close

March 2014

Energi

Earth Hour Kediri Ajak Masyarakat Selamatkan Bumi

Tahun 2014 merupakan tahun ke-3 bagi Kediri dalam pelaksanaan program Earth Hour. Tahun ini, melalui platform global berjudul EARTH HOUR BLUE, 20 inisiatif crowdfunding diluncurkan dari berbagai negara di dunia. Salah satu program crowdfunding yang sekarang tengah berjalan adalah Program “Power Up A Ranger” dari Indonesia, yaitu aksi penggalangan donasi secara online melalui skema crowdfunding untuk perbaikan kualitas peralatan dan keselamatan kerja penjaga hutan dan laut di Indonesia.

#PlastikTakAsik

Pada 23 Februari 2014 lalu, sebanyak 23 kota pendukung Earth Hour melakukan aksi dengan mengusung tema #PlastikTakAsik – mengajak siapapun mengurangi pemakaian kantong plastik untuk belanja. Aksi kampanye #PlastikTakAsik bertujuan mengajak masyarakat di kota masing masing untuk lebih sadar dan bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan sendiri.

Aksi #PlastikTakAsik ini diadakan serentak di 23 kota di Indonesia. Earth Hour Kediri sendiri berhasil mengumpulkan 10 kg sampah plastik di sekitar Monumen Simpang Lima Gumul. Total sampah plastik keseluruhan dari 23 kota, yaitu 496,34 kg dalam kurun waktu 3 jam.

#BijakKertas

Kemudian, pada 9 Maret 2014 bertempat di Museum Airlangga Wisata Goa Selomangleng, Earth Hour Kediri melakukan Aksi #BijakKertas. Buku, majalah, koran, komik, kertas dan buku apa pun yang sudah tidak terpakai coba didaur ulang. Barang-barang yang tidak terpakai tersebut coba diubah menjadi benda yang lebih berguna. Aksi #BijakKertas juga berlangsung di 23 kota pendukung Earth Hour.

Aksi Switch Off

Dalam aksi Switch Off sebagai puncak Kampanye EARTH HOUR, berbagai kota dan organisasi di Indonesia turut berpartisipasi dengan menyelenggarakan selebrasi simbolis aksi mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak terpakai. Hal ini juga diterapkan di seluruh negara peserta EARTH HOUR.

Aksi pemadaman lampu tersebut juga diterapkan pada bangunan-bangunan ikon di kota-kota besar. Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Kediri meneruskan komitmen mendukung EARTH HOUR dengan mengadakan pemadaman lampu di Monumen Simpang Lima Gumul.

“Saya senang dengan banyaknya dukungan dan partisipasi dari masyarakat, komunitas, institusi pendidikan, korporasi, dan pemerintahan yang turut mendukung program Earth Hour di Kediri,” ungkap Ahmad Mughofar, selaku koorinator Earth Hour Kediri tahun 2014, kepada merdeka.com.

Ghofar juga berharap bahwa seluruh masyarakat, khususnya yang berada di Kediri, bisa lebih sadar lingkungan. Salah satu aksi sederhana yang bisa dimulai dari diri sendiri, menurut dia, adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan, menghemat kertas, mengurangi penggunaan kantong plastik, dan hemat energi.

Kampanye Earth Hour ini tidak berhenti saat seremonial mematikan lampu 1 jam saja tetapi berkelanjutan. “Ini Aksiku! Mana Aksimu?”

Sumber : merdeka.com

read more
Perubahan Iklim

Polusi Sektor Pertanian Diluar Dugaan Ahli

Kotoran ternak dan pupuk melepaskan amonia ke atmosfer. Di udara, amonia bercampur dengan emisi lain dan membentuk partikel berbahaya.  Dari sebuah studi yang didanai oleh NASA, polusi amonia dari sumber-sumber pertanian ternyata menghadirkan dampak kesehatan yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Menggunakan pemodelan komputer, termasuk pemodelan reaksi kimia di atmosfer milik NASA, Fabien Paulot dan Daniel Jacob, peneliti asal Harvard University, Amerika Serikat mencoba memahami bagaimana amonia berinteraksi di atmosfer dan membentuk partikel material berbahaya.

Simulasi ini membantu para ilmuwan memperkirakan biaya kesehatan akibat polusi udara terkait produksi makanan untuk ekspor, sebuah sektor pertanian yang terus tumbuh, dan merupakan sumber surplus perdagangan.

