close
Ilustrasi | Foto: int

Lebih dari 1400 tahun sebelum era power point dan kemudian multimedia lahir, Allah telah mengajari kita melalui visualisasi yang subhanallah – sangat indah dan sangat efektif. Di bumi Arab yang umumnya tandus dan gersang – sangat jarang pepohonan, Allah sudah menggambarkan bahwa orang-orang yang bersama Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah seperti pohon dengan tunas yang kuat dan besar lagi lurus – tanaman yang menyenangkan hati bagi yang melihatnya.

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS 48:29).

Kini, kurang dari setahun menjelang Pemilu  Legislatif dan Pemilu Eksekutif tentu sangat  banyak tokoh yang mendatangi rakyat sampai pelosok-pelosok, mereka akan berlomba menjanjikan kemakmuran. Itu semua bisa jadi bohong belaka – seperti yang sering terjadi selama ini – jadi rakyat seperti kita-kita tidak perlu banyak berharap.

Tetapi ada satu janji yang tidak pernah berbohong karena Dia yang berjanji adalah juga Dia  Sang Maha Kuasa untuk merealisasikan janjiNya. Kalau dia menjanjikan keberkahan yang lebih dari sekedar kemakmuran duniawipun – pasti Dia akan tepati janjiNya.

Maka dengan visualisasi yang dicontohkan oleh Yang Maha Tahu ini pula kita bisa membangun keberkahan bagi umat ini melalui petunjuk-petunjukNya.  Seperti sebuah pohon, keberkahan itu hanya bisa dibangun di atas ‘akar’ yang sangat kuat masuk dalam ke tanah. ‘Akar’ ini adalah iman dan takwa sebagaimana janjiNya berikut :

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS 7:96)

Ayat ini adalah kalimat jika dan hanya jika, artinya adalah keberkahan hanya hadir jika ada keimanan dan ketakwaan – dan juga sebaliknya, jika tidak ada keimanan dan ketakwaan – maka keberkahan itupun tidak hadir.

Pohon Keberkahan
Keimanan dan ketakwaan inipun bukan hanya yang ada di dalam hati dan juga sekedar diucapkan, tetapi haruslah menumbuhkan amal shaleh berupa perbuatan nyata – mengatasi hal-hal konkrit yang ada di masyarakat. Bukanlah pohon namanya bila dia hanya memiliki akar tetapi tidak memiliki batang, maka demikian pula – tidak sempurna keimanan dan ketakwaan yang tidak diwujudkan dalam bentuk amal shaleh. Ketika Imam Al-Baihaqi-pun menjelaskan 77 aplikasi iman, selain amalan hati dan lisan – yang terbanyaknya justru amal perbuatan nyata kita di masyarakat.

Maka itu pula yang dijanjikan oleh Allah, bahwa yang dijanjikan pasti akan dijadikannya pemimpin atau khalifah di muka bumi inipun adalah orang yang beriman dan beramal shaleh.

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS 24 :55)

Amal shaleh yang didasari oleh keinginan untuk memperoleh ampunan Allah dan karuniaNya – dan bukan didasari oleh ketakutan atas kemiskinan yang kemudian membuat orang rela berbuat jahat  (QS 2:268) – inilah yang kemudian melahirkan cabang-cabang amal shaleh yang spesifik sesuai jamannya.

Cabang-cabang yang tumbuh dari niat amal shaleh yang tulus dan didasari oleh ‘akar’ iman dak takwa yang kuat, pastilah menjadi cabang-cabang yang berkarakter kuat – sama dengan karakter akar dan pohonnya.

Maka demikianlah cabang-cabang amal itu bisa muncul dalam berbagai bidang kehidupan, bisa mengatasi berbagai masalah – tetapi benang merah karakternya tetap sama yaitu amal shaleh yang didasari keimanan dan ketakwaan.

Beberapa di antara cabang-cabang amal shaleh yang sudah kami identifikasi urgensinya di jaman ini antara lain adalah  sebagai berikut :

Amal shaleh di bidang  SDM, negeri yang dikaruniai Allah kekayaan sumber daya alam yang subhanallah ini nampaknya masih salah urus. Belum nampak tanda-tanda kemakmuran apalagi keberkahan di negeri ini. Maka perbaikan kwalitas SDM, khususnya pada pembangunan karakter Iman – perlu mendapatkan prioritas.

Amal shaleh di bidang pendidikan, generasi yang akan datang – generasi anak cucu kita haruslah lebih baik, lebih makmur dan lebih berkah kehidupannya ketimbang generasi kita saat ini. Untuk ini jalan terbaiknya adalah memperbaiki jalur pendidikan. Pendidikan keimanan dan ketakwaan haruslah menjadi prioritas bagi anak-anak di usia dini – bukan pendidikan lainnya.

