close

biodiesel

Energi

UNEP: Investasi Energi Terbarukan Merosot 14 Persen

Investasi global dalam energi terbarukan merosot 14% pada tahun lalu, dan Tiongkok untuk pertama kalinya menanamkan lebih banyak uang ke sektor ini daripada Eropa, demikian laporan Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) Senin (6/4) waktu setempat.

UNEP mencatat, penanaman modal energi terbarukan selain pembangkit listrik tenaga air (PLTA) turun menjadi 214,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2013, merosot 35,1 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya dan 23 persen di bawah rekor yang dicapai pada 2011.

Penurunan tersebut, menurut UNEP, terjadi karena “ketidakpastian politik di beberapa pasar,” yang berarti kurangnya kejelasan atas dukungan pemerintah untuk sektor itu, dan kejatuhan biaya sistem-sistem tenaga surya.

“Sementara beberapa hal mungkin menunjukkan fakta bahwa investasi secara keseluruhan dalam energi terbarukan jatuh pada 2013, di balik penurunan itu banyak sinyal positif dari pasar dinamis yang cepat berkembang dan pasar mapan,” ujar Achim Steiner, Direktur Eksekutif UNEP.

Angka-angka datang ketika panel ahli perubahan iklim PBB menerbitkan peringatan terkeras selama ini tentang bahaya dari sistem iklim yang dirusak untuk generasi mendatang.

“Dampak perubahan iklim akan meninggalkan tidak ada bagian dari dunia tak tersentuh dan tidak terpengaruh,” Ketua Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim Rajendra Pachauri mengatakan pada Senin.

Di Eropa, yang telah menjadi pemimpin global dalam mendukung pengembangan energi terbarukan, investasinya anjlok 44% menjadi 48 miliar dolar AS (35 miliar euro) pada tahun lalu, catat UNEP.

Hal itu bila dibandingkan dengan penurunan 6% di Tiongkok, menjadi 56 miliar dolar AS, dan pengurangan sepersepuluh di AS menjadi 36 miliar dolar AS.

Setelah sembilan tahun bertumbuh, tahun lalu adalah untuk pertama kalinya investasi energi terbarukan jatuh di negara berkembang. Namun, UNEP juga mencatat, berita itu tidak semuanya buruk untuk sektor energi terbarukan.

Secara keseluruhan, UNEP merinci, pangsa pasar pembangkit listrik dunia naik menjadi 8,5% dari 7,8% pada 2012. Hal itu belum termasuk pembangkit listrik tenaga air, yang energi terbarukan menyumbang 43,6% dari kapasitas pembangkit baru yang dipasang pada 2013

Energi matahari masih memiliki dukungan terkuat dari investor, meskipun harga rata-rata pemasangan panel surya telah menurun sebesar 60%.

Perusahaan-perusahaan energi terbarukan juga mendapat dukungan lebih banyak dari investor swasta, dengan ekuitas meningkat dua kali lipat ke rekor 11 miliar dolar AS selama setahun lalu, demikian laporan UNEP.[]

Sumber: antaranews.com

read more
Energi

Inovasi Bahan Bakar Bio dari Buah Zaitun

Buah zaitun bukan hanya cemilan lezat, namun juga dianggap berharga karena minyak yang dihasilkan. Kini zaitun dimanfaatkan periset dalam membuat bahan bakar nabati untuk mengurangi emisi CO2.

Para ilmuwan Universitas Teknologi Wina bekerja di sekitar sebuah konstruksi baja setinggi hampir enam meter. Ini adalah generasi baru ‘instalasi gasifikasi,’ yang dicetuskan pertama kali oleh universitas tersebut dua dekade lalu. Instalasi mampu mengubah biomassa menjadi gas, dan di Austria serta sejumlah negara Eropa lainnya, gas ini digunakan untuk menjalankan generator dan memproduksi listrik.

Kini masalahnya adalah membeli biomassa yang terjangkau agar dapat bersaing dengan sumber energi terbarukan dan bahan bakar fosil. Mengingat harga kayu dan hasil pertanian yang terus melambung, Uni Eropa membiayai sebuah proyek yang bertujuan mengubah pomace – apa yang tersisa dari buah zaitun setelah minyaknya diperas – menjadi bahan bakar bio.

