close

air

Ragam

Sumber Air Baru Berpotensi Mengubah Kenya

Penemuan cadangan air di bagian utara Kenya yang kering dapat mengubah kehidupan warga di seluruh penjuru negeri. Namun muncul kekhawatiran bahwa korupsi dapat menghambat hak warga atas air.

Empat perempuan berjalan melewati wilayah yang kering dan tandus. Tidak ada awan di langit dan panasnya menyengat. Jalan berdebu antar desa membawa mereka menuju sumber daya baru yang berharga, sebuah pompa air di kota Turkana.

Keempatnya bergabung dengan barisan warga di fasilitas air baru. Cadangan air yang melimpah di Turkana berada di bawah kaki-kaki mereka.

Ekai Amase memandang dengan tidak percaya. “Kami bermasalah dengan air sebelumnya di sini,” jelasnya, sembari menambahkan bahwa dirinya harus berjalan berkilo-kilometer jaraknya untuk mendapatkan komoditas berharga ini.

“Saat kami ingin mengambil air, terkadang perlu tiga hari untuk menemukannya,” ucap Amase. “Ketika berjalan pulang seringkali kami kehilangan hewan ternak yang mati akibat kehausan.”

Tempat dan waktu yang tepat
Turkana adalah salah satu wilayah terpanas di Afrika. Banyak peternak nomaden di wilayah ini yang turun temurun menghadapi langkanya suplai air.

Namun semuanya berubah tahun 2013 saat pemerintah bekerjasama dengan UNESCO dan perusahaan Radar Technologies International, menemukan cadangan air tanah yang berlimpah terkubur jauh di bawah Turkana. Cadangan air ini jumlahnya diperkirakan mencapai 250 miliar meter kubik.

Penemuan ini akan mampu menyelesaikan ketegangan politik. Kelangkaan air kerap mendesak peternak menyeberang perbatasan ke negara lain, untuk menghidupi hewan ternak. Ini mendorong kompetisi dengan warga negara tetangga dan sampai memicu konflik perbatasan.

Target Keberlanjutan
Namun penemuan begitu banyak air bersih menimbulkan pertanyaan mengenai siapa yang akan mengontrolnya. Saat minyak bumi ditemukan di wilayah ini dua tahun lalu, warga setempat mengharapkan pekerjaan dan keuntungan namun sebuah perusahaan asing, yang mendapat tanggung jawab menambang, tidak berbuat banyak untuk membantu warga.

“Prioritas pertama tentunya menyuplai air bagi warga sekitar yang selama ini kekurangan air,” ujar Judy Wakhungu, menteri lingkungan Kenya, dalam sebuah wawancara dengan DW.

Wakhungu mengatakan Kenya mengonsumsi sekitar 3 miliar meter kubik air per tahun. Cadangan air di Turkana mengandung lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan negeri dalam 70 tahun mendatang. Bahkan cadangan air ini bisa bertahan lebih lama, apabila dikelola dengan baik, tambahnya. Warga sekitar juga dapat menggunakannya untuk mengembangkan metode irigasi dan industri.

Sumber Daya tak Habis Habis?
Namun, kritik mengingatkan tantangan besar yang menanti. Menurut analis risiko Andrea Bohnstedt, penemuan sumber daya alam dapat merugikan industri apabila pemerintah tidak berhati-hati.

“Benar-benar tergantung pada kualitas institusi,” kata Bohnstedt, sembari menambahkan bahwa korupsi terus menjadi masalah di Kenya.

Sekarang ini warga Turkana masih merayakan kenyataan bahwa mereka mendapatkan akses air minum di wilayah mereka. Jane Loyar, seorang warga, melihat ini sebagai peluang bagi semua orang.

“Sebelum ada penemuan ini, kami menderita,” kisahnya. “Namun sejak ditemukan sumber air, saya melihat begitu banyak perubahan.”

Sumber: DW.DE

read more
Ragam

Lingkungan dapat Membalas Perlakuan Manusia

Eddy S Soedjono, akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mengharapkan pemerintah tak sekadar fokus mengurangi banjir. Menjaga kualitas air juga penting. Realitanya, selama ini kualitas air buruk. Banjir yang mendera warga pun memberi ancaman serius bagi manusia.

Ketua Jurusan Teknik Lingkungan ITS ini mengatakan, menjaga kualitas air maupun lingkungan dapat dilakukan dengan melibatkan warga. Limbah dapat diolah agar lingkungan tetap terjaga. Asal, masyarakat punya pemimpin inovatif. Pemimpin bukan berarti kepala daerah seperti wali kota atau gubernur. Guru hingga ketua RT juga punya peran besar dalam gerakan ini.

