close

12/11/2013

Flora Fauna

Stakeholder Orangutan Bertemu di Bogor Bahas Rencana Aksi

Evaluasi Implementasi Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Orangutan 2007-2017 yang ke-empat dikemas dalam Pertemuan Nasional Para Pihak Pemangku Kepentingan Konservasi Orangutan. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 7-8 Nopember 2013 di Hotel Papyrus Bogor, Jawa Barat.

Sebelum melaksanakan kegiatan ini, Forum Orangutan Indonesia (FORINA) melaksanakan pertemuan regional dan melakukan sintesis dari tabel SRAK bersama para fasilitator regional Aceh, Sumatera Utara,Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan perwakilan dari Kalimantan Timur.

Pada pertemuan ini diperoleh beberapa hasil antara lain beberapa rekomendasi terkait dengan kebijakan, perlindungan dan keberadaan habitat, target pelepasliaran 2015, penegakan hukum dan aspek penelitian serta penyadartahuan.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Dr. Ir. Novianto Bambang Wawandono, MSi. mewakili Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. Pertemuan ini dihadiri oleh sekitar 90 orang dari perwakilan Pemerintah, LSM, Akademisi, Pemerhati dan Swasta.

Ketua FORINA, Herry Djoko Susilo melaporkan proses persiapan dan pelaksanaan pertemuan ini yang dimulai dengan pertemuan regional serta memohon arahan dan informasi tentang kebijakan yang berkaitan dengan konservasi orangutan dan habitatnya.

Pada sambutan tertulis Dirjen PHKA yang dibacakan oleh Direktur KKH menyebutkan bahwa pentingnya kegiatan ini adalah untuk mengetahui sudah sejauh mana dokumen Srategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan telah dan akan diimplementasikan serta kendala-kendala apa saja yang dihadapi, maka dipandang perlu untuk dilakukan evaluasi terhadap dokumen tersebut.

Dalam melaksanakan evaluasi tersebut perlu melibatkan seluruh pemangku kepentingan konservasi orangutan sebagaimana yang tengah dilakukan pada kegiatan ini. Pertemuan Nasional sebelumnya telah dilakukan 3 kali, pertemuan yang pertama dilaksanakan di Bogor pada tanggal 26 – 27 Februari 2009, sedangkan pertemuan yang kedua dilaksanakan pada tanggal tanggal 14-15 Juni 2010 dan pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 26-27 September 2013 di Jakarta.

Sumber: forina.or.id

read more
Energi

Subsidi BBM Enam Kali Lipat dari Subsidi Energi Terbarukan

Taifun Haiyan baru saja memporakporandakan Filipina. Korban jiwa diperkirakan mencapai puluhan ribu orang. Hampir tidak ada bangunan di lokasi bencana yang selamat. Kota-kota yang diterjang topan Haiyan bagaikan tempat pembuangan sampah raksasa. Sisa bangunan, peralatan rumah tangga hingga mobil berserakan, bagai mainan anak-anak.

Saat bencana melanda, terkadang kita lupa bertanya, apa penyebabnya. Konsensus ilmiah mengenai pemanasan global telah tercapai. IPCC juga telah menegaskan bahwa manusia adalah pemicu pemanasan global dan perubahan iklim. Krisis iklim inilah yang telah memicu cuaca ekstrem seperti yang terjadi di Filipina. Bahkan tahun lalu konsentrasi emisi gas rumah kaca telah mencetak rekor baru.

Namun upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca terkendala oleh ketergantungan (addiction) negara terhadap bahan bakar fosil, bahkan ketika mereka sudah mengetahui – melalui bukti-bukti ilmiah – bahwa pembakaran bahan bakar fosil adalah penyumbang utama emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global dan perubahan iklim.

Bukti ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil ini adalah besarnya fasilitas subsidi yang diberikan terhadap bahan bakar fosil. Yang mengerdilkan upaya mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim, menguras anggaran belanja pemerintah sekaligus mencabut nyawa, merusak iklim dan lingkungan sekitar. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru berjudul “Time to change the game” yang dirilis oleh Overseas Development Institute (ODI), Kamis, (7/11/2013).

Subsidi bahan bakar fosil juga gagal dinikmati oleh mereka yang paling memerlukan yaitu masyarakat miskin. Sehingga memangkas subsidi bahan bakar fosil akan menciptakan skenario yang saling menguntungkan bagi iklim dan anggaran negara. Aksi ini juga akan menekan kenaikan emisi, mengundang investasi serta mengurangi tekanan pada kebutuhan pendanaan pemerintah.

