close

pencemaran

Ragam

Misteri Air Sungai Mendadak Merah Terungkap

Hasil penyelidikan Polresta Kota Bontang akhirnya menguak bahwa merahnya air sungai di sekitar Tanjung Laut, Kota Bontang, berasal dari limbah pencucian drum bekas pewarna pupuk.

Kapolres AKBP Heri Sasangka mengungkapkan, pihaknya sudah memeriksa tiga saksi, masing-masing berinisial SS, A, dan S. Dari keterangan ketiganya, drum-drum yang mereka cuci tersebut dibeli dari Pos 7 dekat wilayah PT Pupuk Kaltim dengan tujuan untuk wadah buah naga. Saat dicuci, masih ada sisa-sisa bahan pewarna sehingga pada saat dibuang ke sungai, air langsung ikut berubah warna.

“Sudah diamankan lima drum berukuran 200 liter. Ketiga pelaku tersebut masih saksi sehingga tidak ditahan dan saat ini sudah dipulangkan ke rumahnya,” ujarnya, Rabu (12/2/2014).

Meski demikian, Polresta telah mengirimkan sampel air sungai ke laboratorium. Kemungkinan hasil dari laboraturium akan diterima sampai dua atau tiga hari ke depan. “Jika dari hasil tersebut ternyata limbah yang dibuang tersebut berbahaya atau mengandung B3, maka kasus ini akan kami lanjutkan ke penyidikan. Namun, mudah-mudahan saja bukan bahan berbahaya,” lanjutnya.

Sementara itu, warga sekitar Tanjung Laut masih gempar dengan berubahnya air sungai menjadi merah. Meski pada Rabu siang (12/2/2014) tadi kondisi air sungai sudah surut, warga terus menelusuri asal mula warna merah itu.

“Kita tahunya perusahaan besar yang menjual pupuk, ya cuma Pupuk Kaltim. Kok aneh ya, seharusnya drum bekas pewarna itu tidak boleh dijual sembarangan, tapi kenapa warga bisa mendapatkan dengan mudah. Sama saja membuang limbah kan,” tanya Mahfud, salah satu nelayan yang bermukim di Tanjung Laut, Bontang.

Sumber: kompas.com

read more
Sains

Ini Cara Jernihkan Air Kotor tanpa Zat Kimia

Intensitas hujan di awal tahun ini memicu banjir di beberapa wilayah terutama di Jakarta. Kebutuhan air bersih makin meningkat. Menurut Tutor Mobil Hijau Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Findryaningsih Fiona secara fisik air bersih haruslah jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau.

“Secara kimiawi kualitas air yang baik adalah bila memiliki keasaman (pH) netral serta tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun. Air sebaiknya tidak mengandung bakteri penyebab penyakiy (patogen) dan bakteri nonpatogen,” kata Fidry, Selasa (28/1/2014).

Menurut Fidry ada cara sederhana untuk membuat air menjadi jernih tanpa kimia, “Ada caranya. Mudah kok cukup dengan media penyaring seperti pasir, arang batok dan lain-lainnya,” kata Fidry.

Berikut cara sederhana menjernihkan air :

Media Penyaring
1. Pasir
“Digunakan untuk menyaring padatan. Ukuran pasir yang digunakan biasanya 0,2 – 0,8 mm. Jika sudah keruh, pasir dibersihkan,” kata Fidry.

2. Arang Batok
“Berguna untuk mengurangi warna dan bau. Ukurannya berdiameter 0,1 mm atau berbentuk bubuk. Jika air yang disaring sudah tidak jernih lagi arang batok harus diganti,” ujarnya.

3. Penyaring Lainnya
“Antara lain adalah kerikil, ijuk dan batu. Kapur, tawas dan kaporit disebut sebagai penggumpal koagulan yang membantu menggumpalkan kimia pencemar menjadi endapan,” kata Fidry.

Menjernihkan air kotor tanpa zat kimia, begini caranya :

1. Lumpang Batu
Letakan lumpang batu di dasar sungai dangkal yang kokoh dan tidak beraliran keras. Air sungai akan tersaring karena pori-pori lumpang batu sangat kecil.

