close

beruang

Flora Fauna

YEL-SOCP & BKSDA Aceh Lepasliarkan Beruang di Aceh Besar

ACEH BESAR – Yayasan Eksositem Lestari Sumatran Orangutan Conservation Program  (YEL-SOCP) bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh telah melepasliarkan seekor beruang madu (helarctos malayanus) ke habitatnya, Senin (14/5/2018).

Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, beruang madu ini yang dievakuasi tanggal 24 November 2016 lalu di Gampong Karak, Kecamatan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat, karena kaki kiri depannya terjerat dan terluka parah.

“Sehingga harus dioperasi dan tinggal menyisakan jempolnya saja,” jelasnya.

Setelah mendapatkan perawatan selama 1,5 tahun untuk proses penyembuhan oleh Tim Pusat Kajian Satwa Liar (PKSL) Universitas Syiah Kuala. Beruang malang ini kemudian dinilai oleh tim dokter hewan sudah siap untuk dilepasliarkan kembali ke habitatnya.

Untuk kepentingan penelitian dan guna mengetahui pergerakan beruang tersebut, BKSDA Aceh didukung FKH Unsyiah memasang GPS Collar di leher beruang. GPS Collar yang didatangkan langsung dari Swedia tersebut, akan mengirimkan sinyal ke satelit dan akan dipancarkan kembali ke receiver yang ada di BKSDA dan FKH Unsyiah.

“Dengan data dari GPS Collar tersebut, nantinya dapat diketahui dan dianalisa pola pergerakan, preferensi habitat serta jika ada hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.

GPS Collar ini, sebutnya, juga bisa untuk mencegah potensi konflik dengan warga atau terjadi stagnasi pergerakan beruang yang bisa jadi sedang sakit atau bahkan mati, dapat diketahui dengan cepat.

Katanya, menurut keterangan produsen collar, baterai pada collar seharga lebih dari 3.000 dollar itu akan dapat bertahan sekurangnya 2 tahun. “Semoga beruang madu yang dilepasliarkan tersebut dapat kembali hidup nyaman di rumahnya,” tutupnya.[acl]

read more
Flora Fauna

Kisah Menyedihkan Cholita Sang Beruang Peru

Perlakuan manajemen sirkus pada seekor beruang Paddington ini sangat memilukan. Bagaimana tidak, Cholita, begitu ia disebut, dipotong jari jemarinya hingga cakarnya tidak dapat tumbuh, dan giginya sengaja dicabut, semua itu dilakukan dengan tujuan agar sang beruang tidak dapat melukai siapapun ketika dilatih.

Kisah yang dialami Cholita ini menyentuh hati banyak orang sehingga kampanye pun dibuat untuk menyegerakan penyelamatannya. (untuk ikut mendukung kampanya tersebut, buka tautan <a href=”https://www.secure.adi-navs-ldf.org/donate.asp?id=1417&cachefixer=” ini </a>)

Badan amal untuk perlindungan binatang di London, Animal Defenders International (ADI) telah mengutus anggotanya untuk menyelamatkan sang beruang Peru ini.

Pembuat animasi kartun beruang Paddington, Michael Bond, juga turun tangan dalam aksi penyelamatan Cholita. Ia mengatakan kepada publik bahwa ia sangat menyayangi segala jenis beruang, khususnya yang berasal dari Peru. “Yang dialami Cholita merupakan kisah yang sangat menyedihkan. Saya sangat berharap Cholita segera mendapatkan perlindungan yang ia butuhkan,” ungkap Bond.

Presiden ADI, Jan Creamer, mengatakan, “Beruang tua ini telah mengalami siksaan yang berat, namun kita masih dapat memberinya kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya dengan layak, dengan menyegerakan kedatangannya ke ADI.” Jelas Creamer

Saat ditahan di kebun binatang, anggota badan amal mengungkap bahwa Cholita terkurung di dalam kotak berukuran 5×5 kaki, giginya hancur, sehingga ia tidak dapat melindungi dirinya sendiri.

Badan amal ADI juga berharap bahwa mereka dapat membawa sang beruang dan 33 singa lain yang juga sedang dalam upaya pembebasan dari lingkungan sirkus, ke sebuah habitat baru di Colorado bulan April mendatang.

Sumber: NGI/metro.co.uk

read more
Flora Fauna

Tahun Baru 2014, Lahir 5.000 Beruang Kutub di Arktik

Tahun Baru 2014 akan menjadi saat yang menentukan ketika beruang kutub lahir di Kutub Utara, dan tahun ini diharapkan sekitar 5.000 ekor, kata World Wildlife Fund for Nature, Jumat.

Organisasi ini merayakan ulang tahun beruang kutub pada 29 Desember untuk menandai periode antara Desember dan Januari ketika beruang kutub biasanya hamil dan melahirkan. Hari ini pertama kali ditandai pada 2008 dan sejak itu menjadi tradisi.

“Sayangnya, sedikit yang diketahui tentang berapa banyak beruang kutub di Rusia, karena satu studi komprehensif hanya satu [dari tiga] kelompok utama dengan biaya jutaan dolar Amerika Serikat,” kata Viktor Nikiforov, kepala WWF Rusia.

Menteri Sumber Daya Alam Rusia, Sergei Donskoi, mengatakan, awal tahun ini jumlah total populasi beruang kutub di Arktik Rusia diperkirakan antara 5.000-6.000 ekor. Para ilmuwan memperkirakan jumlah beruang kutub di seluruh dunia sekitar 20.000 sampai 25.000 ekor.

Hewan kutub Arktik berada di bawah ancaman dari pemburu, polusi dan perubahan iklim, yang menyebabkan habitat mereka makin menyusut.
Sumber: antaranews.com

read more