close

07/02/2014

Hutan

Ternyata Hutan Banyak Berikan Nutrisi pada Anak-anak

Kecenderungan pada anak-anak yang tinggal di wilayah Afrika dengan tutupan pohon rapat makanan bergizi yang lebih banyak, menambah kepercayaan akan penelitian yang menunjukkan bahwa hutan memiliki peranan kunci dalam ketahanan pangan, merujuk jurnal baru yang dipublikasikan Perubahan Iklim Global.

Meningkatkan produksi tanaman pangan kaya energi seperti beras, jagung, dan gandum dipandang penting untuk mencapai ketahanan pangan global, tetapi jika mengorbankan hutan justru bisa merusak ketahanan pangan.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa anak-anak di Afrika yang tinggal di dalam masyarakat yang dikelilingi tutupan hutan memiliki keragaman makanan lebih tinggi dan mengonsumsi lebih banyak buah serta sayur,” kata Amy Ickowitz, ahli ekonomi Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR). “Di daerah ini, keragaman makanan meningkat seiring tutupan pohon, anak-anak di tempat dengan banyak pepohonan memiliki makanan yang lebih sehat.”

Tantangan yangb Rumit
Secara global, sekitar 870 juta orang tidak memiliki cukup makanan, dan lebih dari dua miliar menderita defisiensi mikronutrisi, atau “kelaparan tersembunyi”, menurut lembaga pangan PBB, sementara ada 1,4 miliar orang obesitas atau kelebihan berat badan. Data PBB memproyeksikan bahwa populasi global akan meningkat dari 7 miliar ke lebih dari 9 miliar pada 2050, memerlukan peningkatan produksi makanan sepadan, dan tentu akan memberikan tekanan lebih terhadap hutan-hutan tropis yang sudah dilanda ekspansi pertanian tak berkelanjutan.

“Ketika pentingnya konsumsi mikronutrien dan keragaman makanan diakui, kebutuhan untuk bergerak meningkatkan area produksi atau hasil tanaman pokok guna mencapai ketahanan pangan menjadi jelas,” kata Ickowitz . Bukti terbaru menunjukkan antara 1980 dan 2000,  95 persen lahan baru untuk pertanian awalnya merupakan lahan yang tertutup oleh hutan, tambahnya.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menggunakan analisis regresi untuk menentukan hubungan statistik antara tutupan pohon dan kualitas gizi makanan anak-anak. Mereka memantau data makanan dari survei kesehatan demografis 93.000 anak-anak antara usia 1 dan 5 tahun dari 21 negara Afrika dan mengombinasikannya dengan data tutupan pohon dari Global Land Cover Facility. Regresi ini menemukan korelasi positif yang signifikan secara statistik antara tutupan pohon dan keragaman makanan.

Kesetimbangan Rentan
Para peneliti berusaha menguji hubungan tutupan pohon dengan tiga indikator kunci kualitas makanan yang terhubung ke asupan mikronutrien — keragaman makanan, konsumsi buah dan sayuran, serta konsumsi makanan hewani.

Sepanjang penelitian, ditemukan pengamatan menarik : Konsumsi buah dan sayuran meningkat sampai 45 persen tutupan pohon, kemudian menurun seiring dengan peningkatan tutupan pohon yang lebih tinggi dari itu. Tidak ditemukan hubungan serupa antara tutupan pohon dan konsumsi sumber makanan hewani.

Ada tiga skenario yang dengan itu Ickowitz menduga ada dampak positif tutupan pohon pada gizi.

Pertama, anak-anak yang tinggal di daerah dekat hutan mungkin memiliki akses lebih besar terhadap buah liar, sayuran hijau, lundi, siput dan daging hewan liar — makanan yang bisa memberikan mikronutrisi penting seperti vitamin A, zat besi, dan seng.

Kedua, `rumah tangga yang menanam atau memanen tanaman hutan di lahan mereka memperoleh keuntungan dari peningkatan akses terhadap buah-buahan dan kacang-kacangan dari pohon.

