close

05/03/2014

Energi

Silahkan Lapor Proyek Panas Bumi yang Rusak Lingkungan

Jakarta Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDN) Rida Mulyana meminta masyarakat segera melaporkan jika mengetahui ada proyek panas bumi yang merusak lingkungan.

Rida mengatakan, laporan perlu karena pemerintah sejauh ini menilai proyek panas bumi yang sudah beroperasi atau sedang dikembangkan telah mengikuti aturan perihal kelestarian lingkungan.

Dia pun menantang untuk membuktikan jika ada proyek panas bumi yang merusak linggkungan ataupun adat istiadat.

“Setiap proyek selalu jaga adat istiadat, ada berapa banyak proyek PLTP di Indoensia yang merusak hutan? Menghabiskan air? Merusak cagar budayanya?Kalau ada laporkan saya,” kata Rida di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/3/2014).

Sebaliknya, dengan adanya proyek panas bumi wilayah sekitar justru tertata dengan baik. Selain itu proyek tersebut juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Menurut dia, perusahaan pengembang energi panas bumi justru mengembangkan adat istiadat wilayah tersebut melalui program tanggung jawab sosial perusahaan.

“Malah jalannya baik, penduduknya kerja di situ. Tidak hanya menyediakan listrik tapi membawa kesejahteraan. \Nggak mungkinlah ( merusak),” ungkapnya.

Rida pun membantah jika proyek panas bumi bisa menggunduli hutan. Pasalnya energi panas bumi sangat bergantung air dan air tersebut berasal dari hutan.

“Ada  hujan kan merembes, karena ada magma dibawah memanaskan hot rock jadi reservoar karena dipanasin ini nggak bisa kemana-maan kita bikin sumur, uapnya masuk ke turbin, turbinnya muter buat listrik,” pungkasnya.

Sumber: liputan6.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Aktivis Lingkungan Tolak Proyek Bendungan Mekong

Rencana pembangunan bendungan hidroelektrik di Sungai Mekong, di Laos dan arah hulu dari Kamboja, menimbulkan pertanyaan tentang dampak pembangunannya terhadap lingkungan. Laporan World Wide Fund for Nature atau WWF ‘s menyebutkan analisa dampak terhadap lingkungan dari bendungan Don Sahong yang diusulkan sebagai resep untuk bencana.

LSM internasional ini menyangkal pernyataan pengembang bahwa proyek tersebut tidak berdampak serius terhadap lingkungan.

Bendungan tersebut, yang akan memasok 260 megawatt listrik ke Thailand dan Kamboja, akan dibangun di Sungai Mekong di Laos oleh sebuah perusahaan Malaysia.

WWF menyatakan bahwa penilaian pengembang mengenai dampak proyek tidak didukung oleh bukti ilmiah dan tidak ada penelitian tentang bagaimana masyarakat dan ekonomi lintas batas akan terpengaruh.

Blueprint untuk proyek tersebut mencakup sistem saluran melalui bendungan untuk spesies ikan yang bermigrasi dari Mekong lebih rendah, yang merupakan sumber protein yang penting dan terjangkau bagi masyarakat di sepanjang sungai.

Marc Goichot dari WWF, spesialis proyek tersebut mengatakan dalam sebuah wawancara dengan VOA bahwa ia sistem saluran yang diusulkan belum terbukti aman dan beresiko.

“Kalau proses ini diblok maka species ikan tersebut bisa hilang. Dan lokasi proyek tersebut adalah jalur yang sangat spesifik di sungai tersebut dan jalur tersebut adalah satu-satunya jalur yang mudah dilalui oleh ikan,” kata Goichot.

Goichot mengatakan WWF tidak ingin menghambat pembangunan bendung tersebut. Tapi mereka khawatir dengan lokasi yang dipilih.

“Kami percaya bahwa masih banyak tempat yang resikonya jauh lebih rendah. Jadi kalau proyek tenaga hidro tersebut dibangun di lokasi yang tepat akan lebih mudah mengurangi dampaknya. Dan untuk produksi tenaga hidro yang sama resikonya lebih rendah bagi lingkungan dan bagi sumber daya alam,” ujarnya.

Pada bulan Januari, negara-negara di wilayah Mekong mengadakan diskusi level menteri mengenai nasib bendungan tersebut, yang merupakan satu dari tujuh bendungan yang direncanakan di bagun di bagian sungai lebih rendah sepanjang 4300 kilometer.

Sumber: liputan6.com

read more
Ragam

Aktif Bergelut dengan Sampah, Pelajar Ini Raih Penghargaan

Sampah menjadi hal yang tak asing lagi bagi pelajar kelas 3 SMA 11 Bandung, Amilia Agustin. Di saat remaja seusianya sibuk dengan kegiatan lain, Amilia malah melakukan pengelolaan sampah.

“Dulu diejek sama teman-teman kayak tukang sampah, tapi kata Mama, lebih baik satu berbuat daripada 1000 orang hanya diam,” ujar remaja yang biasa disapa Ami saat ditemui di Jakarta, Rabu (05/03/2014).

Ami merupakan penerima apresiasi penghargaan Semangat Astra Untuk (SATU) Indonesia 2010 lalu. Saat itu, Ami baru berusia 14 tahun. Ia mulai melakukan mengelola sampah saat ia merasa gelisah melihat tumpukan sampah di lingkungan sekolahnya.

Setelah mengikuti SATU Indonesia Awards 2010 di bidang lingkungan dan mendapatkan hadiah Rp 40 juta, Ami tak lantas berpuas diri. Hadiah yang ia dapatkan malah ia belikan mesin jahit untuk membuat berbagai kerajinan seperti tas dari sampah plastik anorganik tak terpakai bersama ibu-ibu PKK.