Menurut data International Energy Agency (IEA) terakhir, subsidi untuk produsen bahan bakar fosil jumlahnya mencapai $523 miliar pada 2011. Jumlah ini hanyalah satu bagian kecil dukungan pemerintah untuk aktivitas yang mengeksploitasi sumber daya alam yang nilainya mencapai $1 triliun.

Data IEA menyatakan, setiap $1 yang dikeluarkan untuk mendukung energi terbarukan, pemerintah memberikan subsidi untuk energi fosil sebesar $6. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memerkirakan, setiap negara anggotanya menghabiskan dana $55-90 miliar per tahun dalam berbagai bentuk subsidi bahan bakar fosil.

Jika pemerintah benar-benar memiliki komitmen untuk mencegah krisis iklim yang destruktif seperti di Filipina dan mencegah kenaikan suhu bumi di atas 2 derajat Celcius, tidak ada jalan lain selain membuat mereka yang mengeluarkan emisi karbon membayar lebih mahal dan menghapus subsidi bahan bakar fosil untuk dipakai bagi kepentingan yang lebih tepat sasaran.

Sumber: hijauku.com

read more
Perubahan Iklim

BMKG Buka Sekolah Lapang Iklim di 25 Propinsi

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian membuat sekolah lapang iklim di 25 provinsi sebagai antisipasi perubahan cuaca ekstrim yang bisa mengancam ketahanan pangan.

“Sekolah lapangan tersebut kami buat di provinsi yang selama ini dikenal sebagai sentra-sentra produksi pangan. Tentunya kami bekerja sama dengan penyuluh pertanian lapangan agar program berjalan efektif,” kata Kepala BMKG, Andi Eka Sakya yang bersama Menristek Gusti Muhamad Hatta memberikan keterangan pers.

Dari 25 propinsi tersebut lebih kami fokuskan lagi di 11 provinsi yang menjadi sentra produksi padi yaitu seluruh Jawa kecuali Jakarta, Bandar Lampung, Aceh, NTB, Bali, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.

Sekolah lapang iklim nantinya akan memberikan informasi yang memadai kepada petani terkait perubahan cuaca dan dampaknya terhadap pertanian. Mereka antara lain akan diberi tahu kapan sebaiknya mulai melakukan penanaman padi akan pasokan air tetap tersedia.

“Kami juga akan memberi pengetahuan tentang kalender tanam, parameter-parameter iklim dan jenis tanaman yang cocok ditanam pada iklim tertentu,”kata Andi.

Menurut Andi, sekolah lapangan iklim dimulai sejak 2011 dan sudah memberikan dampak yang positif bagi petani berupa penambahan produksi. “Seperti di NTB terjadi penambahan produksi dari biasanya sekitar empat ton menjadi tujuh sampai delapan ton padi per hektarnya,” katanya.

Terjadinya perubahan iklim di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh menurunnya suhu di Samudera Pasifik. Penurunan suhu tersebut membuat uap air yang terbawa ke Indonesia berkurang sehingga terjadi kekeringan yang lebih panjang.

“Program ketahanan pangan nasional merupakan kegiatan yang akan terkena dampak langsung dari fenomena kekeringan,” katanya.

Selain mendirikan sekolah lapang iklim, dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, BMKG juga telah membangun suatu sistim peringatan dini iklim (climate early warning system/CEWS) yang tahun ini mulai beroperasi. (Poskota)

Sumber: theglobejournal.com

read more
Hutan

Sisa Kawasan Vegetasi Danau Toba Cuma 12 Persen

Eksploitasi hutan di wilayah daerah tangkapan air selama bertahun-tahun kini mengancam kelestarian Danau Toba di Sumatera Utara. Badan Lingkungan Hidup Sumut memperkirakan, hingga tahun 2010, sisa vegetasi hutan tinggal 12 persen dari total sekitar 356.800 hektar areal hutan di kawasan Danau Toba tersebut.

Akibatnya terjadi ketidakseimbangan lingkungan. Salah satu di antaranya menyebabkan pasokan air terganggu. Hutan tak lagi bisa menyerap maupun menyimpan air sehingga ratusan sungai di kawasan itu sering kali banjir jika hujan dan sawah kekeringan jika kemarau, padahal sebelumnya tak pernah terjadi.

Selama ini, degradasi hutan terjadi akibat penebangan hutan yang dilakukan oleh perusahaan yang mengantongi izin konsesi hutan maupun yang tidak memiliki izin. Hingga Minggu (10/11/2013), penebangan terus berlangsung.

Anggota staf Bidang Advokasi Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), David Rajagukguk, mengatakan dalam sehari tak kurang dari 10 truk pengangkut kayu-kayu pinus melintas di jalur lintas timur Sumatera menuju Medan.

