close
Energi

Pemerintah Lirik Kemiri Sunan untuk Pengganti Solar

Kemiri Sunan | Foto: satunegeri.com

Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Kementerian Pertanian menghadirkan hasil penelitiannya yaitu Kemiri Sunan sebagai sumber energi altenatif pengganti solar. Kadar rendemen kemiri biji sunan hasilkan crude oil 40 hingga 50% atau  88 hingga 92% untuk biodiesel.

“Kita harus mengurangi impor BBM baik premium maupun solar, kalau kita tidak ngapa-ngapain, tidak menggeber produksi biodiesel, tahun ini impor kita itu kira-kira 800.000 barel per hari, baik dari minyak mentah maupun produk solar dan BBM,” ujar Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo seperti yang dilansir dari situs resmi esdm, Jakarta, Senin (10/2/2014).

Berdasarkan laporan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi kepada Wamen, rata-rata impor crude mencapai 350.000 per hari,  sedang BBM rata-rata 500.000 hingga 600.000 barel per hari. Jadi total rata-rata 800.000 hingga 900.000 berel per hari.

“Belinya impor itu pake duit dollar. Jika 1 barel seharga katakanlah US$ 125 per barel, maka 800.000 barel dikalikan US$ 125, itu cuma US$120 juta dollar per hari. kalau kita ga ngapa-ngapain impor kita, pasti 1,2 hingga 2 juta barel per hari, kalikan saja dengan US$ 120, kita akan butuh US$ 250 juta per hari. Duitnya darimana,” ujarnya bernada tanya.

Susilo menjelaskan, produksi minyak mentah kita itu terus turun karena usia sumur yang sudah tua. Dilain pihak kebutuhan BBM terus meningkat akibat berbagai faktor, karena antara produksi dan konsumsi masih lebih banyak konsumsi, maka pemerintah terpaksa harus impor BBM, jenis premium dan solar.

“Impor kita terus naik, pasti naik, ga usah diapa-apain, naikknya kira-kira 120.000 barel per hari,” tuturnya.

Selain itu, tambahnya, peningkatan impor BBM per tahun tersebut dapat disubsitusi dengan produski Bahan Bakr Nabati (BBN). Saat ini kapasitas CPO yang dapat dimanfaatkan berkisar antara 80 hingga 100.000 barel per hari dan sisanya dimungkinkan dari BBN jenis lain misalnya, kemiri sunan.

Sebagaimana diketahui, kemiri sunan sangat prospek untuk dikembangkan sebagai biodoesel. Kemiri sunan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pendahulunya seperti jarak pagar dan biji nyamplung. Beberapa kelebihan kemiri sunan antara lain,  tidak bersaing dengan pangan, dapat mulai berproduksi umur 4 tahun, pada umur 8 tahun dapat menghasilkan produksi sampai 15 ton (6 – 8 ton biodiesel) per ha per tahun.

“Rendemen biji kemiri sunan dapat menghasilkan crude oil (40-50%)  atau  88 hingga 92% jika dijadikan produk biodiesel,” ujar Kepala Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Kementerian Pertanian, Muhammada Syakir.

Syakir mengungkapkan, kemiri sunan dapat dikembangkan oleh masyarakat biasa karena, tidak memerlukan pabrik untuk pengolahan seperti halnya sawit, populasi tanaman hanya 150 pohon/ha, dapat ditumpangsarikan dengan tanaman lain dan dapat dikembangkan di lahan sub optimal.  []

Sumber: energitoday.com

Tags : biodieselbiofuelkemiri

Leave a Response