“Pada akhir proses terdapat residu dan tidak ada minyak zaitun lagi yang tersisa. Jadi ini semacam materi limbah dari kilang minyak zaitun, namun konten energinya masih cukup tinggi,” ungkap Stefan Müller, seorang periset senior di Universitas Teknologi Wina, kepada DW.

Lebih dari sekedar cemilan
Proyek Phenolive bertujuan memaksimalkan nilai buah zaitun. Di laboratorium Phenobia, sebuah start-up yang digagas Universitas Bordeaux, para peneliti mengidentifikasi senyawa yang dapat diambil dari pomace zaitun setelah minyaknya diperas dan sebelum diubah menjadi energi.

“Laboratorium khusus menganalisa fenol dari berbegai tipe bahan mentah untuk produk akhir seperti kosmetik, suplemen makanan atau makanan,” papar direktur Xavier Vitra kepada situs Perancis LaBiotech. Ia menambahkan bahwa mengambil polifenol akan menambah nilai bagi pomace.

Menekan konsumsi energi
Sejumlah wilayah produsen zaitun di Eropa telah membakar pomace zaitun sebagai bahan bakar, namun Müller ingin menganalisa residu dan sepenuhnya menginvestigasi potensi energinya. Kegunaan lain dari pomace termasuk kompos dan pupuk.

Tim riset universitas juga memproduksi bahan bakar cair dari biomassa. Dan mereka mengatakan ini berpotensi memungkinkan industri zaitun untuk menjalankan kendaraan transportasi mereka dengan bahan bakar dari hasil residu zaitun. Sebuah instalasi gasifikasi yang dikembangkan di Güssing, Austria, sudah memproduksi bahan bakar cair bagi kendaraan.

“Idenya adalah penyulingan bio. Sumber daya terbarukannya memproduksi bahan bakar masa depan,” ucap insinyur Johannes Schmid. Targetnya, katanya, adalah untuk mendemonstrasikan bahwa penyulingan tidak perlu membakar bahan bakar fosil.

Eropa memproduksi 80 juta ton pomace minyak zaitun setiap tahun, menurut proyek Phenolive. Apabila proyek ini berhasil, tentu industri zaitun akan menguat dan biayanya, terutama untuk energi, akan banyak berkurang.

Sumber: dw.de

read more
Green Style

Membuat Kamar Tidur Nyaman dan Hemat Energi

Kesadaran ekologis di kamar tidur bukanlah hal prioritas di benak kebanyakan orang ketika mereka berada didalamnya. Namun sebenarnya ada banyak perubahan sederhana yang dapat Anda buat untuk kamar tidur Anda sehingga hemat energi yang akan menurunkan jejak karbon (footprint) Anda. Ketika ada cara praktis untuk membuat perubahan kamar tidur dari sudut pandang ekologi, kamar bukanlah ruang mati – melainkan ruang hidup, inilah yang bisa anda lakukan.

Untuk mulai membuat perubahan , penting terlebih dahulu melihat apa yang kita harapkan dari kamar tidur, apa yang bisa diberikan oleh kamar tidur dan cara terbaik mengelolanya

Jagalah Kamar Tetap Nyaman
Tentu saja kamar tidur untuk tidur tapi fakta menunjukkan bahwa banyak orang menggunakan kamar tidur untuk kegiatan lain termasuk menonton televisi, berselancar di internet, membaca dan melakukan pekerjaan atau mengerjakan tugas-tugas. Banyak orang tidak memiliki kemewahan sebuah kantor di rumah mereka sehingga memanfaatkan suasana kamar tidur relatif tenang untuk membuat tulisan atau menyelesaikan laporan.

Tidur, bekerja atau santai adalah kegiatan yang memerlukan pemakaian energi di ruangan. Tentu anda tidak ingin bekerja dalam keadaan gelap, menggigil kedinginan, atau bekerja di komputer dalam ruangan yang panas! Inilah sebabnya mengapa kita memiliki pendingin atau pemanas dan peralatan listrik lainnya di kamar.

Tapi pemakaian alat-alat tersebut menggunakan energi dan energi menggunakan bahan bakar fosil serta mengeluarkan banyak uang. Anda pasti terus mencari cara untuk menjaga kamar tidur Anda nyaman dan hangat. Salah satu tempat terbaik untuk memulai adalah jendela. Berapa banyak udara dingin atau panas yang hilang melalui celah-celah jendela, mungkin jendelanya retak atau tidak pas pemasangannya?

