Research yang dirilis beberapa waktu lalu.

Bahan bakar nabati generasi terbaru berupaya menghindari dampak sosial dan lingkungan yang telah menghambat pertumbuhan etanol dan biodisel generasi pertama.

Walau konsumsi bahan bakar nabati kurang dari 5 persen konsumsi bahan bakar cair di sektor transportasi, namun bahan bakar nabati menurut Navigant Research memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi di seluruh penjuru bumi.

Dalam laporan berjudul “Advanced Biofuels Country Ranking Index” terungkap, Amerika Serikat saat ini menjadi lokasi 67% perusahaan yang meneliti dan mengembangkan bahan bakar nabati generasi terbaru. BBN generasi terbaru berupaya untuk tidak menggunakan tanaman pangan dengan memanfaatkan alga maupun jarak pagar atau jatropha yang mampu ditanam di lahan tandus.

Amerika Serikat juga memiliki kebijakan “Renewable Fuel Standard” yang mengamanatkan produksi bahan bakar nabati sebesar 21 miliar galon (795 miliar liter) pada 2022. Kebijakan ini akan menjadikan AS sebagai pusat pertumbuhan bahan bakar nabati generasi terbaru pada masa datang.

Walaupun fasilitas pengilangan bahan bakar nabati tidak banyak mengalami pertumbuhan hingga 2015, namun dalam jangka menengah, aksi renovasi kilang konvensional menjadi kilang BBN akan membantu pertumbuhan BBN pada masa datang. Tren ini menurut Navigant akan terjadi di Amerika Serikat, Eropa dan China.

Industri bahan bakar nabati (BBN) tumbuh dengan sehat dalam sepuluh tahun terakhir. Wilayah Amerika Utara memimpin pertumbuhan ini.

Tahun ini, produksi BBN dunia diperkirakan mencapai 33,6 miliar galon (127 miliar liter) per tahun. Jumlah ini menurut Navigant akan terus bertumbuh hingga 62 milliar galon (233 miliar liter) per tahun pada 2023.

Di pasar yang lebih maju, bahan bakar nabati (biofuel) bersinergi dengan kendaraan listrik dalam memangkas polusi udara dan emisi gas rumah kaca. Bahan bakar nabati menawarkan biaya yang lebih murah dalam mengurangi emisi CO2.

Sumber: hijauku.com

read more
Perubahan Iklim

Emisi Gas Rumah Kaca Melonjak Drastis

Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan bahan bakar fosil sebagai sumber energi dominan, dan sebagai pangsa terbesar dalam campuran energi (energi mix) telah meningkatkan potensi emisi gas rumah kaca.

Koordinator Nasional Forum Masyarakat Sipil untuk Keadilan Iklim (CSF-CJI) Mida Saragih menegaskan, Kebijakan Presiden SBY yang tertuang dalam Peraturan Presiden tentang Kebijakan Energi Nasional No. 5 Tahun 2006  yang mengandalkan 85% kebutuhan energi nasional dari bahan bakar fosil pada masa mendatangan adalah kebijakan yang  keliru. Sebab, eksploitasi energi fosil tersebut dapat meningkatkan emisi dari sektor energi, berkontribusi  dalam kenaikan suhu global dan ini praktis bertubrukan dengan komitmen politik Presiden SBY dalam implementasi penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Nasional.”

Pemerintah nasional mencatat, eksploitasi dan penggunaan bahan bakar fosil bakal meningkatkan pelepasan Gas Rumah Kaca (di antaranya carbon dioxide (CO2), methane (CH4), dan nitrous oxide (N2O). Berdasarkan data resmi Kementerian Lingkungan Hidup (2010), sumbangan emisi Gas Rumah Kaca dari eksploitasi dan pemanfaatan energi adalah 22% dari emisi total nasional (KLH, 2010).  Bahkan Bappenas merilis data, energi mix dapat meningkatkan kosentrasi CO2 lebih dari 1.150 Mt CO2 pada tahun 2025 (Bappenas, 2011). Meski demikian, bukannya menjalankan kebijakan yang lebih arif, produksi energi primer di Indonesia telah berkembang pesat dalam lima tahun terakhir, utamanya batubara dan gas alam (lihat tabel).

