close

28/10/2013

Hutan

Pesona Pulau Bunta yang Terabaikan

Pulau Bunta, sebuah desa terpencil yang ada di Aceh. Pulau yang memiliki keindahahan alam yang eksotis, pantai yang bersih bak permadani terbentang luas. Juga banyak menyimpan Sumber Daya Alam (SDA), baik itu kekayaan laut dengan berbagaimacam jenis ikan, juga SDA lainnya seperti kepala yang dijadikan kopra. Namun, mirisnya belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Pulau Bunta memiliki luas 125 hektar yang ditumbuhi ribuan pohon kelapa yang diapit oleh pulau Batu dan ujung Pancu, Lhok Keutapang, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Dari pulau Bunta, kita juga bisa menikmati gemerlapan cahaya lampu perumahan Jacky Chen yang ada di Kecamatan Kreung Raya di Kabupaten yang sama.

Ada banyak kisah dan objek yang bisa dinikmati di pulau tersebut. Selain bisa menikmat keindahan sunset pada petang hari. Kita juga bisa mengunjungi beberapa objek lainnya seperti Mon Na Laba (Sumur Keuntungan) yang konon katanya menyimpan sejarah yang menarik.

“Kisah Mon Na Laba itu ceritanya sebagai bukti dua kelompok yang berseteru mengaku yang pertama menemukan pulau tersebut, dan sumur itu bukti kelompok yang menemukan pulau itu,” kata pemandu, Ariadi.

Untuk bisa mencapai ke Pulau Bunta. Anda membutuhkan lebih kurang 45 menit menyeberang laut dari Banda Aceh dengan menggunakan perahu nelayan dan membayar sewa Rp 450 ribu pulang-pergi dengan kapasitas 10 orang penumpang.

Mirisnya, walaupun memiliki keindahan alam dan SDA yang melimpah diberikan oleh sang pencipta, Pulau Bunta yang terletak di Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar belum mendapat sentuhan pemerintah yang maksimal. Pulau yang semestinya bisa mendongkrak perekonomian masyarakat melalui pariwisata dan SDA, terkendala dengan minimnya fasilitas publik.

Meskipun ada pelabuhan di tempat itu, namun tidak dapat digunakan lagi oleh warga karena sudah dangkal.  Untuk bisa mendarat, kita harus  rela berbasah-basah turun ke dalam air sepinggang pria dewasa untuk bisa mencapai ke daratan. Tentu ini akan menyulitkan bila kita membawa sejumlah barang dan peralatan lainnya untuk kebutuhan logistik selama di Pulau Bunta.

“Kami butuh perhatian dari pemerintah untuk membangun fasilitas,” tukas Ariadi.

Ada sejumlah fasilitas memang sudah tersedia di desa Pulau Bunta. Dari mushalla, tempat pengajian dan sejumlah rumah. Akan tetapi bangunan-bangunan tersebut kotor dimakan rayap tanpa terurus. semua warga yang dulunya tinggal di lokasi itu, saat ini memilih untuk tinggal di daratan, karena akibat dari minimnya fasilitas pendukung.  Sedikitnya saat ini ada 8 keluarga yang masih tinggal di Bunta, akan tetapi semua anak dan istrinya tetap berada di Banda Aceh.

“Ini tidak terurus karena sulitnya transportasi untuk menuju Pulau Bunta dan minimnya fasilitas umum,” tandasnya.

Tidak hanya itu tantangan yang dialami oleh warga. Kehadiran tamu tak diundang yaitu hama babi hutan menjadi momok besar bagi warga. Kenapa tidak, setiap mereka ingin bercocok tanam, mereka harus bergelut dengan babi yang siap setiap saat menghabisi tanaman yang mereka tanam.

Pulau Bunta boleh dikatakan menjandi syurga bagi hama yang paling dibenci oleh petani. Kenapa tidak, dengan sedikitnya orang berada di tempat itu, buah kelapa yang melimpah jatuh dari pohonnya, menjadi keberuntungan bagi hama yang menjadi musuh para petani. Padahal, bila babi dapat dibasmi, buah kepala itu bisa dijadikan kopra dan yang tidak dikutip bisa tumbuh kembali nantinya.