Namun demikian, pemerintah seakan pikir panjang menyiapkan anggaran untuk kegiatan serupa. Berbeda dengan alokasi bagi pembangunan infrastruktur, terlebih yang sifatnya investasi. Selama ini pun tersaji pembangunan fisik masif tapi pengelolaan buruk. “Bukan uang enggak cukup tapi dalam pengelolaan kesempatan korupsi kecil. Masuk ke ranah yang uangnya enggak bisa diambil, itu kurang seksi,” ungkap Eddy di Samarinda, awal April lalu.

Eddy mengingatkan, perhatian minim terhadap lingkungan memberi banyak risiko. Salah satunya bahkan bisa bikin pria berperilaku feminin. “Dulu pada masa Orde Baru, pemerintah sangat bagus mengendalikan penduduk dengan mengelola jumlah anak. Bisa dilakukan dengan program KB (Keluarga Berencana) lewat pil oleh ibu. Tapi, pil yang terserap itu sedikit. Sisanya keluar lewat kencing,” terang dia.

Ternyata limbah dari kandungan pil KB bisa bikin perubahan sikap jadi feminin karena terdapat banyak hormon estrogen untuk perempuan. Dan, kondisi ini bukan hanya terjadi kepada manusia. Hewan seperti ikan dan ayam juga kena dampaknya. Ikan maupun ayam bisa bertelur tanpa memiliki pejantan. “Ini semua terjadi karena pencemaran lingkungan,” sebut doktor lulusan The University of Birmingham, Inggris, tersebut.

Perubahan sifat menjadi feminin merupakan salah satu dampak dari Etinil Estradiol. Selain itu, bisa juga menurunkan jumlah sperma, kanker payudara, indung telur, testis, dan prostat. Termasuk mengganggu hormon fetus.

Ini menegaskan bahwa pencemaran lingkungan bukan hanya mengancam alam. Bagi manusia, generasi penerus lebih terancam lagi. Lingkungan rusak mesti dibayar mahal. Manusia bisa mati lebih cepat. Berbeda dengan manusia puluhan tahun lalu yang disebut lebih nyaman karena punya lingkungan bagus. “Anak-cucu kita bisa lebih cepat mati, bahkan dalam kondisi cacat. Lingkungan jahat sekali membalas kita,” tutur pria kelahiran Bandung, 8 Maret 1960 silam.

Sementara, cemaran limbah pabrik yang mengandung logam berat juga memberi dampak besar buat manusia. Pasangan muda yang kena cemaran logam berat, berpotensi besar memiliki anak pengidap autisme. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak pengidap autisme, sebagian besar terdapat kandungan logam.

Adapun kandungan logam berat dalam manusia, merusak jaringan saraf dan otak. Kondisi ini bisa tak terhindarkan mengingat logam berat dapat masuk tubuh lewat air mineral konsumsi.

Selain dari limbah pabrik, kandungan logam berat juga terdapat dalam emisi bahan bakar minyak (BBM) premium. Kampanye pemerintah agar publik beralih memakai pertamax dinilai tepat. Kebijakan tersebut bukan hanya demi kepentingan anggaran dalam menekan subsidi, tapi juga atas kelangsungan hidup.

“Bukan mau sok lingkungan, kita mesti pakai pertamax kalau sayang istri. Emisi Pb (timbal) lebih kecil sehingga kandungan timah hitam berkurang. Itu yang bikin banyak terjadi kelainan pada manusia karena logam berat,” urainya.

Eddy menyebut, belakangan banyak muncul pencemaran model baru. Dan, ini banyak disikapi negara-negara maju. Lingkungan dapat pengawasan ketat. Namun demikian, di Indonesia belum demikian. Padahal, peraturan hukum soal lingkungan sudah bagus. Jika Malaysia menetapkan lima parameter baku mutu air limbah, Indonesia bahkan 30 parameter. “Malaysia sampai kagum lihat parameter kita ada 30,” ujar dia.

Namun demikian, perbedaannya adalah Malaysia mematuhi lima parameter yang sudah ditetapkan. Sementara Indonesia, punya 30 parameter tapi tak berjalan. “Kalau disebut kita enggak punya hukum itu tidak benar. Peraturan sudah sangat baik tapi penegakkannya yang buruk,” keluhnya.

