close
Flora Fauna

Kambing Gunung Sumatera yang Langka Akhirnya Mati

Setelah keluar dari hutan dan ditemukan warga, langsung dibawa ke Kota Medan dan dilakukan penelitian. BKSDA sementara menitipkan kambing langka ini di Kebun Binatang Medan | Foto: Ayat S Karokaro

Kambing gunung sumatera (Capricornis sumatraensis) langka dari Gunung Sinabung yang ditangkap warga akhirnya mati setelah berada di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Hasil pemeriksaan, paru-parunya penuh dengan abu vulkanik.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (18/1/2014), Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Ristanto menyatakan kambing itu mati sekitar pukul 20.00 WIB di Medan Zoo, pada Jumat 17 Januari kemarin. Sudah sempat dilakukan penanganan, namun kondisi kesehatannya sudah memburuk.

“Sebelumnya, sejak dibawa dari Karo memang kondisinya sudah lemas. Tidak mau makan. Setelah sampai di Medan, sudah dikasih macam-macam, tetapi tak bisa juga bertahan. Akhirnya mati,” kata Ristanto.

Setelah dipastikan kematiannya, petugas kemudian melakukan autopsi. Ternyata di paru-parunya ditemukan banyak abu vulkanik yang bersumber dari letusan Gunung Sinabung. Kondisi inilah yang paling utama menyebabkan kematiannya.

“Kondisinya seperti terkena TBC begitu. Jadi memang sudah parah, karena terpapar abu vulkanik sudah cukup lama,” kata Ristanto.

Kambing gunung sumatera yang biasa disebut warga setempat dengan sebutan beidar ini, ditemukan Jumat siang di lahan pertanian warga di Desa Beras Tepu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Diduga hewan ini turun gunung karena sumber makanan maupun sumber air minumnya di hutan sudah tidak ada sebab tertimbun abu vulkanik Gunung Sinabung yang meletus sejak September 2013 hingga hari ini.

BBKSDA Sumut segera membawa binatang itu ke Medan untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan itu merupakan prosedur tetap yang harus dilakukan, sebelum melepasliarkan binatang itu kembali.

“Tempat yang memungkinkan untuk memeriksakan hewan itu di Medan Zoo, maka kita bawa ke sana,” kata Ristanto.

Setelah kematiannya, saat ini satwa endemik di Pulau Sumatera yang tergolong dalam kelompok Appendix 1 itu, dalam proses pengawetan. Nantinya akan menjadi bahan pelajaran, penyuluhan. []

Sumber: tgj/detik.com

Tags : kambingsatwasinabung

Leave a Response