Pemanasan global dipicu oleh gas rumah kaca (GRK) antara lain emisi CO2. Oleh karena itu, diharapkan kapasitas daur ulang CO2 dikawasan industri PT KIEC (Kawasan Industri Estate Cilegon) dapat ditingkatkan dan dioptimalkan.
“Perlu mengoptimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan dan efsiensi energi serta mendaur ulang emisi CO2 menjadi produk CO2 cair yang dapat dimanfaatkan oleh industri lain sebagai bahan baku industri,” kata Rochmad Hadiwijoyo saat menyampaikan disertasinya pada ujian Doktor Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Undip di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2014).
Menurut Rochmad yang juga Ketua Umum PRSSNI didepan tim penguji yang dipimpin Prof Anies, bahwa untuk merealisasikan kawasan industri PT KIEC menjadi kawasan industri yang berwawasan lingkungan perlu dukungan nyata dari perusahaan dilingkungan PT KIEC.
“Konsep pengelolaan industri dikawasan PT KIEC perlu diubah dari manajemen lingkungan tradisional menjadi ekosentris,” papar Rochmad yang juga `nyambi` sebagai dalang wayang kulit tradisional itu.
Dia menyarankan penggunaan energi fosil di industri perlu dikurangi dan menggantinya dengan energi baru dan terbarukan (EBT) dan Sistem Cambine Cycle yang memanfaatkan panas yang terbuang dari proses pembakaran. “EBT di Provinsi Banten yang potensial antara lain adalah geothermal yang berasal dari wilayah Batu Kuwung,” kata Rochmad.
Ujian terbuka program doktor Rochmad Hadiwijoyo dengan promotor Rektor Undip Prof Sudharto itu juga disaksikan oleh dalang Ki Manteb Sudarsono dan Djoko `Edan` Hadiwijoyo, serta sejumlah pengusaha dari Kawasan industri Krakatau Cilegon.
Sedangkan Ketua Tim penguji Prof Anies akhirnya menyatakan lulus sangat memuaskan dengan nilai rata 3,68. “Anda merupakan doktor ke-12 untuk bidang lingkungan dari Universitas Diponegoro,” kata Prof Anies.
Sumber: metrotvnews.com