close

batubara

Ragam

Dukungan Perbankan untuk Pemanfaatan Energi Bersih Indonesia masih Lemah

Penulis: Muhammad Ihsan

Indonesia merupakan penghasil batu bara terbesar di dunia. Batu bara tersebut, digunakan untuk pemakaian dalam negeri dan sebagian besar untuk diekspor ke luar negeri seperti ke China dan Jepang. Tetapi, dua tahun terakhir ini China dan Jepang sudah mulai mengurangi penggunaan energi batu bara dan mulai perlahan-lahan menggantikannya dengan energi bersih atau green energy. “Semakin cepatnya krisis iklim terjadi, seperti dilaporkan Intergovernmental Panel Climate Change (IPCC), memicu negara-negara maju untuk berlomba melakukan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan,” ungkap Sisilia Nurmala Dewi, Koordinator organisasi 350.0rg untuk Indonesia, dalam diskusi webinar Journalist Learning Forum untuk jurnalis dan umum yang diselenggarakan oleh Mongabay Indonesia bersama 350.org, Selasa (2/11/21). Lantas, bagaimana dengan Indonesia?”

Indonesia harus mulai secara serius merencanakan transisi energi terbarukan. “Terlebih Indonesia memiliki sumber energi tersebut,” ujar Sisil”. Sumber energi terbarukan yang ada di Indonesia, antara lain energi matahari, angin, gelombang dan pasang surut air laut,”tambahnya. Green energy merupakan energi yang ramah lingkungan dan tidak merusak alam.

Biomassa merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk atau buangan. Contohnya adalah tanaman, pohon, ubi, rumput, kotoran ternak, tinja, limbah pertanian, dan sebagainya. Biomassa yang dijadikan sumber energi umumnya adalah limbah setelah diambil produk primernya dan nilai ekonomisnya rendah. Kelebihan sumber energi biomassa adalah terbarukan sehingga dapat menjadi sumber energi berkelanjutan.
Teknologi energi bersih lainnya yaitu solar cell dimana solar cell adalah suatu komponen yang dapat digunakan untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik, dengan menggunakan prinsip yang disebut efek photovoltaic. Efek photovoltaic itu sendiri adalah suatu fenomena di mana muncul tegangan listrik, karena adanya suatu hubungan atau kontak dari dua elektroda, keduanya dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itulah, solar cell sering disebut juga dengan sel photovoltaic (PV). Efek photovoltaic ini ditemukan pertama kali oleh Henri Becquerel pada tahun 1839.

Selain kedua hal diatas Indonesia juga memiliki energi panas bumi atau geothermal. Dalam bahasa Yunani kata “geo” memiliki arti bumi dan kata “thermal” memiliki arti panas jadi ketika digabungkan kata geothermal memiliki arti panas bumi. Energi panas bumi sendiri dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, panas bumi merupakan sumber energi bersih dan hanya melepaskan sedikit gas rumah kaca.

Energi bersih tersebut di Indonesia kurang berkembang. Ada beberapa penyebabnya seperti lemahnya peraturan pemerintah mengenai regulasi penggunaan energi tersebut dan kurangnya dukungan perbankan untuk pembiayaan serta perbankan nasional masih mendanai pendanaan energi kotor seperti batu bara. Menurut Sisil, perbankan nasional masih belum menghentikan pendanaannya untuk proyek batubara. “Padahal sudah jelas bahwa batubara adalah penyebab krisis iklim,” lanjut Sisil, “Bahkan tujuh negara maju yang tergabung dalam kelompok G7 telah sepakat menghentikan pendanaan internasional untuk proyek batubara pada akhir tahun ini. Sayangnya, lanjut Sisil, langkah progresif dalam menghentikan pendanaan batubara itu belum diikuti perbankan nasional. “Perbankan nasional masih menjadi penghambat utama terjadinya transisi energi terbarukan di Indonesia,” jelasnya.[]

read more
Kebijakan Lingkungan

Greenpeace: Kanal Batubara Merusak Lingkungan

Kerusakan lingkungan akibat adanya pembangunan kanal untuk penampungan dan lalu lintas batubara di Kabupaten Tapin Selatan, Kalimantan Selatan terus meningkat. Semestinya,kanal itu ditutup.

“Nampaknya sangat mengkhawatirkan apa yang sedang terjadi di sana, dan saya harap teman-teman di sana, komunitas warga dan ornop lokal dapat melakukan sesuatu untuk menghentikan pengrusakan yang sedang terjadi,” ujar Kepala Greenpeace Indonesia Longgena Ginting kepada Wartawan di Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Dijelaskan, Greenpeace mengadvokasi dan mengajak masyarakat untuk beralih pada pada energi yang terbarukan.

“Greenpaeace memang bekerja untuk isu tambang, saat ini fokus pada industri hilirnya yaitu di isu PLTU Batubara. Kami mengadvokasi agar kita berhenti menggunakan batubara dan beralih segera ke energi terbarukan,” tuturnya.

