close

trumon

Flora Fauna

BKSDA Aceh Selatan Selamatkan Kucing Emas Langka di KEL

Tapaktuan- Warga Gampong Ie Jeureuneh, Kecamatan Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, Minggu (15/9/2019) dihebohkan dengan penampakan seekor “harimau” dewasa beserta seekor anaknya berkeliaran di kebun sawit warga. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Aceh Selatan pun mengamankan “harimau” yang ternyata adalah Kucing Emas (asiatic golden cat) berusia 11 tahun, pada hari yang sama.

Kepala BKSDA Aceh Selatan, Wirly mengatakan, setelah menerima laporan dari warga, pihak BKSDA setempat pun turun ke lokasi. Setelah turun ke lokasi, ternyata itu kucing emas.

Wirly menjelaskan, penangkapan kucing emas dilakukan secara tradisional, dengan metode penghalauan oleh masyarakat. “Penangkapan tidak memakai alat apapun, hanya dengan cara dihalau oleh masyarakat,” ungkap Wirly, sebagaimana dilansir Acehtrend Senin (16/9/2019).

Saat ini hewan langka tersebut berada di BKSDA Aceh Selatan. Nantinya pihaknya akan melepasnya kembali ke lokasi yang tepat. BKSDA masih mencari lokasi hutan yang cocok untuk kucing emas tersebut.

“Kondisi kucing emas itu dalam keadaan sehat dan tidak mengalami cidera saat penangkapan kemarin,” pungkasnya.

Hasil penelusuran dilaman Wikipedia, Kucing emas Asia juga disebut kucing Temminck, adalah kucing liar Asia Tenggara berukuran sedang. Pada tahun 2008, IUCN mengklasifikasikan kucing emas Asia sebagai hampir terancam, menyatakan bahwa spesies mendekati kualifikasi sebagai Rentan karena tekanan perburuan dan hilangnya habitat, karena hutan Asia Tenggara sedang mengalami deforestasi tercepat di dunia.

Kucing emas Asia sangat unik bentuk tubuhnya, dengan penampilan seperti kucing yang khas. Berat berkisar 9–16 kg (20 sampai 35 lb), yaitu sekitar dua atau tiga kali ukuran kucing peliharaan. Bulu hewan tersebut adalah seragam dalam warna, tetapi sangat bervariasi mulai dari merah ke coklat keemasan, coklat tua sampai kayu manis pucat, abu-abu sampai hitam.

Bentuk peralihan antara pewarnaan yang berbeda juga ada. Ini dapat ditandai dengan bintik-bintik dan garis-garis. Garis-garis putih dan hitam berada di pipi dan sampai ke atas kepala, sedangkan telinga berwarna hitam dengan abu-abu disekitar pusat. Kucing emas dengan bintik-bintik seperti macan tutul telah ditemukan di Cina, menyerupai kucing macan tutul besar. Bulu berbintik merupakan karakteristik resesif.

Kucing emas Asia hidup di seluruh Asia Tenggara, mulai dari Tibet, Nepal, Bhutan, India dan Bangladesh ke Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Cina Selatan ke Malaysia dan Sumatra. Mereka lebih memilih habitat hutan diselingi dengan daerah berbatu, dan ditemukan di sulung kering, hutan hujan tropis yang hijau dan subtropis.

Kadang-kadang, mereka ditemukan di medan yang lebih terbuka seperti padang rumput Assam Manas National Park. Di ketinggian, mereka berkisar dari dataran rendah sampai lebih dari 3.000 m (9.800 ft) di Himalaya. Dengan ditemukannya kucing emas di Gampong Ie Jeureuneh, Kecamatan Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan ini menggambarkan bahwa kekayaan satwa di ekosistem Leuser masih terjaga.[]

Sumber: dbs

read more
HutanKebijakan Lingkungan

Greenpeace: Raksasa Minyak Sawit Terlibat Deforestasi Hutan Indonesia

Singapura – Perusahaan-perusahaan raksasa minyak kelapa sawit di dunia masih terkait erat dengan deforestasi di Indonesia meskipun lima tahun lalu berjanji menghentikan penebangan hutan yang luas di hutan, demikian laporan Greenpeace, Senin (25/6/2018).

Wilmar International yang terdaftar di Singapura memiliki hubungan dekat dengan Gama, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit besar Indonesia yang dikatakan oleh kelompok lingkungan telah menghancurkan area hutan hujan seukuran dua kali kota Paris.

Gama didirikan oleh pendiri Wilmar dan saudaranya pada tahun 2011 dan konsesi lahannya dimiliki dan dikelola oleh kerabat pasangan itu, menurut Greenpeace.

Greenpeace mengklaim hasil pemetaan dan analisis satelit menunjukkan bahwa Gama telah menghancurkan 21.500 hektar (53.000 hektar) hutan hujan atau lahan gambut sejak Wilmar berkomitmen menghentikan penebangan di Indonesia.

“Selama bertahun-tahun, Wilmar dan Gama telah bekerja sama, dengan Gama melakukan pekerjaan kotor sehingga tangan Wilmar tetap bersih,” kata kepala kampanye global hutan Indonesia Greenpeace Asia Tenggara, Kiki Taufik.

“Wilmar harus segera memutus semua pemasok minyak sawit yang tidak dapat membuktikan bahwa mereka tidak merusak hutan hujan.”

Wilmar menolak untuk berkomentar atas laporan Greepeace ini. Greenpeace mengatakan bahwa Wilmar menyangkal memiliki pengaruh terhadap Gama.

Minyak sawit adalah bahan utama dalam banyak barang sehari-hari, mulai dari biskuit hingga sampo dan make-up.

Peningkatan permintaan minyak sawit untuk komoditas telah menyebabkan ledakan industri di Indonesia, yang merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Kelompok-kelompok hijau telah lama menuduh perusahaan-perusahaan kelapa sawit merusak lingkungan hidup.

Banyak perusahaan telah membuat janji “no deforestasi” setelah berada di bawah tekanan, tetapi para aktivis mengatakan bahwa komitmen semacam itu sulit untuk dipantau dan seringkali dilanggar oleh perusahaan.

Perusakan hutan hujan, pembukaan lahan gambut – penumpukan vegetasi yang membusuk – untuk membuat jalan bagi perkebunan kelapa sawit menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat besar. Sejumlah besar karbon dilepaskan ketika gambut dikeringkan atau dibakar, memperburuk perubahan iklim, menurut ahli lingkungan.

Kebakaran gambut juga sulit untuk dipadamkan dan faktor kunci dalam wabah kabut asap beracun yang meracuni Asia Tenggara hampir setiap tahun.[]

Sumber: www.thejakartapost.com 

 

 

read more