Tabel. Produksi Bahan Bakar Fosil 2007 dan 2012

Energi Primer Produksi 2007 Ekspor 2007 Produksi 2012 Ekspor 2012
Batubara (juta ton) 203 170 386 304
Minyak Bumi (juta barrel) 348,35 135,28 314,67 110,15
Gas Alam (MSCF*) 2.805.540 1.398.965 3.174.639 1.377.894

*Milion Standard Cubic Feet

Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melonjak drastis sejak masa pra-industri, terutama akibat pembongkaran dan pemanfatan bahan bakar fosil (IPCC 5th Assessment Report, 2013).

“Studi IPCC menyebutkan konsentrasi GRK bahkan sudah memecahkan rekor konsentrasi tertinggi, dalam rentang masa 800 ribu tahun terakhir. Konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir terus meningkat dari 275 s.d 285 ppm pada pra-industri, menjadi 391 ppm per tahun di 2011. Sementara emisi CO2 tahunan dari pembakaran bahan bakar fosil adalah rata-rata 8,3 GtCo2 per tahun dalam rentang masa 2002-2011. Konsentrasi CO2 juga telah meningkat sebesar 40% sejak masa pra-industri, terutama dari emisi bahan bakar fosil. Maka itu, kami menghendaki energi fosil tetap di perut bumi, supaya terpenuhi syarat-syarat keselamatan sosial-ekologi. Kalau tidak demikian, upaya mitigasi dan adaptasi yang dilakukan—bakal sia-sia,” pungkas Mida.

Menurut Forum Masyarakat Sipil untuk Keadilan Iklim (CSF-CJI), syarat-syarat keselamatan sosial-ekologi yang  terdiri dari tiga syarat pokok. Pertama adalah syarat keselamatan manusia (human security). Kedua, syarat keberlangsungan fungsi-fungsi ekosistem, dan ketiga syarat produktifitas masyarakat untuk menjamin keselamatan dan berlangsungnya fungsi ekosistem. Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Syarat-syarat ini saling memilin satu dengan yang lain. Mengabaikan satu syarat di antara syarat yang lain—berarti bencana bagi satu kesatuan sosial-ekologi.

“Pemerintahan Presiden SBY dan Budiono hendaknya membuka mata dan telinga, serta memberikan perhatian besar untuk mengelola sumber-sumber energi alternatif, di antaranya melalui mikrohidro, tenaga surya, dan tenaga angin. Keselamatan sosial-ekologi harus terwujud,” tutup Mida.

Desakan-desakan tersebut tertuang di dalam Aksi Teatrikal Damai bertajuk, “Menolak Solusi Energi Palsu, Biarkan Energi Kotor Tetap di Perut Bumi”, yang berlangsung hari ini (22/ 10) di Bundaran HI, Jakarta.

Dukungan masyarakat internasional bagi perwujudan keadilan iklim serta penolakan terhadap penggunaan bahan bakar fosil atau energi kotor tidak hanya berlangsung di Indonesia, melainkan di sejumlah negara yang terselenggara serentak pada 22 Oktober di Filipina, Bangladesh, dan India.

Bulan Aksi Global merupakan inisiatif bersama dari Kampanye Global untuk Menuntut Keadilan Iklim, saat ini terselenggara berkat kerjasama Friends of the Earth International, 350.org, Oil Change International, GAIA Internasional, Food and Water Europe / Global Frackdown, Internasional Rivers Network, Jubilee South – Asia/Pacific Movement on Debt and Development, Forum Masyarakat Sipil untuk Keadilan Iklim Indonesia (CSF-CJI), Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air (KRuHA), LDC Watch,  dan jaringan lain, gerakan-gerakan yang memberi perhatian khusus pada keadilan iklim (rilis)

 

read more
Sains

Subhanallah, Peneliti Temukan Listrik dari Virus

Virus tidak selamanya diciptakan sebagai parasit (pengganggu,red) untuk makhluk hidup. Tetapi terkadang juga dapat memberikan manfaat  bagi makhluk lainnya. Salah-satu fungsi yang bisa didapatkan dari makhluk ciptaan Allah SWT itu adalah untuk bidang teknik kelistrikan, yaitu kemampuan untuk memproduksi energi listrik.

Meskipun jumlah daya yang dihasilkan tidak terlalu besar, tetapi dapat membantu menggerakkan beberapa fasilitas di dalam rumah untuk kebutuhan sehari-hari.

