close
Ragam

Daging Halal Organik, Islami & Ramah Lingkungan

Peternakan Willowbrook di Hampton Gay, Inggris berdiri di atas lahan seluas 18 hektar. Semua produk yang dihasilkan, mulai dari telur angsa sampai daging domba pemakan rumput, adalah organik dan terjamin halal.

Lutfi Radwan dulu adalah dosen geografi. Namun, pada 2002 ia memutuskan membangun peternakan organik halal setelah kecewa dengan kurangnya pilihan daging organik untuk muslim. Iapun mempelajari ilmu peternakan selama setahun di Sudan.

“Kami merasa sisi kesejahteraan hewan maupun sisi ritual yakni penyebutan nama Tuhan tak dijalankan dengan baik di industri pangan modern,” Lutfi berpendapat, seperti diberitakan BBC Asian Network (04/02/2014).

Ia bermimpi memelihara hewan dan tanamannya sendiri dengan membawa nilai religius dan kecintaannya akan alam sekaligus.

“Kami mendirikan Willowbrook berdasarkan apa yang kami yakini sebagai prinsip-prinsip Islam, yang sangat dekat dengan gagasan organik, keberlanjutan, dan praktik-praktik yang ramah lingkungan,” tutur Lutfi.

Pasar daging halal Inggris diperkirakan bernilai sekitar 3 miliar poundsterling (Rp 56,6 triliun). Muslim berjumlah kurang dari 5% populasi Inggris namun mengonsumsi lebih dari 20% daging merah yang diproduksi di Inggris. Sebuah studi di tahun 2012 menemukan bahwa satu dari tiga orang muslim makan daging setiap hari. Angka ini lebih banyak dibandingkan orang-orang nonmuslim.

Di Willowbrook, hewan dibawa ke rumah potong halal setempat yang proses penyembelihannya diawasi keluarga Radwan. Istri Lutfi, Ruby, dan kelima anaknya juga bekerja di peternakan. Khalil (20) misalnya, mengatakan akan mengikuti jejak orang tuanya untuk hanya memakan daging halal organik.

“Daging halal organik lebih menyehatkan serta sesuai dengan moral dan etika. Tak hanya untuk muslim, tapi untuk semua orang. Tak peduli apakah mereka meyakini agama tertentu atau tidak,” jelas Khalil.

Ruby merasa kebanyakan daging halal di pasaran tak memenuhi standar Islam jika melihat cara hewan diternakkan, dirawat, dan akhirnya disembelih. Lutfi juga yakin beternak secara berlebihan bisa menyebabkan hewan berada di kondisi buruk.

“Benar-benar seperti kamp konsentrasi. Ayam dijejalkan ke kandang sesak, di mana mereka menderita bahkan bisa dibuang begitu saja jika sudah berkembang biak terlalu banyak. Namun, pelanggan tak melihatnya sampai ayam diserahkan ke mereka,” kata Lutfi.

Lutfi berharap muslim lebih memikirkan asal daging yang mereka konsumsi serta kondisi tempat diternakkannya hewan-hewan tersebut.

“Nabi Muhammad melarang memakan makanan dari hewan yang disiksa. Karena itu, kita tidak dapat menutup mata akan apa yang terjadi di sekitar kita,” pungkas Lutfi.[]

Sumber: detikfood.com

Tags : halalorganikpangan

Leave a Response