Warga di sekitar kanal yang dibangun seorang pengusaha bernama Suharya dengan Tata Group sebagai pemodal, dituding menimbulkan kerusakan lingkungan bahkan penyakit.

“Di balik Suharya dan pembangunan kanal ada Tata Group. Warga menderita penyakit gatal-gatal, debit air sungai yang turun, persawahan juga rusak,” ujar Bambang, salah satu warga Tapin Selatan kepada Wartawan.

Warga lainnya juga mengeluhkan kondisi lingkungan yang makin rusak itu. Namun, mereka mengaku pasrah tidak bisa berbuat apa-apa. “Lingkungan sudah rusak, kami juga sudah tidak melihat Bekantan,” keluh Abidin, warga lainnya.

Kanal tersebut, ternyata tidak saja telah merusak lingkungan di daerah Tapin Selatan, juga telah mengusik habitat Bekantan, spesies monyet berhidung lebar dan panjang, satwa langka yang dilindungi.

Sebelumnya, sebuah forum dialog pernah digelar untuk mengupas kondisi lingkungan di kawasan itu yang rusak, termasuk terancamnya habitat bekantan. Forum dialog itu dihadiri Bupati Tapin Arifin Arpan, Sekretaris Daerah Tapin Rachmadi, Tim Peneliti Bakantan dari IPB dan UNLAM, Asisten Pemerintahan Dan Kesra Yunus, Kepala SKPD di lingkup Pemkab Tapin, Staf Ahli Bupati, para camat di Tapin, pihak perusahaan, dan Kepala Desa setempat.

Menurut Hadi S Ali Kodra Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB dan Presidium WWF Indonesia dan pembantu WWF International, lingkungan dan populasi Bekantan di sana kian terancam.

“Ada Bekantan di Kanal Sungai Putting Kabupaten Tapin yang saat ini memerlukan bantuan, dan populasinya terhitung tinggal sekitar 190 ekor. Kondisinya dalam keadaan tertekan. Pihak Kami memiliki niat tulus untuk menjaga satwa Bakantan ini agar tidak punah, dan cita-cita luhur kami nantinya ada peninggalan yang baik untuk warga setempat,” kata Hadi dalam forum tersebut.

Sementara itu, Suharya belum dapat memberi penjelasan terkait masalah itu. Saat dihubungi wartawan, ia mengaku sedang berada di luar negeri.

Sumber: beritasatu.com

read more
Energi

Industri Batubara Memperburuk Kemiskinan

Lembaga pemerhati lingkungan Greenpeace menilai industri ekstraktif batubara tidak hanya mengakibatkan kerusakan, tapi juga telah melukai ekonomi nasional, memperburuk kemiskinan, dan mengancam penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitar operasi pertambangan batubara.

Menurut Arif Fiyanto, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, industri ekstraktif seperti pertambangan batubara mengguncang perekonomian Indonesia dan menyebabkan fluktuasi besar dalam neraca pembayaran dan nilai tukar.

Dampak dari fluktuasi ini juga menghambat pembangunan jangka panjang industri dengan nilai tambah yang lebih tinggi karena mengalihkan dan menghalau investasi modal awal.

“Pengembangan batubara tidak membantu masyarakat miskin pedesaan, karena pertambangan batubara justru membawa dampak yang sangat negatif pada pertanian, perikanan dan sektor lain dimana jauh lebih banyak orang bergantung untuk penghidupannya,” kata Arif dalam siaran pers yang berkaitan dengan laporan terbarunya berjudul Batubara Melukai Perekonomian Indonesia.

Selain itu, terdapat kelemahan sistemik di pasar batubara global, sehingga tidak bijaksana bila Indonesia terus berinvestasi dalam meningkatkan kapasitas ekspor batubara. Permintaan impor batubara Cina cenderung melemah, dengan berbagai faktor yang mendorong turunnya permintaan. Salah satu faktornya adalah bahwa selama dua tahun terakhir,  tingkat polusi di Cina telah mencapai mencapai rekor dengan tingkat PM 2,5 (polusi partikulat kecil berukuran diameter 2,5 mikrometer) pada Januari 2013. Ini adalah lebih dari 30 kali tingkat yang aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 25 mikrogram per meter kubik.

Selain itu, kebijakan baru di 26 provinsi di China untuk memangkas produksi dan konsumsi batubara akan mengurangi permintaan batubara China secara signifikan.

“Pemerintah harus segera menghentikan pembangunan ekonomi yang berbasis pada energi kotor batubara, seperti dampaknya yang merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan warga. Apabila Indonesia masih terus melanjutkan pembangunan ekonomi yang bertopang pada batubara, maka dalam jangka panjang batubara dapat melukai perekonomian Indonesia, dan menjauhkan negara ini dari jalur pembangunan ekonomi rendah karbon,”pungkas Arif.

