close
Flora Fauna

Black Baza Burung Langka Pernah Singgah di Aceh

Banda Aceh – Anda pencinta burung, tentu tidak asing dengan jenis burung Black Baza, burung yang memiliki kebiasaan berimigrasi satu daerah ke daerah lain.Burung Baza merupakan jenis burung yang langka ditemukan di hutan Indnesesia, konon lagi di Aceh paling ujung Indonesia.

 

Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan burung Elang Baza Hitam yang memiliki namalatinnya adalah ‘Aviceda leuphotes’. Namun, Anda jangan salah, burung Elang Baza Hitam itu bukanlah jenis burung Elang yang kerap ditemukan di Aceh, tetapi ini merupakan spesies lain yang sangat jarang ditemukan di Aceh.

Burung tersebut pada dasarnya bermukim di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kebiasaan burung Black Baza adalah berimigrasi panjang satu tempat ke tempat lainnya pada musim gugur sekira bulan Oktober – November setiap tahunnya. Biasanya Black Baza menghabiskan musim dingin di daerah selatan Semenanjung India dan Sri Lanka.

Dewi fortuna kali ini memang berpihak pada anggota Aceh Widlife Photographer (AWP). Kenapa tidak, saat mereka menjalankan rutinitas hunting yang menjadi agenda rutin mereka setiap minggunya. Tanpa sengaja mereka bisa mengabadikan burung Black Baza yang tergolong langka tersebut.

“Burung itu jangankan di Aceh, di Indonesia saja sangat langka bisa ditemukan dan bisa diabadikan dengan kamera,” kata salah seorang anggota AWP, Aldi F Aloy saat ditemui khusus oleh Green Journalist.

Black Baza ditemukan oleh Tim AWP saat melakukan hunting foto di hutan Krueng Raya, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh pada tanggal 10 Januari 2013 lalu.

Saat itulah Tim AWP melihat ada burung aneh hinggap di sebatang pohon di Kreung Raya. Seketika itu. Aldy F Aloy memperhatikan secara sekasama untuk memastikan jenis burung tersebut.

Sontak saja semua yang sedang hunting diantaranya ada Tedi Wahyudi, Faisal Amin dan dirinya sendiri mengenali itu merupakan jenis burung Black Baza yang sangat jarang ditemukan di Aceh.

Tidak menunggu lama, Tim AWP langsung mengarahkan bidikan cameranya ke arah yang ditunjuk oleh rekannya itu.Semua Tim AWO tidak membiarkan sedetikpun terlewati momentum yang paling langka tersebut.

“Waktu saya lihat, langsung saya katakan itu Black Baza,” tuturnya.

Menjelang 4 bulan kemudian di tahun yang sama. Anggota AWP kembali hunting ke desa Lamtamot, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Saat itu AWP kembali menemukan Black Baza.

“Jadi kita kembali menemukan burung itu pada tanggal 13 Mei 2013 di Lamtamot,” tukasnya. Lanjutnya, ini hal yang aneh, semestinya burung tersebut telah kembali ke asalnya di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Sebenarnya Black Baza banyak ditemukan di Thailand, Singapore, Malaysia. Demikian juga ada tersebar di India Selatan, Cina Selatan. Sedangkan di Indonesia, hanya ada di Sumatera, Riau dan juga kepulauan Lingga. “Kalau di Indonesia masih langka, sulit ditemukan,” imbuhnya.

Menurut catatan dalam sejarah, di Caringin, Sukabumi pada tanggal 17 November 1980 dan Maret 1978 pernah ditemukan juga burung tersebut dengan berimigrasi ke daerah itu. Dengan demikian, sejarah mencatat, kembali ditemukan dan berhasil diabadikan di Aceh pada tanggal 10 Januari 2013 dan 13 Mei 2013.

“Itu memontum yang luar biasa kami dapatkan,” tuturnya.

Atas temuan itu, anggota AWP berencana akan membuat sebuah buku mengenai burung-burung di Aceh. Kata Aloy, saat ini AWP sudah berhasil menemukan 200 species burung. “Kita berencana mau tulis buku, sekarang masih dalam persiapan untuk menuju kesana, tapi saat ini terkendala dana,” imbuhnya.

Aloy diakhir perbincangan juga menambahkan, hal yang membanggakan untuk seluruh anggota AWP. Atas temuan burung langka tersebut, saat ini kisah itu dan beberapa gambar burung tersebut akan dirilis sebuah jurnal Kukila.

“Jurnal Kukila itu merupakan Jurnal tentang Ornithology Indonesia, akan di muat di Kukila Vol.17 dibagian Around The Archipelgo (ATA),” tutupnya.[Afifuddin Acal]

1 Comment

Leave a Response