close

limbah

Ragam

Pengusaha Hotel Semarang Tangani Limbah Kondom

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Semarang sepakat menangani limbah kondom bekas pakai.  Ketua PHRI Kabupaten Semarang Sumardi Darmadji mengatakan, kesepakatan itu diambil dalam sebuah pertemuan yang digelar pada Selasa (25/4/2014) menyusul temuan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) bahwa hampir 6.000 dari 13.000 limbah kondom bekas yang dibuang sembarangan.

“Kami tindak lanjuti (permintaan bupati) untuk menangani masalah sampah kondom bekas pakai dengan mengimbau pemilik hotel. Kami sepakat untuk memisahkan sampah, khususnya bekas alat kontrasepsi dengan sampah umum. Surat edaran terkait penanganan sampah bekas alat kontrasepsi sudah kita edarkan ke anggota PHRI,” kata Sumardi Darmadji, Jumat (25/4/2014).

Ia menjelaskan, PHRI Kabupaten Semarang memiliki 150 hotel dan restoran dan hampir 100 dantaranya berada di kawasan wisata Bandungan.

Menurut Sumardi, penanganan sampah kondom bekas ini sementara akan dilakukan secara swadaya oleh pihak hotel dengan cara yang sederhana. Sebab jika menggunakan insenerator atau alat penghancur sampah, biaya yang dibutuhkan cukup mahal.

“Kalau misalnya menggunakan jasa Medivet (sebuah Rumah Sakit di Bandungan) biayanya Rp 10.000 per kilogram. Sementara ini ditangani sendiri dengan cara dibakar menggunakan bensin. Pemilahan sampah bekas alat kontrasepsi nantinya oleh Housekeeping,” ungkap pengelola Hotel Kusuma Bandungan itu.

Sumardi mengatakan, sampah bekas alat kontrasepsi harus ditangani khusus. “Sampah bekas alat kontrasepsi itu kan kotor dan mungkin ada sedikit virus atau penyakit. Jadi, harus menggunakan pengaman seperti masker atau sarung tangan saat membakar,” katanya.

Sumardi menyatakan, adanya program pembagian kondom gratis yang dibiayai dana pemerintah sebenarnya kontraproduktif mengingat tujuannya mencegah penyakit ternyata menimbulkan permasalahan baru.

Hotel tidak mungkin menyediakan tempat sampah khusus bekas alat kontrasepsi karena justru bisa memunculkan kesan yang tidak baik pada hotel. “Kita kan hotel, sehingga tidak mungkin menyediakan tempat sampah khusus bekas alat kontrasepsi. Di setiap kamar sudah ada tempat sampah, tapi tidak untuk sampah tertentu saja,” ujarnya.

Sebelumnya Bupati Semarang Mundjirin menyatakan keberadaan sampah kondom bekas pakai seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar menggunakan insenerator atau alat pembakar sampah. Sehinggga sampah kondom bekas pakai tidak mengganggu lingkungan karena dikhawatirkan mengandung kuman penyakit.

“Kita tidak berpikir bahwa sampah kondom ini masuk sampah medis. Lha ini jadi problem baru ada sampah medis yang di lokasi non-medis. Ini harusnya dimusnahkan dibakar di insinirator, tidak dibuang ditempat sampah yang lain. Tolong hotel-hotel di Bandungan menyiapkan tempah sampah khusus itu,” kata Mundjirin.

Sumber: kompas.com

read more
Energi

Penemuan Baru yang Memanfaatkan Limbah Panas

Hampir dua pertiga dari energi yang digunakan berubah menjadi limbah panas yang terbuang begitu saja. Namun sekarang para ilmuwan Northwestern University telah menemukan cara mengkonversi limbah panas listrik menjadi sesuatu yang berguna. Materi yang luar biasa ini dapat dimanfaatkan dalam perangkat solid-state  thermoelectric dalam berbagai industri, dengan penghematan energi yang berpotensi besar.

