close

05/01/2014

Energi

Sampah, Bahan Bakar Masa Depan

Apakah bahan bakar bisa dihasilkan dari kulit buah, biji-bijian, jerami atau limbah kayu? Harapannya, produk limbah pertanian dan kehutanan yang berlimpah, di masa depan dapat menggantikan minyak bumi.

Biomassa sebenarnya tersedia di setiap sudut jalan. Potongan dahan bisa diolah menjadi ‘pelet’ bahan bakar. Dedaunan yang gugur diproses menjadi pupuk. Tapi di seluruh dunia berton-ton sampah organik dibuang begitu saja. Contohnya ampas kelapa sawit setelah minyaknya dipress keluar.

“Hanya bijinya yang dimanfaatkan. Lainnya dibuang. Dan setiap 5 tahun seluruh pohon kelapa sawit dibuang,” ujar Stefan Schöll, manajer pabrik perusahaan termokimia PYTEC di Hamburg.

“Sungguh disayangkan,” lanjutnya. Limbah produk pertanian dan kehutanan itu padahal dapat dipress melalui proses khusus. Hasilnya minyak pirolisis, yang dapat diproses lebih lanjut menjadi bahan bakar.

Pengembangan kemampuan mesin
Kini perusahaan di Hamburg itu tengah menyempurnakan cara untuk menggunakan minyak pirolisis secara langsung di instalasi pembangkit listrik dan energi panas, atau di lokasi yang tak memiliki biomassa.

Bersama pabrik mesin Amerika, Caterpillar, para peneliti mengembangkan mesin berbahan bakar minyak pirolisis tadi.

“Kami baru mampu mengembangkan mesin berdaya kerja 1000 jam. Dalam satu tahun, sistem injeksi bahan bakar harus diganti 8 kali. Kami ingin menemukan materi baru yang tahan lama seperti pada operasi mesin diesel normal,” ungkap Schöll.

Pengolahan berskala besar
Dari sampah menjadi bahan bakar masa depan. Ini juga yang menjadi salah satu fokus penelitian Universitas Ilmu Terapan HAW Hamburg.

Jelantah, plastik, minyak berat – semua diproses jadi bahan bakar minyak di laboratorium. Banyak bahan, yang dapat menggantikan minyak bumi sebagai bahan bakar berkelanjutan untuk jangka panjang.

“Secara global, kebutuhan bahan bakar mencapai 100 Exajoule,” ujar Thomas Willner, dosen HAW Hamburg. “Kalau angka ini bisa dipertahankan dan tidak meningkat di negara-negara seperti India dan Cina, kita punya kesempatan dengan biomassa berkelanjutan, untuk memenuhi kebutuhan ini.”

Masih diperlukan solusi untuk mengatasi membengkaknya permintaan negara berkembang. Metode baru sebenarnya punya potensi besar. Tinggal menunggu pengembangan instalasi yang bisa mengolah biomassa secara efisien dalam skala besar.[]

Sumber: dw.de

 

read more
Hutan

Turis Kepulauan Seribu Wajib Tanam Mangrove

Hamparan laut luas yang indah, pasir halus serta deburan ombak yang memecah pantai di salah satu gugusan pulau seribu memang terasa menenangkan pikiran dan membuat tubuh jadi santai. Tak bisa dimungkiri kalau kepulauan seribu memang eksotis dan indah.

Dan kini, semakin banyak orang yang mulai terpikat dengan pesonanya. Jika dikelola dengan tepat, bukan tak mungkin kalau pesona pulau seribu akan lebih banyak memikat wisatawan domestik dan internasional.

“Kepulauan Seribu itu seksi, namun sampai saat ini masalah infrastrukturnya dan fasilitasnya yang diinginkan wisatawan internasional belum semuanya bisa dipenuhi,” ungkap H. Asep Syaripudin, Bupati Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu di Pulau Untung Jawa, Jakarta Utara.

Sejak tahun lalu Asep sudah menerapkan dua sistem wisata, yaitu wisata bahari dan wisata edukasi. Wisata edukasi ini dilakukan pada hari Senin sampai Kamis, sedangkan wisata bahari dilakukan pada hari Jumat sampai Minggu.

“Di wisata bahari, program yang dilakukan adalah mengenalkan berbagai biota laut dan keindahan laut di sini. Sedangkan untuk wisata edukasi, program wisatanya berupa ikut serta dalam program penanaman pohon atau berkunjung ke penangkaran burung di pulau Rambut,” paparnya.

