close
Hutan

Prediksi Iklim Tunjukkan Peran Laut Dalam Kekeringan Amazon

Hutan Amazon | Foto: int

Tempat terbaik untuk melihat bukti mengenai potensi kekeringan di hutan Amazon Peru adalah pada sisi lain Amerika Selatan, lepas pantai Brasil di Samudera Atlantik, demikian menurut ilmuwan.

Selama 10 tahun terakhir, kenaikan suhu permukaan laut di Atlantik tropis berkaitan dengan presipitasi di bawah normal Amazon barat, memungkinkan ilmuwan untuk memprediksi kekeringan sekitar tiga bulan ke depan pada musim kering Juli-hingga-September.

Pengetahuan itu dapat memberi peringatan dini yang cukup bagi petani dan pejabat pemerintah lokal untuk mengambil langkah mencegah kebakaran dan kerusakan serius hutan, harta benda dan pertanian, demikian menurut ilmuwan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR).

“Masyarakat Amazon menggunakan api setiap tahun membersihkan lahan untuk pertanian,” kata Katia Fernandez, ilmuwan riset mitra Institut Penelitian Internasional untuk Iklim dan Masyarakat (International Research Institute for Climate and Society), Universitas Columbia di New York yang dengan CIFOR meneliti iklim dan kebakaran di Peru.

Pergeseran angin
“Risiko dalam tahun kering adalah kebakaran yang akan di luar kontrol manusia. Jika pengambil kebijakan tahu lebih dini bahwa tahun tersebut akan lebih kering dari biasanya, mereka bisa merelokasi sumber daya pemadam kebakaran ke tempat berisiko tinggi dan mengedukasi masyarakat untuk tidak menggunakan api jika dalam beberapa hari berturut-turut tidak turun hujan.”

Samudera Atlantik mempengaruhi hujan di Amazon barat karena Zona Konvergensi Intertropis (ITCZ), sekelompok awan mengelilingi planet karena pertukaran angin dari bagian bumi utara dan selatan bertemu. Hembusan angin ke arah barat membawa kelembaban dari samudera yang jatuh sebagai hujan di Daerah Aliran Sungai Amazon. ITCZ biasanya mengitari bumi dekat Ekuator, tetapi ketika suhu permukaan laut naik di utara Samudera Atlantik tropis lepas pantai Brasil, zona itu bergeser ke utara.

Perubahan ini menyebabkan hujan jatuh lebih jauh ke utara dan menyebabkan kekeringan di Peru dan Brasil barat seperti yang terjadi 2005 dan 2010, kata Fernandes. Di Amazon barat, hujan umumnya sangat rendah – dan risiko kebakaran hutan sangat tinggi – antara Juli dan Oktober.

Fernandes dan mitranya, termasuk ilmuwan CIFOR Miguel Pinedo-Vasquez dan Christine Padoch, menemukan bahwa dengan mengukur suhu permukaan laut April, Mei dan Juni, mereka bisa memprediksi apakah musim kering akan lebih kering dari biasanya.

Perbedaan antara suhu permukaan laut di wilayah utara dan selatan Samudera Atlantik tropis bisa menjadi indikator lebih kuat, kata Fernandes, menambahkan bahwa perbedan lebih besar suhu, lebih tinggi pula peluang kekeringan.

Ilmuwan masih menguji model prediksi untuk menentukan seberapa besar variasi suhu permukaan laut disebabkan oleh siklus alami, dan seberapa besar diakibatkan perubahan iklim. Tujuan mereka adalah menyiapkan informasi lebih tepat bagi petani dan pejabat pemerintah.

Untuk berhasil, mereka harus memahami tren dan variabilitas iklim, karena suhu dan presipitasi bervariasi dari tahun ke tahun, seperti juga siklus lebih panjang dari satu dekade atau lebih.

Sebagai bagian projek CIFOR, Fernandes tengah mempelajari bagaimana siklus tersebut terkait, tidak hanya di daerah aliran sungai Amazon barat, tetapi juga di wilayah tropsi lain, termasuk Kalimantan Barat, Afrika Barat dan wilayah Ghats di barat India.

Sumber: cifor.or.id

Tags : amazonbrazilhutan

Leave a Response