close

04/11/2013

Ragam

Mafia Bantu Buang Limbah Nuklir Sembarangan

Pembuangan limbah nuklir di laut dan darat dengan aman membutuhkan biaya yang cukup besar.  Hal ini membuat banyak negara yang mempunyai fasilitas nuklir kebingungan membuang limbah mereka. Untuk menyiasati itu, perusahaan menyewa mafia membuangnya secara ilegal.

Baru-baru ini terungkap kasus di Italia mengenai praktek semacam ini. Penimbunan itu dikawatirkan menimbulkan lonjakan angka penderita kanker khususnya di Italia Selatan.

Senat Italia sedang menyelidiki hubungan antara polutan yang ditimbun itu dengan naiknya hampir 50 persen angka penderita tumor pada penduduk dari beberapa kota di sekitar Napoli.

Dalam dokumen rahasia tahun tahun 1997 dan baru sekarang dirilis ke publik, tertulis bahwa sebuah gembong mafia pernah mengaku dan mengingatkan pemerintah bahwa zat beracun yang mereka timbun di dalam tanah itu akan membunuh semua orang ‘dalam dua dekade’.

Data terakhir mencatat, terdapat kenaikan hampir 50 persen pada angka penderita tumor pada penduduk dari beberapa kota di sekitar Napoli. Napoli adalah ibukota Campania dan kota terbesar ketiga di Italia.

Mafia itu, Camorra Francesco Schiavone, yang pernah menjadi buronan kelas kakap dunia, mengatakan: “Penduduk itu semuanya beresiko pada mengalami kematian kematian akibat kanker dalam dua puluh tahun ke depan.

“Di kota seperti Casapesenna, Casal di Principe, Castel Volturno, dan sebagainya, mereka memiliki, kemungkinan, dua puluh tahun lagi untuk hidup. Bahkan saya berpikir tidak ada orang yang mampu bertahan.”

Para dokterpun sudah menyadari adanya peningkatan bahaya kanker di kota-kota sekitar Naples tahun 1990-an. Sejak saat itu angkanya meningkat sebesar 40 persen pada wanita dan 47 persen pada pria.

Perdagangan ilegal limbah berbahaya itu mulai terkuak ketika saat itu sepupu Francesco, Carmine Schiavone, diliputi rasa bersalah pada kerusakan lingkungan yang disebabkannya dan saudaranya.

Francesco Schiavone-pun akhirnya ditangkap untuk menjalani hukuman seumur hidup atas serangkaian kasus pembunuhan.

Dalam kesaksian rahasia di luar pengadilan ia memberitahukan pengacaranya, modus keluarga mafia klan Casalesi bekerja ‘layaknya operasi militer’ menimbun berton-ton limbah tersebut di lahan pertanian, gua-gua, pertambangan bahkan di tepi kota.

Keluarga mafia itu juga membuang limbah terkontaminasi di Danau Lucrino dan sepanjang pantai.

Tukang-tukang timbunnya beroperasi layaknya polisi sungguhan dengan seragam carabinier, serta senjata api. Mereka meraup keuntungan besar hingga 600 juta lira lama (£ 200.000) per bulan.

Industri ini digeluti klan ini secara sungguh-singguh pada tahun 1990 tetapi sesekali sudah berlangsung jauh sebelumnya.

Lumpur nuklir, dibawa dengan truk dari pabrik-pabrik di Jerman, dibuang di tempat pembuangan sampah, kata Schiavone. Bongkar muat dilakukan di malah hari dan diturunkan dengan beko.

Dia mengatakan, “Saya tahu di atas tanah itu ada ternak kerbau dan hidup sampai hari ini, di tempat tidak ada rumput tumbuh”

Biaya pembersihan akan membutuhkan biaya miliaran, katanya, sambil mengungkapkan tempat-tempat penimbunan di Napoli itu.

Schiavone mengungkapkan, “Kami telah menguburkan 520 drum limbah beracun di sebuah tambang yang khusus digali dekat kota Pure Villaricca. Bahkan kami juga melakukannya di tempat tempat yang sangat padat penduduk, luar kota, di Casal di Principe di belakang lapangan olahraga di tepi jalan tol.”

“Untuk membersihkannya akan senilai anggaran tahunan Italia selama satu tahun, saya pikir.”

Kasus ini terungkap ke publik sejak Majlis Rendah Parlemen Italia memutuskan untuk membuat dokumen itu terbuka untuk umum untuk kepentingan transparansi.

Sumber: republika.co.id

read more
Sains

Desainer Ini Membuat Plastik dari Kumbang Mati

Mungkin suatu hari nanti kita akan makan dengan sendok dan cangkir dibuat dengan kerang kumbang mati? Desainer Belanda Aagje Hoekstra berharap begitu. Lulusan Utrecht School of Arts baru-baru memamerkan karyanya di Eindhoven Design Week Belanda yang terbuat dari kerang yang bersumber dari kumbang yang mati.

