close

matahari

Ragam

Begini Konsep Manusia Kuno tentang Gerhana Matahari

Rabu, 9 Maret 2016 menjadi salah satu hari yang paling banyak dibicarakan oleh orang-orang Indonesia tahun ini. Di hari ini, kita akan menyaksikan peristiwa alam yang menakjubkan, yaitu Gerhana Matahari Total. Beragam upacara dan acara telah dipersiapkan, termasuk daerah-daerah yang bahkan tidak dilalui peristiwa ini, untuk menyambut fenomena ini. Terlepas dari itu, menarik untuk menyimak bagaimana Gerhana Matahari dipahami oleh peradaban-peradaban kuno di dunia.

Masyarakat Viking menyebut gerhana dengan Ragnarok alias apocalypse alias kiamat. Fenomena ini terjadi disebabkan dua serigala bernama Skoll dan Hati yang mengejar-ngejar Matahari dan Bulan. Jika salah satu benda langit itu tertangkap, maka gerhana akan terjadi. Manusia di Bumi harus menyelamatkannya, dengan cara membuat kebisingan sebanyak mungkin untuk menakut-nakuti dua serigala itu.

Meskipun ritual menyembah Matahari adalah hal lazim, sangat sedikit informasi yang dapat digali dari masyarakat Mesir Kuno tentang fenomena ini—bahkan mereka hampir tak mengenal istilah gerhana. Meski demikian, ada beberapa sarjana yang mencoba berteori, Gerhana Matahari bagi masyarakat Mesir Kuno adalah sebuah tanda kejahatan.

Orang-orang Maya Kuno menyebut Gerhana Matahari dengan “chi’ ibal kin” alias “memakan Matahari”. Tapi sayang, apa pandangan masyarakat Maya tentang fenomena ini tidak bisa digali lebih lanjut menyusul aksi penghancuran terhadap catatan-catatan Suku Maya tahun 1600-an oleh para misionaris Eropa yang datang ke daratan Amerika.

Meski demikian, sekelompok sarjana pada 2013 menemukan bahwa kalender astronomi masyarakat Maya Kuno berhasil memprediksi dengan akurat Gerhana Matahari pada 1991.

Dalam mitologi Hindu, Gerhana Matahari diidentikkan dengan dipenggalnya kepala Kala Rau oleh Batara Wisnu karena meminum nektar para dewa. Kepala Kala Rau yang dipenggal akhirnya melayang ke langit, menelan Matahari dan menyebabkan gerhana.

Masyarakat Yunani Kuno mempercayai Gerhana Matahari sebagai pertanda buruk, para dewa sedang marah, dan awal bencana dan kehancuran. Catatan tentang fenomena ini berhasil ditemukan di Homer’s Oddysey, yang berbunyi: “Matahari telah musnah dari surga, dan kabut yang jahat telah menyebar luas di dunia.”

Pada masyarakat China Kuno, Gerhana Matahari juga dianggap sebagai pertanda buruk. Orang-orang mengira, fenomena ini terjadi karena Matahari ditelan oleh naga. Untuk menghentikannya, orang-orang harus berteriak, membunyikan drum, dan menyalakan meriam api; supaya naga takut lalu pergi dan memuntahkan kembali Matahari.

Bagaimana dengan peradaban modern?
Lalu bagaimana Gerhana Matahari menurut kaca mata peradaban modern? Selama beberapa abad terakhir, telah terjadi lebih dari empat kali Gerhana Matahari Total di Inggris—belum di tempat-tempat lainnya—dan tidak satu pun yang mengakibatkan dunia berakhir. Sehingga tidak ada alasan untuk percaya dengan mitos-mitos yang tersebut di atas.

Meski demikian, para doomsayer (pembuat ramalan tentang masa depan dan kiamat) masih berpikir bahwa gerhana harus dilihat sebagai tanda peringatan dari kebesaran Yang Maha Kuasa. Dalam sebuah wawancara dengan WolrdNetDaily, Bob O’Dell, co-founder Root Source, mengatakan bahwa fenomena ini sebagai pesan Tuhan untuk seluruh penduduk Bumi.

