close

04/01/2014

Perubahan Iklim

Hari Bebas Kendaraan Bermotor Kurangi Polusi

Upaya penghematan bahan bakar minyak dan pengurangan polusi melalui penerapan Hari Bebas Kendaraan Bermotor telah menunjukkan hasil positif karena itu pelaksanaannya perlu diperbanyak.

“Kalau bisa jangan hanya one day (satu hari), bisa ditingkatkan menjadi two days (dua hari), three days (tiga hari) dan seterusnya,” kata Penasihat Perubahan Iklim Asia Pasifik untuk UNESCO Faisal Yusuf di Jakarta, Sabtu (4/1/2013).

Ia menjelaskan, Hari Bebas Kendaraan Bermotor sudah dilaksanakan sejak tahun 2008 dan setiap pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor bisa mengurangi sampai 20 persen polusi di Ibu Kota.

Dampak pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor terhadap pengurangan polusi akan semakin besar kalau kegiatan itu lebih banyak dilaksanakan.

Daerah-daerah lain di seluruh Indonesia, kata dia, bisa segera menyusul pemerintah DKI Jakarta, Kota Depok, dan Kota Bandung menerapkan kebijakan tersebut untuk mengurangi polusi dan menyehatkan lingkungan.

Mantan Ketua DPRD Jawa Barat Eka Santosa mengatakan keefektifan program tersebut harus terus ditingkatkan supaya dampaknya terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat makin besar.

“Masyarakat harus menyayangi alam sebagai ayahnya dan bumi sebagai ibundanya. Kita harus banyak belajar dari alam dan kita berhutang budi pada bumi dan alam semesta,” katanya.

“Kesadaran untuk menjaga kesehatan lingkungan harus dimunculkan, dan pastinya harus didukung oleh pemerintah setempat,” ujar dia.

Sumber: antaranews.com

read more
Flora Fauna

Ternyata Lumba-lumba Hobi Mabuk-mabukan

Lumba-lumba punya sekian kemiripan dengan manusia, mulai kecerdasan, humor, kecemburuan, hingga kemampuan berbahasa. Namun, siapa yang tahu lumba-lumba juga sama dengan manusia karena suka mengonsumsi senyawa yang punya efek mirip narkotika?

Program BBC1 bertajuk Dolphin: Spy in the Pod yang akan ditayangkan Kamis (2/1/2013) lalu mengungkap bagaimana mamalia tersebut “ngobat”. Rekaman lumba-lumba “ngobat” dibuat oleh pembuat film tentang alam liar, John Downer.

Dalam rekaman BBC, lumba-lumba “ngobat” dengan memanfaatkan racun dari puffer fish. Puffer fish diketahui melepaskan senyawa racun jika sedang dalam kondisi terancam. Senyawa racun inilah yang dimanfaatkan lumba-lumba untuk “fly”.

Lumba-lumba tampak berenang di sekitar puffer fish. Kemudian, ia menyentuhkan moncongnya ke tubuh puffer fish dan setelah berenang beberapa lama, satwa itu tampak mengambang di bawah permukaan.

Perilaku lumba-lumba berenang di sekitar puffer fish bisa berlangsung selama 20 – 30 menit. Lumba-lumba memainkan puffer fish dengan lembut, tidak tampak seperti mamalia besar yang akan memangsanya.

Pakar hewan Rob Pilley menuturkan, perilaku lumba-lumba itu baru dijumpai pertama kali. “Kami melihat lumba-lumba memegang puffer fish dengan glove, sangat lembut seakan mau menyusuinya, bukan untuk menyakiti atau membunuh,” katanya seperti dikutip Daily Mail.

Selain pada lumba-lumba, perilaku mabuk atau sengaja ingin mengalami kondisi “trance” juga dilakukan oleh simpanse dan beberapa mamalia lain. Film ini menunjukkan betapa perilaku itu tidak spesial milik manusia.

Sumber: Kompas.com

read more
Ragam

Cegah Abrasi, Warga Tambakrejo Tanam Mangrove

Abrasi yang terjadi di wilayah Desa Tambakrejo Kelurahan Tanjung Mas menurut Bappeda Kota Semarang, telah menggerus lahan tambak sejauh 652,7 meter. Banjir Rob yang terjadi hampir setiap hari ini merupakan hal yang biasa bagi penduduk desa tersebut. Melihat hal itu, Penghijauan kawasan pesisir menjadi salah satu alternatif pilihan untuk menanggulangi permasalahan rob dan abrasi tersebut.

Beruntung, kesadaran masyarakat nelayan terhadap pentingnya penghijauan masih tinggi. Juraimi contohnya, pria yang lahir di Tambakrejo ini merupakan salah satu penggiat penghijauan. Dia sudah melakukan penanaman mangrove di Tambakrejo sejak 2011 bersama Kelompok Cinta Lingkungan Camar.

Kelompok binaan Pertamina ini beranggotakan 11 orang nelayan tulen yang bertanggung jawab menjadikan lahan konservasi menjadi hijau seperti sedia kala. Walaupun bibit mangrove yang ditanam mempunyai peluang kecil untuk hidup karena kondisi wilayah serta terpaan gelombang besar air laut.

Namun, kepedulian penduduk Desa Tambakrejo dalam merawat dan menanam bibit mangrove yang konsisten, mencapai keberhasilan hidup bibit mangrove hingga 60 persen, dengan modal awal 2.000 bibit, hingga meningkat menjadi 81.000 bibit.

“Apa yang kami lakukan bertujuan untuk mengembalikan lingkungan Tambakrejo menjadi lebih hijau. Ini juga merupakan dukungan terhadap program “Pertamina menabung 100 Juta Pohon,” kata dia.

“Dengan adanya penanaman ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas Wilayah Tambakrejo yang semakin terkikis abrasi,” Tutup Juraimi, dengan wajah ramah. []

Sumber: okezone.com

read more