Jika Anda tidak sempat mengganti jendela, lihatlah apakah mungkin untuk setidaknya memperbaiki jendela agar lebih rapat. Ini bukan pekerjaan yang besar namun akan membuat perbedaan dalam hal pemanfaatan udara.
Anda akan terkejut melihat betapa banyak udara yang disimpan dalam kamar hanya berkat tips sederhana ini.

Tips lain untuk tetap nyaman di kamar tidur antara lain:

  • Tempatkan foil di belakang radiator pemasnas untuk memantulkan panas kembali ke ruangan
  • Menutup tirai untuk menghemat kehilangan udara.
  • Matikan lampu saat tidak digunakan.
  • Cabut kabel peralatan elektronik di malam hari jika sudah tidak digunakan
  • Gunakan lampu hemat energi
  • Pakailah selimut tebal untuk musim dingin, simpan selama musim panas
  • Pakailah piyama

Kamar tidur adalah salah satu kamar yang paling diabaikan di rumah dalam hal efisiensi energi tetapi juga salah satu ruangan di mana kita menghabiskan sebagian besar waktu. Buatlah beberapa langkah untuk memastikan bahwa Anda tidak “membuang-buang” uang di kamar tidur.

Sumber: greenerideal.com

read more
Energi

Adakah Sumber Energi Alternatif Terbaik?

Isu pemanasan global telah menarik perhatian dunia untuk menciptakan strategi-strategi penanggulangan dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi perubahan iklim dan mencegah dampak terburuk dari pemanasan global. Salah satu strategi penanggulangan tersebut adalah peralihan penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (bahan bakar fosil) ke sumber energi yang lebih efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Strategi ini diharapkan dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon dioksida yang menyebabkan efek rumah kaca di atmosfer. Karbon dioksida dihasilkan ketika manusia menggunakan bensin, gas alam, dan batu bara untuk menghasilkan listrik atau bertransportasi.

Banyak negara telah menginvestasikan dana besar-besaran ke penerapan sumber energi alternatif yang dinilai lebih ramah lingkungan, seperti energi terbarukan. Lima jenis sumber energi terbarukan yang paling sering digunakan adalah biomassa, tenaga angin, surya, air, dan panas bumi (geotermal). Perusahaan penghasil minyak, batu bara, dan gas juga berupaya menjawab tantangan lingkungan melalui inovasi peningkatan efisiensi produksi dan pengurangan emisi. Salah satu contoh dari inovasi tersebut adalah teknologi batu bara bersih. Upaya peralihan ini tak lepas dari resistansi dan kontroversi sebagai bagian dari dinamika dunia.

Sebagian besar pembangkit listrik energi terbarukan memiliki dampak lingkungan yang lebih sedikit dibanding bahan bakar fosil. Namun, teknologi energi terbarukan memerlukan investasi yang sangat besar (padat modal). Pada September 2013, Departemen Energi Amerika Serikat mengalokasikan US$ 66 juta subsidi untuk 33 perusahaan energi hijau. Mengingat tenaga angin dan surya kini baru memasok sekitar 3 persen kebutuhan listrik di AS. Tentu masih jauh dari efisien dibandingkan utilisasi bahan bakar fosil. Inovasi peningkatan efisiensi produksi energi terbarukan masih akan melalui perjalanan yang panjang.

Sumber energi terbarukan sering kali bergantung pada lokasi geografis. Pemanfaatan tenaga angin, surya, dan panas bumi adalah contohnya. Hanya daerah dengan embusan angin, pancaran matahari, atau panas bumi yang memadai yang dapat menikmatinya. Sumber energi ini pun tidak dapat ditransportasikan agar bisa dinikmati oleh daerah lain.

Sumber energi terbarukan juga terbatas oleh alam. Pembangkit listrik tenaga air sangat bergantung pada elevasi air. Energi angin sangat bergantung pada iklim. Keterbatasan ini menimbulkan pertanyaan apakah kebutuhan energi dunia dapat dipasok oleh angin, air, dan matahari saja.

