close

15/03/2016

Kebijakan Lingkungan

Lestari Akan Selamatkan 1,5 juta Ha Hutan Aceh

Direktur Bidang Lingkungan Hidup Indonesia USAID, John Hansen dan Direktur Sumber Daya Hutan dan Konservasi Sumber Daya  Air Bappenas Hernowo hari ini Selasa (15/3/2016) secara resmi meluncurkan program Lestari bertempat di aula Dinas Kehutanan Propinsi Aceh, Banda Aceh. Lestari di Aceh akan menjalankan tata kelola hutan yang baik seluas 1,5 juta hektar. Luas ini merupakan bagian total dari 8,42 juta hektar hutan di Indonesia yang menjadi target kerja program ini.

Lestari merupakan program dari USAID selama lima tahun ke depan (2015-2020) yang fokus pada upaya-upaya mitigasi perubahan iklim dan konservasi hutan. Adapun wilayah kerja Lestari di Aceh adalah bentang alam Leuser (Leuser Landscape) yang meliputi Kabupaten Aceh Selatan, Gayo Lues, Aceh Tenggara dan Aceh Barat Daya serta mencakup bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil.

Tujuan Lestari adalah menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berasal dari sektor pemanfaatan lahan dengan melindungi hutan yang memiliki nilai konservasi yang tinggi, diintegrasikan dengan program pembangunan yang beremisi rendah atau Low Emission Development) pada lahan lain yang telah rusak.

Dalam pertemuan yang dihadir juga oleh Kadis Kehutanan Aceh, Ir, Husaini Syamaun, terungkap bahwa program ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan baik dari swasta maupun dari pemerintah, seperti anggota Kelompok Pengelola Hutan (KPH) III, V dan VI. KPH berperan penting dalam memperkenalkan bentuk tata kelola hutan lokal yang dipusatkan pada upaya membangun kemitraan dengan komunitas lokal.

Pada saat jumpa pers usai acara, ketika ditanya apa yang menjadi indikator kesuksesan program ini, John Hensen mengatakan indikator program ini dapat dilihat dari capaian program. “Lestari akan mengelola 8,42 juta hektar hutan dengan baik, satu setengah juta diantaranya berada di Aceh,” katanya. Selain itu Lestari membantu target pemerintah untuk menurunkan sebesar 41 persen emisi karbon. ” Hal ini semua dapat terlaksana dengan kerja sama dengan semua pihak,” ucapnya.

Hensen juga menekankan bahwa Lestari bekerja sama dengan pihak swasta dengan membentuk 10 kemitraan Publik-swasta (Publik Private Partnership) untuk meningkatkan efektivitas Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Untuk memastikan program ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakata, Hensen mengatakan bahwa Lestari bekerja sama langsung dengan masyarakat di tingkat tapak. “Komunitas dilibatkan sejak dari perencanaan menyusun zonasi dan tata ruang, mengatur konservasi dan juga melibatkan pihak lain,”katanya.

Selain di Aceh Lestari juga bekerja di lima bentang alam lain yaitu lanskap Katingan-Kahayan (Kalimantan Tengah), lanskap Lorentz Lowlands, Lanskap Mappi-Bouven Digoel, Lanskap Sarmi dan Lanskap Cyclop (Papua).[]

read more