Ketiga, teknik pertanian yang digunakan di banyak area hutan menghasilkan bahan makanan yang lebih bergizi karena melibatkan percampuran mosaik kompleks beragam tanaman, kata Ickowitz.

“Kunci yang mendasari tiga skenario tersebut,” katanya, “adalah kondisi yang mencegah orang di semua tempat memiliki akses sama yang diatur pasar terhadap makanan bergizi. Misalnya, mereka tidak dapat membeli barang di toko lokal karena tidak memiliki uang tunai, atau  mereka tinggal di daerah terpencil dan bergantung pada hasil dari kawasan hutan lokal mereka.”

Meskipun para ilmuwan menemukan bukti yang menghubungkan tutupan pohon dan indikator kualitas makanan, data yang mereka miliki tidak membedakan hutan alam, hutan tanaman, lahan gambut tua, dan agroforestri.

“Kami tidak dapat mencari tahu dari data kami apakah orang yang tinggal di dekat hutan mengumpulkan makanan yang lebih bergizi dari hutan, apakah mereka membudidayakannya di lahan pertanian dan hutan agro, atau kombinasi,” kata Ickowitz.

“Hasil penelitian menunjukkan deforestasi dapat memiliki efek negatif jangka panjang pada gizi, sehingga penting bahwa kita melakukan penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami hubungan yang telah kita temukan antara tutupan pohon dan gizi.”

Sumber: cifor

read more
Energi

Jerman Kembangkan Jalur Listrik Energi Angin Terpanjang

Pemerintah Jerman memaparkan rencana konstruksi yang akan menjadi jalur listrik terpanjang di negara itu. Proyek ini adalah bagian dari kebijakan Jerman untuk berganti haluan menuju energi terbarukan. Jalur listrik baru tersebut dinamakan proyek “Südlink” dan panjangnya mencapai 800 kilometer. Demikian dikatakan operator TenneT dan TransnetBW, Rabu (05/02/14).

Mulai tahun 2022, Südlink akan menyalurkan energi angin dari kawasan utara Schleswig-Holstein ke barat daya Baden Württemberg. Jalur ini akan melewati beberapa negara bagian, seperti Niedersachsen, Nordrhein Westfalen, Hessen, dan juga ke negara bagian Bayern serta Rheinland Pfalz.

“Ini seperti jalan tol listrik tanpa ada jalur untuk keluar,” kata direktur TenneT Lex Hartman. Proyek ini biayanya diperkirakan “satu digit milyar Euro”. “Kami siap untuk memulai,” tambah Hartman. Sebanyak 2016 permohonan ijin untuk proyek konstruksi akan dimulai.

Transisi energi Jerman
Energi angin yang diperoleh dari kawasan utara Jerman diharapkan bisa mengkompensasi berkurangnya energi dari pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah selatan.

Jalur ini adalah bagian dari upaya Jerman untuk pindah dari emisi karbon menuju energi terbarukan. Di Jerman langkah ini dikenal dengan istilah “Energiewende”.

“Südlink” hanya satu dari tiga proyek konstruksi besar yang dilaksanakan berdasarkan kebijakan tersebut. Secara keseluruhan ada 36 jaringan listrik berbeda yang diperluas atau ada proyek perbaikan yang memakan biaya sebesar 10 milyar Euro. 2800 kilometer jalur listrik dibangun ulang dan 2900 kilometer jalur yang berbeda dioptimalkan.

Reaksi negatif di selatan Jerman
Proyek jalur listrik tidak sepenuhnya mendapat tanggapan positif. Khususnya di wilayah selatan. Aksi protes berfokus pada jalur sepanjang 450 kilometer dari kota Bad Lauchstädt di Bayern dan Meitingen di Sachsen-Anhalt.

Kelompok yang menentang konstruksi jalur listrik mempertanyakan biaya, keamanan pribadi dan efek samping bagi lingkungan. Demonstrasi tahun lalu di Bayern tentang jalur listrik tersebut, bahkan sempat memaksa partai pemerintah CSU untuk menuntut moratorium atas proyek itu.