“Biaya adalah konsep eknomi untuk mengukur berapa orang bersedia untuk membayar demi menghindari risiko,” kata Paulot. “Studi ini digunakan untuk mengetahui biaya yang dibebankan pada masyarakat, tetapi juga mampu mengevaluasi manfaat pencegahan,” ucapnya.

Dari riset yang dilakukan Paulot dan Jacob, biaya kesehatan terkait emisi amonia dari ekspor pertanian mencapai 36 miliar dolar AS per tahun (sekitar Rp409 triliun). Angka ini sekitar separuh dari keuntungan yang didapat dari ekspor pertanian.

Dengan kata lain, dari studi yang dilaporkan di jurnal Environmental Science & Technology, setiap kilogram amonia yang dihasilkan, biaya kesehatan yang harus dikeluarkan mencapai 100 dolar AS (sekitar Rp1,136 juta). Sebelumnya, US Environemntal Protection Agency memperkirakan biaya kesehatan yang harus ditanggung akibat 1 kilogram amonia hanya sekitar 47 dolar AS per kilogram.

Kotoran ternak dan pupuk untuk tanaman melepaskan amonia ke atmosfer. Di udara, amonia bercampur dengan emisi lain dan membentuk partikel mikroskopik atau particulate.

Partikulat ini menghadirkan risiko kesehatan besar, apalagi mereka yang memiliki ukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer atau sekitar 1/30 lebar rambut manusia. Ia bisa terhirup masuk ke dalam tubuh dan tertimbun jauh di dalam paru-paru. Paparan jangka panjang terhadap particulate ini bisa memicu penyakit paru-paru, jantung, dan bahkan berujung pada kematian.

Sumber: NGI/phys.org

read more
Ragam

Polusi Lingkungan Bisa Sebabkan Autisme

Penyebab pasti autisme memang belum ditemukan meski. Banyak ahli kesehatan percaya genetika, faktor lingkungan, atau kombinasi keduanya bisa saja berperan. Baru-baru ini, sebuah meta-analisis baru menemukan bahwa racun yang berasal dari polusi lingkungan sekitar berperan cukup besar dalam gangguan perkembangan saraf daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dalam studi baru yang diterbitakan dalam jurnal PLoS Computational Biology, peneliti dari University of Chicago memeriksa catatan medis lebih dari 100 juta orang yang tinggal di Amerika. Analisis mereka menunjukkan bahwa autisme dan tingkat cacat intelektual berhubungan dengan jumlah insiden malformasi genital bayi laki-laki yang baru lahir.

Menurut para peneliti, hubungan ini bisa jadi indikator paparan lingkungan yang berbahaya dan bisa mengakibatkan kelainan bawaan. Menurut Andrey Rzhetsky selaku profesor genetic medicine and human genetics at the University of Chicago, kehamilan adalah periode sensitif di mana janin rentan terpapar berbagai molekul kecil seperti plastik, pestisida, obat resep, dan lain-lain.

“Sebab beberapa molekul kecil pada dasarnya mengubah perkembangan normal terutama bagi anak laki-laki terkait sistem reproduksi mereka,”kata Rzhetsky, seperti dilansir laman Fox News, Jumat (28/3/2014).

Rzhetsky dan timnya menganalisis data sepertiga penduduk AS dan mereka membandingkan tingkat autisme dan kasus cacat bawaan sistem reproduksi laki-laki seperti mikropenis, hipospadia (utertra di bagian bawah penis),dan testis yang tidak menggantung. Cacat bawaan juga ditemukan pada wanita.

Hasilnya, ditemukan bahwa tingkat autisme meningkat 283 persen dan tingkat cacat intelektual juga meningkat 94 persen untuk setiap kenaikan satu persen malformasi kongenital.

Meski faktor lingkungan tidak secara langsung terlibat dalam kasus autisme, Rzhetsky yakin ada pengaruh kuat dari lingkungan terhadap kejadian autisme sebab malformasi kongenital sebagian besar disebabkan oleh lingkungan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, sekitar satu dari 88 anak mengalami autism spectrum disorder (ASD) dan jumlahnya lebih banyak laki-laki.