Menurut Rohani Manalu, juga dari KSPPM, masyarakat berulang kali memprotes aksi penebangan itu. ”Namun, pemerintah seperti diam saja,” ujarnya.

Kesaksian yang sama dilontarkan R Simarmata (76), warga Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. ”Habis maghrib sering ada truk yang membawa kayu-kayu hutan dari Tele ke arah Dairi dan Medan. Kadang kala tiga truk, dan kadang juga sampai tujuh truk” ujarnya.

Mantan pejabat Bupati Samosir Wilmar Eliaser Simandjorang mengatakan, kerusakan hutan di Danau Toba merupakan ironi. Sebab, penebangan tersebut dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang mengantongi izin dari pemerintah.

Saat melintas di sepanjang jalan dari Kabupaten Dairi hingga Pangururan, berulang kali terdengar suara gergaji mesin dari tengah hutan. Saat dilihat ternyata para pembalak memang tengah menebangi pohon.

Kepala Dinas Bidang Lingkungan Hidup Sumut Hidayati baru-baru ini juga membenarkan adanya degradasi hutan sehingga tinggal 12 persen dari total hutan yang ada. Demikian pula saat dikonfirmasi mengenai temuan di lapangan soal pembalakan liar.

Desak moratorium
Oleh karena itu, warga ataupun penggiat lingkungan di Sumut mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera memberlakukan moratorium penebangan hutan di sekeliling danau vulkanik terbesar di dunia itu. ”Sekarang juga harus diterapkan kalau mau menyelamatkan Danau Toba,” tambah Hidayati.

Sejauh ini, data luas hutan di sekitar Danau Toba berbeda-beda. Tahun 1985, luas hutan di sekitar Danau Toba, yang terdapat di delapan kabupaten, yakni Samosir, Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Simalungun, Tapanuli Utara, dan Toba Samosir, mencapai 78.558 hektar. Namun, menurut Pohan Panjaitan, dalam bukunya, Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Budidaya Perikanan Berkelanjutan di Perairan Danau Toba, daerah tangkapan air Danau Toba mencapai 356.800 hektar. Kini tersisa 12 persen saja vegetasi hutannya.

Gubernur Sumut sudah memberi izin kepada PT Inti Indorayon Utama (IIU) untuk menebangi hutan sejak 1984. PT IIU kemudian berganti nama menjadi Toba Pulp Lestari (PT TPL) dan kini mengantongi izin konsesi atas lahan seluas 188.055 hektar. Lahan ini tersebar di 13 kabupaten. Delapan wilayah di antaranya di daerah resapan air.

Berikutnya, Bupati Samosir Mangindar Simbolon juga memberi izin atas lahan seluas 2.250 hektar di hutan Tele kepada PT EJS Argo Mulya Lestari. Tahun 2012 disusul PT Gorga Duma Sari (PT GDS) yang mendapat izin dari Mangindar atas lahan seluas 800 hektar. Namun, warga melawan dan kini operasionalisasi PT GDS dihentikan sementara.

Di Jakarta, Deputi III Kementerian Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Arief Yuwono mengatakan, kerentanan ekosistem Danau Toba sangat mengkhawatirkan. Kegiatan pembangunan berskala kecil pun bisa mengguncang kestabilan danau.

Untuk mengendalikan kerusakan ekosistem Danau Toba dan 16 danau lainnya di Indonesia, sembilan kementerian bertemu untuk menyusun rencana aksi. Dokumen akan diberikan kepada Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho. Namun, Gatot belum tahu rencana itu.[]

Sumber: NatGeo Indonesia

read more
Ragam

Hidden Park: Mengajak Masyarakat untuk Bergerak

Pada pekan ketiga pelaksanaan kegiatan Kampanye Publik Taman Kota Hidden Park akan mengusung tema Sport and Play dimana pada pekan ini akan lebih banyak mengajak masyarakat urban Jakarta untuk bergerak secara fisik melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan.

Hal ini sejalan dengan program salah satu produsen minuman ringan di Indonesia , Coca-Cola yang juga sedang mengusung program Indonesia Active Park. Coca-Cola mendukung penuh kegiatan Hidden Park pekan ketiga ini dengan menghadirkan berbagai proram yang akan mengajak masyarakat Jakarta yang hadir ke Taman Tebet untuk bergerak secara aktif melalui kegiatan-kegiatan antara lain, sesi permainan di taman bersama Jakarta Games Society, demo dan trial hiphop dance bersama Stomp Project ID, Calisth enics street workout demo and training bersama Indobarian, mini football coaching bersama Asian Soccer Association, Bootcamp di taman bersama Original Bootcamp Indonesia, sampai dengan cek kesehatan tubuh bersama Komunitas Dokter Olahraga yang seluruh rangkaian kegiatan ini dapat dinikmati oleh masyarakat secara gratis pada hari Sabtu, 9 November 2013.