Sebuah tim interdisiplin yang dipimpin oleh ahli kimia anorganik Mercouri G. Kanatzidis menemukan bentuk kristal dari senyawa kimia timah selenide menghantarkan panas begitu buruk melalui struktur kisi sementara bahan thermoelectric ini dikenal yang paling efisien. Tidak seperti kebanyakan bahan termoelektrik, timah selenide memiliki struktur sederhana seperti dari akordeon yang memberikan sifat kunci yang luar biasa.

Efisiensi konversi limbah panas dalam thermoelectrics tercermin dari sosok yang disebut ZT. Tin selenide memperlihatkan ZT 2,6, dilaporkan sampai saat ini di sekitar 650 derajat Celcius . Konduktivitas termal material yang sangat rendah meningkatkan ZT ke tingkat tinggi ini sementara masih mempertahankan konduktivitas listrik yang baik.

ZT metrik merupakan rasio konduktivitas listrik dan listrik thermoelectric dalam pembilang ( yang harus tinggi ) dan konduktivitas termal dalam penyebut ( yang perlu rendah).

Potensi aplikasi untuk suhu tinggi bahan termoelektrik termasuk industri otomotif (sejumlah besar energi potensial bensin yang keluar dari knalpot kendaraan), industri manufaktur berat (seperti kaca dan pembuatan batu bata, kilang, batu bara dan pembangkit listrik-gas ) dan tempat-tempat di mana mesin pembakaran besar beroperasi secara terus menerus (seperti dalam kapal-kapal besar dan kapal tanker).

“Anda tidak perlu mengubah banyak energi yang terbuang di dunia menjadi energi yang berguna untuk membuat bahan yang sangat menarik. Kami membutuhkan portofolio solusi untuk masalah energi dan bahan termoelektrik ini dapat memainkan peran penting,” kata Vinayak Dravid P. , seorang peneliti senior di tim.

Rincian selenide timah, bahan kristal paling konduktif termal di dunia, diterbitkan 17 April 2014 oleh jurnal Nature.

Penemuan ini terjadi kurang dari dua tahun setelah kelompok riset yang sama memecahkan rekor dunia dengan bahan lain termoelektrik mereka dikembangkan di laboratorium dengan ZT 2,2.

” Ketidakefisienan bahan termoelektrik saat ini telah membatasi penggunaan mereka,” kata Kanatzidis, Profesor Kimia di Northwestern. ” Kami berharap sistem selenide timah diimplementasikan dalam perangkat thermoelectric untuk menjadi lebih efisien daripada sistem lain dalam mengkonversi limbah panas listrik yang berguna . “[]

Sumber: enn.com

read more
Green Style

Memanfaatkan Limbah Ikan untuk Aquaponik

Kotoran ikan yang seringkali menimbulkan masalah karena bau yang tidak sedap dan membuat kolam menjadi kotor ternyata bisa memberikan manfaat. Sisa pakan yang ditebar di kolam yang tidak termakan oleh ikan dan mengendap di kolam pun bisa bermanfaat pula. Kedua limbah yang berasal dari hasil budidaya di kolam ikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk akuaponik.

Akuaponik adalah kombinasi antara akuakultur dengan hidroponik yang menghasilkan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Akuakultur merupakan budidaya ikan, sedangkan hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa tanah yang berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Akuaponik memanfaatkan secara terus menerus air dari pemeliharaan ikan ke tanaman ke kolam ikan.

Inti dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem re-sirkulasi. Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit. Akuaponik merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran.

Kegiatan budidaya di perkotaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan lahan. Terbatasnya lahan produksi pangan (pertanian-perikanan) telah mendorong budidaya pertanian-perikanan dilahan sempit/wadah yang terbatas. Agar terjadi sinergitas yang saling mendukung, usaha budidaya perikanan dilahan terbatas akan lebih baik apabila digabungkan dengan pertanian, hal ini tentunya dapat meningkatkan efiesiensi pada tahap produksi sehingga bisa dikatakan budidaya low input.

