close

18/05/2014

Sains

Peneliti MIT Memanen Air dari Kabut Gurun Pasir

Di beberapa belahan di dunia, seperti di daerah gurun Chile, air merupakan komoditi yang sangat langka. Bekerja sama dengan salah satu universitas di negara tersebut, peneliti dari MIT tengah berupaya mendapatkan air di gurun dengan cara yang unik.

Memanen awan, terdengar seperti suatu hal yang mustahil, tapi hal ini tampaknya tidak berlaku untuk para peneliti dari salah satu universitas berbasis teknologi terbaik di dunia ini.

Menurut Engadget (16/5/2014), menggunakan teknologi baru berbentuk jala yang ditempatkan di alam terbuka, peneliti menegaskan telah berhasil ‘mengekstrak’ air dari kabut yang biasa melewati gurun Atacama. Gurun yang terletak di Chile ini adalah salah satu tempat terkering di dunia.

Peneliti MIT mengaku mendapatkan inspirasi untuk proyek ini setelah mempelajari tanaman dan hewan seperti rumput dan kumbang yang mampu menangkap air yang terkandung dalam kabut. Mereka juga telah membangun jala dalam ukuran besar untuk proses panen kabut ini.

Dengan teknologi fog-collecting atau pengumpulan kabut, mereka bisa mendapatkan 500 persen air lebih banyak di banding alat yang digunakan sebelumnya.

Meskipun penelitian ini masih dilaksanakan dalam skala kecil, tapi mereka sudah mampu menghasilkan setengah galon air menggunakan jala seluas kurang lebih 1 meter persegi. Air yang terkumpul ternyata sudah bisa digunakan untuk air minum hingga kegiatan bercocok tanam lidah buaya untuk ‘konsumsi’.

Menurut peneliti MIT, teknologi ini tergolong murah dan mudah untuk diterapkan karena hanya menggunakan bahan plastik ekonomis yang banyak tersedia di pasaran.

Untuk ke depannya, teknologi jaring-jaring kabut ini akan dikembangkan untuk dapat memanen tiga galon air per meter persegi.[]

Sumber: merdeka.com

read more