close

listrik

Energi

Pembangkit listrik Energi Terbarukan Dapat Melindungi Keanekaragaman Hayati

Mengenakan masker adalah cara pejalan kaki di Jakarta – dan mungkin juga di kota-kota berpolusi tinggi lainnya di dunia – melindungi diri mereka dari gas-gas berbahaya yang menyebabkan polusi udara seperti karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen dioksida dan nitrogen oksida, yang sebagian besar diproduksi oleh kendaraan.

Gas-gas ini merupakan ancaman yang tidak terlihat bagi kehidupan manusia, tetapi penelitian menunjukkan bahwa polusi udara juga memiliki efek buruk pada tanaman dan hewan.

Partikel berbahaya yang dipancarkan dari pembangkit listrik, mobil, dan lokasi pertambangan dengan mudah dibawa ratusan kilometer jauhnya dari sumber aslinya mencemari area alami yang masih asli, ujar Sara Slavikova, salah seorang pendiri greentumble.com, sebuah situs web yang mempromosikan perlindungan dan kelestarian lingkungan.

Slavikova mengatakan Panther Florida yang terancam punah di Taman Nasional Everglades dan tanaman di Taman Nasional Pegunungan Great Smoky, keduanya di Amerika Serikat, sebagai contoh spesies bukan manusia yang terkena dampak. Panther memiliki reproduksi yang buruk karena tingginya kadar merkuri di udara. Partikel logam berat ini diterbangkan ke taman dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan pembakaran sampah di kota-kota terdekat. Daun pada tanaman mengalami karena peningkatan ozon permukaan tanah, yang dihasilkan ketika emisi buatan manusia bercampur.

“Polusi ini sangat memengaruhi fungsi seluruh ekosistem dengan mengurangi kapasitas tanaman untuk menyerap karbon dan menahan air di dalam tubuh mereka,” katanya.

Bagaimana binatang dan tumbuhan liar bisa lepas dari polusi udara?

Mengenakan masker wajah jelas bukan jawaban. Tidak ada cara lain yang efektif selain melacak sumber asli pencemaran dan menerapkan langkah-langkah pencegahan.

Menurut para ahli, aktivitas manusia yang menyebabkan polusi udara termasuk kegiatan rumah tangga, industri dan pertanian, serta transportasi dan limbah. Penyebab utama pencemaran udara dapat bervariasi dari satu negara ke negara lain, tetapi seperti yang telah ditemukan oleh para ahli, produksi energi merupakan sumber utama pencemaran udara di banyak negara.

“Pembangkit listrik tenaga batu bara adalah kontributor utama, sementara generator diesel menjadi “tertuduh” di daerah off-grid. Proses industri dan penggunaan pelarut, dalam industri kimia dan pertambangan, juga mencemari udara, ”sebagaimana dikutip dari worldenvironmentday.global.

Program Lingkungan PBB memperingatkan bahwa polusi udara membahayakan planet ini dan semakin berdampak mematikan pada kehidupan, dan menyerukan kepada negara-negara untuk mengambil langkah-langkah untuk mengantarkan masa depan yang lebih hijau, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan.

Dengan perubahan iklim dan keanekaragaman hayati menjadi isu yang semakin mendesak, perhatian internasional telah mulai berfokus pada pengembangan pembangkit listrik.

Ketika energi diproduksi untuk memenuhi permintaan daya yang meningkat, sumber energi terbarukan seperti air sungai adalah solusi yang tepat untuk memerangi polusi udara.

Dibandingkan dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam, yang semuanya merupakan sumber energi tak terbarukan, air adalah sumber energi terbarukan dan lebih bersih serta ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2). Ini telah mendorong peningkatan preferensi untuk menggunakan tenaga air untuk menghasilkan energi di banyak negara, termasuk AS dan Cina.

Sebuah laporan dari International Hydropower Association (IHA) mengatakan bahwa kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga air yang terpasang di seluruh dunia meningkat menjadi “1.267 gigawatt (GW) pada 2017, termasuk 153 GW penyimpanan yang dipompa”.