“Saya berharap studi ini bisa memacu bahwa selain faktor genetik, ada faktor lingkungan yang perlu diteliti lebih lanjut yang berpengaruh besar pada risiko kejadian autisme terutama pada anak laki-laki,” pungkas Rzhetsky.

Sumber: JPPN.com

read more
Green Style

Berapa Nilai Penghematan Listrik dari Kegiatan Earth Hour?

Kampanye hemat energi Earth Hour atau mematikan listrik selama beberapa saat kembali digelar di Jakarta dan beberapa kota lain pada Sabtu, 29 Maret 2014. Juru bicara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Bambang Dwiyanto, menargetkan penghematan energi dari aksi Earth Hour 2014 bisa meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. “Tentunya, hal ini sangat bergantung pada partisipasi masyarakat,” katanya Sabtu (29 Maret 2014).

Pada Earth Hour 2012, PLN mencatat penurunan beban puncak listrik secara nasional hingga 575 Megawatt. Jika dinilai dengan rupiah, PLN berhasil menghemat biaya Rp 900 juta. Setahun berikutnya, pada Earth Hour 2013, beban puncak listrik di Jakarta turun 236 Megawatt, namun secara nasional malah naik 1.236 Megawatt.

Menurut Bambang, melesetnya target penghematan listrik secara nasional pada Earth Hour 2013 disebabkan pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Arab Saudi. Konsumsi listrik melambung karena banyak orang menyaksikan pertandingan tersebut melalui televisi pada pukul 19.00-21.00 WIB. “Tahun ini mudah-mudahan bisa terjadi penghematan seperti 2012 atau malah lebih besar,” kata Bambang.

Saat ini, 45 persen konsumsi listrik di Indonesia digunakan untuk keperluan konsumsi rumah tangga. Sementara 53 persen dipergunakan untuk kegiatan produksi yaitu 34 persen untuk keperluan pelanggan industri dan 19 persen untuk pelanggan bisnis. Bambang mengatakan masih ada ruang untuk menghemat penggunaan listrik di Indonesia. “Jika setiap rumah mematikan dua lampu saja setiap malam, bisa menahan pertumbuhan permintaan hingga 8,4 persen per tahun,” ujarnya.

Kampanye Earth Hour 2014 digelar pada Sabtu, 29 Maret 2014 pada pukul 20.30 hingga 21.30 waktu setempat. Dalam waktu satu jam, masyarakat diajak untuk mematikan lampu dan menghemat energi. Tahun ini, kampanye Earth Hour dilakukan di 33 kota antara lain Banda Aceh, Medan, Pekan Baru, Jabodetabek, Bandung, Cimahi, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Gresik, Kediri, Sidoarjo, dan Denpasar.

Sumber: tempo.co.id

read more
Perubahan Iklim

Earth Hour di Australia, Lampu Gedung Parlemen Dipadamkan

Gedung Opera Sydney dan Jembatan Pelabuhan Sydney tampil gelap gulita selama satu jam sebagai bagian dalam Kampanye Earth Hour  Sabtu malam (29/3). Kedua bangunan itu merupakan salah satu diantara landmark pertama di dunia yang ikut memadamkan lampu dalam event tersebut.

Kampanye yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature ini melibatkan jutaan orang di seluruh dunia yang ikut memadamkan lampu selama satu jam mulai pukul 8.30 malam di zona waktu mereka masing-masing.

Lampu-lampu akan dipadamkan di 7 ribu kota di seluruh dunia mulai dari New York sampai Selandia Baru, yang pada gelaran tahun ini berusaha mengumpulkan ratusan dollar untuk berbagai proyek lingkungan.

Di gedung parlemen di Canberra, hampir 4.000 lilin dinyalakan dengan tema “Pemadaman Lampu untuk Kelestarian Terumbu Karang” yang menjadi tema kampanye Earth Hour di Australia.

Sejumlah bangunan landmark kota di dunia termasuk Empire State Building, Menara Eiffel dan istana Kremlin dilaporkan akan ikut ambil bagian memadamkan lampu mereka selama 60 menit.

Kampanye Earth Hour dimulai pada tahun 2007 di Sydney, namun ide ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan diperkirakan ratusan juta orang diseluruh dunia ikut ambil bagian memadamkan lampu mereka dalam event Earth Hour tahun lalu.

Event Earth Hour di Singapura, menampilkan bintang terbaru film Amazing Spider-Man 2 berusaha membantu memadamkan lampu di gedung pencakar langir Singapura di kawasan Marina Bay.