Dilansir BBC, pada Awal 2013, tim peneliti dari Universitas California menemukan salah satu penghasil sumber energi listrik berasal dari virus. Virus itu bernama M13 bacteriophage hanya bertugas menyerang bakteria, serta memiliki sifat yang jinak terhadap manusia.

Dan hasilnya, tim peneliti berkesimpulan, listrik yang dihasilkan itu dapat menutup dan menaiki pintu tangga.

Menurut Seung-Wuk Lee, salah seorang peneliti dari Universitas California mengatakan,  daya yang dihasilkan memang tidak besar, tetapi bisa digunakan untuk menggerakan pintu tangga.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, keuntungan menggunakan virus sebagai sumber energi adalah mereka dapat mengatur dirinya sendiri menjadi film yang tertata dan bisa menggerakkan generator. Dengan menggunakan elektroda sebesar perangko dan film yang terbuat dari virus, generator listrik dapat terciptakna namun dengan menggunakan material piezoelevtric  yang berfungsi untuk mengkonversi energi.

Pola yang diterapkan adalah memalui cara penyusunan sistem generator dengan memasang lapisan film yang terdapat virus di tiap lapisannya.  Tim peneliti itu menemukan, dengan 20 lapisan film dapat menghasilkan efek piezoelectric sangat kuat.

Sedangkan untuk proses pengeluaran dayanya itu dimulai ketika jemari menyentuh elektroda, virus kemudian terkonversi menjadi listrik.

Namun demikian, tim peneliti dari California itu masih memerlukan beberapa penelitian dan analisis lebih lanjut. Akan tetapi langkah  utama yang dilakukan itu sangat menjanjikan terhadap pengembangan pembangkit listrik ke depannya.

Bagi ummat Islam, tentunya dengan adanya penemuan salah satu sumber listrik dari virus ini dapat memberikan pengetahuan dan mampu menambah keyakinan bagi kita, bahwa setiap Allah menciptakan makhluk  sekecil apapun pasti ada manfaatnya.  Dan, hal tersebut termaktub dalam al-quran surat Al Baqarah ayat 26 yang artinya,

“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu banyak orang yang diberiNya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al Baqarah : 26)

Semoga dengan ulasan data yang didapatkan dari situs BBC, dapat memberikan sedikit manfaat dan ilmu baru untuk kita. (Waallahu’alam bishawab)

(Teuku Multazam/bbc)

read more
Ragam

Gempa 5,6 SR Guncang Aceh, 368 Rumah Dilaporkan Rusak

Kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 pada Skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Aceh Besar pada Selasa (22/10) siang, terus bertambah. Akibat gempa tersebut, sebanyak 368 rumah dilaporkan rusak. Selain itu, gempa juga merusak 9 masjid, 8 meunasah, 13 unit sekolah, 2 jembatan, 36 unit ruko, 1 Pustu, dan 3 kantor pemerintah.

“Belum dilakukan verifikasi tingkat kerusakan apakah rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (22/10/2013) sebagaimana dikutip dari The Globe Journal.

Terdapat 1 orang meninggal dunia akibat serangan jantung, dan 3 orang luka-luka. “2 dari korban luka-luka dirujuk ke RS Sigli,” kata Sutopo.

Sutopo mengatakan, gempa tersebut paling dirasakan di Kabupaten Pidie yang meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Tangse, Kecamatan Mane, dan Kecamatan Geumpang.

Khusus untuk di Kecamatan Tangse, dilaporkan lima desa mengalami kerusakan cukup parah. Lima desa itu yakni Desa Lubok Badeuk, Pulo Kawa, Pulo Sunong, Keude Tangse, dan Blang Bungong.

“Sedangkan data kerusakan dari Kecamatan Mane dan Geumpang belum masuk laporannya,” ujar Sutopo.

Lebih lanjut dia mengatakan, terkait penanggulangan gempa upaya yang sudah dilakukan antara lain, BPBD Pidie telah mendirikan tenda, mendistribusikan logistik, dan mendirikan Posko. Selain itu, BPBD Pidie juga telah berkoordinasi dengan Muspida, SKPD, TNI, dan Polri.

“Pendataan masih dilakukan. TRC BNPB sedang menuju Pidie. Saat ini sedang dilakukan rapat koordinasi untuk melakukan penanganan tanggap darurat,” jelas Sutopo.