Hoekstra mengatakan bioplastik yang dibuatnya memberikan ” kehidupan kedua ” untuk produk dari tanah pertanian, mengubahnya menjadi bahan yang tahan air dan tahan panas hingga 200 derajat Celcius.

Di Belanda larva kumbang dibiakkan untuk industri makanan hewan tetapi mereka berubah menjadi kumbang. Setelah bertelur kumbang mati, sehingga peternakan serangga di Belanda menghasilkan 30 kilogram kumbang mati setiap minggu.

Untuk mengambil sisa kumbang, Hoekstra mengupas mereka hingga hanya tinggal kerang, yang terdiri dari polimer alami yang disebut kitin. Hoekstra mengubah kitin menjadi kitosan, yang terjadi pada tingkat molekuler. Kitosan kemudian dapat dirubah menjadi plastik dengan panas, dicetak dengan pola yang khas.

” Saya ingin menjaga struktur kumbang dalam plastik sehingga Anda tahu di mana mereka berasal,” kata Hoekstra.

Sejauh ini, Hoekstra telah menciptakan beberapa potongan perhiasan dengan bahan ini menarik  dan ini bukan satu-satunya contoh bioplastik dari serangga yang dapat dilihat. Mungkin ada sedikit faktor menjijikan di sini , tapi mengingat dampak positif yang ditimbulkan ini patut diapresiasi. Bioplastik serangga merupakan langkah cerdas pintar penggunaan kembali benda-benda terbuang.

Sumber: treehugger.com

read more
Sains

Bumi Punya Planet Kembaran Berjarak 400 Tahun Cahaya

Secara fisik, Kepler-78b bisa jadi rumah baru bagi umat manusia saat planet Bumi tidak lagi bisa ditempati di masa depan. Diameternya hanya 1,2 kali lebih besar daripada Bumi, 1,7 kali lebih masif, dan memiliki kepadatan yang hampir identik. Para ilmuwan meyakini bahwa Kepler-78b sebagian besar tersusun atas batu dan besi, seperti juga Bumi.

Persoalannya, permukaan planet ini 2.000 derajat lebih panas daripada Bumi karena begitu dekat dengan bintang induknya. Planet ini membuat para ilmuwan kebingungan, bagaimana ia bisa begitu dengan bintangnya. Dengan posisi yang yang ganjil tersebut, menurut para ilmuwan, “Planet ini seharusnya tidak eksis.”

Satu tahun di Kepler-78b hanya 8,5 jam–waktu yang dibutuhkannya untuk mengorbit satu kali mengelilingi bintangnya. “Persamaannya dengan Bumi hanya pada ukuran dan massanya, tetapi [planet ini] sama sekali berbeda dengan Bumi dalam hal suhunya yang 2.000 derajat lebih panas,” kata Josh Winn, dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS, yang menjadi bagian dalam penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Nature.

“Kepler-78b adalah sebuah dunia lava yang membara, sederhananya, ia mestinya tidak ada. Kedekatannya dengan bintang, bagaimana bisa berada di sana, masih menjadi misteri. Hal yang kami tahu, ia tidak akan eksis selamanya. Gelombang gravitasi pelan-pelan akan menariknya semakin ke depat ke bintangnya dan akhirnya akan menghancurkannya,” demikian penjelasan Chris Watson dari Queen’s University di Belfast. Bersama tim dari MIT, ia dan timnya juga mempelajari planet ini.

Untuk menganalisis goyangan bintang akibat tarikan gravitasi dari Kepler-78b, tim astronom dari Amerika dan Eropa memperoleh data dari observatorium di Hawaii dan Kepulauan Canary.

Sebelumnya, sudah beberapa kali ilmuwan menemukan exoplanet dengan ukuran atau massa mirip Bumi, tetapi Kepler-78b adalah yang pertama diketahui ukuran sekaligus massanya.

Subhanjoy Mohanty, seorang pakar astrofisika dari Imperial College London mengatakan bahwa temuan ini merupakan langkah penting dalam upaya pencarian planet yang seperti Bumi. Sebab, temuan sebelumnya yang memiliki komposisi sejenis ukurannya jauh lebih besar.

Temuan ini menjadi salah satu topik yang akan dibicarakan pekan depan dalam konferensi ilmiah Kepler yang kedua, pada 4-8 November di Ames Research Center, NASA. Lebih dari 400 pakar astrofisika dari Australia, Cina, Eropa, Amerika Latin, dan AS akan mempresentasikan analisis mereka.

Sumber: NatGeo Indonesia

read more