Sistem akuaponik dalam prosesnya menggunakan air dari tangki atau kolam ikan, kemudian disirkulasikan kembali melalui suatu pipa yang mana tanaman akan ditumbuhkan. Jika dibiarkan di dalam tangki, air justru akan menjadi racun bagi ikan-ikan di dalamnya. Bakteri nitrifikasi merubah limbah ikan sebagai nutrien yang dapat dimanfaatkan tanaman. Kemudian tanaman ini akan berfungsi sebagai filter vegetasi, yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan. Jadi, inilah siklus yang saling menguntungkan.

Secara umum, akuaponik menggunakan sistem resirkulasi. artinya memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam budidaya ikan dengan filter biologi dan fisika berupa tanaman dan medianya. Resirkulasi yang digunakan berisi kompartemen pemeliharaan dan kompartemen pengolahan air.

Penggunaan bahan-bahan filter, misalnya batu zeolit, clay, kerikil, atau pasir sebagai substrat bakteri yang mampu mengatasi dan mengatur kelebihan senyawa-senyawa nitrogen berbahaya untuk ikan pada sistem akuaponik. Dengan demikian, tanaman berfungsi sebagai biofilter untuk menyerap amonia, nitrat, nitrit, dan fosfor yang berbahaya untuk ikan, jadi air yang bersih kemudian dapat dialirkan kembali ke bak ikan. Biasanya, sistem pengolahan air tersusun atas kompartemen dekantasi, kompatemen filtrasi, kompartemen oksigenasi, dan kompartemen strerilisasi.

Aplikasinya baik secara teoritis, praktis dan ekonomis tentu saja akuaponik akan sangat menguntungkan sekali karena memberikan manfaat ganda, yakni untuk tanaman dan budidaya ikan itu sendiri. Melalui akuaponik, lahan yang dipakai tidak terlalu luas. Keuntungan secara praktis sudah barang tentu kita tidak perlu mencangkul, merumput, menggemburkan dan melakukan aktivitas lainnya guna memroses media tanam yang akan digunakan.

Tanaman yang dibudidayakan tidak perlu dipupuk untuk menunjang pertumbuhan dan kesuburan, karena limbah dari kolam ikan yang berupa kotoran dan sisa pakan ikan sudah mengandung unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Melalui sistem akuaponik, tanaman tidak perlu disiran setiap hari secara manual, sebab air dikolam dipompa ke atas hingga mampu menyirami tanaman dan bisa ditambakan timer agar kita bisa menentukan waktu penyiraman sesuai yang diinginkan.

Kita hanya perlu memberi makan pada kolam ikan yang pada akhirnya bisa mendapat sayuran dan ikan segar Keuntungan akuaponik untuk kolam dan ikan itu sendiri adalah kebersihan air kolam tetap terjaga, air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi ikan karena sudah melalui proses filtrasi. Ketersediaan oksigen untuk ikan juga akan tetap terjaga. Melalui akuaponik tidak perlu lagi dilakukan penggantian air untuk kolam ikan, namun hanya perlu ditambahkan air ketika volume air dalam kolam sudah mulai berkurang dan perlu ditambah.

Untuk kolam lele saja yang berbau tidak sedap, kotor, dan berwarna hijau pekat yang cenderung coklat kehitaman bisa berubah menjadi tidak berbau dan berwarna hijau yang cenderung melalui sistem akuaponik yang telah dilakukan. Media tanaman yang paling efektif digunakan untuk akuaponik adalah zeolit. Zeolit berfungsi sebagai filter dan juga media tanam untuk tanaman.

Sedangkan untuk budidaya ikan yang paling bagus untuk menunjang akuaponik adalah budidaya ikan lele, sebab lele menghasilkan kotoran ikan yang lebih banyak dibandingkan jenis ikan lainnya. lele juga termasuk ikan yang konsumsi pakannya tinggi. Dengan adanya konsumsi pakan yang tinggi, otomatis akan menghasilkan kotoran yang banyak pula akibat sisa pakan yang tidak termakan. Banyaknya kotoran yang dikeluarkan oleh ikan lele dan sisa pakan yang mengendap di kolam menjadikan pertumbuhan tanaman menjadi sangat cepat. Hampir semua jenis budidaya ikan seperti lele, gurami, nila, koi, emas, bawal, mujair, udang galah dan jenis ikan lainnya dapat dimanfaatkan untuk akuaponik.