Diketahui, gempa bumi berkekuatan 5,6 pada SR mengguncang Aceh Besar pada Selasa (22/10) siang pukul 12.40 WIB. [TGJ/Berita Satu]

Sumber: The Globe Journal

read more
Kebijakan Lingkungan

Dua Oknum TNI Jadi Terdakwa Kepemilikan Hewan Liar

Dua oknum TNI menjadi terdakwa terkait dugaan kepemilikan satwa liar yang dilindungi secara undang undang. Kedua terdakwa berinisial JR dengan dakwaan kepemilikan obset (bagian atau tubuh hewan yang telah diawetkan-red) Harimau dan Beruang, dan terdakwa dengan inisial R dengan dakwaan kepemilikan obset Harimau, keduanya bertugas di Aceh Tengah.

Oditur Militer untuk terdakwa JR, Mayor Sus Saifuddin R, sedangkan Mayor Uj Kuswara menjadi oditur militer, untuk terdakwa R. Keduanya akan disidang pada Kamis (24/10/2013) dengan menghadirkan saksi dan barang bukti dari kedua kasus tersebut.

Mayor Sus Saifuddin R menyampaikan pada tahun 2013 ada 2 kasus yang masuk di mahkamah militer. Selain itu Mayor Sus Saifuddin R juga menambahkan, “ Satwa yang dilindungi sudah semestinya menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama dalam menjaga kelestarian dan semoga menjadi pembelajaran bagi anggota TNI pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.”

Oditor Mayor Uj Kuswara menegaskan, “ Butuh sinergisitas multi pihak dalam upaya penegakkan UU No 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.”

Aktivis Apresiasi Persidangan
Aktivis Forum Orangutan Aceh (FORA), Ratno Sugito, menyambut baik kasus kepemilikan hewan yang dilindungi ke meja sidang. Menurutnya hal ini sebuah usaha dalam upaya penegakkan UU No 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya di Aceh. “Saya apresiasi mahkamah militer di Aceh yang menyidangkan kasus ini,”katanya.

Menurutnya, belum ada kasus yang masuk persidangan terkait pelanggaran UU No 5 tahun 1990, terutama untuk pelaku di luar kesatuan TNI selain dari persidangan ini. ” Karena itu sidang ini penting, dan berharap upaya penegakan Undang-Undang ini tidak pandang bulu.”

Masih banyak kasus penguasaan hewan dilindungi belum naik ke persidangan dan kasus yang ada seakan menguap begitu saja. Seperti kepemilikan orangutan yang baru baru ini di sita oleh pihak BKSDA Aceh, belum ada satu kasuspun yang masuk persidangan.

Orangutan bernama Pongky, beberapa waktu lalu disita dari oknum polisi yang bertugas di Polres Aceh Tamiang dan orangutan Manohara di sita dari oknum PNS, kedua kasus ini seperti dilupakan.

Menurut catatan FORA, sepuluh tahun belakangan ini belum ada berkas terkait kepemilikan satwa liar terutama orangutan yang belum masuk ke ranah hukum. ” Anehnya bila dilihat dari jumlah orangutan yang masuk karantina  di Sibolangit, 60 persen pelakunya adalah oknum aparat.  Maka dengan disidangkan terdakwa JR dan R ini akan merubah cacatan buku kosong dan semoga ada efek jera bagi terdakwa,” jelas Ratno. [rel]

read more
Hutan

Produsen Alat Rumah Tangga Terlibat Hancurkan Hutan Indonesia

P&G, Oreo, Gillette, merupakan merek-merek produk rumah tangga terkenal yang memiliki saham dalam perusahaan hutan di Indonesia hingga mendorong kepunahan harimau Sumatera.  Mereka konsumen dari produsen sawit raksasa asal Singapura, PT Wilmar Internasional, yang banyak membeli sawit-sawit dari sumber-sumber ‘tak steril’ alias hasil dari membabat hutan.  Demikian laporan Greenpeace terbaru berjudul Izin Memusnahkan atau Licence to Kill yang rilis, di Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Kepala Kampanye Hutan Indonesia Greenpeace Internasional Bustar Maitar, mengatakan, sebagai pemain besar, Wilmar memiliki kekuatan mengubah industri. “Sebelum perusahaan ini berkomitmen kebijakan nol deforestasi, perdagangan minyak sawit mereka dengan merek rumah tangga besar seperti P&G, Mondelez, dan Reckitt Benckiser,  tanpa disadari membuat konsumen mendorong kepunahan harimau Sumatera di Indonesia,”  katanya.

