close

07/03/2014

Perubahan Iklim

LPDS Pilih 10 Jurnalis Liput Perubahan Iklim

Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia memilih 10 pewarta, salah satunya Zaki Setiawan dari www.batamekbiz.com untuk meliput perubahan iklim pada 10 provinsi di luar Pulau Jawa.

“Saya mengirimkan tulisan mengenai dampak penebangan hutan bakau di Kota Batam. Tulisan tersebut terinspirasi oleh seminar yang dilakukan oleh LKBN Antara Kepri di Pulau Puteri Batam pada akhir 2012 lalu. Saya tidak menyangka dengan tulisan tersebut saya terpilih melalui pengumuman Kamis pagi,” kata Zaki Setiawan di Batam, Kamis.

Ia mengatakan, sebanyak 10 pemenang travel fellowship yang mewakili provinsi/kota asal berbeda, selanjutnya akan berangkat dan harus tiba di Jakarta pada 18 Maret 2014 mendatang untuk selanjutnya dikirim ke 10 daerah dimaksud.

“Berdasarkan undian, peserta akan dikirim menyebar ke daerah ketiga (liputan daerah ketiga/LDK) yang bukan provinsi asal mereka, untuk meliput isu lokal perubahan iklim,” katanya.

Zaki mengatakan, periode pengiriman tulisan untuk kegiatan tersebut sudah dilaksanakanpada 25 November 2013 hingga 28 Februari 2014.

“Pihak LPDS menyatakan pemilihan peserta LDK berdasarkan pertimbangan baik dari kiriman karya ke lomba maupun dari naskah yang disusun dalam lokakarya meliput perubahan iklim (MPI),” ujarnya.

Ia mengatakan, inti dari tulisan yang dikirim adalah penebangan tanaman bakau di sepanjang bibir pantai di Kepri menjadi pemicu terjadinya abrasi sehingga jika tidak ada penanaman kembali bakau pengganti, diprediksi dalam lima tahun ke depan, 10-15 persen luas daratan Kepri akan hilang akibat abrasi.

Narasumber kegiatan tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepri, Edi Wan menjelaskan, abrasi terjadi akibat ketidakseimbangan ekosistem laut yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya di laut, seperti karang, bakau, dan pasir yang merupakan faktor dominan bagi ketahanan daratan atau pulau.

Ketiga ekosistem ini saling mendukung, jika salah satunya rusak, maka akan mengancam kerusakan ekosistem lainnya.

“Keberlangsungan kehidupan karang diantaranya ditentukan oleh hewan karang. Hewan ini sangat sensitif dengan pencemaran atau limbah. Hewan yang biasa menempel pada karang ini akan pergi jika merasa tidak nyaman yang akhirnya akan mengakibatkan karang menjadi rapuh,” ucapnya.

Begitupun dengan tanaman bakau di bibir pantai, ketiadaannya akan menyebabkan limbah tidak bisa terurai. Limbah merupakan ancaman berbahaya bagi kesuburan ekosistem laut, yang ditandai dengan sedikit-banyaknya jumlah ikan. []

Sumber: antaranews.com

read more
Green Style

Cantiknya Artis Ini dengan Gaun Ramah Lingkungan

Malam Oscar 2014, penghargaan tertinggi insan perfilman Hollywood telah usai diselenggarakan, hamparan karpet merah pun telah kembali tergulung rapih. Namun, sejumlah kisah yang berkaitan dengan penampilan para pesohor yang hadir, masih banyak yang luput dari pemberitaan media. Salah satunya, cerita di balik gaun merah seorang aktris Ukraina!

Olga Kurlyenko tampil memikat dengan gaun panjang berwarna merah. Namun yang menarik, material gaun Olga tercipta dari garmen ramah lingkungan. Gaun tanpa lengan yang dirancang dengan mengedepankan konsep edgy ini, menghadirkan celah seksi di bagian dada, dan aksen lipit serupa kelopak bunga pada bahu. Dirancang oleh Suzy Amis Cameron, yang juga seorang aktivis lingkungan dan tergabung pada organisasi PETA.

“Saya mengaggumi kreativitas Suzy, setiap orang harus terus diingatkan bahwa kondisi bumi sudah sangat memprihatinkan. Saya melakukannya dengan cara mengenakan gaun ramah lingkungan. Kualitas keindahan gaun tetap terlihat cantik, intinya pada niat dan tujuan,” terang Olga.

Bukan hanya gaun, namun keseluruhan penampilan Olga saat itu juga terbuat dari material ramah lingkungan. Bahkan sepasang sepatu hitam beraksen metalik yang dirilis oleh Beyond Skin, terbuat dari tutup botol minuman bekas. Ternyata, seperti dikutip dari Female First, brand sepatu tersebut juga merupakan favorit aktris Natalie Portman dan Anne Hathaway.

Olga Kurlyenko lahir dan besar di Berdyansk, Ukraina, menjelang remaja, ia dan keluarga pindah untuk bermukim di Paris. Hingga akhirnya mereka memperoleh kewarganegaraan Perancis. Kali pertama publik mengenal Olga, lewat debut aktingnya sebagai Camille dalam film layar lebar James Bond, bertajuk Quantum of Solace.

Sumber: kompas.com

read more
Ragam

MUI Dorong Pembentukan Dai Lingkungan Hidup

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak ulama dan dai untuk memberikan ceramah agama tentang lingkungan hidup agar masyarakat mendapatkan pemahaman pentingnya menjaga ekosistem. Ajakan tersebut dituangkan dalam naskah fatwa MUI Nomor 4 tahun 2014 tentang “Pelestarian Satwa Liar untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem”.

Tertulis dalam naskah itu, MUI mengajak ulama untuk “memberikan pemahaman keagamaan tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, khususnya pelestarian satwa langka.”

Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, ceramah agama seharusnya tidak cuma soal ibadah saja, tetapi juga terkait masalah sosial. MUI juga mendorong pembentukan Dai Lingkungan Hidup. Tujuannya ialah untuk “mewujudkan kesadaran masyarakat dalam perlindungan lingkungan hidup dan konservasi satwa langka.”

Fatwa tentang perlindungan satwa langka itu diterbitkan pada 22 Januari 2014 lalu. Asrorun mengatakan, fatwa itu akan melengkapi aturan pemerintah yang ada.

Asrorun mengungkapkan, selama ini sebenarnya ada banyak fatwa MUI yang berkaitan secara langsung dengan permasalahan sosial.

“Kita pernah menerbitkan fatwa haram tentang pemakaian formalin,” ungkap Asrorun saat dihubungi media, Rabu (5/3/2014).

Fatwa tentang perlindungan satwa liar diterbitkan setelah MUI berkunjung ke Taman Nasional Tesso Nilo dan Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Riau pada 30 Agustus sampai 1 September 2013.

Sumber: kompas.com

read more