Sumber: kaltimpost.co

read more
Green Style

Desainer Ini Jarang Mandi Demi Lingkungan

Kecintaannya terhadap lingkungan membuat Vivienne Westwood melakukan berbagai hal untuk menyelamatkan bumi, salah satunya jarang mandi. Perancang busana yang sudah berusia 72 tahun ini mengungkapkan, dia tidak mandi setiap hari dan lebih memilih untuk mandi bersama suaminya untuk menghemat air.

Hal tersebut dia lakukan lantaran sangat mendedikasikan hidupnya agar lingkungan di sekelilingnya tetap hijau dan asri.

“Biasanya di rumah saya tidak terbiasa dengan mandi, saya hanya menggunakan air sedikit kemudian selesai di pagi hari. Kita harus memulai untuk peduli pada lingkungan hidup,” katanya dalam video kampanye PETA (kelompok penyelamat binatang)

Selain jarang mandi, Vivienne Westwood juga seorang vegetarian, dan selalu mengampanyekan untuk saling mencintai sesama makhluk hidup.

“Air itu sangat berharga, dia lebih penting daripada gas dan daging yang banyak merusak lingkungan,” tambahnya.

“Saya orang yang memiliki cukup uang untuk membuat pilihan dan ini adalah pilihan saya. Kami tidak memakan hewan, terlalu banyak hewan mati karena ulah kita,” tutupnya yang dilansir dari Femalefirst. []

Sumber: vivanews.com

read more
Green Style

Orang Indonesia Boros Pakai Air

Diperkirakan sekitar 321 juta jiwa penduduk Indonesia akan mengalami kelangkaan air bersih pada tahun 2025. Pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan ketersediaan air dan perilaku masyarakat yang boros air menjadi penyebab utamanya.

Berdasarkan data dari Indonesia Water Institute, pada tahun 2013, pemakaian air per hari rata-rata rumah tangga di perkotaan di Indonesia untuk golongan ekonomi menengah ke bawah adalah 169,11 liter/orang, sedangkan untuk golongan ekonomi menengah ke atas adalah 247,36 liter/orang untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci tangan, menggosok gigi, mandi, toilet, mencuci baju, mencuci piring, memasak, menyiraam tanaman, dan mencuci kendaraan.

Firdaus Ali, Pendiri dan Ketua Indonesia Water Institute memaparkan tentang kondisi air bersih di Indonesia, “Sebenarnya, sejak tahun 2000 telah terjadi kelangkaan air bersih di beberapa kawasan di Indonesia. Data memperlihatkan bahwa Pulau Jawa telah mengalami defisit air sebesar 2,809 miliar meter kubik, Sulawesi 9,232 miliar meter kubik, Bali 7,531 miliar meter kubik dan NTT 1,343 miliar meter kubik”.

“Di Jakarta sendiri, sampai tahun 2013, cakupan layanan air bersih baru mampu menjangkau sekitar 38 persen dari total jumlah populasi (10,1 juta jiwa). Jika sepersepuluh dari warga Jakarta dapat mengubah perilakunya untuk menghemat air, maka dapat bantu memperlambat laju krisis air.”

Untuk mengajarkan perilaku penggunaan air secara optimal, peran ibu dalam rumah tangga sangat besar. Ibu dapat mulai mengubah perilaku keluarga dalam penggunaan air bersih dari sekarang secara optimal melalui 3P: Pengurangan, Penggunaan kembali, dan Pelestarian air.

“Melestarikan air untuk kehidupan anak di masa depan dapat dimulai perlahan dalam keseharian. Ibu sebagai penggerak rumah tangga dituntut untuk menjadi panutan keluarga agar langkah kecilnya dalam menghemat air mudah ditiru dan diikuti oleh anggota keluarga yang lain.

“Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghemat air melalui 3P. Di rumah, saya membiasakan menggunakan hanya satu gayung dan waslap saat mandi untuk mengurangi penggunaan air, menampung air hujan agar dapat kembali untuk menyiram tanaman, serta membuat lubang resapan biopori atau menanam tanaman yang mampu menyimpan banyak air,” jelas Riyani Djangkaru, Ibu dari satu orang putra sekaligus pecinta lingkungan, dalam puncak acara “Molto Save Our Water for the Next Generation”, Sabtu (22/3/2014) di Taman Banteng, Jakarta.

Sumber: beritasatu.com

read more
Perubahan Iklim

Sungai-sungai Lenyap dari Bangladesh

Bangladesh adalah negeri yang sangat banyak memiliki sungai tetapi perubahan iklim telah menyebabkan sepertiga dari lebih dari 300 sungai besar di negara itu menghilang.