Wilmar,  sudah memiliki kebijakan melestarikan hutan bernilai konservasi tinggi (high conservation value/HCV) dan lahan gambut di konsesi mereka. Namun, konsesi itu hanya memasok kurang empat persen total minyak sawit. Sisanya, dari pemasok.

Parahnya, Wilmar tak mewajibkan kebijakan lingkungan dan sosial dari para pemasok yang menjual tandan buah segar sawit atau minyak sawit mentah. Dua pemasok mereka, Ganda  Group dan Surya Dumai (First Resources) terlibat dengan kebakaran di Riau, yang terjadi tahun ini.

Pemasok lain, Bumitama, menebang habis habitat orangutan di dua wilayah berbeda di Kalimantan dan siap membuka hutan di konsesi baru mereka di Taman Nasional Tanjung Puting.

Wilmar juga dikaitkan dengan perdagangan perkebunan ilegal di Taman Nasional Tesso Nillo. Greenpeace mendokumentasikan perkebunan sawit ilegal di dalam kawasan Tesso Nilo, dengan hasil panen masuk ke pabrik Wilmar. Greenpeace memiliki bukti, perdagangan Wilmar dari perusahaan dengan kegiatan antara lain pembukaan ilegal, kebakaran di lahan gambut, dan pembukaan habitat harimau ini.

Bukan itu saja. Di Kabupaten Merangin, Jambi, anak usaha Wilmar, PT Agrindo Indah Persada (PT AIP), memegang izin konsesi seluas 1.280 hektar. Penanaman 500 hektar dan kawasan masuk HCV  sekitar 417 hektar, baik karena keragaman hayati tinggi, jasa lingkungan penting maupun wilayah-wilayah kritis  guna mempertahankan budaya masyarakat lokal.

Dari investigasi Greenpeace, pada 2009, hutan menutupi sekitar 10 persen atau 124 hektar konsesi. Tahun 2013, hanya tersisa kurang dari 20 hektar wilayah berhutan, sepertiga atau 35 hektar pembukaan wilayah HCV. Greenpeace mendokumentasikan pembukaan jalan dan perkebunan berada pada lereng curam yang masuk kategori HCV. Di sana, tampak pohon-pohon tumbang karena erosi.

Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia Wirendro Sumargo, mengatakan, deforestasi di kawasan ini dari 2009-2013, terjadi pada habitat harimau. Bahkan, dari wawancara Greenpeace dengan warga sekitar, sempat melihat harimau dan anaknya di dekat konsesi AIP.

Kepala Pemetaan dan Riset Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik, mengatakan, sawit pemicu terbesar deforestasi di Indonesia, atau sekitar 300 ribu hektar hutan hilang, sama dengan 15 persen kehilangan habitat harimau karena sawit.
Hutan Sumatera, terbabat, habitat harimau Sumatera, spesies satu-satunya yang tersisa di Indonesia, terancam. Saat ini, harimau Sumatera masuk katagori terancam punah secara kritis dalam daftar spesies terancam punah IUCN. Hanya sekitar 400 harimau Sumatra hidup di alam liar.

Dulu, harimau bisa ditemui di sebagian besar Sumatera. Ekspansi perkebunan dan penebangan kayu mengurangi habitat primer. Mereka terdesak. Periode 1985 dan 2011, separuh hutan alam Sumatera, semula seluas 25 juta hektar, ditebang. Sekitar 80 persen dataran rendah, yang merupakan habitat penting satwa tak hanya harimau, orangutan dan lain-lain.

Pada 2009-2011, sekitar 383 ribu hektar habitat harimau musnah, tertinggi di Riau kehilangan 10 persen.  Dari pemetaan pun tampak habitat harimau makin terfrakmentasi. “Kondisi ini meningkatkan konflik manusia dan harimau dan perburuan harimau,” ujar dia.

Greenpeace pun menuntut Wilmar agar berhenti mencuci minyak sawit kotor ke pasar global, termasuk mendesak merek produk rumah tangga segera membersihkan rantai pasokan dari sumber-sumber sawit tak jelas. Dalam laporan itu, Greenpeace memberikan beberapa rekomendasi.

