close

11/04/2014

Kebijakan Lingkungan

Aktivis Pesisir Bahas Pemulihan Laut di Banda Aceh

Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh (Jaringan KuALA) bekerja sama dengan Greenpeace Indonesia melaksanakan diskusi kelompok terfokus dengan tema Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) Pembahasan Draft Rencana Pemulihan Laut Indonesia 2025 (Versi Maret 2014). Diskusi diikuti oleh puluhan aktivis lingkungan terutama yang bekerja dalam advkasi isu-isu pesisir, Jum’at (11/4/2014) di Banda Aceh.

Koordinator KuALA, Marzuki menyampaikan Indonesia adalah negara kepulauan sekaligus negara kelautan terbesar di dunia. Negara besar ini memiliki wilayah seluas 5,1 juta meter persegi dan tidak kurang dari 13.466 pulau termasuk 92 pula terluar yang membentuk garis dan halaman terdepan negeri yang megah dijuluk Nusantara.

Namun diibalik cerita megah tersebut, krisis besar dari tata-kelautan yang dijalankan selama ini sungguh kita rasakan. Bangsa ini secara serius telah menghadapi pengelolaan sumber daya laut yang tidak berkelanjutan dan arah pembangunan pesisir dan kelautan yang lebih berpihak terhadap modal dan investasi asing.

Kondisi aktual diatas ternyata adalah masalah klasik yang telah dihadapi jauh sebelum dan sejak Era Reformasi dimulai dari tahun 1998. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah dibentuk sejak tahun 1999 sudah semestinya harus lebih serius dalam memastikan kepemimpinan, teladan dan keberpihakan dalam membangun kemandirian dan ketangguhan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.

Sementara aktivis Greenpeace, M. Ariefsyah mengatakan sejumlah organisasi masyarakat sipil dan individu, pada akhir Mei 2013 lalu di Benoa, Bali, telah mendeklarasikan dan menyerukan kepada Pemerintah Indonesia dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung terwujudnya Visi Bersama Kelautan Indonesia 2025.

Sebagai tindak lanjut pengawalan masyarakat sipil terhadap Visi #Laut2025, saat ini tengah disusun Peta-jalan Rencana Pemulihan Laut Indonesia 2015-2025 yang merupakan masukan dan hasil dari FGD masyarakat sipil di Denpasar Bali, pada tanggal 16 Oktober 2013 dan di Lombok Timur pada 19 Oktober 2013.

” Acara ini dilaksanakan guna membangun ruang-ruang kritis dalam pembahasan dan penyempurnaan Peta Jalan Laut 2025 serta terus menggerakkan semangat perbaikan terhadap tata-kelola kelautan dan perikanan di Indonesia termasuk Aceh,” ujar Ariefsyah.  []

read more
Hutan

Film Harrison Ford tentang Hutan Gambut Indonesia Dirilis

Dalam serial bagian pertama berdurasi satu jam ini, Harrison Ford melihat langsung bagaimana deforestasi dan perusakan hutan gambut.  Film serial televisi produksi Showtime yang dibintangi oleh Harrison Ford, berjudul Years of Living Dangerously, akhirnya dirilis.

Film yang proses pengambilan gambarnya sempat menghebohkan pihak otoritas pemerintahan di Indonesia ini, dibuat dalam sembilan seri terpisah. Salah satunya menghadirkan Harrison Ford di Provinsi Riau untuk melihat kerusakan hutan di Indonesia, tampil dalam serial perdana yang akan dirilis pekan ini oleh Showtime.

Dalam serial bagian pertama berdurasi satu jam ini, Harrison Ford melihat langsung bagaimana deforestasi dan perusakan hutan gambut menjadi salah satu penyebab terpenting dalam perubahan iklim di dunia. Hutan gambut yang menyimpan jutaan ton karbon menjadi salah satu target pembakaran lahan di Indonesia.

Selain menghilangkan jutaan ton simpanan karbon, hal ini pun membuat Indonesia kehilangan habitat bagi sejumlah satwa langka yang hidup di dalamnya.

Serial ini akan dirilis bersamaan dengan laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tentang dampak perubahan iklim. Laporan ini merupakan rangkuman dari riset selama beberapa dekade yang dilakukan oleh ribuan pakar.

Apa yang ditemukan? Nyatanya dari hasil riset ditemukan bahwa pemanasan global kini sudah menekan produksi hasil pertanian, meningkatkan kerusakan air, meningkatkan keasaman air laut, menyebabkan cuaca ekstrem dan menambah risiko terjadinya konflik sosial.

Sumber: NGI/Mongabay Indonesia

read more
Green Style

Memanfaatkan Limbah Ikan untuk Aquaponik

Kotoran ikan yang seringkali menimbulkan masalah karena bau yang tidak sedap dan membuat kolam menjadi kotor ternyata bisa memberikan manfaat. Sisa pakan yang ditebar di kolam yang tidak termakan oleh ikan dan mengendap di kolam pun bisa bermanfaat pula. Kedua limbah yang berasal dari hasil budidaya di kolam ikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk akuaponik.

Akuaponik adalah kombinasi antara akuakultur dengan hidroponik yang menghasilkan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Akuakultur merupakan budidaya ikan, sedangkan hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa tanah yang berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Akuaponik memanfaatkan secara terus menerus air dari pemeliharaan ikan ke tanaman ke kolam ikan.

Inti dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem re-sirkulasi. Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit. Akuaponik merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran.