Sumber: okezone.com

read more
Energi

Warga Meulaboh Blokir Jalan ke Lokasi Tambang

Puluhan warga di kawasan Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Selasa (11/3/2014) siang melakukan aksi pemblokiran jalan menuju ke lokasi tambang batu bara PT Mifa Bersaudara yang berada di wilayah pedalaman di kabupaten itu. Akibatnya, aktivitas penambangan batubara untuk bahan bakar pembangkit listrik PLTU Nagan Raya ikut terganggu.

Tak hanya itu, warga juga memblokir jalan ke kawasan perkebunan karet yang selama ini dijadikan lokasi tambang oleh pihak perusahaan. Sehingga pekerja yang biasanya melakukan rutinitas tak bisa melakukan penambangan.

“Kami terpaksa melakukan aksi pemblokiran menuju ke lokasi tambang batu bara ini, karena janji ganti rugi lahan seluas 600 hektare hingga kini belum tuntas,” kata M Supardi Santoso selaku koordinator aksi kepada media, kemarin siang.

Dikatakannya, warga akan bersedia membuka pemblokiran jalan apabila tuntutan sudah dipenuhi oleh pihak perusahaan. “Jika tuntutan ini tak dipenuhi dalam waktu sepekan ini, kami akan menggelar aksi dengan jumlah massa yang lebih besar,” ancam Supardi.

Selain menggelar aksi di jalan ke lokasi tambang, masyarakat pemilik lahan di Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat juga menggelar aksi di kawasan perkebunan karet. Di lokasi ini, warga membentangkan spanduk dengan harapan persoalan ini segera ditanggapi pihak perusahaan.

Secara  terpisah Humas PT Mifa Bersaudara, Gunawan yang dikonfirmasi Serambi, kemarin sore melalui telepon selular mengaku tuntutan warga Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat terkait tuntutan ganti rugi lahan itu keliru. Menurutnya, tanah yang dituntut ganti rugi oleh warga tersebut merupakan lahan eks transmigrasi. “Kalau memang benar lahan ini milik warga silahkan tunjukkan buktinya,” kata Gunawan.

Ia mengakui, pihak perusahaan telah melunasi tuntutan ganti rugi lahan kepada masyarakat pemilik tanah yang sah dan memiliki sertifikat tanah, dan dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Negara (BPN). Sehingga tanah yang kini dijadikan sebagai lokasi tambang batu bara tersebut dinilai tak ada masalah.

Gunawan juga menegaskan, pihaknya bersedia menyelesaikan perkara ini dengan jalur musyawarah. Namun jika ada warga yang tetap ngotot dengan persoalan lahan tersebut dipersilahkan menempuh jalur hukum, karena tanah yang sudah dibayarkan pihak perusahaan ini telah dituntaskan dan bisa dibuktikan keabsahannya dengan sertifikat tanah yang dibeli dari setiap pemilik lahan di wilayah tambang.[]

Sumber: serambinews.com

read more
Energi

Indonesia Kurangi Emisi Dari Kelistrikan Batubara

Pemerintah Indonesia bertekad terus mengurangi emisi dalam pembangkitan tenaga listrik. Pembangkit-pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dibangun harus lulus uji kelayakan dan menggunakan Clean Coal Technology (CCT). Untuk itu para investor dan calon investor di sektor ketenagalistrikan diharapkan mengembangkan teknologi Ultra Super Critical (USC) maupun Integrated Gasification Combined Cycle (ICGC) sebagai pembangkit di masa depan.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM) Jarman, belum lama ini di Jakarta dalam Seminar ‘Realising Indonesia Power Vision : Building Partnership with India’. Seminar yang diselenggarakan oleh Bharat Heavy Electricals Limited (BHEL) ini bekerjasama dengan India Bussines Forum (IBF).

Dalam pertemuan tersebut, Republik Indonesia dan Republik India memiliki peluang dalam menjalin sinergi dan kerja sama dalam sub sektor ketenagalistrikan. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral  (ESDM) membuka kesempatan bagi investor dari luar negeri untuk bersama-sama membangun ketenagalistrikan di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Ketenagalistrikan juga memaparkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). “Pembangunan ketenagalistrikan dibagi ke dalam enam koridor ekonomi yaitu koridor ekonomi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Papua-Maluku,” ujar Jarman.

Dalam MP3EI ini pemerintah Indonesia membuka akses kepada negara-negara sahabat untuk berinvestasi dalam pembangunan di Indonesia, salah satunya dalam sub sektor ketenagalistrikan.

Seminar dihadiri Duta Besar India untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Gurjith Singh. Ia berharap seminar ini mempererat hubungan kerja sama kedua negara dalam sektor energi. Dirjen Ketenagalistrikan berharap acara ini mampu memberikan informasi untuk menguatkan jalinan kerja sama antara Indonesia dan India. Jarman juga berharap pertemuan ini menghasilkan suatu aksi nyata dalam membangun ketenagalistrikan di Indonesia melalui hubungan kerja sama yang baik.

Sumber: energitoday

read more