“Selama tahun ini, 21,9 GW kapasitas ditambahkan, termasuk 3,2 GW penyimpanan yang dipompa,” ditulis dalam 2018 Hydropower Status Report-nya, tersedia di hydropower.org.

IHA mengatakan bahwa dengan menghasilkan listrik dari tenaga air alih-alih batu bara, dunia mencegah hingga 4 miliar ton gas rumah kaca dan menghindari kenaikan 10 persen dalam emisi global dari bahan bakar fosil dan industri pada tahun 2017. “Itu juga menghindari 148 juta ton udara partikulat yang berpolusi, 62 juta ton sulfur dioksida, dan 8 juta ton nitrogen oksida tidak terpancarkan, ”katanya.

Semakin banyak pembangkit listrik tenaga air yang dibangun untuk menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, semakin baik bagi lingkungan. Karena pembangkit listrik tenaga air tidak berkontribusi terhadap polusi udara, udara akan menjadi lebih bersih dan kualitas udara akan meningkat untuk memungkinkan tidak hanya orang menghirup udara segar dan sehat, tetapi juga tanaman dan hewan liar untuk berkembang secara alami.

Karena tenaga air bergantung pada air sebagai sumber energi terbarukan, operator pembangkit tenaga air juga harus fokus pada konservasi lingkungan. Jika pembangkit listrik tenaga air dibangun di hutan, pohon-pohonnya harus dilestarikan karena mereka berkontribusi signifikan terhadap sumber air. Deforestasi berkontribusi terhadap berkurangnya curah hujan dan meningkatnya limpasan, yang dapat menguras pasokan air alami. Ini, pada gilirannya, mengancam keberlanjutan catu daya. Singkatnya, melestarikan hutan berkontribusi signifikan untuk mempertahankan pasokan listrik Singkatnya, melestarikan hutan berkontribusi signifikan untuk mempertahankan pasokan listrik, sambil melestarikan habitat alami untuk keanekaragaman hayati spesies tanaman dan hewan endemik.

Pengembangan PLTA Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, telah mengambil langkah nyata dan strategis untuk meningkatkan upaya pengurangan emisi, perlindungan lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Misalnya, perusahaan menanam pohon untuk memastikan keberlanjutan sumber airnya, terutama untuk memperingati Hari Bumi setiap tahun pada tanggal 22 April. Perusahaan juga melatih staf konservasi untuk melindungi habitat orangutan di hutan konservasi terdekat sesuai dengan kearifan lokal.

Melindungi keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan di dunia mengarah ke ekosistem yang lebih sehat dan lebih produktif dalam hal spesies, habitat, dan keanekaragaman genetik, dan karenanya lebih mampu beradaptasi dengan tantangan seperti perubahan iklim, menurut PBB.

“Kualitas air yang kita minum, makanan yang kita makan, dan udara yang kita hirup semuanya tergantung pada menjaga dunia alami dalam kesehatan yang baik,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres. Dia juga menggarisbawahi bahwa keanekaragaman hayati sangat penting untuk mencapai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan dalam mengatasi perubahan iklim.

Ekosistem yang sehat, kata Guterres, “menyediakan 37 persen dari mitigasi yang diperlukan untuk membatasi kenaikan suhu global”. Dia juga memperingatkan bahwa tren negatif saat ini dalam keanekaragaman hayati dan ekosistem diproyeksikan akan merusak kemajuan menuju 80 persen dari target SDG. “Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi.”

read more
Energi

Krisis Listrik Berkelanjutan

Pertumbuhan kebutuhan listrik nasional tiap tahun rata-rata sebesar 9 persen. Kebutuhan di Jawa-Bali 7,2 persen dan di luar Jawa-Bali di atas 12 persen lebih. Dengan perhitungan sederhana, dalam waktu 10 tahun, Indonesia diperkirakan butuh pasokan listrik sebanyak dua kali lipat (Iwa Garniwa, 2013). Dengan kalkulasi itu, pemerintah (baca: Perusahaan Listrik Negara) harus menyediakan 4.000 megawatt listrik setiap tahun.

