close
Sains

Indonesia Butuh Fasilitas Charging Mobil Listrik

Di dalam negeri, mobil-mobil listrik rakitan terus dibangun. Di luar negeri, penjualan mobil-mobil listrik juga semakin semarak. Tingkat keamanan dan kenyamanan mobil listrik bahkan menembus rekor baru. Belum lagi manfaat efisiensi energi dan pengurangan biaya.

Laporan terbaru Navigant Research mengungkapkan, ada satu faktor yang membedakan tingkat perkembangan mobil listrik di negara maju dan negara berkembang. Faktor itu adalah fasilitas pengisian mobil listrik untuk publik atau public charging stations for electric vehicles.

Menurut Navigant Research, fasilitas inilah yang mendukung pertumbuhan industri mobil listrik di Amerika Utara dan Eropa Barat. Saat ini terdapat hampir 64.000 stasiun pengisian mobil listrik untuk publik di seluruh dunia. Mayoritas fasilitas pengisian ini ada di Eropa Barat dan Amerika Utara.

Saat ini ada 150 pemain utama penyedia stasiun pengisian mobil listrik di dunia. Mereka menikmati dukungan dari program pemerintah dan perusahaan yang turut mengembangkan industri ini.

Penjualan alat pengisian (charging) mobil listrik misalnya, terus naik dari tahun ke tahun mendukung berdirinya stasiun-stasiun baru. Navigant Research memerkirakan, penjualan alat pengisian mobil listrik akan naik dari 442.000 unit tahun ini menjadi 4,3 juta unit pada 2022.

Alat pengisian mobil listrik ini terdiri dari alat pengisi mobil listrik untuk publik dan untuk rumah tangga. Menurut Lisa Jerram, analis senior di Navigant Research, konsumen semakin memiliki banyak pilihan dari sisi model, kapasitas maupun harga. “Selain alat pengisi konvensional, juga ada alat pengisi nirkabel dan alat pengisi berkecepatan tinggi,” tuturnya. Saatnya menunggu infrastruktur ini dibangun di Indonesia,” kata Lisa.

Sumber: hijauku.com

Leave a Response