close

29/12/2013

Ragam

Pejuang Lingkungan Marandus Sirait Raih Anugerah UGM

Sepuluh tahun merantau dengan menjadi seniman musik rohani, tidak lantas menjadikan Marandus Sirait (46 tahun) lupa akan kampung halamannya, Lunban Rang, Toba Samosir, Sumatera Utara. Setelah kembali ke kampung halamannya sejak 2009 lalu, melalui media musik ini pula ia gunakan sebagai cara  untuk mengajak warga kampungnya peduli pada lingkungan di sekitar Danau Toba yang dianggapnya sudah mengalami kerusakan cukup parah.

“Saya hanya ingin mengajak warga ikut peduli dan memperhatikan lingkungannya,” kata Sirait usai mendapatkan penghargaan Anugerah UGM atas kiprahnya di bidang lingkungan, Kamis (19/12/2013).

Sirait menceritakan usaha konservasi lingkungan dilakukannya lewat aktivitas menanam ribuan pohon di sekitar lahan seluas 40 hektar yang ia namakan Taman Eden. Area konservasi ini diakui Sirait untuk dijadikan percontohan konservasi lingkungan di sekitar kawasan danau toba.

Namun tidak mudah bagi Sirait melaksanakan niat baiknya tersebut. Bahkan dirinya sempat diteror oleh teman sendiri, karena selalu menolak dan menyuarakan protes keras setiap ada aksi kegiatan penebangan pohon yang merusak habitat ekosistem di hutan danau toba.

Awalnya tidak banyak warga yang mau mengikuti jejaknya. Namun, Sirait tidak pernah putus asa. Apapun tetap dilakoninya dengan berbagai cara. Para seniman pun dia ajak untuk ikut kampanye. Kesenian, kata Sirait, merupakan cara yang paling efektif mengedukasi warga untuk peduli lingkungan. “Saya juga pelajari musik dan tarian tor-tor untuk kampanye menanam pohon. Bahkan ada grup tunanetra saya ajak untuk menanam pohon,” tandasnya.

Atas kiprahnya membuka Taman Eden, ia pun banyak mendapat penghargaan dari Gubernur, Menteri Kehutanan, hingga penghargaan dari Presiden. Namun dua penghargaan dari Gubernur dan satu penghargaan dari Menteri Kehutanan ia kembalikan. Sirait mengaggap, pemberi penghargaan tidak serius terhadap perbaikan kondisi hutan di sekitar Danau Toba. “Bagi saya piala tidak berharga jika hutan di danau toba tidak ikut dilestarikan,” kata pria yang tamat SMA ini.

Penghargaan yang diberikan UGM padanya, bagi Sirait, penghargaan tersebut menunjukkan keberpihakan UGM terhadap kiprah bagi mereka yang berkecimpung di daerah terpencil. “UGM ternyata memperhatikan kami yang tinggal di sudut-sudut desa,” ungkapnya.

Selain Sirait, Anugerah UGM diberikan kepada tokoh-tokoh lainnya, seperti dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH untuk penghargaan bidang kesehatan; Prof. Dr. Daoed Joesoef di bidang pendidikan; dan Nobertus Riantiarno di bidang kebudayaan. Penghargaan tersebut diserahkan pada upacara Dies Natalis UGM ke-64 oleh Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. []

Sumber: ugm.ac.id

read more
Perubahan Iklim

Empat Bencana Iklim Dahsyat Selama 2013

Banjir, kebakaran dan topan – cuaca memenuhi berita sepanjang 2013.

Di Colorado dan Eropa Tengah, kelembaban tropis menyebabkan hujan lebat dan banjir.

Australia porak-poranda akibat gelombang panas dan kebakaran pada tahun ini.

Temperatur Samudera Pasifik yang menghangat memicu badai tropis yang merusak Filipina dan Asia.