Anak-anak melukis dalam acara Hidden Park di Taman Tebet Jakarta | Foto: Ist
Anak-anak melukis dalam acara Hidden Park di Taman Tebet Jakarta | Foto: Ist

Program regular Hidden Park juga tetap hadir seperti Moonlight Theater bersama Komunitas Movie Explorer dan SAE Institue yang kali ini akan menayangkan film-film pendek dengan judul Gocex, Pahlawan Hatiku, Jakarta 2012, Sepatu Baru dan Pohon Penghujan pada Sabtu malam (9/11). Begitu pula dengan kegiatan Yoga at the Park bersama Social Yoga, Sunday Market dan kegiatan workshop, painting dan games untuk anak-anak dan keluarga bersama Komunitas Liburan Anak dan Si Bocah pada hari Minggu (10/11).

Selain kegiatan regular Hidden Park tersebut, pada hari minggu juga akan diadakan Talkshow Indonesia Segar (sehat dan bugar) bersama Intisari dan Sport Doctor dimana masyarakat dapat mengikuti kegiatan talk show dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada para dokter secara terbuka yang akan dilanjutkan dengan healthy games session bersama Intisari.

“Seperti penyelenggaran pekan sebelumnya, para pengunjung Hidden Park bisa mengikuti segala bentuk program kegiatan secara gratis dengan fasilitas yang disiapkan oleh penyelenggara dimana pada minggu ketiga ini kami mendapatkan dukungan penuh dari Coca-Cola Indonesia dalam mewujudkan kegiatan-kegiatan yang dapat membuat para pengunjung taman untuk bergerak secara fisik,” ujar Dina, Public Relations Kampanye Publik Taman Kota Hidden Park.

Belajar pengolahan sampah organik | Foto: Ist
Belajar pengolahan sampah organik | Foto: Ist

Ada satu tambahan program menarik pada pekan ini yaitu Urban Camping, Camping at the Park bersama komunitas Haram Keliling Dunia yang akan dilaksanakan pada Sabtu – Minggu (9-10/11). Program ini dibuat untuk mengajak masyarakat urban Jakarta menikmati taman kota selama satu hari satu malam secara penuh sekaligus memberikan gambaran dan pengalaman yang berbeda di Taman Kota. Sudah 15 peserta yang telah mendaftar dan akan mengikuti program Urban Camping ini.

“Minggu ini kita menambahkan satu pengalaman baru bagi masyarakat Jakarta dengan menggelar program Urban Camping. Melalui program ini kami inginmengajak masyarakat kota untuk dapat lebih kreatif dalam memanfaatkan potensi dari Taman Kota dan untuk mendorong pemanfaatan potensinya kearah yang positif,” tambah Dina.

Kampanye Publik Taman Kota Hidden Parkssendiri merupakan kegiatan kampanye yang aktif mengajak masyarakat untuk mengambil peran dalam menjadikan taman kotanya lebih baik. Banyak cara yang dapat dilakukan : bergabung bersama gerakan pecinta taman kota, mengisi ruang tersebut dengan kegiatan edukatif dan kreatif, serta menjadi pengguna taman kota yang bertanggungjawab. Menghargai taman kota berarti menghargai sesama (caring for parks = caring for others).

Sejalan dengan program Pemprov DKI Jakarta dalam pemenuhan luas RTH di Kota Jakarta danjugadengankegiatanHari Tata RuangDitjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, untuk itu mereka sangat mendukung dan menfasilitasi penuh kegiatan Kampanye Publik Taman Kota Hidden Park. Diharapkan konsep gerakan Hidden Park dapat menyebar ke kota – kota lain di Indonesia.[rel]

read more
Galeri

FOTO: Keganasan Topan Haiyan

Badai super Haiyan menghantam wilayah Tacloban-Filipina, Minggu (10/11/2013) menyebabkan 10.000 orang tewas dan ratusan ribu kehilangan tempat tinggal. Dahsyatnya efek badai Haiyan ini mirip dengan efek tsunami 2004, dimana 70 sampai 80 persen rumah-rumah dan jalan hancur. Bangunan beton merupakan satu-satunya bangunan yang tersisa, ribuan kendaraan yang terbalik dan kabel listrik putus.

read more