Sedangkan jenis tanaman yang biasa dibudiyakan umumnya adalah tanaman sayuran yang bisa dipanen daunnya dan memiliki nilai ekonomis seperti selada, sawi, caisim, kangkung, dan sebagainya. Bahkan tanaman seperti cabai, terong, dan, tomat juga bisa pula dibudidayakan dengan sistem akuaponik. Keuntungan untuk hasil panen dari sayuran yang dikembangkan melalui akuaponik adalah tanaman lebih hijau, segar, awet, dan tidak mudah menguning.

Selain itu, sayuran menjadi lebih sehat karena bersifat organik. Sebab, selama masa tanam sayuran tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida, karena hanya menggunakan limbah dari kolam sebagai pupuk alaminya. Tanaman yang bersifat organik juga akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi di pasaran bila dikembangkan dalam skala besar, sedang bila dikonsumsi sendiri tentunya menjadi bahan makanan yang sehat.

Akuaponik bisa diterapkan dalam skala besar maupun dalam skala kecil untuk rumahan. Untuk kita yang sudah punya kolam ikan di rumah bisa dimanfaatkan untuk akuaponik, namun untuk yang tidak punya kolam bisa juga menggunakan akuarium. Selain hasil tanamannya bisa dikonsumsi, penerapan akuaponik di akuarium juga bisa menambah estetika di dalam ruangan rumah dan akan membuat rumah menjadi lebih hijau. * Penulis adalah sarjana alumni jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro yang saat bekerja di PT Indmira di Yogyakarta.

read more
Ragam

Lingkungan dapat Membalas Perlakuan Manusia

Eddy S Soedjono, akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mengharapkan pemerintah tak sekadar fokus mengurangi banjir. Menjaga kualitas air juga penting. Realitanya, selama ini kualitas air buruk. Banjir yang mendera warga pun memberi ancaman serius bagi manusia.

Ketua Jurusan Teknik Lingkungan ITS ini mengatakan, menjaga kualitas air maupun lingkungan dapat dilakukan dengan melibatkan warga. Limbah dapat diolah agar lingkungan tetap terjaga. Asal, masyarakat punya pemimpin inovatif. Pemimpin bukan berarti kepala daerah seperti wali kota atau gubernur. Guru hingga ketua RT juga punya peran besar dalam gerakan ini.

Namun demikian, pemerintah seakan pikir panjang menyiapkan anggaran untuk kegiatan serupa. Berbeda dengan alokasi bagi pembangunan infrastruktur, terlebih yang sifatnya investasi. Selama ini pun tersaji pembangunan fisik masif tapi pengelolaan buruk. “Bukan uang enggak cukup tapi dalam pengelolaan kesempatan korupsi kecil. Masuk ke ranah yang uangnya enggak bisa diambil, itu kurang seksi,” ungkap Eddy di Samarinda, awal April lalu.

Eddy mengingatkan, perhatian minim terhadap lingkungan memberi banyak risiko. Salah satunya bahkan bisa bikin pria berperilaku feminin. “Dulu pada masa Orde Baru, pemerintah sangat bagus mengendalikan penduduk dengan mengelola jumlah anak. Bisa dilakukan dengan program KB (Keluarga Berencana) lewat pil oleh ibu. Tapi, pil yang terserap itu sedikit. Sisanya keluar lewat kencing,” terang dia.

Ternyata limbah dari kandungan pil KB bisa bikin perubahan sikap jadi feminin karena terdapat banyak hormon estrogen untuk perempuan. Dan, kondisi ini bukan hanya terjadi kepada manusia. Hewan seperti ikan dan ayam juga kena dampaknya. Ikan maupun ayam bisa bertelur tanpa memiliki pejantan. “Ini semua terjadi karena pencemaran lingkungan,” sebut doktor lulusan The University of Birmingham, Inggris, tersebut.