Wilmar membantah dukungan mereka terhadap para pemasok yang terkait land clearing, maupun pembakaran hutan. Seperti dikutip dari AFP, Lim Li Chuen, juru bicara Wilmar mengatakan, perusahaan kerab me-review operasional bisnis mereka, termasuk kebijakan mengenai sumber sawit dan bekerja sama dengan ahli rantai pasokan internasional.

Dia mengatakan, perusahaan telah memperingatkan kepada semua staf bahwa kebijakan mereka memasok sawit dari sumber-sumber sah. Bagi pemasok dari sumber ilegal yang mencoba masuk harus diputus.

Sumber: mongabay.co.id

read more
Ragam

Penambangan Emas Liar Cemarkan Sungai Geumpang

Jurnalis lokal dari media online bihaba.com, berhasil mendokumentasikan kegiatan penambangan ilegal tradisional yang dilakukan di kawasan kecamatan Geumpang, kabupaten Pidie, Aceh. Jurnalis tersebut melakukan penyamaran karena ketatnya keamanan yang diterapkan oleh pengelola tambang liar tersebut. Penjagaan terhadap “orang asing “ sangat ketat.

Jurnalis tersebut melakukan ini untuk membuktikan bahwa tambang emas liar bukan hanya cerita. Penyamaran pun menjadi pilihan terakhir. Demi keamanan, indentitas jurnalis harus disembunyikan.

Sekali dalam sepekan, “koordinator” melakukan pemeriksaan indentitas para pekerja untuk mencegah adanya penyusup dan pencuri. Koordinator ini juga bertugas untuk menerima atau menolak jika ada warga yang ingin membuka lahan pertambangan. Koordinator juga yang berwenang untuk mengutip uang “sewa lokasi dan uang fee” hasil pertambangan. Disebut sebut, nama salah seorang koordinator itu berinisial “Keuchik A “. Keuchik adalah sebutan lokal di Aceh yang berarti Kepala Desa. Namun di Aceh, seseorang yang sudah tidak menjabat Kepala Desa pun masih dipanggil dengan sebutan Keuchik.

Penggilingan tanah untuk mendapatkan emas di tambang liar Geumpang, Aceh PIdie | Foto: bihaba.com

Jurnalis melihat, di lokasi terdapat sekitar 800 unit mesin penggilingan batu yang diduga mengandung emas. Mesin berkuatan 24 PK tersebut bekerja nonstop, sepanjang siang dan malam dan memperkerjakan tiga orang setiap mesin.

Sebagian penggilingan tersebut milik penambang, sebagian lain milik yang tidak memiliki “lubang galian” tapi hanya melayani jasa/ongkos giling.

Di lokasi diperkirakan terdapat sekitar dua ribu pekerja, yang terdiri dari pekerja di penggilingan, pekerja yang masuk ke lorong lorong bawah tanah dan buruh angkut.

Pekerja lorong adalah buruh yang masuk dan menggali dalam tanah. Buruh yang menggali dan yang masuk dalam terowongan ini umumnya didatangkan dari Jawa Barat dan berpengalaman bekerja di tambang batubara.

Sementara buruh angkut adalah warga dari berbagai daerah di Aceh. Buruh angkut mengangkut tanah dari lubang penggalian ke pabrik pengilingan. Tanah tanah tersebut ditaruh dalam karung beras ukuran 15 kilogram.

Kayu yang berasal dari hutan di sekitar penambangan emas liar, Geumpang, Aceh Pidie | Foto: bihaba.com

Akibat pertambangan liar ini, hutan di kawasan itu rusak parah. Dibagian atas, hutan ditebas untuk diambil kayunya sebagai bahan kayu olahan. Sedangkan dibagian bawah, ribuan lubang dibuat untuk mengambil tanah demi emas.

Hal lain yang paling memprihatinkan adalah pencemaran yang diakibatkan penggunaan Merkuri untuk mendapatkan emas. Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat  yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan merusak lingkungan hidup. Mercuri digunakan oleh penambang untuk menggumpalkan butiran butiran emas agar terpisah dari tanah.

Mercuri hasil pengolahan dibuang begitu saja di lokasi pegunungan dan mengalir ke sungai Geumpang dan beberapa sungai kecil lain. Sungai Geumpang adalah  sungai terbesar di kabupaten itu dan melintasi beberapa kecamatan. Sungai ini merupakan sumber kehidupan, selain untuk dikonsumsi, air sungai dimanfaatkan untuk mendukung usaha perekonomian rakyat.

Sumber: bihaba.com

read more