close

23/03/2015

Kebijakan Lingkungan

Rawa Tripa Resmi Menjadi Kawasan Lindung Gambut

Pemerintah Aceh secara resmi menetapkan kawasan Rawa Tripa menjadi kawasan lindung gambut seluas 1455 Ha di areal eks PT Kalista Alam di kawasan Suak Bahung Kecamatan Darul  Makmur, Kab.Nagan Raya hari Sabtu (21 Maret 2015). Kawasan yang diresmikan ini adalah bagian dari seluas 11.359 Ha kawasan gambut lindung yang sudah dimasukkan dalam Qanun RTRW Aceh.

Peresmian ini dilakukan setelah proses restorasi seluas 500 Ha berupa penanaman pohon dan penutupan kanal (tabat) sebanyak 18 titik oleh Gubernur Aceh melalui Kepala Dinas Kehutanan Aceh, Husaini Syamaun.

Pembuatan tabat dimaksudkan untuk menahan air agar tidak keluar dari kawasan, sehingga diharapkan dapat kembali menjadi ekosistem lahan basah yang penting untuk menjaga subsidensi gambut, pertumbuhan vegetasi hutan, dan juga menjaga stabilitas hidrologis kawasan dan sekitarnya. Penutupan kanal ini dilakukan pada saluran drainase yang pernah dibuat oleh perusahaan.

Sementara itu rehabilitasi berupa penanaman pohon sebanyak 120.000 batang dilakukan pada areal yang terlanjur rusak, terbuka dan pada lahan tanaman kelapa sawit yang sempat tertanam.

Kepala Dinas Kehutanan Aceh, Ir.Husaini Syamaun, mengatakan Pemerintah Aceh tetap berkomitmen menjadikan kawasan gambut yang memiliki kedalaman minimal 3 meter sebagai kawasan lindung di luar kawasan hutan. “Kawasan lindung gambut ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Aceh, namun tetap membuka ruang kepada masyarakat dan organisasi masyarakat untuk mengelola secara kolaboratif untuk kelestarian fungsi rawa gambut” ujar Husaini.

Acara peresmian ini dihadiri juga oleh Muspika Kec.Darul Makmur, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Nagan Raya, Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah IV, Yayasan Ekosistem Lestari, TFCA-Sumatra, Tim Koalisi Penyelamata Rawa Tripa, dan perwakilan masyarakat, serta media massa.[rel]

read more
Flora Fauna

Kisah Menyedihkan Cholita Sang Beruang Peru

Perlakuan manajemen sirkus pada seekor beruang Paddington ini sangat memilukan. Bagaimana tidak, Cholita, begitu ia disebut, dipotong jari jemarinya hingga cakarnya tidak dapat tumbuh, dan giginya sengaja dicabut, semua itu dilakukan dengan tujuan agar sang beruang tidak dapat melukai siapapun ketika dilatih.

Kisah yang dialami Cholita ini menyentuh hati banyak orang sehingga kampanye pun dibuat untuk menyegerakan penyelamatannya. (untuk ikut mendukung kampanya tersebut, buka tautan <a href=”https://www.secure.adi-navs-ldf.org/donate.asp?id=1417&cachefixer=” ini </a>)

Badan amal untuk perlindungan binatang di London, Animal Defenders International (ADI) telah mengutus anggotanya untuk menyelamatkan sang beruang Peru ini.

Pembuat animasi kartun beruang Paddington, Michael Bond, juga turun tangan dalam aksi penyelamatan Cholita. Ia mengatakan kepada publik bahwa ia sangat menyayangi segala jenis beruang, khususnya yang berasal dari Peru. “Yang dialami Cholita merupakan kisah yang sangat menyedihkan. Saya sangat berharap Cholita segera mendapatkan perlindungan yang ia butuhkan,” ungkap Bond.

Presiden ADI, Jan Creamer, mengatakan, “Beruang tua ini telah mengalami siksaan yang berat, namun kita masih dapat memberinya kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya dengan layak, dengan menyegerakan kedatangannya ke ADI.” Jelas Creamer

Saat ditahan di kebun binatang, anggota badan amal mengungkap bahwa Cholita terkurung di dalam kotak berukuran 5×5 kaki, giginya hancur, sehingga ia tidak dapat melindungi dirinya sendiri.

Badan amal ADI juga berharap bahwa mereka dapat membawa sang beruang dan 33 singa lain yang juga sedang dalam upaya pembebasan dari lingkungan sirkus, ke sebuah habitat baru di Colorado bulan April mendatang.

Sumber: NGI/metro.co.uk

read more