“Mau bercocok tanam disini, babi banyak kali, mestinya ini butuh perhatian dari pemerintah untuk dibasmi,” tuturnya.[]

read more
Flora Fauna

Warga Pidie Tangkap Seekor Orangutan yang Berkeliaran di Kebun

Seekor Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dewasa ditangkap warga Gampoeng (kampung) Mane, Pidie, Aceh, Sabtu (26/10). Seorang warga bernama Bukhari melihat pertama kali melihat orangutan berada di kebun miliknya pada pagi hari yang kemudian pada siang hari sekitar pukul 13.30 WIB berhasil ia tangkap bersama sejumlah warga lainnya.

Orangutan dewasa (pongo abelii) berhasil ditangkap oleh warga untuk diamankan di Gampoeng Mane, Pidie, Sabtu (26/10) | Foto : Teuku Boyhaqie.

“Penangkapan orangutan dilakukan guna mengantisipasi terjadinya konflik antara manusia dengan satwa liar seperti orangutan ini dan kami tidak mau ada orang-orang yang mau menjual satwa yang dilindungi ini, tujuan kami baik orangutan tersebut ditangkap “ ujar  Keuchik Gampoeng Mane, M. Jamil.

Di hari kedua orangutan ini masih berada di lapangan volley Gampoeng Mane dengan kondisi terikat rantai pada bagian pinggangnya. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pidie langsung bergerak menuju lokasi setelah mendapatkan laporan dari Blang Raweu Ranger dari Aceh Ranger Community (ARC) Mane.

“Kami belum bisa berkomentar lebih lanjut, karena wilayah Mane selama ini belum pernah ada laporan adanya orangutan, “ ujar anggota BKSDA Pidie, Munawar.

Sumber: satuharapan.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Pemerintah Bantu Perusahaan Serobot Lahan Rakyat (2)

Investor kelapa sawit berbondong-bondong ke Indonesia ketika Pemerintah menerapkan kebijakan membuka seluas-luasnya izin perkebunan. Tak pelak lagi, ini menjadi ajang kampanye terbuka dan fasilitas yang mudah bagi investor mendapatkan izin konsesi lahan dan hutan di Pulau Sumatera.  Namun, kebijakan kehutanan tersebut memperlihatkan dampak serius sebagaimana yang terlihat pada pemetaan kehutanan terkini.

Di area tertentu, permasalahan kehutanan tidak terkontrol lagi. Pembalakan liar difasilitasi oleh oknum pemerintah, dan oknum yang berada dibalik proses perizinan. Pertukaran hutan dengan sejumlah uang dapat dilakukan dengan mudah karena tidak ada kontrol prosedur penetapan harga penebangan kayu. Ketika aturan hukum dan penegakannya saling berbenturan, Badan Pertanahan Propinsi Aceh tetap melajutkan memberikan izin lahan konsesi. Bahkan, banyak lahan konsesi yang ditinggalkan setelah proses penebangan dan pembersihan lahan dilakukan.

Seharusnya kebijakan pengelolaan hutan menerapkan mekanisme satu pintu agar berjalan efektif. Pemetaan hutan, izin konsesi dan pemukiman dikelola oleh satu lembaga saja. Sehingga tidak ada celah penyalahgunaan prosedur sebagaimana telah terjadi.Bahkan, sampai ada kesalahan pada perumusan data geografis yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional. Mekanisme izin dan biaya serta denda untuk pelanggaran yang dilakukan juga tidak ada aturan yang jelas. Ini seperti sebuah lubang hitam bagi pemerintah Indonesia.

Tahapan persiapan lahan perkebunan kelapa sawit dimulai dengan pengurusan izin konsesi lahan, pembersihan, penebangan kemudian pembakaran. Kondisi menimbulkan masalah dengan masyarakat, serta menyebabkan banyak kerusakan lainnya. Sistem kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak berorientasi melindungi lingkungan dan masyarakat.

Konflik Investor Nasional: Studi kasus Hutan Gambut Rawa Tripa
Sejak 1980, konflik di hutan gambut Rawa Tripa telah dimulai. Pemerintah Aceh telah mengeluarkan izin konsesi lahan kepada Perusahaan Kalista Alam untuk membuka perkebunan seluas 1,605 hektar pada tahun 2010.