Amal shaleh bidang kesehatan, SDM dan generasi yang kuat keimanan dan ketakwaannya – juga harus kuat secara fisik atau jasmaninya. Bukan hanya harus ada system pengelolaan kesehatan yang berkarakter iman dan takwa, tetapi juga harus ada asupan makanan yang cukup memenuhi seluruh kebutuhan kita untuk hidup dan tumbuh berkembang.

Amal shaleh bidang industri/pertanian, kebutuhan pokok kita untuk hidup , tumbuh dan berkembang secara baik – hanya akan terpenuhi bila bidang-bidang industri dan pertanian juga dijalankan dan digerakkan oleh amal shaleh yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan. Petunjuk detil untuk amal shaleh yang satu ini – khususnya bidang pertanian – sangat banyak ditemukan di ayat-ayat dalam KitabNya seprti yang sudah banyak dikutib di situs ini.

Amal shaleh dalam pengelolaan pasar, sarana untuk memakmurkan umat secara luas – bukan hanya sebagian saja – ini hanya bisa disediakan bila para pemimpin menyediakan pasar yang adil untuk rakyatnya. Pasar yang tidak dipersempit sehingga semua orang bisa jual beli secara leluasa, dan pasar yang tidak dibebani biaya-biaya – sehingga rakyat yang tidak mampu-pun harus bisa memiliki peluang untuk berjualan di pasar.

Amal shaleh dalam bidang pengelolaan Sumber Daya Alam, SDA adalah amanah untuk dimakmurkan  – dan bukan warisan kita yang bisa kita perlakukan semena-mena. Pengelolaan SDA ini harus benar-benar mengikuti petunjuknya sehingga kita tidak terjerumus pada perbuatan yang dikategorikan sebagai berbuat kerusakan di muka bumi (QS 2:205).

Lebih jauh SDA yang melimpah di sekitar kita, menuntut kesanggupan kita untuk menerima amanahNya yang telah menjadikan kita dari bumi ini dan menjadikan kita pula pemakmurnya (QS 11:61). Bila kita tidak sanggup melaksanakan perintah ini, bila kita berpaling – maka Dia akan mengganti kita dengan kaum yang lain yang tidak seperti kita (QS 47:38).

Amal shaleh dalam pengelolaan kapital atau modal, Allah mengkaitkan langsung antara perbuatan meninggalkan riba dengan keimanan dan ketakwaan kita. Sumber daya modal ini begitu pentingnya dalam menopang amal shaleh kita yang lain, betapa kacaunya dunia bila sumber daya yang seharusnya menjadi seperti air yang mengalir ke seluruh bagian pohon ini – ditahan atau dijebak untuk mengumpul di salah satu bagiannya saja – pastilah bagian pohon yang lain akan mati kekeringan.

Itulah mengapa riba sangat diharamkan bagi orang beriman, dan hanya orang yang tidak beriman yang tidak meninggalkan riba sebagaimana ayat berikut : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS 2:278)

Tentu ‘cabang-cabang’ amal shaleh tersebut akan terus tumbuh sesuai dengan kebutuhannya. Seperti pula pada pohon , batang ‘amal shaleh’  yang tumbuh terus akan menumbuhkan cabang-cabang baru. Demikian pula petunjuk itu, setelah datang satu petunjuk akan terus bertambah petunjuk-petunjuk berikutnya – maka jangan kawatir tentang memulainya dari mana, dari mana saja bisa – mulailah.

“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.” (QS 47 : 17)

Mungkin Anda bertanya, lho di negeri-negeri orang tidak beriman, di negeri-negeri yang system keuangannya full ribawi – kok mereka malah lebih makmur dari kita sekarang ini ?.

Untuk ini jawabannya ada di hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berikut :

“Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi kebaikan orang mukmin yang diberikan di dunia dan akan dibalas di akhirat, sedangkan orang kafir diberi makan karena kebaikan-kebaikan yang dikerjakannya di dunia, bagi Allah Allah tidak ada amal kebaikan mereka yang bisa dibalas di akhirat” (HR Muslim).

Jadi jangan terpukau kita dengan kemakmuran hedonis sementara negeri-negeri kapitalis ribawi, kita punya cara sendiri untuk meraih kemakmuran itu – bahkan lebih dari sekedar kemakmuran duniawi, tetapi keberkahan kehidupan di dunia dan di Akhirat. InsyaAllah.

Tags : hutanpohon

Leave a Response