Pastor Mark Blitz, penulis Blood Moons: Decoding the Imminent Heavenly Signs, seolah mengamini pernyataan O’Dell. Lebih tegas, ia menyebut, peristiwa ini sebagai peringatan bagi orang-orang Eropa. “Dalam tradisi Yahudi, Gerhana Matahari Total adalah peringatan kepada orang-orang Kafir … terutama orang-orang Eropa,” ujarnya.

Sumber: NatGeo Indonesia

read more
Sains

Jangan Ketinggalan, Jadwal Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

Fenomena langka akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016. Ya, Indonesia “mendapat jatah” kemunculan gerhana matahari total pada hari tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, butuh waktu 350 tahun untuk dapat melihat gerhana matahari total di tempat yang sama. Itu artinya, kesempatan menyaksikan fenomena ini di Indonesia hanya terjadi sekali seumur hidup.

Namun, tidak semua masyarakat di Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari total secara langsung. Menurut BMKG, hanya 11 provinsi yang dilintasi gerhana matahari total. Ke-11 provinsi tersebut adalah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Kejadian gerhana ini akan terjadi pada pagi hari. Meski demikian, setiap wilayah memiliki waktu yang berbeda-beda. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB di wilayah Palembang dan mencapai puncaknya pukul 07.21; wilayah Tanjung Pandan mulai pukul 06.21 dan mencapai puncaknya 07.23 WIB; wilayah Palangkaraya mulai pukul 06.23 dan mencapai puncaknya 07.30 WIB; dan di wilayah Bengkulu (Muko-Muko), gerhana akan mencapai puncaknya pukul 07.19 WIB.

Di wilayah Tengah seperti Palu, gerhana mulai pukul 07.27 WITA dan mencapai puncaknya pukul 08.38 WITA. Hal ini berbeda dengan Ternate yang berada di wilayah Timur, di mana gerhana mulai pukul 08.36 WIT dan mencapai puncaknya 09.52 WIT.

Terkait dengan gerhana matahari total yang tidak dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, BMKG menyediakan layanan streaming bagi masyarakat yang tertarik untuk menonton peristiwa langka ini.

Inilah Jadwal Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016
Fenomena langka akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016. Ya, Indonesia “mendapat jatah” kemunculan gerhana matahari total pada hari tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, butuh waktu 350 tahun untuk dapat melihat gerhana matahari total di tempat yang sama. Itu artinya, kesempatan menyaksikan fenomena ini di Indonesia hanya terjadi sekali seumur hidup.

Namun, tidak semua masyarakat di Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari total secara langsung. Menurut BMKG, hanya 11 provinsi yang dilintasi gerhana matahari total. Ke-11 provinsi tersebut adalah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Kejadian gerhana ini akan terjadi pada pagi hari. Meski demikian, setiap wilayah memiliki waktu yang berbeda-beda. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB di wilayah Palembang dan mencapai puncaknya pukul 07.21; wilayah Tanjung Pandan mulai pukul 06.21 dan mencapai puncaknya 07.23 WIB; wilayah Palangkaraya mulai pukul 06.23 dan mencapai puncaknya 07.30 WIB; dan di wilayah Bengkulu (Muko-Muko), gerhana akan mencapai puncaknya pukul 07.19 WIB.

Di wilayah Tengah seperti Palu, gerhana mulai pukul 07.27 WITA dan mencapai puncaknya pukul 08.38 WITA. Hal ini berbeda dengan Ternate yang berada di wilayah Timur, di mana gerhana mulai pukul 08.36 WIT dan mencapai puncaknya 09.52 WIT.

Terkait dengan gerhana matahari total yang tidak dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, Panitia Nasional Persiapan dan Pengamatan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 menyediakan layanan streaming di gerhana-indonesia.id bagi masyarakat yang tertarik untuk menonton peristiwa langka ini.[]

Sumber: NatGeo Indonesia

read more
Energi

Keren, Belanda Bikin Jalur Sepeda dari Panel Tenaga Matahari

Sebagai salah satu ibukota bersepeda dunia, Amsterdam, Belanda, terus menjadi pemimpin dalam gerakan hijau. Kota terus melakukan inovasi mencari cara-cara yang ramah lingkungan. Sekarang, jalur bersepeda di sekitar Amsterdam bahkan lebih ramah lingkungan dari jalur bebas mobil (Car Free). Jalur bersepeda dibikin menjadi sumber tenaga cahaya matahari (solar cell).