Hutan gambut Rawa Tripa telah rusak akibat invasi pembukaan lahan untuk perkebunan dan perambahan oleh masyarakat setempat. Berdasarkan data assessment terakhir, hutan gambut rawa Tripa telah berkurang hingga 50 persen dari total 61,803 hektar, 36,185 hektar telah menjadi lahan konsesi.

Perusahaan Surya Panen Subur mengelola lahan konsesi seluas 13,177 hektar dan Perusahaan Kalista Alam mengelola lahan konsesi seluas 6,888 hektar. Perusahaan Gelora Sawita Makmur mengelola lahan konsesi seluas 8,604 hektar dan Perusahaan Cemerlang Abadi mengelola lahan konsesi seluas 7,516 hektar. Jumlah keseluruhan lahan konsesi mencapai 20,200 hektar mencakup dua tahap pemberian. .

Mengacu kepada konflik yang terjadi di hutan gambut Rawa Tripa, Perusahaan Kalista Alam telah melanggar peraturan karena membuka lahan di gambut dengan kedalaman lebih dari tiga meter. Semua kasus pelanggaran tersebut telah diproses secara hukum.

Kasus serupa lainnya terkait perusakan hutan gambut Rawa Tripa adalah Perusahaan Surya Panen Subur II yang menjalankan bisnisnya dibawah manajemen perusahaan Amara.

Hutan gambut rawa Tripa berperan penting dalam sistem ekologi. Hutan gambut ini berfungsi sebagai penahan gelombang besar seperti tsunami, tempat daur ulang air, mencegah banjir dan habitat keanekaragaman hayati. Jika proses pembersihan lahan untuk perkebunan dilakukan maka akan memicu hilangnya sistem ekologi dan penahan alami dari bencana tsunami, banjir, kekeringan, dan ketidakseimbangan alam. Dampak penggundulan hutan adalah banjir besar yang akan melanda kawasan pemukiman dan mengakibatkan sejumlah kerusakan.

Konflik Investor Multinasional: Studi kasus Kabupaten Aceh Singkil
Pada tahun 1986, perusahaan Ubertraco, yang merupakan milik Teungku Muslim, warga Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, mulai beroperasi. Perkebunan kelapa sawit tersebut mulai dibuka di Kecamatan Simpang Kiri. Kemudian pada tahun 1988, perusahaan tersebut mendap atkan izin nomor 1/1988 untuk menggunakan lahan seluas 10,917 hektar di Kecamatan Kota Baharu dan Kecamatan Gunung Meriah, Singkil Utara dan Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.

Enam tahun kemudian, sekitar tahun 1994, perusahaan tersebut memperoleh izin konsesi lahan tahap kedua dengan nomor 2/1994 dengan total lahan seluas 3,000 hektar, letaknya sepuluh kilometer dari Kecamatan Singkohor, Kabupaten Aceh Singkil. Pada tahun 1998, sebagian saham kepemilikan perusahaan dialihkan kepada pengusaha dari Malaysia bernama Haji Muhammad Sobri yang mengelola perkebunan tidak sesuai target dan meninggalkan lahan terbengkalai.

Dampak terhadap kesehatan dan sistem ekologi
Sebelumnya, hutan gambut rawa Tripa merupakan sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Perahu merupakan alat transportasi yang digunakan pada saat itu. Setelah perusahaan mulai beroperasi kondisi nyaman tersebut berubah, jumlah ikan dan siput berkurang,  hutan menjadi gundul, air tercemar, hewan yang hidup di air mati dan sumber makanan menjadi langka .

Abdul Majid menggambarkan dampak yang disebabkan oleh Perusahaan Surya Panen Subur II. Sejak perkebunan mulai dibuka disekitar pemukiman penduduk telah terjadi perubahan cuaca, polusi udara mengakibatkan masalah pernapasan dan gangguan penglihatan,  sejauh ini sudah ditemukan tiga jenis penyakit mata di masyarkat setempat.