Untuk mencegah air sungai yang kotor masuk ke dalam air jernih di dalam lumpang perlu dibuat tutup lumpang. Menjernihkan air sungai dengan mudah buatlah lumpang batu dengan batu cadas yang dibentuk seperti mangkok.

2. Arang Batok
Bak penyaringan dibuat sesuai kebutuhan. Letakan pipa bambu yang kulit luarnya dikupas sehingga terlihat bagian dalamnya di dasar bak.

Masukan arang batok, ait kotit diharapkan tersaring pada pipa bambu dan atang batok sehingga keluarlah air bersih.

Cara ini memerlukan dua drum berukuran sama yang dilengkapi keran air. Tinggi keran air dari dasar drum kurang lebih 5 sampai 10 cm (harus lebih tinggi dari endapan lumpur yang akan timbul).

Drum pertama berfungsi sebagai bak pengendap dan drum kedua sebagai bak penyaring.

Sumber: liputan6

read more
Ragam

China Batasi Pembelian Mobil untuk Cegah Polusi Udara

Tianjin, kota di bagian utara China, akhirnya memutuskan ikut membatasi pembelian mobil baru berdasarkan keputusan pemerintah daerah. Langkah ini mengikuti empat kota besar lain di China, yakni Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Guiyang.

Tujuannya untuk mengurangi kepadatan di jalan dan memerangi polusi udara yang semakin mengkhawatirkan. Kebijakan dijalankan seperti Beijing, dengan mengharuskan warga yang ingin membeli mobil baru untuk ikut undian tahunan mendapatkan nomor identifikasi (polisi).

Selain itu, mulai Maret 2014, pembatasan menggunakan mobil melalui nomor polisi ganjil-genap juga diberlakukan. Hanya nomor-nomor tertentu yang boleh lewat jalan protokol, dan  diatur bergantian berdasarkan hari.

Tianjin merupakan salah satu kota terbesar di China dengan populasi 14,3 juta jiwa. Total 2,36 juta kendaraan beroperasi setiap hari pada 2012.

Di Beijing, pembatasan sudah dilakukan dan dipastikan berlanjut terus untuk mengurangi kabut hitam yang menyelimuti langit ibu kota China itu. Pemerintah kembali mengurangi kuota pembelian mobil baru sampai 40 persen mulai tahun ini (2014).

Selain Tianjin, pemerintah pusat China juga terus mendengungkan kampanye perbaikan kualitas udara dengan menggerakkan kota-kota besar untuk melakukan perubahan. Hal itu terutama dengan mengatur populasi kendaraan bermotor yang dianggap sebagai penyumbang terbesar dalam hal polusi![]

Sumber: kompas.com

read more
Ragam

Jutaan Hektare Lahan di Cina Tercemar Logam Berat

Sekitar 3,3 juta hektare lahan pertanian di Cina tercemar dengan logam berat dan bahan kimia lain serta tidak bisa ditanami, menurut pemerintah. Data itu merupakan sekitar 2 persen dari lahan pertanian Cina.

Sejumlah kalangan menyebut, faktor meningkatnya industri, terlalu banyaknya penggunaan bahan kimia, serta rendahnya penerapan pengawasan lingkungan menyebabkan kekhawatiran terkait keselamatan pangan di Cina.

Tahun ini ditemukan kandungan logam berat kadmium—yang jika terakumulasi dalam jangka panjang dapat merusak ginjal dan tulang—di hampir setengah jumlah beras yang dijual di Guangzhou.

Wakil menteri urusan lahan dan sumber daya Wang Shiyuan, mengatakan kepada para wartawan bahwa Cina akan mengatasi masalah itu dengan anggaran puluhan miliar yuan per tahun. Wang mengatakan langkah itu termasuk merehabilitasi tanah yang terkontaminasi serta pasokan air tanah.

Wang juga mengatakan lahan yang terkontaminasi tidak boleh ditanami lagi untuk mencegah logam berbahaya masuk ke rantai makanan.

“Sebelumnya ada laporan tentang beras yang terkontaminasi kadmium, masalah-masalah seperti ini telah ditangani,” ungkap Wang.

Para peneliti pemerintah sebelumnya mengatakan sekitar 70 persen lahan di Cina kemungkinan bermasalah.