Trek yang menghubungkan kota kecil Wormerveer dan Krommenie, merupakan rute yang digunakan sekitar 2.000 pesepeda lokal setiap hari. Pemerintah setempat mengganti sekitar 70 meter aspal dengan panel surya untuk menghasilkan energi terbarukan. Pada tahun 2016, para ahli berencana daya yang dihasilkan panel surya ini mampu mencukupi kebutuhan tiga rumah.

Meskipun bersepeda pasti akan membuat kotoran menempel di atas permukaan panel tenaga surya ini sehingga menghalangi sinar matahari, panel dirancang untuk mampu membersihkan diri sendiri. Panel diletakkan dengan kemiringan yang cukup, sehingga memungkinkan air hujan membersihkan kotoran dari panel jalan.

Panel ini awalnya diletakkan tanpa mempertimbangkan posisi optimal untuk memiliki paling akses ke sinar matahari, hingga panel hanya akan mampu menghasilkan sekitar 70 persen dari energi yang biasa diperoleh jika panel surya di pasang di atas atap. Pemerintah berharap untuk terus memperluas kapasitas panel surya di jalan untuk membuatnya lebih efektif.

Sebelumnya ada pihak lain juga yang pernah merancang hal serupa. Mungkin Anda sudah membaca tentang Solar Roadways, sebuah proyek yang dirancang oleh Scott dan Julie Brusaw. Mereka melakukan advokasi mengubah jalan dan tempat parkir menjadi panel surya. Mereka mengklaim bahwa jika semua jalan di Amerika Serikat beralih ke panel surya, negara akan mampu mengurangi emisi karbon sebesar 75 persen.

Meskipun jalur panel surya terbungkus kaca yang dapat menahan berat, kritikus khawatir bahwa permukaan jalan tidak akan bertahan dalam jangka panjang dan akan pecah. Secara teoritis, jalan akan mampu menahan beban namun teori ini masih harus dibuktikan kebenarannya lagi. Syukurlah bahwa Belanda bersedia mengeluarkan dana hampir $ 4 juta untuk proyek ambisius ini untuk menguji kelayakannya. []

Sumber: enn.com

read more
Energi

Kisah Sukses Desa Wisata Berbasis Energi

Terik Matahari dan hembusan angin laut memutar baling-baling kincir yang terpasang berjejer tidak begitu jauh dari bibir pantai, hanya berkisar 250 meter jauhnya. Berjejer rapi, tinggi tiang berkisar antara 10 hingga 15 meter. Petugas Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) sedang sibuk dengan rutinitasnya melakukan kontrol teknis, instalasi dan mengoperasikan pembangkit listrik.

Kegiatan ini menjadi rutinitas Murjianto dan rekan-rekannya di sekretariat Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) di Pantai Baru, Ngentak, Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Sejak awal proyek energi ramah lingkungan ini dijalani di tahun 2010, Murjianto masih terus berkutat dengan peralatan yang berhubungan dengan energi terbarukan.

Sebagai negara yang yang memiliki wilayah pesisir terpanjang, kondisi wilayah Indonesia yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, memiliki intensitas sinar surya sangat tinggi. Belum lagi wilayah Indonesia yang terdiri atas kepulauan, sehingga sumber angin laut dan angin daratnya pun sangat memadai.

Murjianto juga menjelaskan sebagian listrik di pantai ini dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH), yakni gabungan dari pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Daerah ini juga menerapkan sistem terintegrasi bagi pertanian, perikanan, dan kawasan wisata alam serta penggunaan bahan bakar ramah lingkungan mengunakan biogas—dari sisa kotoran ternak sapi. Desa wisata Ngentak, Poncosari, merupakan model percontohan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Indonesia.

