close

tanah

Ragam

Lenyapnya Lahan Pertanian Dunia Sudah Membahayakan

Tahun 2015 merupakan Tahun Internasional Tanah, suatu event internasional ditengah banyaknya masyarakat yang tidak memiliki lahan sendiri. Sebuah studi yang dilakukan oleh Grantham Centre for Sustainable Futures menunjukkan bahwa dalam 40 tahun terakhir, manusia telah menghancurkan 33 persen tanah lapisan atas bumi, lewat pembangunan dan praktek pertanian yang berbahaya. Fakta muram ini pertanda buruk untuk masa depan, karena kita mengandalkan tanah tidak hanya untuk mencari rezeki, tetapi juga sebagai perangkap karbon, komponen kunci dari hampir setiap ekosistem di Bumi, dan tempat berkembang biaknya organisme untuk kegiatan komersial dan manusia yang luar biasa, seperti bakteri yang berkontribusi terhadap perkembangan canggih farmasi. Sudah selayaknya kita menghargai tanah dan studi ini menunjukkan bahwa kita malah melakukan hal sebaliknya.

Pengikisan lapisan tanah sering tidak dipikirkan masyarakat karena mereka tidak erat terhubung dengan peternakan dan pengaturan lain di mana tanah memainkan peran penting. Ketika orang berpikir tentang kerusakan tanah, mereka mungkin membayangkan insiden Dust Bowl tahun 1930-an, yang disebabkan oleh praktek pertanian yang tidak berkelanjutan dan kondisi pertanian yang tak biasa. Mereka mungkin tidak menyadari luasnya penggurunan, salinasi tanah, dan masalah lainnya sehingga lahan tidak dapat digunakan. di Amerika Serikat saja, 50 are tanah pertanian digali pengembang setiap jam, dan belum lagi kerugian tanah tidak memperhitungkan kerusakan yang disebabkan oleh praktek pertanian yang buruk. 

Pengerukan besar-besaran merusak tanah, sehingga mustahil bagi mikroorganisme untuk bertahan hidup. Ketika tanah ditaburi pupuk berlebihan, fungisida, pestisida dan herbisida, hal ini malah menambah masalah. Alih guna lahan atau praktek pemanenan agresif yang menebang pohon dan semak yang biasanya menjadi menahan tanah di tempat dengan jaringan. Rusak, kering, erosi tanah tidak dapat menunjang hidup kecuali jika ditambah lebih banyak pupuk, erosi tanah disapu hujan dan banjir, terbawa ke laut dan membawa beban bahan kimia pertanian bersamanya. Seperti pupuk menyebabkan ledakan ganggang laut yang mengganggu ekosistem laut, menggambarkan efek berantai yang disebabkan oleh perusakan ekosistem tanah.[]

Sumber: enn.com

read more
Energi

Perubahan Energi Munculkan Bahaya Limbah

Dalam memenuhi kebutuhannya manusia memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Semakin banyak jumlah manusia yang ada maka semakin banyak pula sumberdaya alam yang digali, diolah dan dijadikan berbagai produk yang siap digunakan dalam memenuhi kebutuhan manusia, baik kebutuhan pokok atau primer maupun sekunder bahkan tersier.

Dalam proses pengambilan, pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya alam, terdapat sisa yang tidak digunakan lagi. Sisa tersebut dibuang kerena tidak dibutuhkan lagi. Sisa dari proses inilah yang kemudian biasanya kita sebut dengan limbah, dimana kemudian limbah ini yang mencemari lingkungan baik pada perairan, udara dan daratan sehingga lama kelamaan merusak lingkungan.

Kerusakan lingkungan akibat pencemaan telah terjadi dimana-mana yang berdampak pada penurunan kemampuan lingkungan untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Bahkan, pencemaran dan kerusakan lingkungan menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti munculnya bermacam penyakit dan bencana alam.

Manusia untuk memenuhi kebutuhannya melakukan berbagai kegiatan baik untuk memenuhi sandang, pangan dan papan yang merupakan kebutuhan pokok tetapi juga, kebutuhan sekunder dan tersier seperti kendaraan bermotor, alat-alat pertanian, alat-alat rumah tangga dan lain-lain. Berbagai kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pada akhirnya menghasilkan yang namanya sisa berupa sampah atau limbah yang dibuang ke lingkungan.

Hal ini pada dasarnya terjadi karena setiap aktivitas manusia adalah sebuah proses pengubahan zat atau energy dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Setiap proses tersebut tidak dapat sepenuhnya diubah, melaikan selalu ada sisa atau disebut entropy yang kemudian menjadi sampah atau limbah yang masuk atau dimasukan ke lingkungan.

Salah satu contoh sederhana dari entropy adalah saat kita makan dan terjadi proses perubahan energy saat itu. Tidak semua makanan dapat diubah menjadi energi seluruhnya pasti akan ada sisa dalam bentuk kotoran atau tinja.

Begitulah dengan kegiatan industri, tidak semua bahan mentah diubah menjadi produk industri yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, melainkan akan ada sisa yang kemudian menjadi sampah atau limbah dan jika tidak diolah dengan baik maka limbah tersebut dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan.

Salah satu sumber pencemaran lingkungan adalah kegiatan rumah tangga dan perorangan mulai dari kegiatan memasak, mencuci, dan buang air. Selain itu , dalam rumah tangga juga terdapat kegiatan konsumsi, baik bahan organik maupun anorganik yang sisanya dibuang ke lingkungan.

Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan limbah baik berbentuk padat maupun cair baik organik maupun anorganik. Untuk limbah yang organik berasal dari sisa sayuran dan makanan lainnya mundah untuk hancur dan juga bisa dimanfaatkan sebagia bahan kompos tetapi, anorganik sulit hancur meski sudah ditimbun. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan limbah dari kegiatan mencuci berupa sabun dan diterjen serta bahan pemberih lainnya ( misalnya pembersih lantai).

Deterjen yang dibuang ke lingkungan akan menggangu kehidupan yang ada di perairan baik itu sungai , danau, ataupun kolam. Dimana larutan sabun akan menaikan pH atau keasaman air, sehingga dapat menganggu kehidupan organisme air. Kegiatan rumah tangga yang lain adalah berupa buang air besar atau tinja . kotoran manusia ini dapat mencemari air sungai dan air tanah dengan berkembangnya bakteri koli yang dapat menyebabkan penyakit diare.

Semoga setelah membaca bacaan ini diharapkan kita sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan berupaya mencegah kerusakan lingkungan.

read more