Sumber: NGI/BBC Indonesia

read more
Tajuk Lingkungan

Kejamnya Masyarakat Kota

Dewasa ini, pembangunan di kota-kota yang ada di Indonesia sudah semakin maju seiring tuntutan modernisasi. Gedung-gedung pencakar langit, perumahan mewah, dan perkantoran elit serta sekolah-sekolah megah ada di setiap sudut kota. Semua pembangunan yang dilakukan di Kota menimbulkan efek yang besar bagi lingkungan di sekitarnya. Tidak hanya itu, masyarakat yang tinggal di perkotaan sering tidak pernah berpikir bahwa akibat bangunan yang mereka tempati telah merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat yang tinggal di desa-desa yang dekat dengan sungai, hutan, dan pegunungan.

Bagi kita yang berdomisili di Kota Banda Aceh misalnya, mudah kita melihat sendiri secara langsung hasil pembangunan yang telah dilakukan selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi kembali Aceh pasca bencana gempa dan tsunami yang terjadi pada bulan Desember 2004 yang lalu.

Jika kita bicara pembangunan di sebuah kota, maka kita akan bicara tentang perencanaan pembangunan yang dilakukan disana oleh Bupati/Walikota. Biasanya, berbagai konsep pembangunan kota lahir dari para pengambil kebijakan tanpa memandang akibat yang akan ditimbulkan ketika pembanungan mulai dilakukan hingga selesai dilaksanakan. Strategi pembangunan yang demikian tentu saja membuat lingkungan hidup rusak. Masyarakat pedesaan menanggung akibat yang begitu besar dari pembangunan yang terus terjadi di kota.

Secara sosial, kota seharusnya menjembatani berbagai kehidupan masyarakat yang menyentuh pemenuhan ekonomi, budaya, politik, dan hal-hal lainnya yang berkaitan juga untuk kesejahteraan penduduk yang tinggal di pedesaan. Karena semua bahan baku bangunan di kota berasal dari desa sudah seharusnya pemerintah kota dan masyarakatnya memiliki perilaku yang ramah lingkungan. Jangan hanya memaksakan kehendak demi kemajuan kota yang ditinggali tanpa memikirkan efek besar bagi masyarakat yang bermukim di desa-desa.

Pembangunan di kota membutuhkan kayu, pasir, tanah, semen, dan batu. Semua bahan-bahan bangunan tersebut diambil dari hutan, gunung, perbukitan, dan sungai yang ada sumbernya dekat dengan tempat tinggal penduduk desa. Batu bata yang menjadi bahan baku utama sebuah bangunan memang berasal dari desa hasil karya masyarakat disana. Akan tetapi, tuntutan kebutuhan untuk pembangunan di kota membuat masyarakat mencari sumber tanah yang berasal dari perbukitan yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Hal ini, berdampak buruk ketika curah hujan tinggi yang membuat longsor area tempat tinggal mereka. Juga, semen yang paling dibutuhkan didirikan pabriknya oleh pengusaha dengan izin dari pemerintah telah menimbulkan efek yang begitu besar bagi kelangsungan hidup masyarakat di desa sekitar pabrik tersebut.

Bencana banjir bandang akibat penebangan hutan yang sembarangan sering memakan korban banyak dari penduduk desa yang tinggal di dekat sungai. Kayu-kayu hasil tebangan tersebut digunakan untuk kepentingan pembangunan di kota. Aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah seharusnya menjadi payung hukum bagi masyarakat desa menuntut masyarakat kota dan pemerintah berwenang atas tindakan mereka menebang hutan sehingga merusak ekosistem di sekitar tempat masyarakat desa tinggal.

Bahan bangunan berupa pasir dan bebatuan juga berasal dari sungai-sungai dan pegunungan yang dekat dengan tempat tinggal masyarakat desa. Izin Galian C terhadap para pengusaha diberikan begitu mudah oleh pejabat di perkotaan. Tanpa ada proses uji kelayakan sama sekali akan dampak yang ditimbulkan setelah galian dilakukan. Hal ini, sering sekali menghadirkan petaka besar bagi masyarakat desa di pinggiran sungai. Sudah terlalu banyak bencana yang telah terjadi akibat proses Galian C yang dilakukan oleh pengusaha nakal tersebut. Hal ini harus menjadi perhatian besar pemerintah kita. Selain kerusakan alam di sekitar area pengerukan pasir, aktivitas galian C juga telah mematikan  sumber mata air di lereng pegunungan. Air yang begitu penting bagi kehidupan masyarakat di desa pun telah berkurang.

