close

bunta

Flora Fauna

Polisi Tangkap Dua Tersangka Pembunuh Gajah Bunta

Kepolisian berhasil menangkap dua dari empat tersangka yang telah membunuh gajah Sumatra langka dan memotong gadingnya bulan lalu.

Polres Aceh Timur, mengumumkan (3/7/2018) bahwa mereka telah menangkap dua pria dan sedang mengejar dua orang lainnya, yang semuanya merupakan tersangka pembunuh gajah. Polis menunjukkan bukti-bukti yang disita dari para tersangka, termasuk parang dan dua gading gajah, yang salah satunya diyakini diambil dari Bunta, hewan yang ditemukan mati pada 9 Juni di dalam Ekosistem Leuser.

Bunta, gajah jantan Sumatra (Elphas maximus sumatranus) berusia 27 tahun , sejak tahun 2016 secara teratur dilatih dan dipekerjakan oleh polisi hutan sebagai bagian dari unit untuk menangkal kawanan gajah liar yang merambah di pertanian dan desa. Petugas konservasi menduga Bunta diracuni.

Kepala unit kejahatan khusus Polisi Nasional, Adi Karya, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihak berwenang berkomitmen untuk membasmi jaringan perdagangan di balik pembunuhan gajah. “[Kami] berharap penangkapan ini dapat menjadi pelajaran bagi orang lain untuk tidak melakukan [jenis] kejahatan terhadap satwa liar ini,” tambahnya.

Berdasarkan hukum konservasi Indonesia, pembunuhan, perdagangan atau distribusi spesies yang dilindungi dan bagian-bagiannya dapat menyebabkan hukuman penjara hingga lima tahun dan denda hingga 100 juta rupiah.

Namun penegakan hukum terhadap pembunuhan terhadap satwa liar masih lemah, dengan pelanggar jarang dituntut. Pada beberapa kesempatan, kasus-kasus itu sampai ke pengadilan, para pelakunya biasanya menerima hukuman atau denda jauh kurang dari maksimum.

Berita tentang pembunuhan Bunta menarik perhatian nasional, bahkan Gubernur Aceh menawarkan hadiah untuk informasi yang mengarah pada penangkapan para pelaku. (Gubernur, Irwandi Yusuf, minggu ini ditangkap oleh penyelidik antikorupsi dalam kasus suap). Sebuah petisi online muncul meminta pihak berwenang Indonesia untuk mengusut pembunuhan tersebut menerima hampir 85.000 tanda tangan.

Kematian Bunta adalah pembunuhan gajah kedua di Sumatera oleh para pemburu. Pada bulan Januari, para petani menemukan tubuh gajah jantan di hutan lindung  dengan kedua gadingnya dipotong. Gajah tersebut mati diduga karena diracuni.

Pada Desember tahun lalu, seekor gajah yang hamil ditemukan mati di sebuah perkebunan kelapa sawit di Aceh. Dalam kasus itu, pihak berwenang mengatakan otopsi menunjukkan tanda-tanda umum keracunan, termasuk organ-organ pencernaan berubah menjadi hitam. Gajah itu diperkirakan berusia 25 tahun dan diyakini setidaknya enam bulan lagi akan melahirkan. Gajah betina tidak memiliki gading, ciri khas untuk gajah Sumatra betina.

Tingkat penggundulan hutan yang tinggi di sebagian besar Sumatera, terutama untuk perkebunan monokultur seperti kelapa sawit, karet dan kayu pulp, telah mendorong satwa liar asli keluar dari habitatnya dan lebih sering konflik dengan manusia. Orangutan dan gajah, khususnya, dilihat sebagai hama oleh petani karena merampok tanaman dan menginjak tanaman. Penduduk setempat dalam banyak kasus terpaksa meracuni atau menembak binatang.

Selain masalah-masalah ini, spesies Ekosistem Leuser yang terancam punah juga menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari semakin banyaknya penyusupan manusia ke habitatnya sebagai hasil dari proyek jalan. Wilayah ini sangat penting secara ekologi sebagai salah satu dari hutan hujan utuh yang masih ada di Indonesia. Ini adalah rumah bagi empat spesies yang paling ikonik dan sangat terancam punah di Bumi: gajah Sumatera, harimau (Panthera tigris sondaica), badak (Dicerorhinus sumatrensis) dan orangutan (Pongo abelii).

Bunta dilaporkan adalah salah satu gajah yang dikunjungi oleh superstar Hollywood dan filantropis margasatwa Leonardo DiCaprio pada Maret 2016. Yayasan milik aktor tersebut memberikan $ 3,2 juta kepada LSM Rainforest Action Network dan Haka untuk melindungi Ekosistem Leuser.