Kondisi ini memicu bencana lebih sering terjadi. Jika hujan turun sepanjang hari maka akan menyebabkan banjir dan sebaliknya, jika musim kemarau datang maka akan terjadi kekeringan. Jika kondisi normal, maka musim hujan akan dimulai sejak bulan September sampai bulan Januari, namun saat ini musim tidak lagi dapat diprediksi.

Polusi air merupakan persoalan utama yang dihadapi masyarakat dan harus segera ditemukan solusinya. Polusi air tersebut diakibatkan oleh sampah dan racun yang dibuang ke sungai. Meskipun bahaya limbah tersebut tidak secara langsung mengalir ke sungai, namun ketika hujan turun maka limbah pupuk berbahan kimia dan pestisida yang terakumulasi tersebut akan mengalir ke sungai hingga akhirnya mengalir ke laut.

Perkebunan kelapa sawit telah mengakibatkan sejumlah besar lahan dibersihkan. Ini merupakan factor kunci perubahan sistem penyimpanan air di hutan dan terjadinya kebakaran hutan, fungsi hutan gambut Rawa Tripa sebagai penyimpan karbon akan berubah.
(bersambung)

 

Penulis, Ruayrin Pedsalabkaew, fellow pada Asian Public Intellectual (API), Reporter Deep South Watch yang telah melakukan penelitian tentang isu-isu perampasan lahan oleh perusahaan multinasional di Aceh: Dampaknya terhadap Hak Asasi Manusia dan Kearifan Lokal. Pendapat penulis tidak menggambarkan pandangan API Fellowships Program, The Nippon Foundation, the Coordinating Institution, dan/atau lembaga partner.

read more
Ragam

Pencemaran adalah Masalah Hidup dan Mati

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 3 juta orang tewas setiap tahun di seluruh dunia oleh polusi udara luar ruangan dari kendaraan dan emisi industri dan 1,6 juta tewas di dalam ruangan karena penggunaan bahan bakar padat. Sebagian besar korban terdapat di negara-negara miskin.

Penyakit yang dibawa melalui air bertanggung jawab atas 80 persen dari penyakit dan kematian di negara berkembang, membunuh seorang anak setiap delapan detik . Setiap tahun 2,1 juta orang meninggal akibat penyakit diare yang berhubungan dengan air yang buruk.

Polusi yang membunuh ribuan ikan di Danau Kankaria di Ahmadabad, India | Foto: bbc.news.uk

Tanah yang terkontaminasi merupakan masalah di negara-negara industri , di mana bekas pabrik dan pembangkit listrik meninggalkan limbah seperti logam berat dalam tanah. Hal ini juga dapat terjadi di negara berkembang, kadang-kadang digunakan untuk pestisida. Pertanian dapat mencemari tanah dengan pestisida, pupuk nitrat dan lumpur dari hewan ternak . Dan ketika kontaminasi mencapai sungai itu merusak kehidupan biota perairan dan bahkan dapat membuat zona mati di lepas pantai seperti di Teluk Meksiko.

Masalah kronis
Kita sering berpikir tentang kontaminasi bahan kimia seperti yang terjadi di Bhopal India. Tapi masalahnya lebih luas. Sebuah studi mengatakan 7-20 persen kanker disebabkan udara yang buruk dan polusi di rumah dan tempat kerja.

WHO khawatir tentang bahan kimia yang menetap dalam tubuh terutama pada orang muda mengatakan, ” Kita melakukan percobaan skala besar dengan kesehatan anak-anak”. Beberapa bahan kimia buatan manusia, seperti phthalates dan nonilfenol – produk turunan spermisida, kosmetik dan deterjen – disalahkan sebagai penyebab perubahan alat kelamin dari beberapa hewan.

Spesies yang terkena dampak termasuk beruang kutub – bahkan Arktik pun tidak kebal. Bahan kimia memanjat rantai makanan, dari ikan ke mamalia dan kemudia manusia.

Sekitar 70.000 bahan kimia tersedia di pasar, 1.500 bahan yang baru muncul setiap tahunnya. Setidaknya 30.000 bahan kimia ini diperkirakan tak pernah secara komprehensif diuji dampak risikonya untuk orang.