Ironinya, pemerintah seolah tak mampu menjawab pesatnya kebutuhan masayarakat akan daya listrik. Peningkatan kebutuhan listrik belum seimbang dengan peningkatan pasokan listrik dari kilang-kilang penghasil energi. Saat ini, menurut data PLN 2013, sumber energi utama di perusahaan listrik plat merah itu dalam memasok energi adalah solar, gas alam, dan batu bara. Kebutuhan akan energi fosil ini masih dominan sangat dominan.

Diperkirakan, 88 persen pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil, terdiri dari 44 persen batubara, 23 persen dari solar, dan 21 persen gas alam. Angka ini jelas tak sebanding dengan pembangkit listrik menggunakan sumber energi terbarukan, seperti panas bumi, matahari, hidro (air) dan lainnya, yang hanya 13,7 persen.

Ketergantungan pada bahan bakar minyak untuk kepentingan kelistrikan nasional tentu sangat mengkhawatirkan. Secara ekonomis, penggunaan BBM memaksa pemerintah mengeluarkan subsidi, pada 2013, sebesar Rp 78,63 triliun. Belum lagi realitas bahwa cadangan minyak nasional hanya 3,7 miliar barel, atau hanya 0,3 persen dari cadangan minyak global. Indonesia saat ini hanya mampu memproduksi 830.000 barrel per hari. Jumlah ini tidak sepadang dengan kebutuhan minyak di Indonesia yang mencapai 1,2 juta barel per hari (Komaidi Notonegoro ,2013).

Peluang energi panas bumi
Jika dibandingkan dengan sumber energi fosil, panas bumi (geothermal) merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan (clean energy). Potensi energi panas bumi terbesar di dunia.  dengan setidaknya 29 giga watt total potensi panas bumi. Posisi Indonesia yang berada di kerangka tektonik dunia, sangat berkaitan erat dengan surplus energi terbarukan ini (Wahyuningsih, 2005).

Indonesia mempunyai sumber panas bumi tersebar di 250 lokasi dengan total potensi lebih dari 28.000 megawatt (MW). Jumlah potensi yang berhasil diolah dari pemanfaatan energi panas bumi untuk listrik saat ini baru mencapai 1.324 MW. Salah satu yang menjadi penyebab kecilnya jumlah pertumbuhan adalah harga listrik dari panas bumi yang tidak kompetitif. Saat ini harga jual listrik dari pembangkit panas bumi ke PT PLN sekitar 7,5 sen dolar Amerika per kilo watt hour (kWh). Dengan total potensi 28.617 megawatt (MW) atau sekitar 40 persen dari potensi panas bumi dunia. Sedangkan jumlah pengembangan hanya sekitar 1.341 MA atau 4,6 persen dari potensi yang ada (Pertamina geothermal.2013).

Pemerintah harus memberi kepastian jaminan Internal Rate of Return (IRR) di sektor energi terbarukan panas bumi. Pemanfaatan energi panas bumi hanya terjadi oleh single buyer; PTPLN (Rahmat Gobel, 2014). Inilah yang menjadi pemicu permasalahan harga jual listrik. Permen ESDM Nomir 2 Tahun 2011 menetapkan harga energi listrik dari energi panas bumi sebesar 9,7 sen dolar Amerika/kWh sebagai harga tertinggi.

Salah satu solusinya adalah adanya regulasi yang memberikan fleksibilitas bagi PLN dalam pembelian energi sesuai dengan harga ekonomis penyediaan energi serta penawaran negosiasi harga listrik panas bumi, sementara harga jual listrik dari pembangkit diesel sekitar 20 sen dolar Amerika/kWh dan pembangkit gas sekitar 13 sen dolar Amerika/kWh. Kalau harga jual kita tidak kompetitif, sulit bagi investor untuk akselerasi proyek geothermal. dengan harga sangat murah (Pertamina Geotermal,2013).