Perubahan sifat menjadi feminin merupakan salah satu dampak dari Etinil Estradiol. Selain itu, bisa juga menurunkan jumlah sperma, kanker payudara, indung telur, testis, dan prostat. Termasuk mengganggu hormon fetus.

Ini menegaskan bahwa pencemaran lingkungan bukan hanya mengancam alam. Bagi manusia, generasi penerus lebih terancam lagi. Lingkungan rusak mesti dibayar mahal. Manusia bisa mati lebih cepat. Berbeda dengan manusia puluhan tahun lalu yang disebut lebih nyaman karena punya lingkungan bagus. “Anak-cucu kita bisa lebih cepat mati, bahkan dalam kondisi cacat. Lingkungan jahat sekali membalas kita,” tutur pria kelahiran Bandung, 8 Maret 1960 silam.

Sementara, cemaran limbah pabrik yang mengandung logam berat juga memberi dampak besar buat manusia. Pasangan muda yang kena cemaran logam berat, berpotensi besar memiliki anak pengidap autisme. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak pengidap autisme, sebagian besar terdapat kandungan logam.

Adapun kandungan logam berat dalam manusia, merusak jaringan saraf dan otak. Kondisi ini bisa tak terhindarkan mengingat logam berat dapat masuk tubuh lewat air mineral konsumsi.

Selain dari limbah pabrik, kandungan logam berat juga terdapat dalam emisi bahan bakar minyak (BBM) premium. Kampanye pemerintah agar publik beralih memakai pertamax dinilai tepat. Kebijakan tersebut bukan hanya demi kepentingan anggaran dalam menekan subsidi, tapi juga atas kelangsungan hidup.

“Bukan mau sok lingkungan, kita mesti pakai pertamax kalau sayang istri. Emisi Pb (timbal) lebih kecil sehingga kandungan timah hitam berkurang. Itu yang bikin banyak terjadi kelainan pada manusia karena logam berat,” urainya.

Eddy menyebut, belakangan banyak muncul pencemaran model baru. Dan, ini banyak disikapi negara-negara maju. Lingkungan dapat pengawasan ketat. Namun demikian, di Indonesia belum demikian. Padahal, peraturan hukum soal lingkungan sudah bagus. Jika Malaysia menetapkan lima parameter baku mutu air limbah, Indonesia bahkan 30 parameter. “Malaysia sampai kagum lihat parameter kita ada 30,” ujar dia.

Namun demikian, perbedaannya adalah Malaysia mematuhi lima parameter yang sudah ditetapkan. Sementara Indonesia, punya 30 parameter tapi tak berjalan. “Kalau disebut kita enggak punya hukum itu tidak benar. Peraturan sudah sangat baik tapi penegakkannya yang buruk,” keluhnya.

Sumber: kaltimpost.co

read more
Ragam

Polusi Lingkungan Bisa Sebabkan Autisme

Penyebab pasti autisme memang belum ditemukan meski. Banyak ahli kesehatan percaya genetika, faktor lingkungan, atau kombinasi keduanya bisa saja berperan. Baru-baru ini, sebuah meta-analisis baru menemukan bahwa racun yang berasal dari polusi lingkungan sekitar berperan cukup besar dalam gangguan perkembangan saraf daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dalam studi baru yang diterbitakan dalam jurnal PLoS Computational Biology, peneliti dari University of Chicago memeriksa catatan medis lebih dari 100 juta orang yang tinggal di Amerika. Analisis mereka menunjukkan bahwa autisme dan tingkat cacat intelektual berhubungan dengan jumlah insiden malformasi genital bayi laki-laki yang baru lahir.

Menurut para peneliti, hubungan ini bisa jadi indikator paparan lingkungan yang berbahaya dan bisa mengakibatkan kelainan bawaan. Menurut Andrey Rzhetsky selaku profesor genetic medicine and human genetics at the University of Chicago, kehamilan adalah periode sensitif di mana janin rentan terpapar berbagai molekul kecil seperti plastik, pestisida, obat resep, dan lain-lain.

“Sebab beberapa molekul kecil pada dasarnya mengubah perkembangan normal terutama bagi anak laki-laki terkait sistem reproduksi mereka,”kata Rzhetsky, seperti dilansir laman Fox News, Jumat (28/3/2014).