Manager Earth Hour Australia, Anna Rose mengatakan event ini merupakan simbol kepedulian masyarakat mengenai perubahan iklim.

“Satu hal mengenai Earth Hour adalah event ini mengingatkan orang mengenai betapa pentingnya tanggung jawab global,” katanya.

“Sangat indah melihat seluruh warga dunia memadamkan lampu dalam event ini dan mengetahui mereka bagian dari orang yang melakukan hal serupa di 154 negara.”

Meski demikian event ini sempat memicu kritik, termasuk dari politisi Denmark, Bjorn Lomborg, yang menilai event ini terlalu kecil dibandingkan masalah sesungguhnya terkait pemanasan global dan justru malah mengalihkan sumber daya yang ada ke isu lain.

“Perayaan kegelapan ini mengirimkan pesan yang salah, “ katan Lomborg dalam pernyataannya pekan ini.

“Sementara lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia melakukan hal simbolis menghentikan penggunaan listrik selama satu jam dalam satu tahun. ada 1,5 miliar penduduk lain di negara-negara berkembang yang terus hidup tanpa akses listrik dan mereka melakukan event itu setiap hari sepanjang tahun,” kritik Lomborg.

Sumber: radioaustralia.net

read more
Hutan

Colgate Janji Akan Menghentikan Perannya Merusak Hutan

Hampir 400.000 orang telah menulis surat ke CEO P&G. Puluhan aksi protes telah dilakukan di beberapa kota termasuk Jakarta, Cincinnati dan London. Ribuan orang lainnya mendesak P&G melalui Facebook, Twitter bahkan menelfon langsung ke kantor mereka untuk membersihkan kegiatannya.

Ketika P&G masih menggunakan minyak sawit dari pengrusakan hutan, suara masyarakat sangat berpengaruh. Minggu ini, salah satu perusahaan produk perawatan pribadi, Colgate-Palmolive berkomitmen untuk “membersihkan” kegiatan bisnisnya dan menghasilkan produk bebas dari pengrusakan hutan.

Kebijakan Colgate sangat terperinci. Melebihi standar keberlanjutan P&G yang lemah. Kebijakan Colgate mencantumkan hal-hal penting seperti keanekaragaman hayati, stok karbon dan tanah. Kebijakan Colgate menekankan pentingnya terlibat dengan komunitas lokal, memetakan minyak sawit yang dibeli Colgate hingga perkebunan yang menjadi sumber pembelian. Kebijakan yang sama juga mendesak pemasok untuk memberlakukan prinsip-prinsip ini di seluruh operasional mereka,  dengan jelas menyatakan bahwa kontrak akan dibatalkan jika ada ketidak sesuaian.

Satu-satunya kelemahan adalah jadwal yang kurang ambisius di tahun 2020 – satu hal yang akan terus didorong.

Sementara kebijakan P&G masih tetap samar-samar: “P&G berkomitmen mendapatkan sumber minyak sawit berkelanjutan. Tahun 2015 kami hanya akan membeli dan menggunakan minyak sawit yang bisa kami pastikan berasal dari sumber bertanggung jawab dan berkelanjutan.” P&G terus mengatakan, “Kami mendorong pemasok untuk mengadaptasi Prinsip dan Kriteria dari RSPO untuk produksi minyak sawit berkelanjutan.”

Pada dasarnya, P&G membayangkan mereka tidak berkontribusi pada deforestasi dan mungkin di masa depan mereka bisa mengatakan hal tersebut, jika mereka mau berkomitmen. Dengan bergabungnya Colgate di jajaran perusahaan yang berkomitmen pada Nol Deforestasi – termasuk di dalamnya Nestlé, L’Oréal, Mars, Ferrero dan Unilever.

Sumber: greenpeace.org

read more
Green Style

Membuat Green Map Kota

Peta yang kita kenal biasanya menunjukkan letak kota, danau, gunung, sungai, jalur kereta api dan batas antarwilayah. Peta kota Jakarta yang dianggap terbaik dan terdetail susunan Gunther W Holtoff, misalnya, lebih terfokus pada jalur jalan raya. Panduan bagi pengendara. Tapi, adakah peta yang bisa menunjukkan, rindang pepohonan sang rumah bagi burung dan tupai? Ada. Green Map alias Peta Hijau namanya.