Dengan adanya program ini, peningkatan wisatawan lokal dan internasional pun makin dirasakan. Selama tahun 2013, program kerja ini ditargetkan mampu menambah kunjungan sampai satu juta wisatawan. Namun tak disangka, sampai di bulan September 2013 lalu saja wisatawan yang datang sudah mencapai 1,3 juta.

Rencana tahun 2014
Di tahun 2014 ini, segudang rencana untuk meningkatkan pariwisata ke Kepulauan Seribu sudah dibuat oleh Asep. Mulai menambah berbagai fasilitas, akomodasi, serta memperindah pulau-pulau ini.

Hanya saja, ada berbagai tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan pariwisatanya. “Sampai saat ini masalah yang cukup berat dihadapi adalah kurangnya kesadaran untuk menjaga serta kurangnya rasa memiliki terhadap pulau-pulau ini dari semua orang baik penduduk maupun pengunjung. Hal inilah yang akan dibenahi terlebih dulu,” paparnya.

Salah satu programnya yang sedianya dicanangkan untuk meningkatkan hal ini sekaligus meningkatkan promosi wisata kepulauan seribu adalah bekerja sama dengan berbagai biro perjalanan, pemilik homestay dan pemilik kapal penyebrangan untuk mewajibkan setiap wisatawan ikut menanam pohon mangrove.

“Kepastian pelaksanaannya masih akan dibicarakan lagi. Inginnya sih dengan cara menambah Rp 750 – Rp 1.000 dari harga paket perjalanan per orang. Dengan ini mereka akan mendapatkan satu bibit mangrove yang bisa mereka tanam di pulau ini. Dengan demikian mereka akan merasa memiliki pulau ini karena mereka sudah pernah menanam pohonnya di sini,” jelasnya.

Selain meningkatkan rasa saling memiliki, penanaman mangrove ini juga akan membantu menjaga kelestarian lingkungan. Seperti diketahui, penanaman mangrove juga akan membantu mencegah abrasi air laut. Sayangnya, dari 100 persen pohon mangrove yang ditanam, hanya 70 persen yang hidup sedangkan 30 persen lainnya akan mati atau hilang terbawa air laut.

Sumber: NGI/kompas.com

read more
Ragam

Warga Aceh Barat Tewas Diinjak Gajah Dalam Gubuk

Warga Kabupaten Aceh Barat, Yusmani (59 tahun) tewas diinjak seekor gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) di kawasan jalan lintas Desa Buloh, Kecamatan Meureubo. Tak hanya itu, anaknya, Referendi (13), saat ini tengah kritis dan mengalami patah tulang karena ikut dihempas gajah.

Kapolsek Meureubo Ipda Jhon Darwin mengatakan, gajah menyerang ayah dan anak tersebut ketika keduanya tertidur, Sabtu (4/1/2013), sekitar pukul 05.00 WIB dalam sebuah gubuk dalam lokasi perkebunan.

“Tiba-tiba gajah menyerang gubuk mereka, Yusmani bersama anaknya tidur agak di samping pintu. Sehingga dapat dengan mudah gajah menginjaknya dia terlebih dahulu,” katanya.

Kedua korban merupakan warga Desa Ujong Tanoh Darat, Meureubo. Mereka merupakan petani yang bekerja membersihkan kebun milik saudaranya Abdullah Sani, sejak Jumat (3/1/2013).

“Kedua korban dibawa ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. Korban meninggal diotopsi dan diserahkan ke kepada keluarga,” jelasnya.

Puskesmas Pembantu Desa Bukit Jaya yang awal menangani korban menyebutkan kondisi korban Yusmani tidak dapat diselamatkan karena tewas di tempat kejadian. Sedangkan anaknya mendapat perawatan dan tertolong setelah dibawa ke RSUD Cut Nyak Dhien di Meulaboh.

“Korban meninggal badannya masih utuh, namun semuanya sudah patah-patah dan remuk. Sedangkan anaknya mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh. Seperti paha dan masih dapat diselamatkan,” kata petugas medis Puskesmas Pembantu Desa Bukit Jaya.

Sementara itu, Raja (34) warga Desa Pulo Teugoh, mengatakan, kawasan tersebut dulunya merupakan lintasan kawanan gajah yang telah berubah menjadi area pertambangan batu bara.

“Hutan di kawasan itu sudah gundul. Apalagi jalan lintas gajah itu sudah menjadi lintasan mobil dan truk mengangkut batu bara dan lokasinya hanya sekitar 2,5 kilometer dari pemukiman warga,” papar Raja.

Sumber: republika.co.id

read more