close

taman kota

Kebijakan Lingkungan

Kesejahteraan Masyarakat Tergantung Lingkungan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengemukakan bahwa dirinya berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui pengelolaan lingkungan yang baik.

“Melalui pengelolaan lingkungan yang baik, masyarakat bisa hidup layak. Pertumbuhan ekonomi pun meningkat,” ujar wali kota yang karib disapa Risma, dalam acara rapat akbar Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) di Jakarta, Selasa (11/3/2014).

Wali kota terbaik dunia itu menambahkan pembangunan Surabaya bukan hanya sekadar membangun, tetapi dengan kebersamaan membuat kota lebih ramah lingkungan. Risma menceritakan pada awalnya petani di Surabaya bagian barat tidak memperhatikan aspek lingkungan, tapi setelah dilakukan pembinaan untuk bercocok tanam berbasis lingkungan, kesejahteraan petani meningkat.

“Sebagian besar jadi petani sukses, dan merambah ke daerah lain,” jelas dia.

Begitu juga dengan petani garam yang meningkat kesejahteraan. Nelayan pun tak luput diajak Risma untuk mengelola hutan bakau. Hasilnya luar biasa, nelayan bisa hidup layak. Risma juga membuat taman-taman kota, dan mengajak masyarakat untuk membersihkan sungai. Saat ini, sejumlah ikan mulai hidup di sungai tersebut.

“Kami juga berusaha mencegah banjir, dengan memperbaiki saluran air,” lanjut dia.

Pertumbuhan ekonomi Surabaya pun pada awal pemerintahannya 2010 meningkat dari sebelumnya lima persen menjadi tujuh persen. “Tidak perlu takut mengelola lingkungan. Pembangunan berbasis lingkungan tidak membuat miskin, malah sejahtera,” tukas dia.[]

Sumber: republika.co.id

read more
Flora Fauna

Semua Tanaman Senang kalau Hujan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau taman di Monumen Nasional (Monas) sebelum menuju ke Balaikota Jakarta, Senin (10/3/2014). “Semua tanaman itu senang kalau ada hujan,” ujar lelaki yang akrab disapa Jokowi itu saat tiba di Balaikota, Senin pagi.

Selama memimpin DKI Jakarta, Jokowi sudah menyulap sejumlah tempat menjadi taman, di antaranya bantaran Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, Taman Semanggi, dan halaman Monas.

Jokowi memang menyukai tanaman. Saking sukanya dengan tanaman hias, mantan Wali Kota Solo ini mengaku bisa merasakan atau mendengar yang dikatakan oleh tanaman-tanaman itu.

“Tamannya tadi ngomong ke saya. Senang ada hujan seperti ini,” kata Jokowi.

Selain meninjau taman di Monas, orang nomor satu di DKI ini juga sekaligus memantau titik-titik yang berpotensi menjadi genangan air akibat hujan yang turun pagi ini.

“Iya kami juga mau lihat, ada yang tergenang atau banjir enggak,” ucap Jokowi.

Sumber: kompas.com

read more
Ragam

Jakarta Jadi Kota Percontohan Berbasis Lingkungan

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) DKI Jakarta Muhammad Tauhid mengatakan DKI akan menjadi kota percontohan yang berbasiskan lingkungan.

“Tidak hanya menyediakan jalur sepeda, Pemprov DKI Jakarta juga melebarkan pedestrian untuk membuat masyarakat menjadi nyaman,” ujar Tauhid dalam acara peluncuran Majalah GreenLife Inspiration di Jakarta, Ahad (2/3/2014).

Sistem angkutan umum juga ditata dengan lebih baik, sehingga semakin banyak masyarakat yang senang menggunakan transportasi umum. “Melalui kegiatan ‘car free day’, masyarakat juga didorong untuk hidup yang lebih ramah lingkungan,” tambah dia.

Kemacetan dan polusi di Ibu Kota masih menjadi persoalan serius. Di sejumlah kota besar di Indonesia, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan dan lainnya, isu transportasi juga menjadi permasalahan.

“Di sinilah pentingnya kehadiran sebuah konsep transportasi yang bisa mengurangi kemacetan dan menghapus polusi. Program Eco Transport City merupakan tawaran alternatif bagi Ibu Kota dan kota-kota lainnya untuk mengatasi persoalan kemacetan dan polusi,” kata Direktur Green Education Pertamina Foundation Ahmad Rizali.

Gaya hidup tidak ramah lingkungan menyebabkan berbagai persoalan di Ibu Kota. Salah satunya gaya hidup membuang sampah sembarangan dan pemakaian produk hutan tanpa memikirkan kondisi hutan sebagai konservasi dan perlindungan. Hilangnya kawasan hutan adalah salah satunya. Penebangan liar telah menciptakan hutan terkikis dan hilang.

“Edisi perdana majalah GreenLife Inspiration bercerita tentang potret hutan di Indonesia dan bagaimana seharusnya gaya hidup kita untuk bisa menolong hutan kita dan kebangkitan Indonesia dari hutan,” kata Pemimpin Redaksi Majalah GreenLife Inspiration Heru B. Arifin.