Tantangan utama adalah kehidupan modern yang terus menuntut hal-hal baru demi kelangsungan hidup yang lebihe nyaman. Di satu sisi kita memegang prinsip kehati-hatian dalam produksi barang namun disisi lain kita mau tidak mau melakukan trade off dalam hal lain.

Pestisida DDT sangat merusak bagi liar dan dapat mempengaruhi sistem saraf manusia tetapi juga efektif terhadap malaria. Manakah yang lebih penting?

Komplikasi lain dalam menanggulangi pencemaran adalah bahwa pencemaran tidak menghormati batas-batas politik. Ada sebuah konvensi PBB tentang polusi udara lintas batas , tapi itu tidak dapat mencakup setiap masalah yang bisa timbul antara tetangga atau antara negara-negara yang tidak perbatasan.

Mungkin contoh terbaik adalah perubahan iklim – negara-negara di seluruh dunia berbagi satu atmosfer – sehingga mempengaruhi seluruh dunia.

Untuk satu dan semuanya
Salah satu prinsip yang seharusnya berlaku di sini sangat sederhana – Pencemar membayar (Polluter pays).

Kadang-kadang jelas siapa yang harus disalahkan dan siapa yang harus membayarnya. Tapi ini bukan jalan keluar yang mudah dengan hanya meminta dana dari pencemar. Apakah kita semua senang membayar biaya atas polusi yang kita hasilkan?

Salah satu cara lain adalah merancang produk untuk didaur ulang atau merancang produk yang lebih tahan lama.

Generasi sebelumnya bekerja pada asumsi bahwa membuang limbah adalah cara yang tepat untuk menyingkirkannya. Jadi kita membuang sampah nuklir dan bahaya potensial lainnya di kedalaman laut dan yakin mereka tidak akan tersebar.

Kita sekarang berpikir bahwa metode pembuangan seperti itu terlalu riskan. Salah satu penulis mengatakan,” Tidak ada tempat untuk ‘pergi’  dan tidak ada orang yang seperti ‘yang lain’ “. Jadi tanya dampaknya terjadi untuk siapa, dampak pencemaran menimpa kita semua pada akhirnya.

Sumber: bbc.co.uk

read more
Ragam

Pohon Keberkahan

Lebih dari 1400 tahun sebelum era power point dan kemudian multimedia lahir, Allah telah mengajari kita melalui visualisasi yang subhanallah – sangat indah dan sangat efektif. Di bumi Arab yang umumnya tandus dan gersang – sangat jarang pepohonan, Allah sudah menggambarkan bahwa orang-orang yang bersama Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah seperti pohon dengan tunas yang kuat dan besar lagi lurus – tanaman yang menyenangkan hati bagi yang melihatnya.

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS 48:29).

Kini, kurang dari setahun menjelang Pemilu  Legislatif dan Pemilu Eksekutif tentu sangat  banyak tokoh yang mendatangi rakyat sampai pelosok-pelosok, mereka akan berlomba menjanjikan kemakmuran. Itu semua bisa jadi bohong belaka – seperti yang sering terjadi selama ini – jadi rakyat seperti kita-kita tidak perlu banyak berharap.

Tetapi ada satu janji yang tidak pernah berbohong karena Dia yang berjanji adalah juga Dia  Sang Maha Kuasa untuk merealisasikan janjiNya. Kalau dia menjanjikan keberkahan yang lebih dari sekedar kemakmuran duniawipun – pasti Dia akan tepati janjiNya.

Maka dengan visualisasi yang dicontohkan oleh Yang Maha Tahu ini pula kita bisa membangun keberkahan bagi umat ini melalui petunjuk-petunjukNya.  Seperti sebuah pohon, keberkahan itu hanya bisa dibangun di atas ‘akar’ yang sangat kuat masuk dalam ke tanah. ‘Akar’ ini adalah iman dan takwa sebagaimana janjiNya berikut :

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS 7:96)

Ayat ini adalah kalimat jika dan hanya jika, artinya adalah keberkahan hanya hadir jika ada keimanan dan ketakwaan – dan juga sebaliknya, jika tidak ada keimanan dan ketakwaan – maka keberkahan itupun tidak hadir.