Hanya ada sekitar 2.400 ekor gajah sumatera yang tersisa di alam liar, tersebar di 25 habitat yang terfragmentasi di pulau itu.[]

Sumber: mongabay.com

read more
Flora Fauna

Pemerintah Serius Tangani Pembunuhan Gajah Bunta

JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan menyelidiki dan mengusut secara serius kematian gajah bernama “Bunta” yang diduga diracun orang tak dikenal, pada Sabtu 9 Juni lalu. Pembunuhan gajah, hewan yang dilindungi ini terjadi di sekitar Conservation of Respond Unit (CRU) di Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur.

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Rabu (13/6/2018) kepada media mengatakan akan segera memanggil pihak CRU Serbajadi, Aceh Timur, Aceh.

Tempat konservasi tersebut mendapatkan bantuan dana dari pihak swasta. Secara keseluruhan di Aceh ada pusat tempat konservasi gajah sebanyak 7 CRU. Jadi unit ini untuk mengatasi mitigasi konflik di Aceh timur, Utara dan Pidi, Aceh jaya, Aceh barat, Aceh Selatan, biayanya oleh USAID, oleh Astra juga. Jadi biayanya dari mitra,” kata Siti.

Mengenai perkembangan penanganan gajah “Bunta”, Menteri Siti menjelaskan, KLHK bersama tim Inafis dan Identifikasi Polres Aceh Timur serta tim dokter hewan BKSDA Aceh, melakukan nekropsi dan olah tempat kejadian perkara atau TKP dengan hasil sebagai berikut. Pertama, pengambilan sampel jantung, limpa, usus dan ginjal untuk uji laboratorium.

Lalu, kedua pengambilan sisa patahan gading sebelah kiri sepanjang 46 cm (sisanya hilang) berat belum ditimbang dan gading sebelah kanan sepanjang 148 cm berat belum ditimbang sebagai berat badan.

Ketiga, kata Siti, diagnosa sementara tim medis BKSDA Aceh adalah toxicosis, berdasarkan kerusakan dan perubahan organ-organ usus mengalami pendarahan, jantung nekrosis, dan hiperemi, pembengkakan (oedema) dan sianosis pada paru, oedema (pembengkakan) hati, cairan dirongga dada sangat keruh dan adanya buah kuini di dalam usuus serta ditemukan buah tersebut didekat bangkai satwa ditemukan.

Menteri Siti juga mengungkapkan soal pengelolaan gajah terlatih di Provinsi Aceh. Sampai saat ini gajah terlatih di seluruh Aceh berjumlah 33 ekor dan 2 anak gajah, baik yang lahir maupun yang dievakuasi bulan lalu (sebelum kematian Bunta).

Gajah terlatih tersebut tersebar di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sare dan 7 Conservation Respon Unit (CRU : Unit untuk melakukan mitigasi konflik gajah) yang tersebar di Aceh Timur, Aceh Utara, Bener Meriah, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Barat dan Aceh Selatan.

Dikemukakan Siti,CRU dimpin oleh satu orang leader, dan di dalamnya ada mahout dan asisten mahout. Leader bertanggung jawab langsung kepada Kepala Seksi Wilayah dan berkoordinasi secara teknis dengan Kepala Pusat Konservasi Gajah atau PKG. Total dari hasil survei KLHK di awal 2017, jumlah gajah di Aceh 539 ekor.

Pencarian pembunuh Gajah Bunta

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menggelar sayembara berhadiah sebesar Rp 100 juta bagi yang dapat memberikan informasi pelaku pembunuh gajah Bunta. Total hadiah yang bakal diterima pemberi informasi bisa Rp135.000.000, yaitu dari Irwandi Rp100 juta dan Rp35 juta dari kumpulan beberapa lembaga lingkungan dan perorang.

Selain itu, sejumlah lembaga lingkungan seperti Forum Konservasi Leuser (FKL), Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), Wildlife Conservation Society (WSC), Orangutan Information Centre (OIC), Yayasan Ekosistem Lestari, mengecam pembunuhan gajah “Bunta” dan memberikan apresiasi kepada pemberi informasi pelaku pembunuhan.

Sedangkan warung kopi Leuser Cafe menggratiskan minum kopi seumur hidup bagi mereka yang menemukan identitas pelaku pembunuhan gajah tersebut.[]

Sumber: news.okezone.com 

 

 

read more