close

27/01/2014

Hutan

Pola Pikir Pelaku Pembakaran Hutan Diteliti

Kebakaran hutan di Australia banyak yang terjadi secara alamiah, namun ada juga yang sengaja disulut oleh mereka yang suka menyulut api hingga mengakibatkan kebakaran dikarenakan kecenderungan psikologis. Menurut seorang ahli, perlu lebih banyak penelitian mengenai para pembakar atau arsonist di Australia.

Dr Rebekah Dobson dari Pusat Penelitian dan Pengorbatan Arson Australia telah meneliti pola pikir para pembakar tersebut selama 20 tahun. Menurutnya, ada kekurangan dana penelitian terhadap motivasi di balik para pembakar tersebut, meskipun ada bukti dari Institut Kriminologi Australia bahwa pembakaran sengaja merupakan masalah sosial yang kian memburuk.

Australia tidak memiliki cukup pengetahuan mengenai pembakaran yang disengaja, komentar Dobson.

“Begitu banyak aspek dari penyulutan api secara sengaja yang perlu diteliti. Contohnya, kampanye musim panas kita tentang penyulutan api, dan apakah itu memberi dampak positif atau tidak,” jelasnya.

Selama 20 tahun, Dobson mewawancara mereka yang ditahan karena dengan sengaja menyulut kebakaran hutan, guna membangun profil psikologis seorang arsonist. Menurutnya, mereka yang berkali-kali memicu kebakaran meskipun telah dewasa berada dalam kondisi kronis.

“Biasanya ini dimulai saat usia muda, dan tidak ada sanksi yang dikenakan, seperti pengawasan orang tua, pengajaran tentang konsekuensi kebakaran, dan seterusnya,” ucapnya, “Bagi orang-orang ini, api sudah menjadi alat.”

Motivasi psikologis mereka yang menyulut kebakaran cukup rumit, namun Dobson menyimpulkan bahwa para pembakar menggunakan api sebagai alat untuk mengatur emosi dan mengungkapkan rasa tertekan.

“Ada hubungannya dengan pemahaman orang tersebut bahwa api adalah alat, yang bisa memberi kesan bahwa mereka menguasai lingkungan. Rasa penguasaan yang tidak bisa mereka dapat dengan cara lain,” jelas Dobson, “Kalau kita mengalami hari yang buruk, mungkin kita berolahraga atau minum wine, [namun] bagi mereka yang belum belajar tentang cara-cara pro-sosial untuk menghadapi [hari yang buruk], mereka akan menggunakan cara-cara anti sosial.”

Pendidikan tentang api harus lebih gencar diadakan bagi anak-anak, namun hal ini terhalang pemotongan sumber daya dan juga peraturan yang terlalu ketat.

“Bermain api menimbulkan keingintahuan bagi anak, sebagai bagian dari mempelajari cara dunia bekerja, seperti halnya mereka bereksperimen dengan hal-hal lain,” jelas Dobson, “Dulu, ayah saya menyalakan pembakar sampah di halaman belakang tiap hari Minggu. Saya dan ayah akan berkemah, dan kita boleh menyalakan api unggun kecil…”

Meskipun Australia banyak mengalami kebakaran hutan, penelitian tentang keadaan psikologis para pembakar justru kalah dengan sejumlah negara lain seperti Inggris, ucapnya.

Saat ini begitu banyak peraturan dan pembatasan, hingga anak-anak tidak diberi kesempatan belajar tentang api, lanjutnya.

Sumber: tribunnews.com

read more
Hutan

Hah, Produsen Mi Instan Penyebab Gundulnya Hutan ?

Sejumlah produsen mi instan di Indonesia dituding menjadi otak di balik perusakan lingkungan Hutan Sirampog di Brebes Selatan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Modus perusakan ini dilakukan dengan cara memprovokasi warga untuk membabat hutan pinus. Kemudian membuka lahan dengan menanami aneka sayuran sebagai bahan baku produsen mi.

“Perusakan diawali ketika produsen mi instan merayu dan menjanjikan akan membeli hasil tanaman kentang dan kubis warga setempat. Dugaan kami, sejumlah elite militer juga melindungi praktik perusakan hutan ini,” kata pegiat lingkungan di Brebes Selatan M Jamil kepada media Senin (27/1/2014).

