close
Hutan

Ilmuwan Kembangkan Teknik Baru Prediksi Kebakaran Hutan

Tahun lalu lebih dari 9 juta hektar hutan terbakar di AS, dengan berbagai sebab. Hutan sering terbakar menjadi tak terkendali bahkan petugas pemadam kebakaran tidak mampu menjinakkannya. Namun saat ini sejumlah ilmuwan telah menemukan cara untuk memprediksi merambatnya api melalui durasi nyala api.

Para ilmuwan di National Center for Atmospheric Research ( NCAR ) di Boulder, Colorado , dan University of Maryland, telah mengembangkan teknik yang menggabungkan simulasi mutakhir dari interaksi cuaca dan api dengan pengamatan satelit baru yang menyediakan gambar kebakaran hutan. Ini pertama kalinya model komputer menawarkan prediksi kebakaran, yang sepanjang hari terus diperbarui.

Diperbarui dengan pengamatan baru setiap 12 jam, model komputer memperkirakan rincian penting seperti tingkat kobaran api dan perubahan karakternya.

” Dengan teknik ini, kita mungkin terus mengeluarkan perkiraan yang tepat sepanjang api menyala, bahkan jika hutan terbakar selama beberapa minggu atau bulan,” kata ilmuwan NCAR Janice Coen, peneliti utama dan pengembang Model ini.

” Model ini, yang menggabungkan prediksi cuaca interaktif dan perilaku api, sangat meningkatkan peramalan – terutama untuk peristiwa kebakaran hutan besar dan intens di mana alat prediksi saat ini lemah. ”

Selama dekade terakhir, Coen telah mengembangkan alat yang dikenal sebagai the Coupled Atmosphere-Wildland Fire Environment (CAWFE) model komputer, menghubungkan bagaimana cuaca pemicu kebakaran dan pada gilirannya bagaimana kebakaran membuat cuaca mereka sendiri.

Dengan CAWFE , peneliti berhasil mensimulasikan rincian tentang bagaimana kebakaran besar berkembang.

Namun simulasi membutuhkan data terbaru karena ada begitu banyak faktor yang dapat mengubah ukuran dan jalur dari api. Di sinilah instrumen satelit ikut bermain.

Wilfrid Schroeder dari University of Maryland mengatakan data deteksi kebakaran resolusi tinggi dari instrumen satelit baru, Visible Infrared Radiometer Pencitraan Suite ( VIIRS ), dioperasikan oleh NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration.

Alat baru menyediakan cakupan seluruh dunia pada interval 12 jam atau kurang, dengan piksel sekitar 1.200 kaki. Resolusi yang lebih tinggi memungkinkan dua peneliti untuk menguraikan perimeter api aktif yang lebih detail.

Para peneliti mengatakan bahwa perkiraan menggunakan teknik baru bisa sangat berguna dalam mengantisipasi berkembangnya api mendadak dan pergeseran arah api.

Selain itu, mereka memungkinkan pengambil keputusan untuk melihat kemungkinan beberapa lokasi kebakaran baru dan menentukan ancaman yang muncul.

Terobosan ini dijelaskan dalam sebuah makalah yang diterbitkan minggu ini dalam edisi online dari American Geophysical Union jurnal Geophysical Research Letters .

Sumber: enn.com

Tags : hutankebakaran

Leave a Response