“Saat ini 70 persen energi listrik di pesisir pantai menggunakan PLTH, dan 30 persen masih suplai dari PLN,” kata Murjianto. Berdasarkan data teknis sistem PLTH turbin angin dan panel surya, Pantai Baru Bantul, penghasil energi berasal dari tiga bagian. Sedangkan jumlah keseluruhan enegeri yang dihasilkan yaitu 87 kilo Watt Sedangkan energi yang tersimpan yaitu 4045 Ah. Adapaun energi yang diguanakan ketika siang dan malam sebanyak 24 kilo Watt.

Koordinator teknis PLTH Pantai Baru, Sutarto ketika ditemui Mongabay Indonesia di sekretariat workshop PLTH mengatakan, awal MoU proyek ini dijalankan, energi dari PLTH ini diperuntukkan membantu keperluan nelayan. Mulai dari membuat es balok, sehingga ikan tangkapan bisa diawet dan tetap segar. Serta kebutuhan air untuk lahan pertanian dan kolam-kolam ikan.

Sutarto menambahkan, saat ini terpasang 33 buah turbin angin dengan berbagai kapasitas mulai dari 2,5 kW hingga 10 kW. Di sebelah barat pos, ada 21 turbin angin 1 kW/240 V yang dibangun dalam satu kawasan. Sedangkan untuk panel surya daya terdapat 175 panel surya yang beroperasi.

“Cuaca menjadi kendala dalam pengoperasian PLTH. Jika musim kemarau jumlah energi yang didapat lebih maksimal dibanding musim hujan,” kata Sutarto.

Saat ini, energi listrik yang dihasilkan dari turbin angin dan panel surya digunakan untuk keperluan penerangan jalan, kebutuhan listrik warung-warung kuliner di pinggir pantai, pompa air, dan pembuatan balok es sebanyak 1.000 kilogram es balok per hari untuk pengawetan ikan, mengisi ulang aki nelayan untuk digunakan melaut dan memompa air sumur renteng untuk kebutuhan petani di pesisir pantai.

“Ada sekitar 40 kios warung kuliner yang sudah menggunakan tenaga PLTH. Perbaikan selalu dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan PLTH,” kata Sutarto.

Selain itu, hal yang menarik lainnya adalah selain sumber listrik yang berasal dari PLTH, Iwah Fahmi selaku pemuda asli Ngentak, Poncosari, Srandakan Bantul yang juga aktif sebagai anggota kelompok Pemuda Peduli Penyu Pandansimo-Bantul memaparkan, di Desa Ngentak juga terdapat sumber biogas dari peternakan masyarakat yang terletak tidak jauh dari pantai.

Ada tiga di gester (penampung biogas) berdiameter sekitar tujuh meter yang ditanam di dekat kandang ternak milik kelompok ternak tersebut. “Gas yang dihasilkan disalurkan ke warung-warung kuliner untuk memasak sehingga biaya untuk membeli gas tabung dapat ditekan,” kata Iwan.

Selain itu, pada sektor perikanan dan pertanian lahan pasir juga telah dikembangkan disini dengan sistem akuaponik yaitu kolam ikan air tawar yang mengandalkan metode penyaringan tumbuhan untuk membersihkan air. Air yang dipompa dari bawah tanah dengan listrik hibrida digunakan untuk perikanan dan pertanian serta sebagian untuk kebutuhan air bersih di kawasan wisata pantai.

Paket eduwisata menawarkan kegiatan berkeliling desa dengan bersepeda dan dipandu oleh pemuda setempat. Peserta paket wisata bisa menyaksikan kehidupan sehari-hari warga Poncosari, mendapatkan pengetahuan tentang aktivitas ekonomi mikro perdesaan, memahami dasar nilai-nilai konservasi lingkungan, serta melihat perkembangan teknologi energi terbarukan dan pertanian modern.

“Selain meningkatkan peluang investasi ke depan infrastruktur jalan akses yang dibangun dan sudah lebih baik dari sebelumnya, dan keuntungan ekonomi akan terus meningkat,” kata Sutarto.

Sumber: Mongabay Indonesia

read more