close

23/12/2013

Ragam

Dalam Sepekan, Harimau Terkam 11 Ternak Warga

Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya yang beberapa bulan lalu diganggu gajah liar, kini mulai diganggu harimau. Delapan ekor sapi dan tiga kerbau mati diterkam si raja hutan dalam sepekan terakhir. Hal itu bukan saja sangat merugikan para pemilik ternak, tapi juga merisaukan warga setempat karena mengancam keselamatan mereka.

Mukim Pante Purba, Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya, Anwar Musa kepada Serambi, Minggu (22/12/2013) mengatakan, gangguan harimau itu terjadi di Desa Cot Punti dan Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet. Selain sebelas ekor ternak warga mati diterkam harimau, masih ada beberapa ekor lagi yang cuma terkena cakaran. Karena kondisinya tidak fatal, sehingga masih sempat disembelih pemiliknya dan dagingnya kemudian dijual.

“Meski peristiwa itu sudah terjadi sejak sepekan lalu, tapi belum kita laporkan kepada pihak terkait, khususnya ke Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh Jaya. Soalnya, kita khawatir tidak akan ada juga penanganan dari mereka,” ujar Mukim Pante Purba.

Mukim Anwar Musa hanya mengatakan bahwa saat ini warga di Cot Punti dan Krueng Ayon sedang resah karena gangguan harimau itu bukan saja mengarah ke ternak, tapi juga mengancam keselamatan warga. Harimau yang mengganggu itu hanya seekor, panjangnya sekitar dua meter. “Mudah-mudahan pemerintah mengetahui kondisi ini dan segera mengatasinya secara tepat dan cepat,” kata Anwar Musa.

Sekretaris Desa Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet, Mahyuddin kepada Serambi mengatakan, pada Sabtu (21/12) lalu seekor kerbau jantan milik Badli dicakar harimau liar, sehingga kerbau tersebut harus segera disembelih. Sebelum dicakar harimau, harga kerbau itu sekitar Rp 14 juta, tapi setelah terluka, harga jualnya pun jatuh.

Koordinator Satwa Liar pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Aceh Jaya, Armidi S.Hut yang dikonfirmasi, Minggu (22/12/2013), mengatakan, hingga saat ini belum tahu adanya harimau liar yang memangsa ternak warga di kawasan Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet.

“Jika nanti ada laporan kita akan segera berkonsultasi dengan pihak Conservation Response Unit (CRU) di Aceh Jaya agar segera dilakukan penanganan,” ujarnya. []

Sumber: serambinews.com

read more
Green Style

Jadikan Bisnis Anda Untung dan Ramah Lingkungan

Semua orang berbicara penyelamatan lingkungan dan sumber daya yang berkelanjutan lebih baik untuk menjamin kelestarian sumber daya bumi dan memerangi perubahan iklim. Setiap orang bisa mengadopsi cara yang lebih ramah lingkungan bahkan pebisnis sekalipun, tidak peduli seberapa besar atau kecil usahnya. Semua orang dapat berkontribusi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Menjadi ramah lingkungan tidak hanya bermanfaat bagi alam sekitar tetapi juga dapat memberikan keuntungan bagi usaha Anda.

Salah satu cara menjadi perusahaan ramah lingkungan yang dapat membantu bisnis Anda adalah dengan memotong biaya operasional.

Meskipun biaya yang bisa dihemat tampak sedikit, misalnya solusi pencahayaan komersial atau memakai tangki air menampung air hujan, namun dalam jangka panjang ini sangat menguntungkan dan Anda dapat menghemat uang banyak.

Misalnya mengganti bola lampu biasa dengan yang ramah lingkungan, benar-benar memotong biaya pencahayaan hingga 75 % !

Anda bahkan dapat meningkatkan pendapatan Anda jika Anda adalah perusahaan yang menjual produk ‘hijau’. Fakta bahwa produk ramah lingkungan misalnya organik atau daur ulang harga ecerannya lebih mahal 10 % dari harga pasaran.

Membangun brand dengan komunitas sekitar Anda dengan mempromosikan Anda adalah perusahaan hijau – masyarakat lebih mencintai, Anda bahkan dapat membuat lingkungan sekitar tampak lebih hijau dan teduh dengan menanam pohon dan menyediakan taman.

Solusi pencahayaan komersial dapat dilaksanakan oleh setiap bisnis. Salah satu cara termudah untuk berubah menjadi bisnis hijau adalah dengan menerapkan solusi pencahayaan hemat energi di perusahaan Anda atau ruang komersial. Anda dapat melakukan ini baik di dalam kantor maupun di luar kantor.

Di dalam kantor, mengapa tidak mencoba lampu sensor gerak otomatis yang aktif hanya ketika ada seseorang di dalam ruangan. Ide bagus ini dapat diterapkan di ruang dalam kantor Anda yang tidak digunakan setiap hari, misalnya dapur dan toilet, di mana lampu sering ditinggalkan dalam keadaan hidup.  Juga , di lapangan parkir kantor dan ruang luar ada berbagai macam solusi pencahayaan.