“Sampai sekarang ada 25 ibu-ibu PKK. Hasil penjualan untuk dana sekolah anak-anak para ibu PKK,” ujar Ami yang akan melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

Saat ini, Ami bersama 28 teman-temannya sejak 2012 lalu juga menjalankan proyek Bandung Bercerita. Di dalam kegiatan ini, ia dan teman-temannya mengajar sesuai potensi dan minat anak-anak sekolah dasar (SD).

Tahun lalu, Bandung Bercerita telah membina 12 SD di Bandung. Di tahun ini, Ami berharap dapat membina lebih banyak sekolah hingga 24 sekolah dasar di wilayah Bandung.

“Untuk saat ini ada 28 orang pengajar dari teman-teman SMAN 11, tapi mulai tahun ini kami akan buka untuk teman-teman SMA lainnya di Bandung bergabung,” ujar Ami.

Saat ditanya mengenai cita-cita, Ami yang kini berumur 18 tahun ini dengan mantap menjawab ingin menjadi presiden.

“Banyak orang yang bilang cita-cita jadi presiden tidak realistis. Terlalu tinggi, kalau jatuh bisa sakit. Tapi Ami percaya, Ami punya Tuhan yang akan membuat Ami bangkit lagi kalau Ami jatuh,” tutup Ami.

Sumber: beritasatu.com

read more
Flora Fauna

Misteri Fosil Paus di Gurun Cile Terungkap

Ini adalah salah satu temuan fosil paling mengagumkan dalam beberapa tahun terakhir yaitu sebuah kuburan paus yang ditemukan di samping Jalan Raya Pan Amerika di Cile. Dan kini para ilmuan bisa menjelaskan bagaimana begitu banyak binatang bisa diabadikan di satu lokasi lebih dari lima juta tahun silam, seperti dilaporkan koresponden sains BBC, Jonathan Amos.

Hal itu terjadi akibat empat peristiwa terdamparnya paus secara massal, demikian laporan dalam jurnal Royal Society. Bukti kuat menunjukkan bahwa semua paus mati karena makan ganggang laut beracun. Mamalia yang mati dan sekarat kemudian terlempar gelombang ke tepi pantai dimana mereka terkubur selama jutaan tahun.

Kawasan yang terletak di Gurun Atacama Cile ini diketahui ideal sebagai kuburan fosil paus. Selama dua minggu tulang belulang mereka terlihat menonjol keluar di antara karang dan lokasi itu yang kemudian dinamai Cerro Ballena (“bukit paus”).

Tapi peneliti AS dan Cile baru berkesempatan untuk mempelajari fosil ini ketika jalan Pan Amerika diperlebar. Mereka hanya diberi dua minggu untuk menyelesaikan pekerjaan itu sebelum kawasan itu diubah menjadi badan jalan. Tim kemudian mencatat detail sebanyak mungkin, membuat model digital 3D dari kerangka yang tersisa dan memindahkan  tulang belulang untuk diteliti di laboratorium.

“Kami menemukan mahluk-mahluk yang sudah punah seperti paus singa laut, yaitu lumba-lumba yang berevolusi dan memiliki wajah seperti singa laut,” kata Nicholas Pyenson, ahli palaeontologi di Smithsonian’s National Museum of Natural History di Washington DC, AS.

“Sangat luar biasa bahwa kami bisa menemukan semua bintang dari dunia fosil mamalia laut di Amerika Selatan,” kata Pyenson kepada BBC.

Sumber: tribunnews/BBC

read more
Sains

Soal Lingkungan, Renault Jagonya

Saat ini tagline ramah lingkungan menjadi jualan hampir semua produsen mobil di dunia. Tidak terkecuali dengan Renault. Merek Prancis ini bahkan mengklaim kalau mereka adalah grup otomotif paling ramah lingkungan di dunia.

Renault Group mengumumkan kalau mereka kini telah menjadi pemimpin di sektor otomotif dalam hal rendahnya tingkat emisi CO2 yang diproduksi mobil mereka karena telah menjadi grup otomotif pertama yang mampu mencapai angka produksi CO2 di bawah 115 g/km.

Berdasarkan data dari AAA-DATA (Association Auxiliaire de l’Automobile), angka produksi CO2 mobil Renault rata-rata hanya 114,7 gram per kendaraan. Turun dari 125,5 g/km di tahun sebelumnya.

Angka produksi CO2 yang rendah itu di dapat berkat peremajaan di model-model mutahir mereka seperti Twingo, Clio Baru, Captur, Megane dan Dacia Sandero. New Clio Energy dCi 90 eco² menjadi yang terendah dengan produksi CO2 hanya 83 g/km, lebih rendah 18,5 g/km dari model generasi sebelumnya.

“Posisi ini dari pemimpin pasar adalah bukti bahwa kombinasi dari strategi powertrain kami –dengan jangkauan pada mesin Energy– dan strategi kendaraan listrik kami membuahkan hasil,” kata Jean-Philippe Hermine Direktur Renault Group yang mengawasi masalah lingkungan.

Berkat inovasi ini, Renault Group mencapai hasil yang nyata dan mempertahankan tujuannya untuk secara signifikan mengurangi dampak lingkungan jangka panjang. ” Pada saat yang sama, perbaikan ini bermanfaat bagi kedua hal, planet dan pelanggan kami ,” tambahnya.

Sumber: detik.com

read more