Jamil menjelaskan, praktik perusakan ini banyak terjadi di sejumlah desa di kaki Gunung Slamet, tepatnya di Desa Wanareja Kecamatan Sirampog, Brebes, Jawa Tengah. Akibatnya, warga kemudian beramai-ramai membabat tegalan, kebun, dan hutan milik Perhutani untuk menanam kentang dan kubis.

“Bila praktik seperti ini terus dibiarkan bencana krisis air bersih dan air irigasi untuk lahan pertanian di wilayah Brebes akan segera terjadi. Selain itu bisa terjadi bencana longsor dan banjir jika musim penghujan seperti terjadi di Wonosobo,” ujarnya.

Jamil menuturkan, Hutan Sirampog merupakan hulu bagi 230 sumber mata air dan sungai besar di wilayah Brebes, khususnya Bumiayu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes diminta bertindak menghentikan praktik perusakan lingkungan ini.

Fathul Rozak, warga Sirampog sekaligus pegiat lingkungan setempat mengaku kesulitan dalam membendung perusakan lingkungan di sekitar hutan Sirampog tersebut. Sebab, pembukaan lahan di hutan Sirampog bagi tanaman kentang dan kubis sudah dianggap warga lebih menguntungkan.

Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Brebes, Suprapto akan segera berkoordinasi dengan pihak dinas lingkungan hidup, PDAM, dan Perhutani untuk membahas persoalan ini. Ia tidak ingin ada kerusakan hutan.

“Sirampog merupakan daerah hulu bagi sejumlah sungai besar di Brebes, khususnya Brebes Selatan. Daerah ini juga masih menjadi pemasok utama bahan baku air bersih bagi masyarakat setempat. Bila terjadi kerusakan di dalamnya, beberapa tahun kedepan dipastikan krisis air akan terjadi di Brebes. Akan kita koordinasikan dengan Badan Lingkungan Hidip, Perhutani, dan PDAM juga,” ujarnya.[]
Sumber: merdeka.com

read more
Green Style

Kepolisian Apresiasi Program Penghijauan Medan

Kepolisian Daerah Sumatera Utara mengapresiasi program penghijauan yang dilakukan Pemerintah Kota Medan dalam upaya menjadikan kota itu lebih asri dan nyaman.

Kepala Polda Sumatera Utara Irjen Pol Syarief Gunawan di Medan, Minggu mengatakan pihaknya menyambut baik atas dilakukannya penghijauan di beberapa lokasi oleh Pemkot Medan seperti penanaman pohon yang dilakukan hari Minggu ini di seputaran Lapangan Merdeka Medan.

Di sela aksi penanaman pohon di Lapangan Merdeka Medan, ia mengatakan jajaran Polda Sumut juga sering melakukan penanaman pohon dalam rangka mendukung penghijauan.

Itu sebabnya setiap kali menggelar kegiatan seperti ulang tahun kesatuan maupun kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat, sering dirangkaikan dengan penanaman pohon. Dengan harapan ke depan berbagai instansi juga melakukan hal yang sama sehingga bumi ini akan tetap terjaga, apalagi saat ini memang kondisi alam sangat ekstrem akibat efek dari gas rumah kaca.

“Alhamdulillah sudah banyak sekali tanaman yang telah kita tanam di beberapa tempat selama ini, termasuk penanaman pohon yang kita lakukan di Lapangan Merdeka hari ini. Semoga tanaman yang kita tanam itu dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Karena itu saya selalu mendukung dan mengapresiasi setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka mendukung penghijauan,” katanya.

Sebelumnya Pelaksana tugas Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan penghijauaan saat ini menjadi salah satu program Pemkot Medan dalam rangka menjadi Medan sebagai green city sekaligus kota yang lebih berhias.

Untuk memberhasilkan kegiatan tersebut, maka hampir setiap kegiatan yang dilakukan selalu disempatkan dengan melakukan penanaman pohon.

Dengan harapan hal itu dapat memotivasi masyarakat untuk ikut melakukan penanaman pohon di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.(*)

Sumber: antaranews.com

read more