Temperatur luar biasa hangat menciptakan rekor panas yang membuat tahun 2013 menjadi salah satu tahun terpanas selama lebih dari satu abad, berdasarkan laporan National Climatic Data Center (NCDC) yang dirilis pada Desember.

Sebelas bulan pertama pada 2013 merupakan waktu terpanas ke empat (rata-rata di seluruh dunia) sejak pencatatan dimulai 134 tahun yang lalu.

Apapun penyebabnya, 2013 merupakan tahun terjadinya peristiwa cuaca luar biasa.Berikut ini ikhtisarnya seperti dilansir LiveScience.

1. Gelombang panas
Wilayah Australia Selatan mengalami temperatur tinggi pada tahun ini, yang memicu kebakaran. Asia Tengah, pesisir Afrika dan Amerika Tengah juga makin panas berdasarkan NCDC.

2. Tornado
Terdapat dua badai mengerikan yang menghancurkan kota dekat kota Oklahoma. Satu tornado yang terkuat terekam dan yang lainnya bermacam-macam.

3. Banjir
Kolorado dan Eropa Tengah mengalami banjir terburuk selama dalam beberapa dekade.

4. Badai tropis
Musim badai di Samudera Atlantik biang keladi bencana di Pasifik. Tiga topan yang masing-masing menyebabkan lebih dari 22 juta dollar AS kerusakan di Filipina. Negara ini masih memulihkan diri dari super topan Haiyan yang membunuh lebih dari 6.000 orang di Selatan Filipina dan mungkin siklon terkuat di era teknologi pelacakan satelit.[]

Sumber: antaranews.com

read more
Ragam

Sebagian Aceh Timur Direndam Banjir

Banjir melanda Wilayah Aceh Timur setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut. Belasan kecamatan tergenang air hingga satu setengah meter. Bahkan sebuah gampong di Kecamatan Peureulak Kota yakni Gampong Tualang terisolir akibat putusnya jembatan penghubung. Diperkirakan 200 lebih warga gampong terkurung.

Berdasarkan pengamatan di lokasi bencana, akitivitas warga lainnya di 14 Kecamatan  sejak minggu hari ini (29/12/2013) terhenti total. Sejumlah ruas jalan penghubung antar Kecamatan tidak bisa dilintasi dengan kenderaan roda dua dan empat. Ribuan warga dilaporkan mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman seperti menasah dan mesjid terdekat. Banjir kali ini juga mengakibatkan  ratusan ekor hewan ternak peliharan warga, seperti kambing, ayam, dan itik  dilaporkan hilang terseret arus banjir.

Di Kecamatan Sungai Raya, sejak pagi tadi air mulai naik ke badan jalan nasional Banda Aceh-Medan. Ketinggian air mencapai 80 centimeter lebih. Akibatnya sejumlah kenderaan pribadi roda empat dan roda dua terjebak. Pengguna jalan terpaksa berhenti dan sebagian memilih balik arah kembali.

Kabag Humas Pemkab Aceh Timur, T Amran membenarkan peristiwa banjir ini. Diakui juga sejumlah warga mulai mengungsi. Menurutnya Pemerintah Aceh Timur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) telah menurunkan tim  evakuasi ke lokasi banjir. Sejumlah bahan makanan pokok berupa mie instan, beras, minyak goreng dan telur mulai disalurkan kepada korban.

Ditambahkannya lagi, beberapa kecamatan yang dikepung banjir hingga saat ini yakni  Kecamatan Idi Tunong, Idi Rayeuk, Nurussalam,  Idi Cut, Peureulak Timur, Peureulak Kota,  Peureulak Barat,  Banda Alam, Nurul Falah, Pante Bidari, Simpang Ulim, Sungai Raya, Semanah Jaya, Rantau Peureulak.

Hingga berita ini dilaporkan, hujan deras terus mengguyur Aceh Timur dan sekitarnya. Ketinggian air terus naik secara drastic. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa dalam musibah banjir ini. []

Sumber: theglobejournal.com

read more