close

balthasar kambuaya

Ragam

Balthasar Kunjungi Kawasan Pembuangan Limbah Rancaekek

Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengunjungi daerah terkena dampak pembuangan limbah industri tekstil di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu.

“Kita harus melakukan sinergi. Masyarakat harus bisa makan dan minum sehat termasuk memperoleh lingkungan sehat,” kata Balthasar di sela-sela kunjungannya ke Rancaekek.

Sebagaimana diberitakan, warga Rancaekek sempat mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar mengatasi pencemaran sungai dari limbah industri di lingkungan mereka.

Polusi sungai tersebut memicu kerusakan lingkungan dan menjalar ke lahan pertanian milik warga setempat. Dengan begitu membuat ratusan hektare sawah, sumber air dan perikanan milik warga menjadi tidak produktif.

Pencemaran limbah industri itu melanda sejumlah sungai-sungai di kawasan Rancaekek seperti Sungai Cikijing, Cimande dan Cikeruh.

Diduga pencemaran sungai itu terjadi karena banyak pabrik yang membuang limbah tanpa mengolah terlebih dahulu. Padahal warga di kawasan tersebut bergantung pada sungai, di antaranya untuk pengairan pertanian, perikanan, sumber mata air dan untuk kebutuhan penunjang hidup lainnya.

Dengan pencemaran sungai tersebut membuat air sungai tidak mendukung untuk dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Berdasarkan pantauan Antara, sungai nampak hitam pekat yang mengindikasikan tidak ada daya dukung untuk kehidupan. []

Sumber: antaranews.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Antisipasi Kebakaran, Menteri LH Sidak Kebun Sawit

Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Prof Balthasar Kambuaya, Senin (21/4/2014), secara mendadak turun mengecek kesiapan Masyarakat Peduli Api (MPA), BPBD-Damkar dan Regu Pemadam Kebakaran (RPK) PT Sinar Mas Forestry, terkait musim kemarau panjang yang diprediksi terjadi Mei hingga Juni mendatang. Sidak ini sebagai bentuk tanggung jawab Menteri Lingkungan Hidup untuk mengecek kesiapan di lapangan guna menghindari terjadinya kebakaran hebat seperti yang terjadi awal tahun ini.

Dipaparkan Menteri, MPA yang sudah dilatih dan dipersiapkan oleh Sinar Mas Forestry, merupakan regu pemadam yang pertama kali turun di lapangan saat terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Untuk itu MPA harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat saat musim kemarau panjang datang sehingga masyarakat tidak melakukan pembakaran.

“MPA juga berfungsi sebagai pencegahan dini terjadinya karhutla. MPA harus berkoordinasi dengan BPBD-Damkar dan RPK perusahaan yang beroperasi di areal mereka, untuk dapat melakukan pemadaman api di titik-titik yang terjangkau. Kita dari Kementerian Lingkungan Hidup akan mendukung kegiatan MPA dengan pemberian fasilitas pendukung. Namun fasilitas pendukung tersebut akan kita bahas terlebih dahulu di pusat,” ujar Menteri.

Sekda Bengkalis H Burhanuddin dan Kepala BPBD-Damkar Kabupaten Bengkals Moch Jalal serta Camat Bukit Batu Muhammad Fadlul Wajdi menyambut kunjungan Menteri ke Sepahat dan Bukitbatu. Dengan adanya kunjungan Menteri Lingkungan Hidup ini diharapkan bisa membawa dampak positif dari Pemerintah Pusat untuk Pemerintah Daerah. []

Sumber: goriau.com

read more
Ragam

KLH Gelar Pekan Lingkungan Indonesia 2014

Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya meluncurkan Pekan Lingkungan Indonesia (PLI) 2014 yang akan digelar di Jakarta pada 29 Mei hingga 1 Juni mendatang. Untuk gelaran yang memasuki tahun ke-18 ini, PLI 2014 mengusung tema Satukan Langkah, Lindungi Ekosistem Pesisir dari Dampak Perubahan Iklim.

Pemilihan tema ini bertujuan memberikan kesadaran kepada masyarakat atas pentingnya perlindungan ekosistem pesisir dan dampak perubahan iklim dalam rangka ketahanan lingkungan.

Tema tersebut juga selaras dengan tema World Environment Day 2014 yang dikeluarkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) yaitu Raise Your Voice, Not the Sea Level.