Meskipun energi terbarukan menghasilkan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit, bukan berarti sumber energi ini benar-benar ramah lingkungan. Pembangunan PLTA menyebabkan dampak lingkungan karena harus membuka lahan untuk pembangunan bendungan. Dampak yang ditimbulkan, meliputi terganggunya keseimbangan ekosistem dan biodiversitas, serta menimbulkan risiko banjir dan gempa bumi. Selain itu, pembangkit listrik tenaga surya membutuhkan sel khusus (solar cell) yang menghasilkan limbah racun pada proses produksinya. Biomassa juga mengemisikan beberapa limbah cair/gas sebagai polusi dan menggunakan bahan bakar fosil dalam proses konversinya.

Investasi mahal juga menjadi pertimbangan dalam menciptakan inovasi bagi perusahaan energi fosil. Walaupun demikian, kelangsungan usaha dalam jangka panjang dapat menjadi insentif yang baik bagi perusahaan bahan bakar fosil untuk terus beradaptasi. Pengembangan inovasi memang mahal, tetapi harga dari tidak melakukan apa-apa, akan lebih mahal, mengingat adanya dampak perubahan iklim, tekanan dari aktivis lingkungan, dan tren permintaan pasar.

Di sisi lain, kelompok lingkungan sering memberikan tekanan pada perusahaan energi fosil. Meskipun bahan bakar fosil berkontribusi besar pada emisi karbon dioksida, kita tidak bisa menghentikan pasokan bahan bakar fosil secara tiba-tiba. Hal ini akan memberi dampak negatif pada kestabilan pasokan energi dan perekonomian dunia. Bahan bakar fosil masih mendominasi sebagian besar pasokan energi di dunia, sekitar 80 persen  kebutuhan energi global pada tahun 2010. Dunia belum siap untuk bergantung pada sumber energi terbarukan saja, setidaknya untuk saat ini.

Energi Terbarukan vs Nuklir
Di tengah perdebatan antara energi terbarukan dan energi tak terbarukan, ada pula pertempuran antara energi terbarukan dengan tenaga nuklir. Beberapa kelompok lingkungan menolak keras penggunaan tenaga nuklir, teknologi dengan emisi karbon dioksida nol dan paling hemat biaya (dalam banyak referensi perhitungan).

Alasan keamanan biasanya menjadi argumen utama penolakan penggunaan tenaga nuklir, seperti bencana Fukushima terakhir di Jepang. Bencana ini, sebaliknya, memberikan pelajaran berharga. Reaktor Fukushima menggunakan teknologi lama dan dilengkapi dengan sistem keselamatan dan perlindungan yang buruk, khususnya dalam merespons tsunami atau bencana alam skala tinggi. Pelajaran dari Fukushima akan membuat utilisasi energi nuklir hadir lebih aman dan akan terus menghasilkan daya bersih yang dapat diandalkan, dalam hal teknologi dan protokol keselamatan. Butuh 10 tahun operasi untuk “menghasilkan” 1 kematian kerja dari pengoperasian sebuah PLTN. Akan tetapi, masih ada kekhawatiran lain pada poin keamanan, yaitu terkait limbah radioaktif yang dihasilkan PLTN.

Selain poin keamanan, argumen penolakan lain adalah PLTN bersifat padat modal, terutama ketika diimplementasikan dengan peraturan keselamatan dan kontrol yang sangat ketat.

Argumen-argumen yang menentang penggunaan tenaga nuklir jelas ironis. Mereka mengabaikan fakta bahwa implementasi energi tak terbarukan juga mahal dan berisiko. Hubungan cinta-benci antara energi terbarukan dan nuklir ini hanya melempar argumen yang sama satu sama lain.

Jika kita menyampingkan kepentingan pasar dan politik, sesungguhnya mencari pilihan terbaik dalam bidang energi tidak akan menghasilkan jawaban yang tunggal. Energi itu layaknya obat: jika tidak ada efek samping, kemungkinan ia tidak dapat berfungsi. Biaya pengembangan yang besar di awal tentu tidak terelakkan.

