close

21/11/2013

Flora Fauna

Orangutan Terluka Dievakuasi Dari Kebun Salak Warga

Tim rescue orangutan dari Orangutan Information Centre (OIC) dan Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) mengevakuasi Orangutan yang mengalami luka di salah satu Kebun Salak warga di Desa Sugi Tonga, Kecamatan Marancar Kab. Tapanuli Selatan, 18 November 2013 lalu. Evakuasi itu dilakukan setelah adanya laporan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara.

“Menurut pemantauan dari staf BBKSDA, Masyarakat Mitra Polhut (MMP) dan tim Sumatera Rainforest Institute (SRI), orangutan tersebut mengalami luka yang cukup parah di beberapa bagian tubuh dan sangat membutuhkan perawatan medis secepatnya. Tim rescue OIC dan SOCP bersama BBKSDA Sumut langsung menuju ke lokasi,” ujar Panut Hadisiswoyo, Direktur OIC dalam rilisnya, Kamis (21/11/2013).

Masih menurutnya, Orangutan tersebut merupakan orangutan liar yang terisolasi di ladang masyarakat dan kondisinya terluka yang kemungkinan diakibatkan oleh terkena jerat dan kemungkinan besar dipukul dengan benda tajam.

“Dalam pemeriksaan fisik ditemukan luka di bagian dahi dan bagian belakang kepala, 2 luka besar dengan diameter sekitar 7 cm pada bagian punggung kanan, luka-luka di jari tangan kiri sehingga orangutan tidak bisa menggengam, luka di bibir yang tembus sampai ke rahang kiri, dan luka dalam di kaki kanan dan bagian lutut yang cukup dalam dan juga myasis, dan banyak bagian lain yang luka-luka kecil,” jelasnya.

Saat ini, Orangutan tersebut sudah mendapatkan perawatan. Mereka berharap, Orangutan tersebut dapat diselamatkan untuk dikembalikan ke alam dengan pelepasliaran di salah satu pusat reintroduksi orangutan SOCP di Jambi atau Aceh.

Panut menambahkan, dalam dua tahun terkahir, kasus-kasus seperti ini semakin meningkat. Insiden konflik orangutan dengan manusia terjadi begitu massif. Dia berharap, masyarakat dapat menyadari betapa Orangutan perlu dilindungi sehingga perlu diinisiasi langkah pencegahan terhadap perilaku kekerasan terhadap Orangutan.

“Kejadian ini jelas melanggar hukum. Orangutan Sumatra merupakan jenis orangutan yang berbeda secara genetik dengan orangutan Kalimantan dan sanggat dilindungi oleh undang-undang seperti Undang-Undang no 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yang memberi ancaman hukuman pidana bagi pelaku kejahatan kehutanan dengan hukuman penjara maksimal 10 tahun dan denda maksimal 5 miliar,” ancamnya tegas. []

Sumber: theglobejournal.com

read more
Ragam

Air Akan Menjadi ‘Minyak’ Baru di Dunia

Setelah 14 tahun mengalami kekeringan, Danau Lake Powell sekarang kurang dari setengahnya sudah terisi air.  Air mengalir ke Danau Powell, yang terletak antara Utah dan Arizona, dari ketinggian Pegunungan Rocky melalui Sungai Colorado. Lebih dari 30 juta orang di tujuh negara bagian kebutuhan airnya tergantung pada danau Colorado untuk bercocok tanam, pembangkit listrik dan menjaga kota-kota seperti Las Vegas hidup. Tapi tahun ini kekeringan terburuk dalam satu abad terakhir telah memperlambat aliran ke danau.

Pada bulan Agustus , Biro Reklamasi Federal AS mengurangi sebesar 9 persen jumlah orang yang memanfaatkan air Danau Power di barat daya Amerika Serikat. Sebagai dampak penjatahan air di negara bagian, di tahun-tahun mendatang  pembangkit listrik tenaga air (termasuk satu di Hoover Dam) bisa berhenti beroperasi dan produksi pertanian berkurang.

Kesulitan air yang menimpa daerah bagian Selatan Amerika ini juga merupakan masalah di seluruh dunia dimasa mendatang. Tak kurang dari 2,7 miliar orang di seluruh dunia menghadapi kelangkaan air, menurut sebuah studi dalam jurnal PLoS ONE tahun 2012. Pertikaian atas hak air menyebabkan konflik politik dan ketidakstabilan di tempat-tempat seperti lembah Nil dan anak benua India. Ketika populasi meningkat, konflik terjadi lebih intens, menurut laporan Dewan Intelijen Nasional, yang menyarankan direktur intelijen nasional untuk Amerika Serikat tentang isu-isu keamanan nasional .

