close
Energi

LIPI Kembangkan Biomasa non-Pati Pengganti BBM

Ilustrasi | Foto: euobserver.com

Salah satu hal yang selalu menjadi polemik ketika harganya naik atau saat langka di pasaran adalah Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terus berupaya mencari penggantinya.

Salah satu upaya yang kini tengah dilakukan adalah mengembangkan biomasa sebagai energi yang dapat terbarukan. Merujuk tulisan di Wikipedia, Biomasa adalah sumber energi yang berasal dari bahan organik dan dapat diolah serta dikonversikan menjadi bahan bakar.

Biomasa meliputi banyak hal seperti materi tumbuhan yang telah mati, limbah terbiodegrasi dan banyak lagi.

Dalam hal ini, pihak LIPI mencoba mengembangkan biomasa non-pati atau dapat diartikan sebagai bahan organik yang mengandung lignoselulosa, seperti contohnya jerami padi, klobot, jagung, sekam padi, ilalang kering, kulit pisang, kulit nanas, serat kayu dan lain sebagainya.

“Penelitian terkait pemanfaatan biomasa non-pati terutama sellulsa sedang dikembangkan oleh peneliti LIPI saat ini,” ujar Kepala Pusat Bioteknologi LIPI, Dr Ir Witjaksono, M.Sc dalam acara “Kick off Meeting of JST-JICA-SATREPS Biorefinery” dengan tajuk Innovative Bio-Production Indonesia (Ibiol): Integrated Bio-Refinery Strategy to Promote Biomass Utilization using Super-micorbes for Fuels and Chemicals Production, seperti yang dikutip dari Antara (21/01/2014).

Witjaksono menjelaskan, pemanfaatan biomasa turunan dari industri kelapa sawit menjadi salah satu fokus kegiatan LIPI.

“Kami telah mengembangkan penelitian pemanfaatan biomasa tersebut untuk produk pangan fungsional, biothanol (pengganti BBM) dan produk lainnya,” ujarnya.

Menurut Witjaksono, selama ini, harga bioethanol berbasis biomasa non-pati masih tidak ekonomis yang disebabkan oleh teknologi yang belum tepat. Dengan penerapan teknologi proses yang memperhatikan tiga aspek tersebut di atas, harga bioethanol diharapkan bisa menjadi lebih ekonomis atau terjangkau oleh masyarakat.

“Teknologi adalah kunci agar proses menjadi enzim yang dibutuhkan secara efisien dengan menggunakan isolat lokal, dan breeding mikroba untuk menghasilkan mikroba yang cocok untuk fermentasi,” ujarnya.[]
Sumber: merdeka.com

Tags : biodieselbiofuelbiomassa

Leave a Response