Pada akhirnya, dunia harus memahami peran masing-masing sumber energi. Memutus seluruh pasokan bahan bakar fosil secara sekejap tentu mustahil untuk dilakukan. Meskipun investasi pada sumber-sumber energi terbarukan mungkin sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi baru di masa depan, energi nuklir dapat membantu pasokan listrik saat angin tidak bertiup atau matahari tidak bersinar. Tidak perlu memojokkan salah satu sumber energi. Jika kita benar-benar peduli pada bumi dan kelangsungan hidup spesies kita sendiri, sungguh langkah yang terbaik untuk bekerja sama.

Sumber: beritasatu.com

read more
Energi

Google Siapkan US$1 Miliar untuk Energi Terbarukan

Sekitar sepertiga dari operasional Google didukung oleh energi terbarukan saat ini. Namun, perusahaan raksasa itu masih terus mengambil langkah terobosan. Dikabarkan Google siap menanamkan investasi lebih dari US$1 miliar untuk energi alternatif.

Rick Needham, direktur dari divisi Google’s Energy and Sustainability mengatakan, sudah 34 persen daya operasi mesin pencari Google sekarang bergantung pada sumber daya energi terbarukan. Bila semua berjalan sesuai rencana, maka mereka akan  meningkatkan pemanfaatkan energi baru tersebut hingga 100 persen.

Needham juga mengatakan, selama kuartal terakhir Google telah menghabiskan biaya sebesar $2,25 miliar untuk membangun pusat data beserta infrastrukturnya.

“Kami telah menginvestasikan lebih dari semiliar dollar di 15 proyek yang memiliki kapasitas untuk menghasilkan energi sebesar 2 gigawatt,” tutur Needham.

Salah satunya, terungkap pada beberapa waktu lalu, perusahaan ini sedang memulai proyek besar tenaga surya di Ivanpah, California-Nevada, yang menggunakan hingga 357.000 cermin matahari (sun-facing mirrors) untuk menghasilkan daya 394 megawatt — tenaga yang mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk sebuah kawasan sampai dengan 140.000 rumah.

Sekretaris Energi AS Ernest Moniz sempat mengemukakan, dalam pernyataan kepada Associated Press yang dikeluarkan dalam pembukaan resmi The Ivanpah Solar Electric Generating Station, hari Kamis (13/2/2014): “Proyek Ivanpah adalah satu contoh bagaimana AS menjadi yang terdepan di dunia dalam hal pengembangan energi matahari.”

Mengutip Needham, ditegaskan kembali, “Di Google kami berinvestasi dalam proyek-proyek energi terbarukan yang inovatif dan berpotensi mengubah lanskap energi dan membantu memberikan lebih banyak pasokan energi [listrik] ke industri ataupun rumah-rumah di seluruh dunia. Ivanpah adalah langkah merealisasikan hal itu, dan kami senang menjadi bagian dari padanya.”

Dan panel surya bukan satu-satunya proyek yang menjadi investasi Google akhir-akhir ini. Google pun dilaporkan telah menggelontorkan jutaan di akuisisi perusahaan di bidang-bidang robotika dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Nampaknya Google juga berniat membuat tambahan baru dari bagian utama mereka  —di samping berinvestasi untuk energi terbarukan.

Seperti dikatakan seorang tim engineer Google, Scott Huffman, saat tahun lalu berbicara pada Independent, bahwa kemajuan baru AI akan “memungkinkan komputer perusahaan ini untuk segera mengerti konteks percakapan dan lebih manusiawi”.

Sumber: CNBC, IB Times & NGI

read more
Energi

Pemerintah Lirik Kemiri Sunan untuk Pengganti Solar

Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Kementerian Pertanian menghadirkan hasil penelitiannya yaitu Kemiri Sunan sebagai sumber energi altenatif pengganti solar. Kadar rendemen kemiri biji sunan hasilkan crude oil 40 hingga 50% atau  88 hingga 92% untuk biodiesel.

“Kita harus mengurangi impor BBM baik premium maupun solar, kalau kita tidak ngapa-ngapain, tidak menggeber produksi biodiesel, tahun ini impor kita itu kira-kira 800.000 barel per hari, baik dari minyak mentah maupun produk solar dan BBM,” ujar Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo seperti yang dilansir dari situs resmi esdm, Jakarta, Senin (10/2/2014).

Berdasarkan laporan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi kepada Wamen, rata-rata impor crude mencapai 350.000 per hari,  sedang BBM rata-rata 500.000 hingga 600.000 barel per hari. Jadi total rata-rata 800.000 hingga 900.000 berel per hari.

