close
Ragam

Lingkungan dapat Membalas Perlakuan Manusia

Fenomena air sungai yang memerah | Foto: Yovanda Noni

Eddy S Soedjono, akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mengharapkan pemerintah tak sekadar fokus mengurangi banjir. Menjaga kualitas air juga penting. Realitanya, selama ini kualitas air buruk. Banjir yang mendera warga pun memberi ancaman serius bagi manusia.

Ketua Jurusan Teknik Lingkungan ITS ini mengatakan, menjaga kualitas air maupun lingkungan dapat dilakukan dengan melibatkan warga. Limbah dapat diolah agar lingkungan tetap terjaga. Asal, masyarakat punya pemimpin inovatif. Pemimpin bukan berarti kepala daerah seperti wali kota atau gubernur. Guru hingga ketua RT juga punya peran besar dalam gerakan ini.

Namun demikian, pemerintah seakan pikir panjang menyiapkan anggaran untuk kegiatan serupa. Berbeda dengan alokasi bagi pembangunan infrastruktur, terlebih yang sifatnya investasi. Selama ini pun tersaji pembangunan fisik masif tapi pengelolaan buruk. “Bukan uang enggak cukup tapi dalam pengelolaan kesempatan korupsi kecil. Masuk ke ranah yang uangnya enggak bisa diambil, itu kurang seksi,” ungkap Eddy di Samarinda, awal April lalu.

Eddy mengingatkan, perhatian minim terhadap lingkungan memberi banyak risiko. Salah satunya bahkan bisa bikin pria berperilaku feminin. “Dulu pada masa Orde Baru, pemerintah sangat bagus mengendalikan penduduk dengan mengelola jumlah anak. Bisa dilakukan dengan program KB (Keluarga Berencana) lewat pil oleh ibu. Tapi, pil yang terserap itu sedikit. Sisanya keluar lewat kencing,” terang dia.

Ternyata limbah dari kandungan pil KB bisa bikin perubahan sikap jadi feminin karena terdapat banyak hormon estrogen untuk perempuan. Dan, kondisi ini bukan hanya terjadi kepada manusia. Hewan seperti ikan dan ayam juga kena dampaknya. Ikan maupun ayam bisa bertelur tanpa memiliki pejantan. “Ini semua terjadi karena pencemaran lingkungan,” sebut doktor lulusan The University of Birmingham, Inggris, tersebut.

Perubahan sifat menjadi feminin merupakan salah satu dampak dari Etinil Estradiol. Selain itu, bisa juga menurunkan jumlah sperma, kanker payudara, indung telur, testis, dan prostat. Termasuk mengganggu hormon fetus.

Ini menegaskan bahwa pencemaran lingkungan bukan hanya mengancam alam. Bagi manusia, generasi penerus lebih terancam lagi. Lingkungan rusak mesti dibayar mahal. Manusia bisa mati lebih cepat. Berbeda dengan manusia puluhan tahun lalu yang disebut lebih nyaman karena punya lingkungan bagus. “Anak-cucu kita bisa lebih cepat mati, bahkan dalam kondisi cacat. Lingkungan jahat sekali membalas kita,” tutur pria kelahiran Bandung, 8 Maret 1960 silam.

Sementara, cemaran limbah pabrik yang mengandung logam berat juga memberi dampak besar buat manusia. Pasangan muda yang kena cemaran logam berat, berpotensi besar memiliki anak pengidap autisme. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak pengidap autisme, sebagian besar terdapat kandungan logam.

Adapun kandungan logam berat dalam manusia, merusak jaringan saraf dan otak. Kondisi ini bisa tak terhindarkan mengingat logam berat dapat masuk tubuh lewat air mineral konsumsi.

Selain dari limbah pabrik, kandungan logam berat juga terdapat dalam emisi bahan bakar minyak (BBM) premium. Kampanye pemerintah agar publik beralih memakai pertamax dinilai tepat. Kebijakan tersebut bukan hanya demi kepentingan anggaran dalam menekan subsidi, tapi juga atas kelangsungan hidup.

“Bukan mau sok lingkungan, kita mesti pakai pertamax kalau sayang istri. Emisi Pb (timbal) lebih kecil sehingga kandungan timah hitam berkurang. Itu yang bikin banyak terjadi kelainan pada manusia karena logam berat,” urainya.

Eddy menyebut, belakangan banyak muncul pencemaran model baru. Dan, ini banyak disikapi negara-negara maju. Lingkungan dapat pengawasan ketat. Namun demikian, di Indonesia belum demikian. Padahal, peraturan hukum soal lingkungan sudah bagus. Jika Malaysia menetapkan lima parameter baku mutu air limbah, Indonesia bahkan 30 parameter. “Malaysia sampai kagum lihat parameter kita ada 30,” ujar dia.

Namun demikian, perbedaannya adalah Malaysia mematuhi lima parameter yang sudah ditetapkan. Sementara Indonesia, punya 30 parameter tapi tak berjalan. “Kalau disebut kita enggak punya hukum itu tidak benar. Peraturan sudah sangat baik tapi penegakkannya yang buruk,” keluhnya.

Sumber: kaltimpost.co

Tags : airlimbahpolusi

Leave a Response