Rzhetsky dan timnya menganalisis data sepertiga penduduk AS dan mereka membandingkan tingkat autisme dan kasus cacat bawaan sistem reproduksi laki-laki seperti mikropenis, hipospadia (utertra di bagian bawah penis),dan testis yang tidak menggantung. Cacat bawaan juga ditemukan pada wanita.

Hasilnya, ditemukan bahwa tingkat autisme meningkat 283 persen dan tingkat cacat intelektual juga meningkat 94 persen untuk setiap kenaikan satu persen malformasi kongenital.

Meski faktor lingkungan tidak secara langsung terlibat dalam kasus autisme, Rzhetsky yakin ada pengaruh kuat dari lingkungan terhadap kejadian autisme sebab malformasi kongenital sebagian besar disebabkan oleh lingkungan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, sekitar satu dari 88 anak mengalami autism spectrum disorder (ASD) dan jumlahnya lebih banyak laki-laki.

“Saya berharap studi ini bisa memacu bahwa selain faktor genetik, ada faktor lingkungan yang perlu diteliti lebih lanjut yang berpengaruh besar pada risiko kejadian autisme terutama pada anak laki-laki,” pungkas Rzhetsky.

Sumber: JPPN.com

read more
Perubahan Iklim

Limbah Stasiun Penelitian Antartika Meracuni Lingkungan

Antartika adalah salah satu lingkungan yang paling murni di Bumi, tetapi kini bergulat dengan pencemaran. Ironisnya, orang-orang yang bekerja paling keras untuk melindungi benua itulah yang bertanggung jawab atas pencemaran tersebut.

Di Antartika, air limbah berasal dari puluhan stasiun penelitian. Stasiun tersebut merupakan perumahan yang dihuni 5.000 orang pada satu waktu. Sebagian besar dari mereka adalah ilmuwan. Stasiun penelitian itu melepaskan zat kimia jahat ke lingkungan. Zat tersebut mencemari penguin dan hewan liar lainnya.

Yang terbaru adalah zat yang memperlambat kobaran api (flame retardant) yang disebut Hexabromocyclododecane atau HBCD. Zat beracun itu biasanya digunakan dalam isolasi, bahan bangunan, termoplastik, dan peralatan penelitian, termasuk komputer.

Da Chen, seorang ahli pencemaran lingkungan dari Southern Illinois University, dan beberapa rekan ilmuwan kelautan, baru-baru ini menguji tentang HBCD di stasiun penelitian AS, McMurdo, di ujung selatan Ross Island, dan di sebuah pangkalan Selandia Baru terdekat. Penelitian menggunakan sampel dari debu dan lumpur limbah.

Para ilmuwan juga menguji jaringan satwa liar serta endapan dari daerah air limbah dari dua stasiun, yakni air yang mengandung limbah, bahan organik dan anorganik, racun, lumpur, patogen, obat-obatan yang tumpah ke McMurdo Sound.

HBCD didapati di tiap tempat yang dapat dilihat para ilmuwan. Mereka ada dalam debu dari stasiun, endapan, dan dalam jaringan hewan, antara lain penguin Adelie, ikan, sampai ke spons dan cacing laut.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bila sedimen yang terdekat dengan sumber air limbah memiliki cemaran HBCD tertinggi. Namun, apa yang tak terduga adalah tingginya tingkat pencemaran tersebut menyaingi level yang biasanya bisa didapati di beberapa sungai yang berada di sekitar daerah paling padat penduduk di AS dan Eropa.

Para ilmuwan melaporkan temuan mereka di pertemuan the Society of Environmental Toxicology and Chemistry pada akhir 2013. Namun, mereka sebenarnya sudah mendapat liputan kecil terkait hal ini di media.

Meskipun banyak yang yakin bahwa sejumlah penguin dan hewan Antartika lainnya dapat menahan paparan HBCD, paparan kimia pada hewan pengerat dan ikan telah terbukti mengganggu hormon tiroid makhluk-makhluk tersebut. Hal itu memengaruhi pencernaan dan perkembangan otak.