Dilain sisi, analisa perkirakan harga yang sesuai untuk listrik geothermal sekitar US$ 11-14 sen/kWh. harga tersebut tergantung dari lokasi dan kompleksitas sumber panas bumi, Kendala lainnya adalah besaran harga dalam eksplorasi energi panas bumi di Indonesia yaitu pemanfaatannya untuk kebutuhan listrik lebih mahal dibanding dengan harga listrik yang dibeli oleh PLN, harga yang dibeli oleh Pertamina sebesar USD14–16 sen (Kisaran Rp 1.857 harga  kurs 1 USD  – Rupiah 11.610) sedangkan harga yang dibeli oleh PLN di bawah harga yang ditawarkan tersebut. (Pertamina geothermal.2013)

Harga jual listrik dari EBT yang terlalu murah, membuat investor kurang tertarik dan juga kalah bersaing dengan BBM yang disubsidi. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2012 untuk menaikkan harga jual listrik dari panas bumi. Sebelumnya, tarif listrik dipatok maksimal 9,7 sen (1,261 Rupiah harga  kurs 1 USD  – Rupiah 11.610 ) dolar AS per kWh.

Namun, dengan aturan baru naik menjadi 10-18,5 sen dolar AS per kWh tergantung wilayahnya, Variasi harga jual listrik tersebut tergantung tempat, daerah perintis, dan nilai ekonomis. Saat ini Pemerintah juga mewajibkan PLN membeli listrik sesuai permen.(Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo, 2013)

Fundamental Energi  
Dalam kebijakan energi nasional, panas bumi ditargetkan menjadi penyokong 5 persen bauran energi nasional pada tahun 2025. Namun jika dilihat dari pertumbuhan, target ini sepertinya tidak bakal tercapai karena saat ini panas bumi baru berkontribusi 1 persen; perkembangan sangat lambat (WWF, 2012).

Harmonisasi kebijakan harus ada disektor pengembangan energi panas bumi, yang saat ini diatur melalui  UU Nomor 27 Tahun 2003 tentang EnergiPanas Bumi sebagai kegiatan pertambangan, UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan mengatur kawasan lindung dengan skema pinjam pakai kawasan dan  UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya. Ketiga aturan ini belum mengakomodir implementasi energi panas bumi dan resolusinya adalah perlu adanya penyesuaian atau revisi peraturan kehutanan dan panas bumi yang berlaku saat iniagar dapat mendorong percepatan implementasi pengembangan panas bumi.

Disamping sisi kebijakan, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah, khususnya tantangan  dalam implementasi  panas bumi di Indonesia. Jika ini terus ditingkatkan, insya Allah, dapat menjadi jawaban atas krisis kebutuhan listrik nasional. Kebijakan energi nasional menetapkan agar panas bumi dapat menyokong 5 persen energi nasional pada 2025. Pengembangan dan pemanfaatan panas bumi penting untuk mendukung ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi.

Jika perlu, pemerintah membentuk kelembagaan setingkat kementerian untuk mengelola energi panas bumi. Masa depan pengelolaan energi Indonesia harusnya bertumpu pada energi panas bumi, terutama mengingat besarnya potensi panas bumi hingga 25 tahun yang akan datang. Jikapemerintah berhasil memanfaatkan 50 persen dari potensi tersebut, maka pada pada 2030 diperkirakan energi panas bumi mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan listrik Indonesia.

Lebih unggul
Banyak alasan mengapa kebijakan energi listrik Tanah Air harus beralih menggunakan energi terbarukan, terutama geothermal. Pertama, hampir seluruh sumber panas bumi berada di areal hutan lindung/kawasan konservasi. Energi panas bumi membutuhkan hutan untuk menjaga sistem sumber air. Kondisi ini jelas memberikan dorongan agar tutupan hutan di Indonesia terjaga.