Lampu LED lebih baik bagi lingkungan dan dapat bertahan hingga 60 kali lebih lama dibandingkan bola lampu biasa yang membuat mereka pilihan yang jauh lebih baik bagi perusahaan.

Ada cara lain misalnya dengan mengurangi penggunaan kertas (paperless) atau dengan menggunakan kertas daur ulang. Hal ini menjadi semakin semakin mudah melakukannya, karena sekarang semuanya serba digital. Dokumen dapat diketik saja, pengingat dapat dikirim melalui email dan jadwal dapat diatur dengan aplikasi di ponsel atau di komputer Anda. Program paperless menghemat uang bisnis Anda !

Mengurangi pemakaian energi dengan mematikan peralatan saat tidak digunakan misalnya saat istirahat makan siang atau di luar jam kantor dengan menonaktifkan komputer dan printer.[]

Sumber: greenerideal.com

read more
Sains

Geliat Mobil Murah Ramah Lingkungan di Indonesia

Industri otomotif Indonesia sepanjang tahun ini menghangat.dengan hadirnya segmen baru yakni mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC). Segmen yang baru muncul tersebut sudah “digawangi” beberapa merek Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) seperti Toyota Astra Motor, Astra Daihatsu Motor, Honda Prospect Motor dan Suzuki Indomobil.

TAM serta ADM bahkan sudah mengenalkan varian mobil murah mereka setahun sebelumnya, yakni saat Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012. Mereka secara resmi meluncurkannya pada IIMS 2013, Toyota hadir dengan Toyota Agya dan Daihtasu hadir dengan Astra Daihatsu Ayla.

Honda menyusul dengan Brio Satya pada Oktober dan Suzuki Karimun Wagon R dari Suzuki Indomobil pada November.

Meski baru hadir, namun penjualan di segmen baru ini terhitung laris. Total penjualan LCGC untuk keempat varian ini hingga November 2013 ini menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sudah mencapai 36.916 unit.

Ketua Umum Gaikindo Johnny Darmawan menyebutkan bahwa kehadiran segmen baru ini di pasar otomotif Indonesia bukan menambah volume penjualan. “LCGC masuk itu tidak menambah. Kan volume penjualan masih 1,2 juta unit,” kata Johnny.

Dia menambahkan hadirnya LCGC ada “plus minus” yakni segmen LCGC tersebut naik, namun segmen yang awalnya berada di entry level seperti Avanza atau Xenia serta city car menurun.

Johnny menyebutkan bahwa pasar LCGC akan semakin memanas ditambah dengan hadirnya kompetitor baru yakni Datsun GO yang akan hadir di pertengahan tahun depan.

Sementara itu, Direktur Marketing Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra mengaku bahwa penjualan Astra Daihatsu Ayla bisa dikatakan sebagai pendongkrak naiknya penjualan tahun ini.

“Kalau enggak ada Ayla, penjualan kami tidak akan setinggi ini,” katanya.

Kehadiran LCGC juga disebut-sebut memberikan keuntungan untuk masyarakat karena mendapatkan tambahan pilihan dengan harga yang lebih murah dibandingkan jenis atau segmen lain.

Syarat LCGC
Saat peraturan LCGC dibuat pemerintah melalui Permenperin Nomor 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau, produsen otomotif yang ikut masuk dalam segmen ini mendapatkan insentif berupa pemotongan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM).

Syarat yang harus dipenuhi oleh para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) seperti, mesin menggunakan kapasitas dengan besaran 980-1200 cc, konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20km/liter atau bahan bakar lainnya yang setara, memenuhi spesifikasi minimal Research Octane Number (RON) 92 untuk gasoline dan Cetane Radius (CN) 51 untuk diesel.

Harga distribusi pun ikut diatur dalam peraturan tersebut yakni tak lebih dari Rp95 juta, namun bisa dilakukan perubahan sesuai dengan inflasi, nilai tukar rupiah atau harga bahan baku. Tujuan harga yang tidak menjulang tersebut, diharapkan distribusi mobil ini juga menjangkau daerah-daerah kecil.

Namun, pengamat transportasi dari pengurus dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas menyebutkan bahwa hingga tiga tahun mendatang, fenomena LCGC ini lebih banyak terasa di kota-kota besar.

Alasannya, beberapa merek mobil di segmen ini belum sepenuhnya mendapat kepercayaan dari masyarakat yang berada di pinggiran kota besar.

“Mereka takut. Karena mobil ini terhitung baru jadi khawatir apakah akan mudah mendapat sparepartnya,” katanya.

Meski banyak mendapat cibiran, banyak beberapa ATPM masih yakin dengan kelanjutan segmen baru yang mengharuskan penggunaan konten lokal ini.

Sumber: antaranews.com

read more