Sungai-sungai mengering sebagai akibat dari bendungan yang dibangun hulu untuk mengalihkan air dan melindungi orang dari bencana banjir yang menjadi lebih sering karena cuaca tidak menentu. Penurunan curah hujan juga secara bertahap mengurangi debit air.  Hal ini sebagaimana dikutip dari laman scidev.net, Senin (3/3/2014).

Lenyapnya sungai telah mempengaruhi pola mata pencaharian masyarakat setempat. Banyak dari mereka yang sebelumnya mendapat penghasilan dari perikanan telah berpaling ke pertanian karena pekerjaan yang dulu tidak lagi bisa menguntungkan.

Untuk meringankan masalah tersebut, pemerintah dan LSM membangun program yang bertujuan mendorong terciptanya pasar sementara di mana orang bisa menjual barang seperti goni, molase, dan lentil. Ada juga upaya untuk meningkatkan transportasi sehingga masyarakat setempat dapat pindah ke kota-kota terdekat sampai situasi ekonomi mereka meningkat. Pemerintah juga berencana untuk menetapkan hak kepemilikan atas tanah yang telah muncul ke permukaan dari lenyapnya sungai kepada orang-orang yang keluarganya telah tinggal selama berabad-abad di dekat sungai.

Sumber: scidev.net

read more
Ragam

Din Syamsuddin: Penguasaan Air oleh Swasta Haram

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin mendesak pemerintah segera mencabut izin perusahaan air kemasan. Menurut dia, air seharusnya dikuasai negara dan tidak boleh diprivatisasi. Jika air diprivatisasi, dia menilai air kemasan yang dijual hukumnya haram.

Dikatakan Din, saat ini pihaknya tengah berjuang dalam menggugat Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Menurut dia, UU tersebut membuka peluang privatisasi dan komersialisasi air. Apalagi pengelolaan air tersebut dilakukan oleh perusahaan swasta asing.

Sebagai bentuk konkret imbas negatif komersialisasi air tersebut adalah banyaknya air kemasan berbagai merk. Sebab, air merupakan pangkal penciptaan dan sumber kehidupan.

“Air kemasan tidak boleh diserahkan ke swasta apalagi swasta asing. Air itu seharusnya dikuasai negara,” ungkap Din Syamsuddin dalam Musyawarah Nasional Tarjih Muhammadiyah ke 28 di Palembang, Jumat (28/2/2014).

Ia mengungkapkan, jika air terus dikelola swasta untuk bisnis air kemasan, maka bukan tidak mungkin akan memberi dampak buruk bagi kehidupan manusia, seperti di bidang pertanian.

“Sudah berapa jutaan kubik air yang disedot swasta dari bumi kita ini. Jika dibiarkan, bagaimana nasib pertanian kita ke depan,” kata dia. Oleh karena itu, dirinya menantang pimpinan tarjih Muhammadiyah untuk menetapkan fatwa haram terhadap air kemasan. Hal ini memperkuat landasan yudisial review UU Sumber Daya Air itu.

“Saya tunggu apakah nanti difatwakan atau tidak. Kalau bagi saya, air kemasan itu haram,” tukasnya.

Sumber: TGJ/merdeka

read more
Sains

Ini Cara Jernihkan Air Kotor tanpa Zat Kimia

Intensitas hujan di awal tahun ini memicu banjir di beberapa wilayah terutama di Jakarta. Kebutuhan air bersih makin meningkat. Menurut Tutor Mobil Hijau Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Findryaningsih Fiona secara fisik air bersih haruslah jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau.

“Secara kimiawi kualitas air yang baik adalah bila memiliki keasaman (pH) netral serta tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun. Air sebaiknya tidak mengandung bakteri penyebab penyakiy (patogen) dan bakteri nonpatogen,” kata Fidry, Selasa (28/1/2014).

Menurut Fidry ada cara sederhana untuk membuat air menjadi jernih tanpa kimia, “Ada caranya. Mudah kok cukup dengan media penyaring seperti pasir, arang batok dan lain-lainnya,” kata Fidry.

Berikut cara sederhana menjernihkan air :

Media Penyaring
1. Pasir
“Digunakan untuk menyaring padatan. Ukuran pasir yang digunakan biasanya 0,2 – 0,8 mm. Jika sudah keruh, pasir dibersihkan,” kata Fidry.

2. Arang Batok
“Berguna untuk mengurangi warna dan bau. Ukurannya berdiameter 0,1 mm atau berbentuk bubuk. Jika air yang disaring sudah tidak jernih lagi arang batok harus diganti,” ujarnya.