Selain tidak menimbulkan polusi dan mengurangi ketergantungan kepada bahan bakar fosil, geothermal adalah salah satu  energi yang tidak akan habis, bersih, ramah lingkungan, dan mengurangi emisi gas efek rumah kaca. Dengan kata-kata lain, ketersedian energi geothermal dapat menjamin kelangsungan hidup yang lebih baik di masa mendatang.

*) penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan TGK Chik Pantee Kulu, Banda Aceh/Pegiat Lingkungan Aceh, berdomisili di Jl. Kuwera 1 NO 21 Lamprit, Banda Aceh Hp: 081269923974

read more
Sains

Ini Cara Atasi Mati Lampu di India

Mereka menyebutnya Arus Searah Berkelanjutan (UDC) dan ini bisa menjadi solusi bagi mati lampu bergilir di India. UDC menjamin suplai berkelanjutan dari jaringan meski lagi giliran mati lampu.

Di negara bagian Tamil Nadu, mati lampu untuk waktu yang lama merupakan keseharian. Ini merugikan industri dan pertanian, mengganggu ribuan perusahaan mikro, skala kecil dan menengah.

Uday Kumar, seorang pengusaha kecil dari Madurai, menyambut baik teknologi baru, yang tengah diujicobakan pada perumahan di empat negara bagian di sebelah selatan India.

Arus searah berkelanjutan’ (UDC) menjanjikan suplai listrik dari jaringan bagi alat-alat elektronik rumah tangga seperti kipas angin, televisi, lampu dan pengisi baterai ponsel, walau saat mati lampu dan ketika permintaan tinggi.

Kebutuhan listrik mendasar
Proyek ini merupakan buah pikiran direktur Institute Teknologi India Bhaskar Ramamurti dan profesor teknik elektro Ashok Jhunjhunwala, seorang anggota dewan penasehat sains perdana menteri.

Ramamurti mengatakan UDC menargetkan suplai minimum 100 watt per hari untuk setiap rumah tangga, hanya dengan menambah sebuah alat sederhana di gardu-gardu listrik.

“Di rumah, warga menambah sebuah alat kecil pada meteran listrik. Jadi selain daya arus bolak-balik atau AC, kami juga dapat menyuplai output kedua sebesar 48 volt DC. Ini berarti hanya 48 volt DC dan 100 watt dari jaringan, namun 24 jam setiap hari,” jelas Ramamurti.

Masa depan LED
Daya tambahan kuat menyalakan tiga lampu, dua kipas angin dan sebuah pengisi baterai ponsel. Konsumen yang memilih skema ini harus membayar sekitar 12 Euro untuk alat tambahan di rumah, dan membeli bohlam LED serta kipas angin yang memakai daya listrik DC.

Warga juga dapat meningkatkan konsumsi listrik dengan menghubungkan panel surya dengan unit UDC.

Namun lebih jauh, para pengembang teknologi ini mengatakan asalkan panel surya ditambahkan, sistem mereka juga mampu memperkuat lokasi-lokasi usaha sehingga mengurangi ketergantungan atas generator diesel yang mahal.

Test, test
Seluruh mata tertuju pada hasil demonstrasi konsep di empat negara bagian Tamil Nadu, Karnataka, Kerala dan Andhra Pradesh. Ashok Jhunjhunwala mengatakan UDC akan mengubah kehidupan di India.

“Saya rasa idenya sangat sederhana namun memungkinkan keuntungan yang begitu besar. Jadi kalau penerapannya benar, India memiliki teknologi yang mampu mengubah kehidupan,” ucap Jhunjhunwala.

Begitu proyek percontohan berakhir dalam beberapa bulan mendatang, berarti tinggal menunggu persetujuan legislatif dan mengembangkan standar keselamatan. Lalu, diharapkan, UDC diterapkan di seluruh penjuru India.

Sumber: dw.de

read more
Energi

Limbah Cair Sawit Potensial Sebagai Energi Alternatif

Limbah cair kelapa sawit atau yang dikenal dengan palm oil mill effluent (POME) ternyata berpotensi menghasilkan gas metan dan berguna untuk sumber energi listrik alternatif.