“Belinya impor itu pake duit dollar. Jika 1 barel seharga katakanlah US$ 125 per barel, maka 800.000 barel dikalikan US$ 125, itu cuma US$120 juta dollar per hari. kalau kita ga ngapa-ngapain impor kita, pasti 1,2 hingga 2 juta barel per hari, kalikan saja dengan US$ 120, kita akan butuh US$ 250 juta per hari. Duitnya darimana,” ujarnya bernada tanya.

Susilo menjelaskan, produksi minyak mentah kita itu terus turun karena usia sumur yang sudah tua. Dilain pihak kebutuhan BBM terus meningkat akibat berbagai faktor, karena antara produksi dan konsumsi masih lebih banyak konsumsi, maka pemerintah terpaksa harus impor BBM, jenis premium dan solar.

“Impor kita terus naik, pasti naik, ga usah diapa-apain, naikknya kira-kira 120.000 barel per hari,” tuturnya.

Selain itu, tambahnya, peningkatan impor BBM per tahun tersebut dapat disubsitusi dengan produski Bahan Bakr Nabati (BBN). Saat ini kapasitas CPO yang dapat dimanfaatkan berkisar antara 80 hingga 100.000 barel per hari dan sisanya dimungkinkan dari BBN jenis lain misalnya, kemiri sunan.

Sebagaimana diketahui, kemiri sunan sangat prospek untuk dikembangkan sebagai biodoesel. Kemiri sunan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pendahulunya seperti jarak pagar dan biji nyamplung. Beberapa kelebihan kemiri sunan antara lain,  tidak bersaing dengan pangan, dapat mulai berproduksi umur 4 tahun, pada umur 8 tahun dapat menghasilkan produksi sampai 15 ton (6 – 8 ton biodiesel) per ha per tahun.

“Rendemen biji kemiri sunan dapat menghasilkan crude oil (40-50%)  atau  88 hingga 92% jika dijadikan produk biodiesel,” ujar Kepala Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Kementerian Pertanian, Muhammada Syakir.

Syakir mengungkapkan, kemiri sunan dapat dikembangkan oleh masyarakat biasa karena, tidak memerlukan pabrik untuk pengolahan seperti halnya sawit, populasi tanaman hanya 150 pohon/ha, dapat ditumpangsarikan dengan tanaman lain dan dapat dikembangkan di lahan sub optimal.  []

Sumber: energitoday.com

read more
Energi

Menciptakan Energi dengan Berjoget

Banyak cara untuk mempelajari Bumi dengan cara-cara yang menyenangkan, di antaranya mengunjungi tenda besar Shell Energy Lab, bagian dari gelaran Shell Eco-Marathon Asia 2014, di Taman Luneta, Manila.

Jumat petang itu, ribuan anak-anak hingga orang dewasa mengantri masuk ke tenda besar berpendingin udara untuk merasakan dan mengetahui simulasi bagaimana energi itu bisa diciptakan.

Apakah itu energi berbasis minyak bumi, tenaga surya, nuklir, hingga energi berasal dari gerakan tubuh kita sendiri. Kesadaran bahwa sumber energi fosil pasti akan punah pada saatnya memaksa orang menciptakan berbagai inovasi tentang sumber energi dan Shell memiliki program pencerahan masyarakat tersendiri tentang itu.

Di wahana Dancing Hall, simulasi dan perhitungan perolehan energi itu bisa dilihat dan dirasakan semua pengunjung. Pengunjung bergembira sambil berjoget sebebas-bebasnya diiringi musik dengan ritme cepat dari seorang pemandu cakram, puluhan pengunjung bisa ditampung dalam lantai disko.

Lantai seluas 30 meter persegi itu bukan sembarang lantai, melainkan lantai akrilik yang bisa menyerap dan menyimpan energi kinetik pengunjung yang berjingkrakan untuk diubah menjadi energi listrik secara potensial.

Dengan dipandu dua dara cantik Filipina untuk melakukan gerakan-gerakan –sebenarnya sah-sah saja mau joget gaya apapun– layar monitor raksasa di depan pengunjung mencatat “perkembangan” perolehan energi listrik potensial itu dalam satuan kiloJoule.