Pemodelan populasi terbaru memperkirakan bahwa akan ada 11 miliar orang penduduk bumi pada tahun 2100, menurut sebuah laporan PBB yang dirilis musim panas lalu. Mengingat bahwa populasi yang ada sudah berlebihan dibanding pasokan air yang tersedia, bagaimana planet menyediakan air bagi semua orang?

” Air adalah minyak baru, ” kata Bill Davies, seorang ahli biologi tanaman di Pusat Pertanian Berkelanjutan di Lancaster University di Inggris . ” Orang-orang akan berebut untuk air. ”

Untuk menyediakan air bagi planet ini sangat penting untuk memahami pasokan air yang tersedia dengan membuat peta rinci di mana air langka atau berlimpah dan meningkatkan infrastruktur air, kata para ahli. Membuat pertanian yang lebih efisien juga penting. Tetapi bahkan langkah-langkah tersebut mungkin tidak cukup untuk menyediakan air untuk semua orang. Ekonomi global juga perlu memperhitungkan biaya sebenarnya dari air sehingga produk air dibuat di daerah yang kaya air dan diimpor ke daerah yang lebih kering.

Saat ini tak seorang pun tahu berapa banyak air yang benar-benar tersedia di dalam tanah. Ada perkiraan global atau tingkat regional – misalnya, California dapat memompa sekitar 14,5 miliar galon ( 54,9 miliar liter ) air tanah per tahun, menurut Asosiasi Tanah Nasional ( NGA ) .

Tapi petani individu atau orang mengambil air dari sumur pribadi mungkin tidak tahu berapa banyak air di sumur mereka sampai akhirnya kering atau terkontaminasi dengan arsenik atau nitrogen. Di Amerika Serikat ada sekitar 15,9 juta sumur dan sekitar 500.000 sumur baru dibor setiap tahun untuk perumahan menurut NGA.

Di sebagian besar dunia pemakaian air secara individu tidak terukur dan siapa saja dapat memompa air tanah tanpa memberitahukan otoritas.

Banyak tempat yang bergantung pada sumber air mereka, membuat kebijakan konservasi bagus yang sulit untuk dijalankan di tingkat lokal . Misalnya Sungai Tigris mengalir dari Turki ke Irak sehingga menjamin pasokan air Irak namun perlu tindakan konservasi dari Turki – merupakan masalah politik yang membutuhkan negosiasi internasional.

Tentu saja, efisiensi penggunaan air yang ketat bisa menghemat air lebih banyak terutama melalui praktek pertanian. Pertanian menggunakan sekitar 70 persen air tawar di planet ini, kata Giulio Boccaletti, direktur Program Air Tawar Global di Nature Conservancy.

Tetapi bagaimana mengubah air yang digunakan belum tentu cukup. Banyak model perubahan iklim memperkirakan bahwa beberapa daerah, akan menghadapi lebih sering kekeringan. Bahkan saat ini , kelangkaan air merupakan ancaman rutin bagi petani. Untuk menyediakan air bagi 11 miliar orang, petani harus tahu bagaimana untuk memanipulasi sistem tanaman ‘ sendiri untuk menghadapi kekeringan.

Secara teori , mungkin ada cukup air untuk semua orang di planet ini . Caranya adalah dengan menggunakannya secara cerdas dan mendistribusikannya kepada orang-orang paling membutuhkan.

Idealnya daerah kaya air seperti Argentina harus mengekspor barang-barang yang memerlukan banyak air (seperti daging sapi) , sementara daerah kering harus mengabdikan upaya mereka untuk lebih banyak produk air hemat , kata Nico Grove , seorang peneliti di Institut Ekonomi dan Manajemen Infrastruktur di Jerman . Sapi membutuhkan sekitar 4.000 galon ( 15.000 liter ) air untuk setiap £ 2,2 . ( 1 kilogram ) produksi.  Sebaliknya , daerah kering seperti Timur Tengah – dipompa air tanah yang cukup untuk mengisi Laut Mati, menurut sebuah studi dalam jurnal Penelitian Sumber Daya Air 2013 – sehingga bisa memanen buah dari tanaman yang tahan kekeringan seperti tanaman xerophyte, tanaman kaktus.