“Jumlah POME di Kalimantan Timur sangat banyak karena luas perkebunan sawit sudah lebih dari 1 juta hektare, tetapi hingga kini POME belum dikelola maksimal padahal manfaatnya sangat besar untuk pembangkit listrik,” ujar Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak di Samarinda, Minggu.

Apabila POME dikelola dengan maksimal, maka hal itu mampu menjawab kekurangan energi listrik di Kaltim akibat suplai bahan baku yang rendah.

Untuk itu dia ingin agar perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tersebar di kabupaten dan kota di Kaltim segera membantu rakyat sekitarnya, yakni melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR) bekerjasama dengan PLN membangun pembangkit listrik bersumber dari pome.

Dia juga mengakui bahwa sudah ada beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit yang telah menunjukkann kepeduliannya dengan mengelola POME menjadi energi listrik alternatif (biodiesel) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sejumlah perusahaan tersebut yakni PT Rea Kaltim Plantations di Kembang Janggut, Kutai Kartanegara, kemudian PT Telen Group di Talisayan, Kabupaten Berau, dan Group PT Sinar Mas dengan anak perusahaan PT Astra dan PT Smart di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur.

Dia menyebutkan bahwa PT Rea Kaltim Plantations pada 2014 membangun pembangkit listrik tenaga biodiesel atau POME berkekuatan 8 mega watts, sedangkan PT PLN akan dibangunkan jaringan listrik dengan alokasi anggaran sebesar Rp53 miliar untuk kebutuhan listrik bagi masyarakat Kembang Janggut.

Ini berarti melalui pola kerjasama perusahaan kelapa sawit dengan PLN, maka akan ada ratusan rumah penduduk di sejumlah desa akan teraliri listrik.

Gubernur juga berharap kepada bupati yang di kawasannya terdapat lahan kelapa sawit agar mengajak perusahaan sawit membangun pembangkit listrik tenaga POME. Dorongan bupati sangat penting agar pengusaha sawit terpacu untuk membangunkan pembangkit listrik dari bahan baku yang sudah tersedia di lahan milik pengusaha.

Sumber: antaranews.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Warga Jepang Gelar Demonstrasi Menentang Nuklir

Ribuan orang menggelar unjuk rasa antinuklir di pusat kota Tokyo, hari Minggu (9/3/2014), hanya beberapa hari sebelum peringatan ketiga kecelakaan di pusat pembangkit tenaga nuklir Fukushima. Mereka berkumpul di Bibiya Park di dekat kantor-kantor pemerintah pusat, sebelum berjalan ke parlemen nasional.

Para demonstran menuntut diakhirinya pemakaian energi nuklir di Jepang dan mengecam rencana Perdana Menteri Shinzo Abe menghidupkan kembali beberapa reaktor yang ditutup.

“Sekarang ini tidak ada pasok listrik di Jepang yang berasal dari energi nuklir,” kata Yasuro Kawai, pengusaha dari China, di timur Tokyo, seperti dikutip kantor berita AFP.

“Jika kita meneruskan status tanpa nuklir ini dan terus mempromosikan energi terbarukan serta melakukan investasi untuk mengembangkan teknologi yang bisa menghemat energi, saya kira kita semua bisa hidup tanpa nuklir,” kata Kawai.

Pemerintah sebelumnya menutup reaktor-reaktor tersebut setelah kerusakan di Fukushima yang disebabkan oleh masuknya air laut ke kompleks fasilitas nuklir, menyusul gempa dahsyat dan tsunami pada 2011.