“Melalui PLI 2014, Kementerian Lingkungan Hidup mengajak semua pihak untuk menyatukan langkah, melindungi ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim sehingga tercapai ketahanan lingkungan. Ini adalah tanggung jawab bersama masyarakat Indonesia,” kata Balthasar saat peluncuran PLI 2014 di Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Indonesia adalah negara maritim yang terdiri dari 17.504 pulau, termasuk lima pulau besar, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Wilayah pesisir dan laut Indonesia memiliki arti penting tersendiri, karena sekitar 30% mangrove dan terumbu karang terbaik dunia berada di Indonesia, serta sekitar 85% sumber daya ikan Indonesia berasal dari perairan pesisir.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup RI, sekitar 60% penduduk Indonesia hidup di wilayah pesisir, sekitar 65% kabupaten/kota terletak di kawasan pesisir, juga sekitar 26,5% kontribusi terhadap PDB nasional dan sektor kelautan dapat menampung lebih dari 16 juta tenaga kerja.

Sejalan dengan pesatnya kegiatan pembangunan, permasalahan lingkungan hidup dari hari kehari dirasakan semakin kompleks, terutama dampak perubahan iklim yang antara lain menyebabkan peningkatan suhu permukaan bumi yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.

Hal ini akan berdampak langsung terhadap kondisi pesisir dan laut serta keberadaan sejumlah pulau-pulau kecil yang ada dalam gugusan kepulauan Indonesia.

Menurut Balthasar, jika kemerosotan kualitas lingkungan ini terus menerus terjadi bukan tidak mungkin di masa yang akan datang bakal mempengaruhi ‘Ketahanan Lingkungan’.

“Salah satu ciri bahwa ketahanan lingkungan mulai melemah adalah dengan semakin cepatnya laju kerusakan dan pencemaran lingkungan. Maka, sejalan dengan hal tersebut dilaksanakan PLI 2014 yang mempertemukan antara masyarakat, pihak swasta, dan pemerintah,” jelas Balthasar.

PLI 2014 akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta dan diikuti oleh instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, perusahaan swasta nasional dan multinasional, organisasi lingkungan hidup, serta pemerhati lingkungan.

Selain pameran, PLI 2014 juga akan diisi dengan berbagai kegiatan seminar, workshop, dan lomba.
Sumber: inilah.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Anggaran Lingkungan Hidup Pemerintah Minim

Anggaran untuk lingkungan hidup masih minim. Tahun ini saja, pemerintah pusat hanya mampu mengalokasikan 0,07 persen dari total APBN untuk lingkungan hidup. Padahal, untuk memerbaiki kerusakan lingkungan ini dibutuhkan anggaran yang cukup besar.

Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup RI Bidang Budaya dan Kesehatan Lingkungan, Inar Ichsana Ishak, mengatakan, dengan anggaran yang minim ini, pemerintah jelas tak mampu bila harus menangani kerusakan lingkungan dengan sendirinya. Karena itu, perlu kerja sama dengan swasta.

Menurut Inar, pihaknya telah menerapkan prinsip polluter pays principles. Dalam prinsip ini, mekanisme pengelolaan lingkungan hidup turut dibebankan kepada perusahaan-perusahaan. Atau mereka yang mengeluarkan polutan.

“Karena pihak-pihak tersebutlah yang telah memanfaatkan lingkungan hidup secara gratis,” ujarnya, di Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/3/2014).

Karena itu, bila ada perusahaan yang tidak memerhatikan lingkungan, bisa dikenakan sanksi tegas. Sebab, mereka merupakan salah satu penyumbang kerusakan tersebut.

Sumber: republika.co.id

read more
Kebijakan Lingkungan

Men LH Sebut Banyak Sungai Indonesia Tercemar

Hampir semua sungai di Indonesia tercemar. Sebanyak 75 persen sungai mengalami pencemaran berat, 22 persen tercemar sedang, dan tiga persen tercemar ringan. Menteri Lingkungan Hidup, Balthsar Kambuaya, menegaskan hal itu saat membuka Rapat Kerja Teknis Nasional Pemantauan Kualitas Air Sungai se-Indonesia di Kota Bengkulu, Senin 24 Maret 2014.

Kambuaya menambahkan, hasil mencengangkan ini didapat dari pemantauan kualitas terhadap 57 aliran air sungai besar di seluruh Indonesia. “Hasil didapat dari data time series yang kami periksa dari tahun 2008 hingga 2013,” ujarnya.

Penyebab utama pencemaran itu, kata Kambuaya, karena aktivitas domestik warga hingga 60 persen. Sisanya, dilakukan industri, baik skala kecil, menengah, hingga besar.

“Publik kita masih dihinggapi kebiasaan bahwa sungai adalah tempat strategis untuk membuang sampah. Padahal, sungai juga merupakan sumber air minum kita,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah, mengaku bahwa hingga saat ini, masalah pencemaran sungai di Bengkulu masih terus disikapi. Pihaknya, melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) terus melakukan pemeriksaan terhadap kondisi air sungai di Bengkulu.

“Dugaan pencemaran air sungai banyak. Sementara itu, ada 10 sungai yang sedang kami uji kualitasnya,” ujar Junaidi. []

Sumber: vivanews.com

read more