Tapi walau adanya tentangan di selatan, hasil jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Jerman mendukung proyek Südlink. Hartman mengaku, ia bertanggung jawab untuk memastikan biaya transisi energi di Jerman tidak melebihi anggaran. “Bagaimana pun juga, ini adalah uang milik warga Jerman,” ujarnya.

Sumber: dw.de

read more
Flora Fauna

Ubur-ubur Raksasa Terdampar di Pantai Australia

Ilmuwan Australia tengah berupaya menentukan identitas spesies baru ubur-ubur raksasa yang terdampar di sebuah pantai di Tasmania. Sebuah keluarga yang tengah berada di pantai setempat menemukan ubur-ubur berukuran sekitar 1,5m itu di selatan kota Hobart bulan lalu.

Dr Lisa-ann Gershwin, dari Organisasi Sains dan Industri negara Persemakmuran CSIRO, mengatakan ilmuwan sudah mendengar tentang temuan baru ini namun belum dapat memasukkan klasifikasinya dalam spesies tertentu.

Gershwin melukiskan spesimen temuan itu “binatang yang luar biasa”. Para pakar di CSIRO sudah diberitahu tentang ubur-ubur temuan Josie Lim dan keluarganya ini. Sementara para ahli menurut Gershwin memasukkan jenis ini dalam keluarga ubur-ubur Surai Singa.

Hewan laut itu “nampak seperti piring makan dengan surai seperti pel bergelantungan di bawahnya – kelihatannya benar-benar kumal”, tambahnya. Saat ditemukan hewan malang ini dalam posisi perut di atas, kata Gershwin.

“Kami sangat bersemangat untuk tahu lebih banyak soal ini.”

Jenis baru ini adalah satu dari tiga spesies baru keluarga Surai Singai di Tasmania yang tengah diupayakan klasifikasinya oleh para ilmuwan.

Sumber: NGI/BBC

Ubur-ubur Raksasa Ditemukan di Perairan Australia

Ilmuwan sudah mendengar tentang temuan baru ini namun belum dapat memasukkan klasifikasinya dalam spesies tertentu.

uburubur,australiaUbur-ubur ini “tampak seperti piring besar bersurai” yang ditemukan di perairan Australia (Getty Images via BBC Indonesia).

Ilmuwan Australia tengah berupaya menentukan identitas spesies baru ubur-ubur raksasa yang terdampar di sebuah pantai di Tasmania.

Sebuah keluarga yang tengah berada di pantai setempat menemukan ubur-ubur berukuran sekitar 1,5m itu di selatan kota Hobart bulan lalu.

Dr Lisa-ann Gershwin, dari Organisasi Sains dan Industri negara Persemakmuran CSIRO, mengatakan ilmuwan sudah mendengar tentang temuan baru ini namun belum dapat memasukkan klasifikasinya dalam spesies tertentu.

Gershwin melukiskan spesimen temuan itu “binatang yang luar biasa”.

Para pakar di CSIRO sudah diberitahu tentang ubur-ubur temuan Josie Lim dan keluarganya ini.

Sementara para ahli menurut Gershwin memasukkan jenis ini dalam keluarga ubur-ubur Surai Singa.

Hewan laut itu “nampak seperti piring makan dengan surai seperti pel bergelantungan di bawahnya – kelihatannya benar-benar kumal”, tambahnya.

Saat ditemukan hewan malang ini dalam posisi perut di atas, kata Gershwin.

“Kami sangat bersemangat untuk tahu lebih banyak soal ini.”

Jenis baru ini adalah satu dari tiga spesies baru keluarga Surai Singai di Tasmania yang tengah diupayakan klasifikasinya oleh para ilmuwan.

(Sumber: bbc.co.uk/indonesia)

http://ngi.cc/n2kH

Berita Terkait


Berita Lainnya


Komentar


read more