Aktivitas penambangan yang dilakukan pengusaha Galian C telah membuat mata air di lereng pegunungan dan di bawah mengering. Sejauh apapun tanah yang digali tetap akan sulit mendapatkan air jika aktivitas itu terus dilakukan. Akibatnya, ketika hujan deras turun selama 2 (dua) hari saja maka longsoran tanah akan terjadi. Belum lagi rusaknya jalan, jembatan, dan debu berterbangan yang dirasakan langsung oleh masyarakat kota. Akibat negatif dari proses penambangan galian C di Aceh telah banyak dibicarakan media cetak baik lokal maupun nasional. Sungguh telah mencapai titik nadir akibat kerusakan alam yang ditimbulkannya.

Tak salah, apabila penulis mengatakan bahwa penduduk yang tinggal di kota atau masyarakat yang ada di perkotaaan termasuk di Aceh memang kejam. Secara tidak langsung, mereka telah berpartisipasi terhadap timbulnya bencana alam yang diderita sepihak oleh saudara-sauadara mereka yang bertempat tinggal di desa-desa yang dekat dengan hutan, sungai, dan pegunungan yang ada di wilayah Aceh.

Dampak negatif dari pembangunan kota terhadap kualitas kehidupan sosial masyarakat desa sangat besar. Kehadiran bangunan-bangunan baru di kota untuk menjadikan kota tempat kita tinggal sebagai kota impian ternyata berdampak besar bagi kelangsungan ekosistem di pedesaan.

Sekali lagi, Pemerintah Aceh yang sekarang harus lebih komit terhadap isu kerusakan lingkungan akibat dari sebuah proses permbangunan. Hal ini mejadi begitu penting mengingat masa depan generasi muda Aceh dipertaruhkan kelangsungan hidupnya dari baik buruknya sebuah kebijaksanaan di bidang lingkungan hidup. Apalagi, hutan, pegunungan, sungai, dan lautan adalah sumber kehidupan yang besar apabila dipelihara dengan baik dan diikat dengan peraturan yang bijaksana tata pengelolaannya.

Masyarakat yang tinggal di kota harus bersikap lebih adil terhadap saudaranya yang ada di desa-desa. Jangan jadikan alasan kemajuan di kota untuk menyerobot lahan masyarakat desa seenak udelnya saja. Tindakan pengusaha kota yang yang merusak hutan, menggali sungai, dan mencari bahan tambang penting lainnya tak bisa termaafkan bila memakan korban jiwa dari bencana yang ditimbulkan. Sikap kejam  masyarakat kota sudah selayaknya diubah bila ingin melihat Aceh damai dan sejahtera selamanya.[]

read more
Perubahan Iklim

Jakarta Bebas Polusi hanya 81 Hari

Jakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia. Padatnya kendaraan dan banyaknya perokok, menjadi penyumbang utama 686.864 ton polutan yang dihasilkan Jakarta per tahun. Dari jumlah tersebut 60 persen adalah gas karbonmonoksida (CO), yang merupakan hasil pembakaran tak sempurna akibat kekurangan oksigen.

“Dari penelitian tersebut, maka hanya 81 hari dalam 1 tahun udara di Jakarta dikatakan bebas polusi. Apabila kadar CO udara tinggi, maka bisa dipastikan tingkat CO dan zat beracun lain dalam tubuh juga besar,” kata dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan, dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P., dalam ulang tahun RSUP Persahabatan yang ke-50 di Jakarta, Minggu (24/11/2013).

Hal ini tentu berbahaya karena CO merupakan gas yang paling mudah dihirup dan masuk ke dalam tubuh. Gas CO kemudian berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan menghalangi penangkapan serta sirkulasi oksigen. Akibatnya, penghirup CO lekas lemas dan letih akibat kekurangan oksigen.

Sayangnya, kadar CO yang tinggi dan efek buruknya seolah tak dirasakan penduduk Jakarta. Kondisi ini memprihatinkan karena efek buruk CO menyerang segala usia, dengan tingkat serangan bergantung pada frekuensi dan banyaknya gas diserap.