Prinsipnya sederhana sekali, makin banyak dan dinamis gerakan –boleh lompat sekeras mungkin– makin besar energi potensial elektrik itu diproduksi dan disimpan. Konon, lantai dansa seperti ini telah diperkenalkan di banyak tempat hiburan di Eropa Barat.

Tiap sesi akan diakhiri foto bersama, yang hasil jepretan kameranya akan dipajang di layar monitor raksasa itu.

Masih ada lagi wahana yang menyimulasikan “cara” meraih energi dari gerakan gelombang naik-turun dan arah horizontal gelombang laut. Tabung besar menampung air yang diberi warna merah dan ada tuas pemutar untuk memutar air di dalam tabung vertikal itu.

Prinsip simulator yang dibuat sangat sederhana namun menarik itu juga tidak kalah sederhana, yaitu gerakan memutar dan longitudinal gaya sentripetal gelombang air laut akan menggerakkan turbin. Dari situlah energi tercipta dan disimpan untuk kemudian didistribusikan.

Walau cukup melelahkan namun banyak pengunjung yang gembira menikmati wahana demi wahana. Di satu sudutnya, terdapat gerai yang memeragakan kinerja bahan bakar beroktan tinggi andalan Shell, yaitu V-Power, yang juga dipakai tim Ferrari di ajang Formula 1.

Ahli bahan bakar Shell, Mae Asignad, menjelaskan berbagai hal tentang keuntungan jangka panjang pemakaian bahan bakar minyak itu kepada pengunjung. Alat peraga juga disiapkan oleh perempuan ahli bahan bakar yang pernah bekerja di Indonesia itu.

Sumber: antaranews.com

read more
Energi

LIPI Kembangkan Biomasa non-Pati Pengganti BBM

Salah satu hal yang selalu menjadi polemik ketika harganya naik atau saat langka di pasaran adalah Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terus berupaya mencari penggantinya.

Salah satu upaya yang kini tengah dilakukan adalah mengembangkan biomasa sebagai energi yang dapat terbarukan. Merujuk tulisan di Wikipedia, Biomasa adalah sumber energi yang berasal dari bahan organik dan dapat diolah serta dikonversikan menjadi bahan bakar.

Biomasa meliputi banyak hal seperti materi tumbuhan yang telah mati, limbah terbiodegrasi dan banyak lagi.

Dalam hal ini, pihak LIPI mencoba mengembangkan biomasa non-pati atau dapat diartikan sebagai bahan organik yang mengandung lignoselulosa, seperti contohnya jerami padi, klobot, jagung, sekam padi, ilalang kering, kulit pisang, kulit nanas, serat kayu dan lain sebagainya.

“Penelitian terkait pemanfaatan biomasa non-pati terutama sellulsa sedang dikembangkan oleh peneliti LIPI saat ini,” ujar Kepala Pusat Bioteknologi LIPI, Dr Ir Witjaksono, M.Sc dalam acara “Kick off Meeting of JST-JICA-SATREPS Biorefinery” dengan tajuk Innovative Bio-Production Indonesia (Ibiol): Integrated Bio-Refinery Strategy to Promote Biomass Utilization using Super-micorbes for Fuels and Chemicals Production, seperti yang dikutip dari Antara (21/01/2014).

Witjaksono menjelaskan, pemanfaatan biomasa turunan dari industri kelapa sawit menjadi salah satu fokus kegiatan LIPI.

“Kami telah mengembangkan penelitian pemanfaatan biomasa tersebut untuk produk pangan fungsional, biothanol (pengganti BBM) dan produk lainnya,” ujarnya.

Menurut Witjaksono, selama ini, harga bioethanol berbasis biomasa non-pati masih tidak ekonomis yang disebabkan oleh teknologi yang belum tepat. Dengan penerapan teknologi proses yang memperhatikan tiga aspek tersebut di atas, harga bioethanol diharapkan bisa menjadi lebih ekonomis atau terjangkau oleh masyarakat.

“Teknologi adalah kunci agar proses menjadi enzim yang dibutuhkan secara efisien dengan menggunakan isolat lokal, dan breeding mikroba untuk menghasilkan mikroba yang cocok untuk fermentasi,” ujarnya.[]
Sumber: merdeka.com

read more
1 2 3 4
Page 2 of 4