Sumber: NGI/bbc.co.uk/indonesia

read more
Energi

Indonesia Kurangi Emisi Dari Kelistrikan Batubara

Pemerintah Indonesia bertekad terus mengurangi emisi dalam pembangkitan tenaga listrik. Pembangkit-pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dibangun harus lulus uji kelayakan dan menggunakan Clean Coal Technology (CCT). Untuk itu para investor dan calon investor di sektor ketenagalistrikan diharapkan mengembangkan teknologi Ultra Super Critical (USC) maupun Integrated Gasification Combined Cycle (ICGC) sebagai pembangkit di masa depan.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM) Jarman, belum lama ini di Jakarta dalam Seminar ‘Realising Indonesia Power Vision : Building Partnership with India’. Seminar yang diselenggarakan oleh Bharat Heavy Electricals Limited (BHEL) ini bekerjasama dengan India Bussines Forum (IBF).

Dalam pertemuan tersebut, Republik Indonesia dan Republik India memiliki peluang dalam menjalin sinergi dan kerja sama dalam sub sektor ketenagalistrikan. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral  (ESDM) membuka kesempatan bagi investor dari luar negeri untuk bersama-sama membangun ketenagalistrikan di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Ketenagalistrikan juga memaparkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). “Pembangunan ketenagalistrikan dibagi ke dalam enam koridor ekonomi yaitu koridor ekonomi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Papua-Maluku,” ujar Jarman.

Dalam MP3EI ini pemerintah Indonesia membuka akses kepada negara-negara sahabat untuk berinvestasi dalam pembangunan di Indonesia, salah satunya dalam sub sektor ketenagalistrikan.

Seminar dihadiri Duta Besar India untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Gurjith Singh. Ia berharap seminar ini mempererat hubungan kerja sama kedua negara dalam sektor energi. Dirjen Ketenagalistrikan berharap acara ini mampu memberikan informasi untuk menguatkan jalinan kerja sama antara Indonesia dan India. Jarman juga berharap pertemuan ini menghasilkan suatu aksi nyata dalam membangun ketenagalistrikan di Indonesia melalui hubungan kerja sama yang baik.

Sumber: energitoday

read more
Energi

Jerman Kembangkan Jalur Listrik Energi Angin Terpanjang

Pemerintah Jerman memaparkan rencana konstruksi yang akan menjadi jalur listrik terpanjang di negara itu. Proyek ini adalah bagian dari kebijakan Jerman untuk berganti haluan menuju energi terbarukan. Jalur listrik baru tersebut dinamakan proyek “Südlink” dan panjangnya mencapai 800 kilometer. Demikian dikatakan operator TenneT dan TransnetBW, Rabu (05/02/14).

Mulai tahun 2022, Südlink akan menyalurkan energi angin dari kawasan utara Schleswig-Holstein ke barat daya Baden Württemberg. Jalur ini akan melewati beberapa negara bagian, seperti Niedersachsen, Nordrhein Westfalen, Hessen, dan juga ke negara bagian Bayern serta Rheinland Pfalz.

“Ini seperti jalan tol listrik tanpa ada jalur untuk keluar,” kata direktur TenneT Lex Hartman. Proyek ini biayanya diperkirakan “satu digit milyar Euro”. “Kami siap untuk memulai,” tambah Hartman. Sebanyak 2016 permohonan ijin untuk proyek konstruksi akan dimulai.

Transisi energi Jerman
Energi angin yang diperoleh dari kawasan utara Jerman diharapkan bisa mengkompensasi berkurangnya energi dari pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah selatan.

Jalur ini adalah bagian dari upaya Jerman untuk pindah dari emisi karbon menuju energi terbarukan. Di Jerman langkah ini dikenal dengan istilah “Energiewende”.

“Südlink” hanya satu dari tiga proyek konstruksi besar yang dilaksanakan berdasarkan kebijakan tersebut. Secara keseluruhan ada 36 jaringan listrik berbeda yang diperluas atau ada proyek perbaikan yang memakan biaya sebesar 10 milyar Euro. 2800 kilometer jalur listrik dibangun ulang dan 2900 kilometer jalur yang berbeda dioptimalkan.