Kondisi inilah yang coba diubah melalui kesadaran pentingnya pengukuran kandungan CO dalam tubuh . “Kami ingin masyarakat tahu pentingnya mengetahui kandungan CO dalam tubuh, sehingga bisa menyadari kualitas udara di sekelilingnya. Pengukuran CO bisa dikatakan sebagai tindak deteksi dini,” kata Direktur Utama RSUP Persahabatan, Dr. Mohammad Syahril.

Agenda ini, kata Syahril, diikuti kurang lebih 586 peserta dari berbagai komunitas dan masyarakat di sekitar RSUP Persahabatan. Agenda ini juga memperoleh penghargaan dari MURI Indonesia, sebagai kegiatan pertama pengukuran kadar CO dengan jumlah peserta terbanyak.

Setelah mengetahui kadar CO dalam dirinya, Syahril mengatakan, masyarakat bisa menilai kualitas udara yang selama ini dihirup. Bila buruk, masyarakat bisa mulai membentengi diri misalnya dengan menggunakan masker dalam kegiatan sehari-hari. Masyarakat juga bisa menindaklanjuti dengan pemeriksaan lain, misalnya electrokardiograph (EKG). Tingginya kadar CO meningkatkan kekentalan darah, sehingga memperbesar peluang terjadinya penyakit jantung koroner (PJK).

Kadar CO dalam tubuh dibagi tiga menggunakan warna merah, kuning, dan hijau. Hijau adalah warna yang menunjukkan kadar CO masih rendah hingga normal, yaitu berkisar 0-6 ppm. Warna ini biasa dimiliki seseorang yang tidak merokok.

Warna kuning menunjukkan kadar CO dalam tubuh mulai meningkat, yaitu 7-20 ppm. Warna ini biasa dimiliki perokok ringan, pasif, atau yang terpajan polusi cukup berat. Sedangkan untuk perokok berat, kandungan CO dalam tubuh adalah lebih dari 20 ppm yang dilambangkan warna merah. Kadar CO dalam udara pernapasan sebanding dengan CO yang berikatan dengan Hb dalam darah.

Dari dua sumber terbesar polusi, Syahril menyatakan, rokok menjadi yang utama. Hal ini dikarenakan rokok  lebih mudah menginfeksi sejumlah orang terutama yang sering bertemu, misal keluarga atau kolega kerja. Rokok juga tidak hanya menyebarkan CO tapi juga zat berbahaya lain misal tar dan nikotin.

Dengan jumlah populasi Jakarta tinggi maka kemungkinan jumlah perokok juga besar. “Karena itu berhentilah merokok sedini mungkin. Selain itu jangan ragu untuk menegur orang yang merokok ditempat umum, karena kita berhak hidup sehat,” kata Syahril.

Sumber: NatGeo Indonesia & Kompas.com

read more
Ragam

Ini 10 Tempat Paling Tercemar di Dunia

Kota-kota industri terpencil, pusat-pusat pengolahan limbah elektronik dan lokasi bencana nuklir terkenal sebagai tempat paling tercemar tahun 2013 , menurut daftar baru dari lembaga nirlaba Blacksmith Institute yang berbasis di New York.

Lokasi-lokasi paling beracun masuk peringkat, termasuk Chernobyl, Ukraina, yang masih menderita akibat krisis radioaktif tahun 1986 , delta Sungai Niger di Nigeria, di mana setiap tahunnya 240.000 barel minyak mentah tumpah ke dalamnya dan Hazaribagh , Bangladesh di mana zat karsinogen mencemari pasokan air yang berasal dari 200 industri penyamakan kulit.

” Dalam laporan tahun ini, kami mengutip beberapa tempat paling tercemar.  Tetapi penting untuk diketahui bahwa masalah sebenarnya jauh lebih besar dari 10 lokasi ini, ” kata Presiden Blacksmith Institute Richard Fuller, dalam sebuah kesempatan. ” Kami memperkirakan bahwa kesehatan lebih dari 200 juta orang beresiko terkena polusi di negara berkembang . ”

Menurut laporan itu, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperkirakan bahwa 23 persen kematian di negara berkembang dapat dikaitkan dengan faktor lingkungan seperti polusi. Selain kanker, paparan bahan kimia beracun dapat menyebabkan keracunan akut dan kronis, gangguan kognitif, kerusakan organ dan gangguan pernapasan. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak tersebut, kata laporan itu menambahkan.

