close

11/08/2015

Green Style

Sudah Mewah, Tiga Hotel Ini Ramah Lingkungan Pula

Apakah Jakarta termasuk dalam destinasi favorit Anda untuk traveling? Menurut survei 2015 Traveler’s Choice yang dilakukan oleh TripAdvisor, Jakarta menduduki peringkat ke-6 dari 10 kota favorit di Indonesia.

Di balik hal negatif yang Anda dengar tentang Jakarta, kota ini nyatanya masih mampu menarik perhatian wisatawan untuk datang dan berlibur.

Lupakan polusi udara yang menghantui kota ini. Tahukah Anda kalau ternyata Jakarta memiliki hotel-hotel yang ramah lingkungan? Sederet hotel terbaik ini mendukung upaya penyelamatan bumi dari bahaya pemanasan global atau global warming. Tak hanya mewah dan berkelas, tiga hotel berikut ini juga terus berusaha menghindari pencemaran lingkungan. Simak ulasannya berikut ini:

1. Hotel Borobudur – Mendayagunakan air dan energi listrik

Hotel Borobudur | Foto: Ist

Tak hanya mengedepankan kemewahannya, Hotel Borobudur juga memiliki perhatian khusus terhadap isu pemanasan global. Hotel bintang lima ini berhasil mengalahkan 30 hotel lain dari 13 provinsi di Indonesia dan meraih penghargaan National Green Hotel Award 2013 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Setelah itu pada 2014, hotel ini juga memenangkan penghargaan ASEAN Green Hotel Awards 2014-2016.

Penghargaan di atas didapat bukan tanpa alasan. Hotel Borobudur memiliki 9,3 hektare area hijau, maka tak heran jika hotel mewah ini dinobatkan sebagai salah satu hotel “terhijau” se-Asia Tenggara. Hotel yang memasuki usia ke-41 pada Maret lalu ini telah melakukan banyak upaya untuk membuktikan diri sebagai hotel ramah lingkungan. Daur ulang air adalah salah satunya. Limbah air tidak mengalir ke pembuangan begitu saja, melainkan digunakan untuk menyiram tanaman dan flushing toilet.

Tak hanya daur ulang air, penggunaan lampu LED untuk menggantikan bohlam juga masuk dalam poin penilaian juri. Lampu LED disebut lebih hemat energi dan bisa bertahan sampai tiga tahun, berbeda dengan bohlam yang umumnya tiga bulan sekali harus diganti. Ini membuat Hotel Borobudur tak menghasilkan banyak sampah elektronik.

2. The Dharmawangsa Jakarta – Hotel kaya cahaya namun hemat energi

Hotel Darmawangsa | Foto: ist

Tak main-main penghargaan yang berhasil diraih oleh The Dharmawangsa Jakarta, hotel ini juga berhasil menyabet ASEAN Green Hotel Awards 2014.

ASEAN Green Hotel Award merupakan sebuah ajang penghargaan yang digagas oleh negara-negara anggota ASEAN dan diberikan kepada hotel-hotel “hijau” terbaik di kawasan Asia Tenggara. Beberapa hal yang masuk dalam penilaian antara lain penggunaan material ramah lingkungan, tingkat efisiensi pengolahan air dan energi, serta pengaturan kualitas udara.

The Dharmawangsa Hotel memang sudah dirancang sebagai hotel ramah lingkungan sejak awal. Dibangun di kawasan tropis, hotel bergaya kolonial ini menerapkan desain hemat energi dengan jendela lebar, sehingga cahaya matahari bebas masuk dan mengurangi penggunaan lampu. Tak hanya mengandalkan Perusahaan Air Minum Daerah, hotel ini juga menampung air hujan untuk dimanfaatkan.

3. Mandarin Oriental Jakarta – Hotel ramah lingkungan favorit para traveler

Mandarin Oriental Jakarta | Foto: Ist

Mandarin Oriental Jakarta adalah bukti bahwa untuk menjadi mewah dan berkelas, hotel tak perlu mengesampingkan konsep ramah lingkungan. Hotel mewah ini berhasil masuk dalam daftar ASEAN Green Hotel 2014-2016 atas upayanya dalam pengolahan energi, air dan material lainnya, sehingga produksi limbah bisa diminimalkan.

Tak cukup sampai di situ saja, Mandarin Oriental Jakarta berhasil masuk dalam jajaran Top 25 Hotel in Indonesia yang diadakan oleh TripAdvisor dalam ajang Traveler’s Choice Award 2015. Ini bukan penghargaan pertama Mandarin Oriental Jakarta, karena sebelumnya pada tahun 2013 dan 2014, hotel ini juga mendapatkan penghargaan yang sama.