Reaksi negatif di selatan Jerman
Proyek jalur listrik tidak sepenuhnya mendapat tanggapan positif. Khususnya di wilayah selatan. Aksi protes berfokus pada jalur sepanjang 450 kilometer dari kota Bad Lauchstädt di Bayern dan Meitingen di Sachsen-Anhalt.

Kelompok yang menentang konstruksi jalur listrik mempertanyakan biaya, keamanan pribadi dan efek samping bagi lingkungan. Demonstrasi tahun lalu di Bayern tentang jalur listrik tersebut, bahkan sempat memaksa partai pemerintah CSU untuk menuntut moratorium atas proyek itu.

Tapi walau adanya tentangan di selatan, hasil jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Jerman mendukung proyek Südlink. Hartman mengaku, ia bertanggung jawab untuk memastikan biaya transisi energi di Jerman tidak melebihi anggaran. “Bagaimana pun juga, ini adalah uang milik warga Jerman,” ujarnya.

Sumber: dw.de

read more
Energi

Sampah Kota Tangerang Dibikin Pembangkit Listrik

Kota Tangerang, Banten, menjadi kota pertama di Indonesia yang dijadikan “Project Riset” dalam pengujian dan pengolahan sampah berbasis ramah lingkungan dari Lembaga Riset Muda Indonesia (LRMI).

“Kota Tangerang terpilih sebagai kota pertama untuk menjadi project riset dalam pengujian dan pengolahan sampah berbasis ramah lingkungan oleh LRMI,” kat Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah, di Tangerang, Minggu.

Ia mengatakan, riset oleh LRMI tersebut akan dilaksanakan pada minggu kedua bulan Januari di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing.

Tujuan riset ini untuk mengurangi volume sampah secara efektif berbasis efesien dan ramah lingkungan. Selain itu, nantinya dari pengolahan sampah akan menghasilkan pembangkit listrik skala makro.

Adapun alasan terpilihnya Kota Tangerang sebagai project pertama, Arief menambahkan, karena Pemkot Tangerang dinilai sangat konsisten dalam penanganan sampah sehingga sudah menjadi salah perhatian bank dunia.

Selain itu, kuantitas dan volume sampahnya yang sangat besar. Walaupun tercatat sudah ada 20 kota/kabupaten yang telah siap menjadi project riset ini. “Namun kota Tangerang menjadi kota pertama yang dipilih oleh LRMI untuk menjadi project riset,” pungkasnya.

Dijelaskannya, project riset ini berbasis teknologi “Enviro Zero Waste System” yaitu metode dan hasil yang digunakan akan dikembangkan tetap berbasis lingkungan.

Cara kerja teknologi dalam pengolahannya tidak memerlukan pemilahan dan pemisahan sampah, sehingga berbeda dengan teknologi pengolahan sampah lainnya.

“Teknologi sangat efektif karena kita dapat mengelola sampah tanpa harus memilah sampah basah dan sampah kering, sampah langsung bisa diolah tanpa proses pengeringan,” ujarnya.

Teknis sistem pengolahan sampah ramah lingkungan ini juga tanpa menggunakan bahan bakar karena sistem pembakaran menggunakan energi udara dengan bantuan blower.

Untuk awalnya, energi pembakaran dengan menggunakan magma karena pembakarannya harus bekerja selama 24 jam. Sehingga kondisi alat akan memiliki status panas stabil.

Dengan menggunakan teknologi ini pengelolaan sampah akan menghasilkan insectisida organik, pupuk dan abu bahan batako.

Walikota juga menambahkan bahwa teknologi ini akan mengelola sampah di TPA Rawa Kucing sebanyak 10 ton sampah setiap harinya.

Bahkan nantinya bisa diterapkan di TPST karena memang sistemnya yang ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan bakar dan tidak menimbulkan bau sampah bahkan akan tercium bau ragi karena ada metode fermentasi.

“Intinya, Pemerintah Kota Tangerang terus berkomitmen melakukan penataan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing karena seiring dengan bertambahnya penduduk,” katanya.

Sumber: antaranews.com

read more
1 2
Page 1 of 2