Meningkatkan efisiensi tanaman dan menciptakan insentif positif bagi petani untuk menghemat air adalah kunci. Salah satu pilihan adalah sewa air di mana petani mengantisipasi tahun kering dan disaat lain menyewakan air untuk kota yang membutuhkannya.

Tapi hanya waktu yang akan membuktikan apakah langkah-langkah seperti ini akan cukup dan apakah masyarakat dan pemerintah akan bersedia untuk bertindak.

Sumber: livescience.com

read more
Green Style

Infrastruktur Indonesia Belum Ramah Lingkungan

Pembangunan infrastruktur Indonesia belum menggunakan konsep pembangunan ramah lingkungan. Itu karena terganjal beberapa hal, ungkap kalangan insinyur.

“Penerapan green infrastructure di Indonesia masih terkendala banyak hal yang kemudian membuat pemanfaatannya pun menjadi tidak optimal dan tidak sesuai dengan rencana awal,” kata Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Bobby Gafur Umar, dalam konferensi pers “Konferensi Federasi of Engineering Organisations se-Asean ke-31 (31th Conference of Asean Federation of Engineering Organisations 2013/Cafeo)” di Jakarta Convention Center, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bobby memaparkan beberapa penyebab yang mendorong pembangunan tersebut tidak optimal yakni kurangnya pengetahuan dan pemahaman sistem green infrastructure itu.

“Lalu, ada banyaknya perbedaan persepsi tentang kepentingan pembangunan green infrastructure oleh pemangku kepentingan (stakeholder) sampai lemahnya teknologi yang digunakan dalam perencanaan pembangunan,” ujarnya.

Sebenarnya, tutur Bobby, Indonesia memiliki banyak potensi yang bisa mendorong pembangunan ramah lingkungan. Hal ini dilihat dari potensi sumber daya alam Indonesia yang cukup baik, seperti luas lahan subur yang luas dan iklim yang baik.

“Walau banyak tantangan, prospek pembangunan dan pengembangan green infrastructure di Indonesia cukup baik,” ungkapnya. ()

Sumber: vivanews.com

read more
Sains

Teknologi Ini Bisa Mencegah Tanah Longsor

Bencana tanah longsor sering terjadi di Indonesia khususnya ketika musim hujan berlangsung. Kerugian yang disebabkan oleh bencana tanah longsor ini tidaklah sedikit, bukan hanya kerugian material tetapi juga ikut memakan korban jiwa. Bahkan baru-baru ini, bencana tanah longsor telah memakan satu korban jiwa di daerah perkebunan, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Bencana tanah longsor sendiri bisa disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Hujan
2. Lereng terjal
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
4. Batuan yang kurang kuat
5. Jenis tata lahan
6. Getaran
7. Susut muka air danau atau bendungan
8. Adanya beban tambahan
9. Pengikisan/erosi
10. Adanya material timbunan pada tebing
11. Bekas longsoran lama
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
13. Penggundulan hutan
14. Daerah pembuangan sampah

Bencana tanah longsor sendiri sebenarnya dapat dicegah dengan banyak cara salah satunya dengan pemamfaatan teknologi Geocell. Geocell merupakan salah satu jenis bahan geosintetis terbuat dari HDPE (High Density PolyEthylene). Dengan melihat bentuk Geocell dalam keadaan terpasang yang menyerupai sarang tawon, diperkirakan cukup efektif untuk bangunan pelindung tebing.

Keunggulan

  • Usia pakai yang lama untuk lereng yang stabil.
  • Mudah dibawa dan pemsangannya di lokasi proyek.
  • Cepat dan sederhana pemasangannya.
  • Mudah dibongkar dan dapat digunakan kembali.
  • Tahan terhadap biologi dan kimia dari tanah.

Kelemahan
Karena untuk mendapatkan bahan geocell masih import dari Presto Products Company dan US Products Inc maka harga bahan geocell masih mahal dibandingkan dengan pelindung tebing sungai konvensional. Pelindung tebing sungai dengan geocell ini kurang baik jika dibangun pada lereng tanah timbunan/urugan.