3. Penyaring Lainnya
“Antara lain adalah kerikil, ijuk dan batu. Kapur, tawas dan kaporit disebut sebagai penggumpal koagulan yang membantu menggumpalkan kimia pencemar menjadi endapan,” kata Fidry.

Menjernihkan air kotor tanpa zat kimia, begini caranya :

1. Lumpang Batu
Letakan lumpang batu di dasar sungai dangkal yang kokoh dan tidak beraliran keras. Air sungai akan tersaring karena pori-pori lumpang batu sangat kecil.

Untuk mencegah air sungai yang kotor masuk ke dalam air jernih di dalam lumpang perlu dibuat tutup lumpang. Menjernihkan air sungai dengan mudah buatlah lumpang batu dengan batu cadas yang dibentuk seperti mangkok.

2. Arang Batok
Bak penyaringan dibuat sesuai kebutuhan. Letakan pipa bambu yang kulit luarnya dikupas sehingga terlihat bagian dalamnya di dasar bak.

Masukan arang batok, ait kotit diharapkan tersaring pada pipa bambu dan atang batok sehingga keluarlah air bersih.

Cara ini memerlukan dua drum berukuran sama yang dilengkapi keran air. Tinggi keran air dari dasar drum kurang lebih 5 sampai 10 cm (harus lebih tinggi dari endapan lumpur yang akan timbul).

Drum pertama berfungsi sebagai bak pengendap dan drum kedua sebagai bak penyaring.

Sumber: liputan6

read more
Green Style

Peneliti LIPI: Biopori Kurang Efektif Cegah Banjir

Pada 20 Desember 2013 silam, Walikota Bandung Ridwan Kamil meluncurkan Gerakan Sejuta Biopori di Kota Kembang. Gerakan ini dibuat untuk mengurangi risiko banjir, menabung air tanah, mengelola sampah organik, dan menyuburkan tanah.

Meskipun memang sebuah gerakan yang baik, namun peneliti hidro-geologi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Edi Prasetyo Utomo punya pendapat lain. Lubang resapan biopori tak terlalu efektif mengurangi risiko banjir.

“Biopori memang baik untuk membasahi tanah pertanian. Supaya tanaman tetap mendapat air. Namun penyerapannya (biopori) kecil, dimensi kecil,” ujar Edi di LIPI Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (23/1).

Pada saat peluncuran Gerakan Sejuta Biopori, Ridwan Kamil pun sudah menyadari hal tersebut sebagai solusi jangka panjang. Ia mengatakan akan membuat danau untuk menampung air. Biopori ia galakkan karena biaya rendah dan bisa dibuat oleh siapa saja.

Edi pun mendukung gerakan tersebut karena punya manfaat baik. Apalagi ia tinggal di Bandung, dan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya pun terdapat banyak lubang resapan biopori (LRB).

Namun untuk mengurangi risiko banjir, ada cara lain yang lebih efektif meskipun butuh biaya lebih tinggi daripada membuat LRB. Cara yang ia maksud adalah membuat kolam infiltrasi.

Kolam infiltrasi adalah kolam berukuran 21x13x3 m3, dengan tiga sumur injeksi berkedalaman 12 meter. Kapasitas tampungnya mencapai 400 m3/hari. Air hujan yang turun akan ditampung, alih-alih dibuang ke saluran drainase. Sehingga tercipta cadangan air tanah yang bisa digunakan pada musim kemarau.

“Bagaimanapun juga kolam ini lebih baik daripada biopori untuk pencegahan banjir dan menabung air. Biayanya lumayan, Rp 100 juta. Namun ada pula yang ukuran lebih kecil, Rp 3 juta. Kalau dibagi dengan 10 rumah tangga saya rasa tetap low cost. Kalau dinilai (skala 0-10), biopori nilainya 7, yang kolam 9,” ujar Edi.

“Konsep ini sangat baik diterapkan di berbagai institusi pemerintah sipil dan non sipil,” tambahnya.

Rekayasa air tanah dengan konsep ini sudah memenuhi baku mutu air bersih menurut PP No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, kelas I (air baku untuk air minum. Edi mengatakan kalau konsep ini sudah dilakukan dibeberapa tempat selain LIPI, salah satunya di wilayah Depok. Namun untuk kawasan Jakarta, baru kompleks gedung Sasana Widya Sarwono yang menggunakan kolam infiltrasi sebagai salah satu solusi mengatasi banjir.

Sumber: beritasatu.com

read more
1 2 3 4
Page 2 of 4