Berada di pusat kota Jakarta, Mandarin Oriental adalah tempat menginap yang tepat bagi Anda karena kemudahan aksesnya. Pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta seperti Grand Indonesia bisa ditempuh kurang dari lima menit berkendara dari hotel.

Untuk membuktikan benar tidaknya ketiga hotel ini menerapkan konsep ramah lingkungan, tak ada salahnya sesekali Anda coba menginap di sana, baik Anda yang berkunjung ke Jakarta maupun warga Ibu Kota yang butuh relaksasi sejenak.[]

Sumber: Beritasatu.com

 

read more
Flora Fauna

Pedagang Kalong Kesulitan Dapat Pasokan

Pegiat konservasi yang berbasis di Sumatera, yakni Jaringan Pemantau Perdagangan Satwa, SCORPION, secara terus-menerus mengingatkan terjadinya peningkatan perburuan kalong secara tidak lestari.

Misalnya saja di Jalan Jamin Ginting di wilayah Desa Kampung Tengah, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, sekitar 30 menit dengan mengendarai mobil dari Medan ke Berastagi, merupakan tempat yang biasanya mudah untuk menemukan kalong. Namun, pada bulan lalu, sangat sedikit kalong dijual di sini. “Sekarang sudah semakin sulit menangkap kalong. Oleh karena itu, sangat sedikit yang bisa kita jual dalam 1 bulan terakhir ini,” kata Andreas Ginting, seorang penjual kalong di Kampung Tengah.

Kalong di dalam kandang untuk dijual | Foto: SCORPION
Kalong di dalam kandang untuk dijual | Foto: SCORPION

Andreas menjelaskan kepada Investigator ​SCORPION, biasanya ia menangkap kelelawar buah di provinsi Aceh dan provinsi Riau, keduanya merupakan dua provinsi tetangga Sumatera Utara. “Saat ini, polisi ketat mengontrol perbatasan Sumatera Utara dan provinsi Aceh, jadi saya berhenti menangkap kalong di Aceh,” katanya.

“Dari Riau, tidak ada masalah untuk mengangkut kalong ke Sumatera Utara, tapi masalahnya adalah, kita tidak bisa menangkap kalong lagi di sana. Saya baru-baru ini pergi ke Pekanbaru di Riau untuk menangkap kalong tapi tak bisa menangkap satupun. Oleh karena itu, saya menangkap kalong hanya sekitar desa ini (di wilayah kecamatan Sibolangit). Biasanya, saya bisa menangkap 2 atau 3 ekor  per minggu, ”  jelas Andreas.

Kalong yang kian langka | Foto: SCORPION
Kalong yang kian langka | Foto: SCORPION

Beberapa penjual kalong telah menghentikan aktivitasnya karena mereka tidak bisa menemukan kalong untuk ditangkap sehubungan populasinya yang anjok karena perburuan yang terlalu banyak.

Marison Guciano dari SCORPION mengatakan, “Penangkapan dan pembunuhan kalong harus berhenti sekarang, sebelum kita kehilangan semua kalong di Sumatera. Mereka adalah bagian penting dari lingkungan kita dan kita semua membutuhkan mereka karena mereka membantu menyebarkan biji-bijian dari berbagai pohon buah ke berbagai penjuru lahan. ”

Menurut seorang pedagang kalong, Andreas, tahun lalu mereka menjual kalong dengan harga sekitar Rp 50.000 per kalong. Tapi sekarang harganya sudah naik mencapai Rp300.000 per ekor.

Kalong yang dikategorikan oleh World Conservation Union, IUCN, dengan status “Near Threatened” (“Hampir Terancam”). Ini perlu penilaian ulang oleh para ahli kalong apakah status tersebut masih sesuai. Mamalia unik ini mungkin telah menjadi spesies yang terancam punah yang juga perlu masuk dalam daftar spesies yang dilindungi di Indonesia. Spesies ini berada di bawah ancaman serius di Sumatera Utara karena informasi yang salah yang mengatakan daging kalong bisa menyembuhkan penyakit asma.

Beberapa waktu lalu, SCORPION melaporkan penjualan kalong di Jalan Sudirman dan Jalan Bintang (FL. Tobing) Medan, tetapi pada saat melakukan kunjungan ulang pada hari Senin (3 Agustus 2015), SCORPION tidak melihat adanya penjualan kalong lagi di sana.

Marison Guciano menambahkan, “Kami menghimbau kepada pemerintah agar kiranya dapat mengupayakan perlindungan spesies ini sebelum terlambat dan sebelum semuanya punah untuk selamanya. Perdagangan kalong perlu dilarang meskipun hanya untuk sementara. “[rel]

read more