Selain untuk mencegah bencana tanah longsor, Geocell juga dapat digunakan untuk beragam aplikasi lainnya tidak hanya untuk mencegah bencana tanah longsor seperti menstabilkan dan melindungi tebing, kanal, slope, bendungan dari berbagai macam masalah pengikisan secara terus menerus ataupun masalah yang disebabkan oleh pergerakan gaya gravitasi dan arus air.

Untuk menggunakan Geocell ini cukup mudah, kita cukup meletakan Geocell pada area yang ingin diproteksi dan ditingkatkan stabilitas lahannya. Namun sebelumnya lahan tersebut telah dipersiapkan terlebih dahulu sehingga posisi Geocell sesuai dengan disain yang telah direncanakan.

Kolom-kolom dalam Geocell sendiri dapat kita isi dengan beragam material mulai dari pasir, agregat hingga tanah. Jika material pengisi Geocell adalah tanah, maka akan memberikan ruang yang cukup pada akar tanaman untuk tumbuh dan memperkuat struktur tanah itu sendiri dan juga menambah estetika dan keindahan lahan.
Sumber: vivanews.com

read more
Ragam

Pemerintah Akan Perluas Kampanye Publik Hidden Park

Kegiatan Hidden Park Taman Tebet merupakan salah satu alternatif wadah aktivitas positif masyarakat perkotaan dalam memanfaatkan potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Keterlibatan masyarakat secara luas perlu senantiasa digalakkan dalam kegiatan semacam ini, untuk meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan dan menjaga kelangsungan RTH itu sendiri.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Penataan Ruang, Kementerian PU, M. Basuki Hadimuljono, saat menutup kegiatan Hidden Park 2013 di Taman Tebet Jakarta yang telah dilaksanakan sejak 26 Oktober sampai dengan 17 November 2013 setiap akhir pekannya (17/11/2013).

Kegiatan Hidden Park merupakan suatu kampanye pengaktifan taman kota sebagai ruang publik kreatif. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat memperoleh pengalaman interaksi yang baru dan menyegarkan antara individu, komunitas, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) itu sendiri.

Kegiatan ini pun merupakan suatu eksperimen sosial yang untuk identifikasi aspirasi masyarakat perkotaan terhadap RTH dan memfasilitasi diskusi antar pemangku kepentingan sehingga membuahkan kemitraan. Pada akhir rangkaian kegiatan ini, diharapkan muncul gerakan budaya bertaman yang semakin meluas, menumbuhkan tanggung jawab, dan rasa memiliki warga kota terhadap taman-tamannya.

Dalam kegiatan ini terdapat berbagai acara kreatif yang antara lain terdiri atas Moonlight Theater, Sunday Market, dongeng anak-anak, Urban Farming, senam Yoga, workshop membatik, permainan outdoor dan pertunjukan seni.

Berbagai acara kreatif tersebut diselenggarakan oleh beragam komunitas seperti Klab Cekatan, Sahabat Kota, Si Dalang, Jakarta Games Society, Komunitas Dokter Olahraga dan sebagainya. Banyak pula pelaku dunia usaha yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini seperti Teh Kotak untuk Alam, Campina, Indika Energy, Coca Cola, dan sebagainya.

Pada acara penutupan Hidden Park 2013 ini dilaksanakan penyerahan penghargaan kepada segenap pengisi acara dari berbagai pemangku kepentingan yang turut berpartisipasi. Pada kegiatan ini pun diserahkan pula aspirasi masyarakat berbentuk Wish Ribbon yang pada umumnya mengharapkan perluasan taman kota serta peningkatan kualitas sarana publik di taman kota.

Untuk menjaga keberlangsungan pemanfaatan Taman Tebet untuk kegiatan positif, Dirjen Penataan Ruang secara simbolis menyerahkan beberapa sarana publik yang disediakan sejak kegiatan Hidden Park, yaitu Rumah Buku, static bike, pull up bar, TRX Suspension, dan static walk.

Setelah pelaksanaan Hidden Park pada 2012 lalu di Taman Langsat dan tahun ini di Taman Tebet, Ditjen Penataan Ruang akan mereplikasi kegiatan serupa di kota-kota lainnya di Indonesia. Konsep pengembangan kegiatan Hidden Park yang akan datang, antara lain akan mengedepankan konsep Green and Blue Development yaitu harmoni pengembangan ruang terbuka hijau untuk kelestarian sumber daya air. [rel]

read more