Tingkat pencemaran yang ditemukan pada hewan, dalam studi baru-baru ini, tampaknya tidak menyebabkan masalah. Meski demikian, beberapa ilmuwan tetap prihatin.

“Kami menduga kondisi iklim yang dingin dapat mencegah tingkat pencemaran HBCD menurun,” kata Chen. Dengan demikian, bahan kimia dapat berlama-lama menghadirkan ancaman lingkungan yang berkelanjutan.

Andrea Kavanagh, yang memimpin program Pew Charitable Trust-Konservasi Penguin Global, mengatakan, mungkin terlalu dini untuk menilai jumlah korban bahan kimia ini pada satwa liar karena tubuh punya cara bertindak.

“Isolator api khususnya disimpan dalam jaringan lemak, dan terjadi bioakumulasi,” katanya. “Ini berarti bahwa bahan kimia terus ada dan terus membangun di dalam tubuh, lebih cepat dari usaha untuk menghilangkannya atau ketika rusak.”

Kavanagh mengatakan, penelitian sebelumnya telah menemukan zat yang memperlambat kobaran api lainnya. Zat yang kini sudah dilarang itu berupa senyawa bromin, yang digunakan dalam pelapis elektronik dan furnitur. Zat tersebut ditemukan pada satwa liar yang tinggal di dekat aliran air limbah Stasiun McMurdo.

“Belum ada aturan baku untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi lagi,” katanya.

Ilmuwan dan wisatawan
Lebih dari 30 negara mempertahankan sekitar 70 stasiun penelitian di Antartika. Stasiun itu merupakan perumahan yang dihuni 1.000 sampai 5.000 penduduk. Selain itu, wisatawan juga mengunjungi stasiun penelitian.

Tiap-tiap stasiun menggunakan metode yang bervariasi dalam pengolahan air limbah. Namun, ada beberapa stasiun yang tidak melakukan pengolahan sama sekali. Banyak yang menggunakan proses dasar yang dikenal sebagai maceration. Salah satunya untuk memecah endapan besar (seperti kotoran manusia) supaya menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dipompa keluar. Namun, mereka tidak melakukan apa pun untuk menghilangkan bahan kimianya.

Beberapa stasiun telah menerapkan sistem yang lebih baik dalam satu dekade terakhir. Walau demikian, upaya mereka lebih terfokus pada membunuh mikroorganisme daripada membersihkan bahan kimia. Sementara itu, masih sedikit yang diketahui tentang berapa lama hal-hal seperti obat-obatan dan produk perawatan pribadi menetap atau bagaimana mereka mempengaruhi satwa liar.

“Kebanyakan orang, termasuk sejumlah ilmuwan, percaya bahwa pencemar dari belahan Bumi selatan adalah sumber pencemaran utama untuk Antartika,” kata Chen. “Pencemaran dari sumber lokal sangat diabaikan.” []

Sumber: kompas/National Geographic Indonesia

read more
Ragam

Aktif Bergelut dengan Sampah, Pelajar Ini Raih Penghargaan

Sampah menjadi hal yang tak asing lagi bagi pelajar kelas 3 SMA 11 Bandung, Amilia Agustin. Di saat remaja seusianya sibuk dengan kegiatan lain, Amilia malah melakukan pengelolaan sampah.

“Dulu diejek sama teman-teman kayak tukang sampah, tapi kata Mama, lebih baik satu berbuat daripada 1000 orang hanya diam,” ujar remaja yang biasa disapa Ami saat ditemui di Jakarta, Rabu (05/03/2014).

Ami merupakan penerima apresiasi penghargaan Semangat Astra Untuk (SATU) Indonesia 2010 lalu. Saat itu, Ami baru berusia 14 tahun. Ia mulai melakukan mengelola sampah saat ia merasa gelisah melihat tumpukan sampah di lingkungan sekolahnya.