Majalah GreenLife Inspiration hadir untuk mendorong hadirnya gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, mendorong semua orang untuk lebih peduli dan ramah terhadap lingkungan. Menjaga hutan, menjaga sungai, dan masih banyak lagi.

“Kita memiliki hutan terbesar di dunia selain Brazil. Seharusnya kita bisa berjaya dari hasil hutan tanpa merusak hutan lindung,” ujar Heru.

Heru menjelaskan majalah ini akan menjadi gaya hidup ramah lingkungan yang diharapkan mampu mengemban misi menginspirasi, memberikan solusi, dan menggerakkan aksi lebih ramah dan peduli lingkungan.

Sejumlah pihak turut berkontribusi atas lahirnya majalah ini. Diharapkan semua institusi dan pegiat lingkungan bisa berperan mengisi dan menjadi mitra majalah ini.

Sumber: republika.co.id

read more
Green Style

Begini Hotel Ramah Lingkungan

POP! Hotel, jaringan hotel budget berkonsep ramah lingkungan kini hadir di Kemang, Jakarta Selatan. Hotel ini diresmikan pada Rabu (26/2/2014). Acara pembukaan mengusung tema Plant Today for a Greener Tomorrow.

POP! Hotel Kemang merupakan hotel kedelapan yang dimiliki oleh Jakarta Setiabudi Internasional Group dan dikelola oleh Tauzia Hotel Management. Berlokasi di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, POP! Hotel menjadi hotel berkonsep budget pertama di wilayah yang terkenal dengan banyaknya galeri seni, restoran, dan hiburan malam ini.

“Hotel ini menyasar smart and eco friendly yang memilih sesuatu karena tidak ribet. Mereka tahu kebutuhan mereka. Jadi pasarnya tidak hanya low budget traveler,” ujar Irene Janti, Brand Director POP! Hotels.

Dengan konsep ramah lingkungan, POP! Hotel Kemang menggunakan material-material yang ramah lingkungan. Koridor hotel menggunakan fresh air ventilasi sehingga lebih hemat energi dibanding harus menggunakan air conditioner (AC). Untuk penerangan menggunakan lampu-lampu hemat energi. Begitu juga dengan shower di setiap kamar mandi yang dirancang agar bisa meminimalisasi penggunaan air.

Pada acara pembukaan dilakukan penanaman pohon secara simbolis. Penanaman pohon dilakukan dengan membuat taman gantung di area hotel. “Karena keterbatasan lahan di area hotel, kami tidak mungkin melakukan banyak penanaman pohon. Jadi kami mengatasinya dengan membuat taman gantung di area hotel. Botol-botol bekas digunakan sebagai potnya,” tutur Irene.

POP! Hotel Kemang memiliki total 110 kamar dengan tipe yang sama. Satu kamar berkapasitas untuk tiga orang. Selain itu, terdapat pula fasilitas ruang rapat. Untuk harga pembukaan, pihak hotel menawarkan harga Rp 398.000 pada hari biasa, dan Rp 418.000 pada akhir pekan.

“Kami menetapkan sistem harga tetap. Tidak ada indikasi naik turun. Jadi ketika tamu datang, mereka tidak perlu khawatir dengan harga yang berubah-ubah,” tambah Irene.[]

Sumber: kompas

read more
Green Style

Kepolisian Apresiasi Program Penghijauan Medan

Kepolisian Daerah Sumatera Utara mengapresiasi program penghijauan yang dilakukan Pemerintah Kota Medan dalam upaya menjadikan kota itu lebih asri dan nyaman.

Kepala Polda Sumatera Utara Irjen Pol Syarief Gunawan di Medan, Minggu mengatakan pihaknya menyambut baik atas dilakukannya penghijauan di beberapa lokasi oleh Pemkot Medan seperti penanaman pohon yang dilakukan hari Minggu ini di seputaran Lapangan Merdeka Medan.

Di sela aksi penanaman pohon di Lapangan Merdeka Medan, ia mengatakan jajaran Polda Sumut juga sering melakukan penanaman pohon dalam rangka mendukung penghijauan.

Itu sebabnya setiap kali menggelar kegiatan seperti ulang tahun kesatuan maupun kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat, sering dirangkaikan dengan penanaman pohon. Dengan harapan ke depan berbagai instansi juga melakukan hal yang sama sehingga bumi ini akan tetap terjaga, apalagi saat ini memang kondisi alam sangat ekstrem akibat efek dari gas rumah kaca.

“Alhamdulillah sudah banyak sekali tanaman yang telah kita tanam di beberapa tempat selama ini, termasuk penanaman pohon yang kita lakukan di Lapangan Merdeka hari ini. Semoga tanaman yang kita tanam itu dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Karena itu saya selalu mendukung dan mengapresiasi setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka mendukung penghijauan,” katanya.

Sebelumnya Pelaksana tugas Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan penghijauaan saat ini menjadi salah satu program Pemkot Medan dalam rangka menjadi Medan sebagai green city sekaligus kota yang lebih berhias.

Untuk memberhasilkan kegiatan tersebut, maka hampir setiap kegiatan yang dilakukan selalu disempatkan dengan melakukan penanaman pohon.