Para peneliti mengatakan 10 situs yang dipilih berdasarkan tingkat keparahan risiko kesehatan yang ditimbulkan dan diprioritaskan dari berbagai jenis ancaman polusi di seluruh dunia.

Berikut adalah 10 situs yang terdaftar dalam laporan, sesuai urutan abjad:

1. Agbogbloshie , Ghana : Tempat pembuangan sampah ini di ibukota Ghana, Accra adalah area pemrosesan limbah elektronik terbesar kedua di Afrika Barat. Ketika seleubung kabel elektronik seperti microwave dan komputer dibakar untuk mengambil tembaga di dalamnya, partikulat logam muncul dalam asap dan tertinggal dalam tanah. Diperkirakan 40.000 orang yang terkena ancaman polusi ini.

Chernobyl, Ukraine | Foto: Blacksmith Institute

2. Chernobyl , Ukraina : Bencana nuklir terburuk di dunia di Chernobyl pada tahun 1986 mengeluarkan radiasi 100 kali lebih banyak daripada bom atom yang dijatuhkan di atas Hiroshima dan Nagasaki. Lesi kulit , penyakit pernapasan, infertilitas dan lahir cacat menimpa orang yang tinggal di daerah yang terkontaminasi di Belarus, Rusia dan Ukraina selama bertahun-tahun dan 4.000 kasus kanker tiroid dikaitkan dengan radiasi ini. Polusi dari Chernobyl diperkirakan telah mempengaruhi sekitar 10 juta orang.

3. Sungai Citarum , Indonesia : Lebih dari 500.000 orang terkena dampak langsung dan sekitar 5 juta orang secara tidak langsung oleh polusi kimia di Wilayah Sungai Citarum di Jawa Barat. Lead, aluminium, konsentrat mangan dan besi di sungai beberapa kali lebih tinggi dari rata-rata dunia karena polusi dari industri dan limbah domestik.

Dzershinsk, Russia | Foto: Blacksmith Institute

4. Dzershinsk , Rusia : Sebuah lokasi utama manufaktur kimia di Rusia, Dzershinsk memiliki tingkat polutan yang sangat tinggi seperti dioxin dan fenol dalam air tanah. Warga menderita penyakit kanker mata, paru-paru dan ginjal dan harapan hidup di kota ini hanya 47 tahun untuk perempuan dan 42 tahun untuk laki-laki hanya.

Hazaribagh, Bangladesh | Foto: Blacksmith Institute

5. Hazaribagh , Bangladesh : Industri penyamakan kulit yang menggunakan model lama, metode pengolahan usang dan tidak efisien untuk membuat kulit, menghasilkan 22.000 liter kubik limbah beracun setiap hari ke sungai utama kota, berdampak lebih dari 160.000 orang . Limbah ini termasuk zat kimia penyebab kanker, kromium heksavalen.

Kabwe, Zimbabwe | Foto : Blacksmith Institute

6. Kabwe , Zambia : Puluhan penambangan timah yang tidak teratur di kota ini Afrika telah menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi penduduk Kabwe , di mana lebih dari 300.000 orang diperkirakan akan menerima dampak polusi. Pada tahun 2006 , tingkat timbal dalam darah anak-anak di Kabwe, lima sampai 10 kali lipat lebih tinggi dari yang diperbolehkan.

7. Kalimantan , Indonesia : Kalimantan dan daerah sekitarnya telah terkontaminasi dengan merkuri karena penambangan emas skala kecil, berdampak beberapa 225.000 orang. Penambangan menggunakan merkuri dalam proses ekstraksi emas, menghasilkan emisi merkuri selama penggabungan dan proses peleburan.

Matanza Riachuelo, Argentina | Foto: Yanina Budkin / World Bank

8. Matanza Riachuelo , Argentina : Lebih dari 15.000 industri membuang limbah ke Sungai Matanza yang melewati Buenos Aires dan bermuara di Rio de la Plata. Kontaminan termasuk seng, timah, tembaga, nikel dan krom total (istilah yang mencakup dua bentuk kromium), membuat sumber air minum sekitar DAS Matanza – Riachuelo tidak aman, mengancam lebih dari 20.000 orang yang tinggal di daerah ini.