Tuk! Wendy Brawer, warga negara AS, nyaris kena timpuk kerikil. Pelakunya, orangutan penghuni Kebon Binatang Wirogunan, Yogyakarta. Alih-alih takut dan marah, Wendy justru terpercik ilham. Alam – hewan terkurung sekalipun – bisa terus mempengaruhi hidup kita di kota. Mengenali lingkungan terdekat, tempat kita tinggal, bekerja dan berkegiatan, mungkin cara terbaik untuk menikmati. Saat itu, 1989.

Gagasan ini mengental sejak Desember 1991, menjelang Earth Summit di markas besar PBB di New York. Bagaimana ratusan peserta konferensi, ahli lingkungan dari seluruh dunia yang mungkin baru pertama kali dan sekali-kalinya ke New York bisa didorong  merasakan perkembangan lingkungan New York.

Peta, yang bisa memberi tahu “di mana kita sekarang” dan “ke mana kita dapat pergi” bisa jadi pilihan. Yang menunjukkan jalur jalan, tempat-tempat menyenangkan dan berguna, dan sebaliknya yang mengingatkan pula, ada yang harus dibenahi dan dihindari.

Wendy menyebutnya, Green Apple Map (GAM), mengambil julukan New York, Big Apple. Riset dan pengembangan dibantu desainer grafis Hall Drellich dan the Municipal Art Society menghasilkan 10.000 copy GAM, diedarkan di PBB dan kesempatan pertemuan lain tentang lingkungan kota pada musim semi 1992.

Jadi, Green Map dikembangkan dengan dua tujuan utama. Menciptakan cara pandang baru bagi warga kota untuk menemukan cara jitu menikmati hidup di perkotaan, dan memandu wisatawan terutama yang berjiwa petualang ke tempat-tempat istimewa bernuansa hijau yang bisa mereka rasakan hingga ingin menirunya di tempat tinggal mereka sendiri.

Sumber: NGI

read more
Ragam

Satgas Asap Riau Tangkap Pelaku Pembakaran Lahan

Satuan Tugas Darurat Asap Riau menangkap seorang pelaku pembakar lahan yang juga berusaha menyuap petugas di lapangan agar tidak ditangkap, di Kabupaten Siak, Riau.

“Pelaku berusaha menyuap petugas dengan uang Rp2 juta supaya tidak ditangkap. Enak saja, kami tidak ada ampun. Sudah susah payah kita memadamkan kebakaran dia mau lari begitu saja pakai menyuap segala,” kata Juru Bicara Satgas Darurat Asap Riau, Kolonel Infantri Bernardus Robert, di Pekanbaru, Jumat.

Ia menjelaskan, penangkapan itu terjadi di Kabupaten Siak dan petugas mengamankan tiga orang tersangka. Satu tersangka merupakan pemilik lahan berinisial Ai yang juga mencoba menyuap petugas. Sedangkan, dua pelaku lainnya merupakan orang bayaran Ai yang bertugas menjaga kebun saat dilakukan pembakaran.

Menurut dia, pelaku Ai membakar lahan miliknya seluas sekitar satu hektare di Kilometer 6 Jalan Dayun Kecamatan Menpura, Siak. Satgas Pasukan Darat mendapat informasi adanya pembakaran lahan Ai dari pemadam kebakaran Manggala Agni Kemenhut yang bertugas di Siak.

Petugas langsung melakukan pengecekan dan langsung mengamankan dua orang pekerja tersebut. Dari keterangan dua pekerja itulah, petugas akhirnya mengetahui Ai ada dibelakang pembakaran itu.

“Kita menyerahkan proses hukum selanjutnya kepada Polres Siak,” katanya.

Berdasarkan data Satgas, sejauh ini sudah ada 102 tersangka terkait kasus pembakaran lahan dan hutan di Riau.

Kolonel Robert mengatakan operasi untuk memburu pelaku perambahan dan pembakaran lahan diintensifkan. Bahkan, Satgas juga melakukan operasi pada malam hari.

“Kami mendapat indikasi bahwa pembakaran kini dilakukan di malam hari. Jadi Satgas kini juga melakukan operasi pada malam hari, dan kalau ada pelaku yang berusaha kabur, langsung dilumpuhkan,” tegasnya.

Sumber: antaranews.com

read more
1 2 3 12
Page 1 of 12