Pohon Keberkahan
Keimanan dan ketakwaan inipun bukan hanya yang ada di dalam hati dan juga sekedar diucapkan, tetapi haruslah menumbuhkan amal shaleh berupa perbuatan nyata – mengatasi hal-hal konkrit yang ada di masyarakat. Bukanlah pohon namanya bila dia hanya memiliki akar tetapi tidak memiliki batang, maka demikian pula – tidak sempurna keimanan dan ketakwaan yang tidak diwujudkan dalam bentuk amal shaleh. Ketika Imam Al-Baihaqi-pun menjelaskan 77 aplikasi iman, selain amalan hati dan lisan – yang terbanyaknya justru amal perbuatan nyata kita di masyarakat.

Maka itu pula yang dijanjikan oleh Allah, bahwa yang dijanjikan pasti akan dijadikannya pemimpin atau khalifah di muka bumi inipun adalah orang yang beriman dan beramal shaleh.

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS 24 :55)

Amal shaleh yang didasari oleh keinginan untuk memperoleh ampunan Allah dan karuniaNya – dan bukan didasari oleh ketakutan atas kemiskinan yang kemudian membuat orang rela berbuat jahat  (QS 2:268) – inilah yang kemudian melahirkan cabang-cabang amal shaleh yang spesifik sesuai jamannya.

Cabang-cabang yang tumbuh dari niat amal shaleh yang tulus dan didasari oleh ‘akar’ iman dak takwa yang kuat, pastilah menjadi cabang-cabang yang berkarakter kuat – sama dengan karakter akar dan pohonnya.

Maka demikianlah cabang-cabang amal itu bisa muncul dalam berbagai bidang kehidupan, bisa mengatasi berbagai masalah – tetapi benang merah karakternya tetap sama yaitu amal shaleh yang didasari keimanan dan ketakwaan.

Beberapa di antara cabang-cabang amal shaleh yang sudah kami identifikasi urgensinya di jaman ini antara lain adalah  sebagai berikut :

Amal shaleh di bidang  SDM, negeri yang dikaruniai Allah kekayaan sumber daya alam yang subhanallah ini nampaknya masih salah urus. Belum nampak tanda-tanda kemakmuran apalagi keberkahan di negeri ini. Maka perbaikan kwalitas SDM, khususnya pada pembangunan karakter Iman – perlu mendapatkan prioritas.

Amal shaleh di bidang pendidikan, generasi yang akan datang – generasi anak cucu kita haruslah lebih baik, lebih makmur dan lebih berkah kehidupannya ketimbang generasi kita saat ini. Untuk ini jalan terbaiknya adalah memperbaiki jalur pendidikan. Pendidikan keimanan dan ketakwaan haruslah menjadi prioritas bagi anak-anak di usia dini – bukan pendidikan lainnya.

Amal shaleh bidang kesehatan, SDM dan generasi yang kuat keimanan dan ketakwaannya – juga harus kuat secara fisik atau jasmaninya. Bukan hanya harus ada system pengelolaan kesehatan yang berkarakter iman dan takwa, tetapi juga harus ada asupan makanan yang cukup memenuhi seluruh kebutuhan kita untuk hidup dan tumbuh berkembang.

Amal shaleh bidang industri/pertanian, kebutuhan pokok kita untuk hidup , tumbuh dan berkembang secara baik – hanya akan terpenuhi bila bidang-bidang industri dan pertanian juga dijalankan dan digerakkan oleh amal shaleh yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan. Petunjuk detil untuk amal shaleh yang satu ini – khususnya bidang pertanian – sangat banyak ditemukan di ayat-ayat dalam KitabNya seprti yang sudah banyak dikutib di situs ini.

Amal shaleh dalam pengelolaan pasar, sarana untuk memakmurkan umat secara luas – bukan hanya sebagian saja – ini hanya bisa disediakan bila para pemimpin menyediakan pasar yang adil untuk rakyatnya. Pasar yang tidak dipersempit sehingga semua orang bisa jual beli secara leluasa, dan pasar yang tidak dibebani biaya-biaya – sehingga rakyat yang tidak mampu-pun harus bisa memiliki peluang untuk berjualan di pasar.