Niger River Delta, Nigeria | Foto: Terry Whalebone

9. Sungai Niger Delta, Nigeria : Tidak diketahui secara pasti berapa orang yang dipengaruhi oleh industri minyak dibagian padat Afrika, di mana hampir 7.000 insiden melibatkan tumpahan minyak antara tahun 1976 dan 2001. Laporan itu mengatakan bahwa sekitar 2 juta barel minyak yang diekstraksi dari delta setiap hari tahun lalu.

Norilsk, Russia | Foto: Stanislav Lvovsky

10. Norilsk , Rusia : Norilsk adalah kota industri di Siberia Rusia di mana setiap tahun hampir 500 ton masing-masing tembaga dan nikel oksida dan 2 juta ton sulfur dioksida yang dilepaskan ke udara. Harapan hidup bagi pekerja pabrik di Norilsk adalah 10 tahun di bawah rata-rata daerah Rusia lain.

Sumber: livescience.com

read more
Ragam

Arang Aktif Mampu Bersihkan Limbah Merkuri

Limbah merkuri mencemari air dan tanah, merusak ekosistem dan meracuni wilayah pertanian. Penelitian Program Lingkungan PBB (UNEP) menunjukkan pencemaran merkuri terus meningkat di berbagai negara.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah mengadopsi Konvensi Minamata guna mengontrol dan mengurangi pencemaran merkuri. Logam berat berbahaya ini mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan hingga berpuluh tahun bahkan beribu tahun lamanya.

Membersihkan polusi merkuri memerlukan biaya yang tinggi dan tidak jarang merusak lingkungan. Tim peneliti dari Smithsonian Environmental Research Center dan University of Maryland, Baltimore menemukan cara baru yang lebih murah dan tidak merusak lingkungan untuk menyerap merkuri yang mencemari tanah.

Selama ini, pencemaran merkuri ditangani dengan mengeruk tanah atau endapan air dan membuang hasil kerukan tersebut ke lokasi pembuangan limbah. Cara ini bisa menimbulkan kerusakan lingkungan dalam skala yang besar.

Cynthia Gilmour (SERC), Upal Ghosh (UMBC) dan tim berhasil membuktikan bahwa karbon aktif, arang yang telah diproses untuk meningkatkan kemampuannya mengikat bahan kimia, bisa mengurangi polusi di lokasi yang tercemar berat merkuri. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal “Environmental Science & Technology”.

Tim ilmuwan menguji teknologi ini di laboratorium guna mengatasi polusi pada endapan merkuri dari empat lokasi: sungai, danau air tawar dan dua lokasi air payau. Tidak hanya menyerap merkuri di lingkungan, teknologi ini juga mampu mengurangi polusi metil merkuri yang diserap oleh cacing tanah.

“Polusi metil merkuri (merkuri organik) lebih beracun dan lebih mudah masuk dalam jaringan pangan dibanding polusi merkuri non-organik,” ujar Gilmour, yang memimpin penelitian ini. “Polusi metil merkuri diproduksi oleh bakteri alami. Untuk membuat lahan kembali aman, polusi metil merkuri pada binatang juga harus dikurangi.”

Dengan menyebar karbon aktif di 5% permukaan lahan yang sudah tercemar, jumlah polusi metil merkuri yang diserap oleh cacing bisa dikurangi hingga lebih dari 90%. “Teknologi ini memberikan cara baru guna mengurangi pencemaran merkuri pada tanah – yang mampu mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggalian atau pengerukan,” ujar Ghosh.

Karbon aktif bisa disebarkan ke permukaan endapan atau tanah tanpa mengganggu endapan atau tanah yang sudah tercemar merkuri tersebut. Karbon aktif yang menyerap polusi merkuri ini pada akhirnya bercampur dengan lapisan tanah. Penelitian ini adalah penelitian pertama yang memanfaatkan karbon aktif untuk mengurangi pencemaran merkuri dalam tanah dan endapan-endapan air.

Sumber: hijauku.com

read more
1 2 3
Page 2 of 3