Apa Kabar Hutan Gambut

Jika anda menyusuri jalan ketika memasuki wilayah Aceh Barat, sekitar setelah lepas Teunom, bisa dipastikan hidung anda akan terasa sesak karena diserang oleh asap. Pemandangan disekitar jalan seolah-olah indah berkabut padahal yang terjadi adalah gumpalan asap putih itu merupakan hasil terbakarnya gambut. Simpang siur pembicaraan mengenai apa penyebab terbakarnya lahan gambut. Ada yang bilang terbakar karena ulah manusia dan ada yang coba menyalahkan udara kering nan panas di musim kemarau lah penyebabnya. Atau bisa saja kombinasi keduanya memperparah situasi.

Bagaimana pemerintah Aceh mengatasinya? Tidak ada jawaban yang pasti. Mungkin pihak berwenang hanya bisa berdoa berharap alam berbaik hati menumpahkan air hujan ke atas gambut agar apinya padam. Ini cara yang paling mudah, tak butuh biaya dan enak mencari kambing hitam bila permintaan gagal. Upaya sistematis lain sepertinya tidak ada.

Harus diakui memadamkan kebakaran hutan gambut bukanlah semudah membalikan martabak yang digoreng diatas penggorengan. Api menjalar dibagian dalam gambut, tak tampak oleh mata dan susah dipadamkan. Api ini bagai api dalam sekam kalau menurut peribahasa, tak tampak tapi terus menjalar.

Manusia lebih suka membakar lahan gambut, lebih murah dan cepat. Soal asap merusak kesehatan, emang gue pikirin, meniru slogan anak Jakarta. Ntah apa jadinya dunia ini.[m.nizar abdurrani]