Amal shaleh dalam bidang pengelolaan Sumber Daya Alam, SDA adalah amanah untuk dimakmurkan  – dan bukan warisan kita yang bisa kita perlakukan semena-mena. Pengelolaan SDA ini harus benar-benar mengikuti petunjuknya sehingga kita tidak terjerumus pada perbuatan yang dikategorikan sebagai berbuat kerusakan di muka bumi (QS 2:205).

Lebih jauh SDA yang melimpah di sekitar kita, menuntut kesanggupan kita untuk menerima amanahNya yang telah menjadikan kita dari bumi ini dan menjadikan kita pula pemakmurnya (QS 11:61). Bila kita tidak sanggup melaksanakan perintah ini, bila kita berpaling – maka Dia akan mengganti kita dengan kaum yang lain yang tidak seperti kita (QS 47:38).

Amal shaleh dalam pengelolaan kapital atau modal, Allah mengkaitkan langsung antara perbuatan meninggalkan riba dengan keimanan dan ketakwaan kita. Sumber daya modal ini begitu pentingnya dalam menopang amal shaleh kita yang lain, betapa kacaunya dunia bila sumber daya yang seharusnya menjadi seperti air yang mengalir ke seluruh bagian pohon ini – ditahan atau dijebak untuk mengumpul di salah satu bagiannya saja – pastilah bagian pohon yang lain akan mati kekeringan.

Itulah mengapa riba sangat diharamkan bagi orang beriman, dan hanya orang yang tidak beriman yang tidak meninggalkan riba sebagaimana ayat berikut : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS 2:278)

Tentu ‘cabang-cabang’ amal shaleh tersebut akan terus tumbuh sesuai dengan kebutuhannya. Seperti pula pada pohon , batang ‘amal shaleh’  yang tumbuh terus akan menumbuhkan cabang-cabang baru. Demikian pula petunjuk itu, setelah datang satu petunjuk akan terus bertambah petunjuk-petunjuk berikutnya – maka jangan kawatir tentang memulainya dari mana, dari mana saja bisa – mulailah.

“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.” (QS 47 : 17)

Mungkin Anda bertanya, lho di negeri-negeri orang tidak beriman, di negeri-negeri yang system keuangannya full ribawi – kok mereka malah lebih makmur dari kita sekarang ini ?.

Untuk ini jawabannya ada di hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berikut :

“Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi kebaikan orang mukmin yang diberikan di dunia dan akan dibalas di akhirat, sedangkan orang kafir diberi makan karena kebaikan-kebaikan yang dikerjakannya di dunia, bagi Allah Allah tidak ada amal kebaikan mereka yang bisa dibalas di akhirat” (HR Muslim).

Jadi jangan terpukau kita dengan kemakmuran hedonis sementara negeri-negeri kapitalis ribawi, kita punya cara sendiri untuk meraih kemakmuran itu – bahkan lebih dari sekedar kemakmuran duniawi, tetapi keberkahan kehidupan di dunia dan di Akhirat. InsyaAllah.

read more
Green Style

Penyanyi Shelomita Meriahkan Kampanye Publik Hidden Park

Komitmen pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap Ruang Terbuka Hijau (RTH) sudah sangat baik. Hal ini terbukti dari semakin banyak dan semakin baiknya fasilitas taman – taman yang ada, khususnya di ibukota Jakarta. Hal ini dikatakan oleh penyanyi Shelomita usai menjadi pembicara pada acara talkshow di arena HiddenPark 2013 Taman Tebet Jakarta Selatan pada Minggu (27/10/2013) pagi.

Pada lain sisi, animo masyarakat terhadap pemanfaatan taman sebagai ruang beraktivitas juga semakin meningkat. Jika pada waktu sebelumnya taman sekedar dijadikan tempat untuk bersepeda dan jogging, kini sudah banyak masyarakat yang menggunakan taman sebagai tempat untuk diskusi, bermain musik, dan aktivitas – aktivitas lainnya.

“Hanya mungkin untuk piknik di taman seperti di luar negeri belum maksimal. Ini bisa dimengerti karena faktor cuaca di Jakarta yang tidak menentu belum menarik perhatian warga. Terkadang panas dan terkadang hujan,” katanya.