Dengan harapan hal itu dapat memotivasi masyarakat untuk ikut melakukan penanaman pohon di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.(*)

Sumber: antaranews.com

read more
Ragam

Ruang Hijau, Banjir dan Kesehatan Mental

Banjir kembali melanda Jakarta. Banjir juga melanda Manado dan kota-kota lain di Indonesia. Masalah ini terus berulang seolah menjadi momok yang tak bisa diatasi. Padahal, sudah banyak konsep pengelolaan lingkungan dan tata ruang yang kita baca dan temui. Sebagaimana kemarau, masalah banjir tidak lepas dari konsep mengelola air.

Sudah merupakan siklus alam bahwa air hujan ditampung dan diserap oleh tanah kemudian dialirkan dari hulu ke hilir. Namun saat fungsi peresapan tanah dan pengaliran air terganggu atau dirusak, terutama di daerah aliran sungai, bencana menjadi hal yang tidak dapat dielakkan.

Salah satu kelemahan aplikasi kebijakan yang menonjol adalah kurangnya atau ketiadaan ruang terbuka hijau (RTH). Ruang terbuka hijau adalah ruang dimana vegetasi tumbuh dengan dengan subur sehingga wilayah tersebut selain bisa mengurangi polusi juga bisa menyerap air.

Di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, rata-rata luas ruang terbuka hijau di Indonesia masih dibawah 10% dari 30% ruang terbuka hijau publik dan privat yang disyaratkan oleh pemerintah.

Tidak hanya di pusat kota, lahan-lahan lain di daerah aliran sungai seperti di perbukitan dan lereng gunung di sekitar Jakarta, banyak yang telah mengalami alih fungsi. Lereng gunung dan perbukitan banyak yang gundul. Di wilayah lindung, vila-vila dibangun. Bantaran sungai menjadi lokasi perumahan, aturan jarak minimal perumahan dan bantaran sungai tidak dipatuhi, memersempit dan merusak aliran sungai mengganggu aliran dan resapan air.

Sungai-sungai di Indonesia juga menjadi lokasi pembuangan sampah terpanjang di dunia oleh warga yang tidak disiplin menjaga kebersihan. Perilaku menjaga kebersihan ini seharusnya bisa ditanamkan melalui pendidikan menciptakan rasa malu. Sementara di pusat kota, mal-mal dan jalan aspal dibangun mengurangi wilayah resapan air. Sehingga tidak heran jika air yang seharusnya bisa dikelola dan diserap, menjadi liar, mengalir ke mana-mana, merusak pemukiman warga.

Masalah banjir – sebaqaimana kemarau – memicu stres tidak hanya pada mereka tergenang air, namun pada masyarakat luas. Saat banjir atau hujan besar kemacetan sering kita temui. Aktivitas keluarga, kerja dan bisnis menjadi terganggu.

Penelitian terbaru dari European Centre for Environment and Human Health menyimpulkan, keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) tidak hanya mampu mencegah banjir dan memerbaiki kualitas udara, namun juga bisa meningkatkan kesehatan mental secara signifikan dan berkelanjutan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology ini menyatakan, pindah ke wilayah yang lebih hijau akan meningkatkan kesehatan mental dalam jangka panjang. Menurut tim peneliti dari University of Exeter Medical School, yang menjadi lokasi ECEHH, memerluas ruang terbuka hijau di perkotaan – dalam bentuk taman dan kebun – akan membawa manfaat signifikan bagi kesehatan masyarakat.

Temuan ini adalah hasil analisis jangka panjang atas British Household Panel Survey, kuisener yang diisi oleh 1000 responden yang tinggal di Inggris Raya. Para peneliti menfokuskan penelitian pada dua kelompok masyarakat yaitu mereka yang pindah ke wilayah yang lebih hijau dan mereka yang pindah ke wilayah yang lebih gersang.

Hasilnya, para peneliti menemukan, rata-rata mereka yang pindah ke wilayah yang lebih hijau akan mengalami peningkatan kesehatan mental secara langsung. Peningkatan kesehatan mental ini akan berlangsung setidaknya dalam 3 tahun setelah mereka pindah ke wilayah yang lebih hijau. Sementara penduduk yang pindah ke wilayah yang lebih padat dan gersang akan mengalami stres bahkan sebelum mereka pindah ke wilayah tersebut.

Tim peneliti menghilangkan faktor-faktor lain seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan jenis pekerjaan dan fokus pada dampak ruang terbuka hijau. Menurut Dr Ian Alcock yang memimpin penelitian ini, dampak dari temuan ini sangat penting: “Kita menemukan bahwa penduduk yang pindah ke wilayah yang lebih hijau akan mengalami peningkatan kesehatan mental yang signifikan. Dan ini berdampak dalam jangka panjang. Temuan ini sangat penting untuk menjadi masukan bagi para ahli tata ruang agar memerkenalkan RTH-RTH baru di kota-kota mereka,” tuturnya.

Kerusakan lingkungan, banjir dan stres harus diatasi. Dimulai dengan memerluas, memertahankan, menjaga ruang hijau, terutama di daerah aliran sungai.

Sumber: Hijauku.com

read more