Setelah mengikuti SATU Indonesia Awards 2010 di bidang lingkungan dan mendapatkan hadiah Rp 40 juta, Ami tak lantas berpuas diri. Hadiah yang ia dapatkan malah ia belikan mesin jahit untuk membuat berbagai kerajinan seperti tas dari sampah plastik anorganik tak terpakai bersama ibu-ibu PKK.

“Sampai sekarang ada 25 ibu-ibu PKK. Hasil penjualan untuk dana sekolah anak-anak para ibu PKK,” ujar Ami yang akan melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

Saat ini, Ami bersama 28 teman-temannya sejak 2012 lalu juga menjalankan proyek Bandung Bercerita. Di dalam kegiatan ini, ia dan teman-temannya mengajar sesuai potensi dan minat anak-anak sekolah dasar (SD).

Tahun lalu, Bandung Bercerita telah membina 12 SD di Bandung. Di tahun ini, Ami berharap dapat membina lebih banyak sekolah hingga 24 sekolah dasar di wilayah Bandung.

“Untuk saat ini ada 28 orang pengajar dari teman-teman SMAN 11, tapi mulai tahun ini kami akan buka untuk teman-teman SMA lainnya di Bandung bergabung,” ujar Ami.

Saat ditanya mengenai cita-cita, Ami yang kini berumur 18 tahun ini dengan mantap menjawab ingin menjadi presiden.

“Banyak orang yang bilang cita-cita jadi presiden tidak realistis. Terlalu tinggi, kalau jatuh bisa sakit. Tapi Ami percaya, Ami punya Tuhan yang akan membuat Ami bangkit lagi kalau Ami jatuh,” tutup Ami.

Sumber: beritasatu.com

read more
Tajuk Lingkungan

Setan Merkuri

Di jalanan, saya membenci pagi. Sebab di jalan – pagi begitu bising, begitu berisik, saling mendahului dan saling maki-memaki, klakson-mengklakson. Lebih berisik dari isi twitter dan lebih cerewet dari facebook. Tapi bagaimanakah mengalihkan perhatian ke pagi yang sepi 17 Mei 2013, di dalam sebuah mobil saat seorang ibu
bersalin dengan keceriaan yang seketika mati. Aulida Putri mungil lahir dengan benjolan besar di dahi,  jari-jari tangan yang terputus dan jari kaki yang juga tidak sempurna.

Hanya dengan membungkam berisik,  kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Barangkali kita perlu menyimak apa arti pagi bagi Aulida Putri. Bayi dari pasangan Warga Keude  Panga, Aceh Jaya itu.
Dari mana datangnya cacat?

Nidar, ibu kandung Aulida: ketika  hamil – melahap kerang yang dibawa pulang suaminya setiap pulang kerja, dan kerang itu ternyata beracun. Ya., kerang itu tercemar merkuri penambang emas Gunong Ujeuen Kecamatan Krueng Sabee.

Lalu datang petaka itu. Merkuri berada di belakang kisah hidup Aulida yang baru saja ia mulai. Tapi saya yakin, Aulida bukan sendirian, sebab merkuri adalah zat racun yang pelan-pelan tapi pasti bisa membunuh siapa saja.
Anehnya, gelombang kesadaran massa akan bahaya merkuri belum tersentuh. Para pendulang masih menggerakkan mesinnya, mengguyur merkuri ke tanah dan sungai-sungai. Dari mana datangnya rasa bengal akan kejahilan? Dari dalam dirinya yang ingin segera kaya raya? Bukankah para pendulang itu juga manusia? Bukankah mereka punya bayi?

Di sini saya kira, Tuan-tuan harus turun tangan. Sebab situasi sudah tidak biasa. Manusia sedang mengulang kejahanamannya. Melakonkan rutinitas tanpa melihat tangisan generasi masa depan.

Dan ini bukan perang biasa, tapi sebuah latar kengerian yang sangat merisaukan.

Pedulikah Tuan? Tidak cukup dengan kata-kata normatif, sebab korban sudah mulai berjatuhan, dan pasti akan susul-menyusul. Bertindaklah Tuan.

Sumber: hutan-tersisa

read more
1 2 3 4 5
Page 2 of 5