Shelomita menambahkan bahwa penyelenggaraan Hidden Park di Taman Tebet lebih ramai ketimbang di Taman Langsat pada tahun lalu. Menurutnya mungkin Taman Tebet kerap menjadi lokasi kegiatan warga sekitar dan semakin ramai dengan penyenggaraan Hidden Park kali ini.

Berbicara tentang lingkungan, Shelomita menyatakan bahwa ia terus menanamkan kesadaran akan lingkungan kepada anaknya sejak mereka masih kecil. Seperti hemat air dan tidak membuang sampah sembarangan.

Selain menjadi pembicara talkshow, Shelomita juga menyempatkan diri untuk mencicipi makanan dan minuman yang dijual di booth Sunday Market dan sempat mengikuti program Urban Farming dengan menanam pohon Selada. Shelo mengaku memang gemar dengan tanaman. Di rumahnya yang memiliki luas 2000 meter persegi di kawasan Ciganjur Jakarta Selatan, ia menanam seperti mengkudu dan sirih yang ia konsumsi sendiri.

Anak dan Keluarga
Pada pekan pertama kegiatan Kampanye Publik Taman Kota Hidden Park mengusung tema Kids and Family Week dimana segala kegiatan yang dilaksanakan sebagian besar adalah kegiatan untuk anak dan keluarga. Pada pekan pertama ini masyarakat juga mulai diajak untuk menunjukan kepedulian dan memberikan kontribusi secara nyata bersama Campina Ice Cream untuk penambahan fasilitas untuk Taman Kota melalui progam donasi Ice S(cream)  for Better Park dimana pembelian 1 eskrim Concerto seharga Rp. 10.000,- di booth Campina selama kegiatan Kampanye Publik  Taman Kota Hidden Park. Rp. 5.000,-dari setiap pembelian akan didonasikan untuk pembuatan Rumah Buku di Taman Tebet.

Anak-anak sedang mendengar dongeng dalam acara Hidden Park 2013 | Foto: Ist
Anak-anak sedang mendengar dongeng dalam acara Hidden Park 2013 | Foto: Ist

“Pada penyelenggaraan pekan pertama ini kami banyak menyajikan program acara yang diperuntukkan bagi anak-anak diantaranya adalah dongeng anak – anak tentang lingkungan, aneka permainan, melukis dan workshop dimana salah satu nara sumbernya adalah Shelomita. Ada pula kegiatan menggambar bareng KomintasSketsaKudan workshop merancang taman impian untuk anak-anak,” kata panitia Rahma Nurdina.

Pada hari itu pada pengunjung juga mencoba untuk melakukan penanaman sejumlah sayuran, yang merupakan bagian dari kampanye urban  farming program Plant & Play dari Teh Kotak. Acara lain yang cukup menarik adalah Sunday Market dimana para pengunjung bisa membeli mulai dari sayuran organik, pernak pernik dan makanan serta minuman yang bisa disantap oleh pengunjung dengan konsep Piknik di Taman.

Sedang sehari sebelumnya yaitu pada Sabtu (26/10) digelar Soft Launching acara Hidden Park 2013 dan pemutaran film layar tancap bertemakan horor (Moonlight Theater) dari pukul 19.00 hingga pukul 21.00 dan tersedia popcorn gratis untuk para penonton.

Kampanye Publik Taman Kota Hidden Park merupakan kampanye yang aktif mengajak masyarakat untuk mengambil peran dalam menjadikan taman kotanya lebih baik. Banyak cara yang dapat dilakukan : bergabung bersama gerakan pecinta taman kota, mengisi ruang tersebut dengan kegiatan edukatif dan kreatif, serta menjadi pengguna taman kota yang bertanggungjawab. Menghargai taman kota berarti menghargai sesama (caring for parks = caring for others).

Program ini sejalan dengan program Pemprov DKI Jakarta dalam pemenuhan luas RTH di Kota Jakarta dan juga dengan kegiatan Hari Tata Ruang Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum. Mereka sangat mendukung dan menfasilitasi penuh kegiatan Kampanye Publik Taman Kota Hidden Park. Diharapkan konsep gerakan Hidden Park dapat menyebar ke kota – kota lain di Indonesia.[rel]

read more