Kegiatan budidaya di perkotaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan lahan. Terbatasnya lahan produksi pangan (pertanian-perikanan) telah mendorong budidaya pertanian-perikanan dilahan sempit/wadah yang terbatas. Agar terjadi sinergitas yang saling mendukung, usaha budidaya perikanan dilahan terbatas akan lebih baik apabila digabungkan dengan pertanian, hal ini tentunya dapat meningkatkan efiesiensi pada tahap produksi sehingga bisa dikatakan budidaya low input.

Sistem akuaponik dalam prosesnya menggunakan air dari tangki atau kolam ikan, kemudian disirkulasikan kembali melalui suatu pipa yang mana tanaman akan ditumbuhkan. Jika dibiarkan di dalam tangki, air justru akan menjadi racun bagi ikan-ikan di dalamnya. Bakteri nitrifikasi merubah limbah ikan sebagai nutrien yang dapat dimanfaatkan tanaman. Kemudian tanaman ini akan berfungsi sebagai filter vegetasi, yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan. Jadi, inilah siklus yang saling menguntungkan.

Secara umum, akuaponik menggunakan sistem resirkulasi. artinya memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam budidaya ikan dengan filter biologi dan fisika berupa tanaman dan medianya. Resirkulasi yang digunakan berisi kompartemen pemeliharaan dan kompartemen pengolahan air.

Penggunaan bahan-bahan filter, misalnya batu zeolit, clay, kerikil, atau pasir sebagai substrat bakteri yang mampu mengatasi dan mengatur kelebihan senyawa-senyawa nitrogen berbahaya untuk ikan pada sistem akuaponik. Dengan demikian, tanaman berfungsi sebagai biofilter untuk menyerap amonia, nitrat, nitrit, dan fosfor yang berbahaya untuk ikan, jadi air yang bersih kemudian dapat dialirkan kembali ke bak ikan. Biasanya, sistem pengolahan air tersusun atas kompartemen dekantasi, kompatemen filtrasi, kompartemen oksigenasi, dan kompartemen strerilisasi.

Aplikasinya baik secara teoritis, praktis dan ekonomis tentu saja akuaponik akan sangat menguntungkan sekali karena memberikan manfaat ganda, yakni untuk tanaman dan budidaya ikan itu sendiri. Melalui akuaponik, lahan yang dipakai tidak terlalu luas. Keuntungan secara praktis sudah barang tentu kita tidak perlu mencangkul, merumput, menggemburkan dan melakukan aktivitas lainnya guna memroses media tanam yang akan digunakan.

Tanaman yang dibudidayakan tidak perlu dipupuk untuk menunjang pertumbuhan dan kesuburan, karena limbah dari kolam ikan yang berupa kotoran dan sisa pakan ikan sudah mengandung unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Melalui sistem akuaponik, tanaman tidak perlu disiran setiap hari secara manual, sebab air dikolam dipompa ke atas hingga mampu menyirami tanaman dan bisa ditambakan timer agar kita bisa menentukan waktu penyiraman sesuai yang diinginkan.

Kita hanya perlu memberi makan pada kolam ikan yang pada akhirnya bisa mendapat sayuran dan ikan segar Keuntungan akuaponik untuk kolam dan ikan itu sendiri adalah kebersihan air kolam tetap terjaga, air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi ikan karena sudah melalui proses filtrasi. Ketersediaan oksigen untuk ikan juga akan tetap terjaga. Melalui akuaponik tidak perlu lagi dilakukan penggantian air untuk kolam ikan, namun hanya perlu ditambahkan air ketika volume air dalam kolam sudah mulai berkurang dan perlu ditambah.

Untuk kolam lele saja yang berbau tidak sedap, kotor, dan berwarna hijau pekat yang cenderung coklat kehitaman bisa berubah menjadi tidak berbau dan berwarna hijau yang cenderung melalui sistem akuaponik yang telah dilakukan. Media tanaman yang paling efektif digunakan untuk akuaponik adalah zeolit. Zeolit berfungsi sebagai filter dan juga media tanam untuk tanaman.

Sedangkan untuk budidaya ikan yang paling bagus untuk menunjang akuaponik adalah budidaya ikan lele, sebab lele menghasilkan kotoran ikan yang lebih banyak dibandingkan jenis ikan lainnya. lele juga termasuk ikan yang konsumsi pakannya tinggi. Dengan adanya konsumsi pakan yang tinggi, otomatis akan menghasilkan kotoran yang banyak pula akibat sisa pakan yang tidak termakan. Banyaknya kotoran yang dikeluarkan oleh ikan lele dan sisa pakan yang mengendap di kolam menjadikan pertumbuhan tanaman menjadi sangat cepat. Hampir semua jenis budidaya ikan seperti lele, gurami, nila, koi, emas, bawal, mujair, udang galah dan jenis ikan lainnya dapat dimanfaatkan untuk akuaponik.

Sedangkan jenis tanaman yang biasa dibudiyakan umumnya adalah tanaman sayuran yang bisa dipanen daunnya dan memiliki nilai ekonomis seperti selada, sawi, caisim, kangkung, dan sebagainya. Bahkan tanaman seperti cabai, terong, dan, tomat juga bisa pula dibudidayakan dengan sistem akuaponik. Keuntungan untuk hasil panen dari sayuran yang dikembangkan melalui akuaponik adalah tanaman lebih hijau, segar, awet, dan tidak mudah menguning.

Selain itu, sayuran menjadi lebih sehat karena bersifat organik. Sebab, selama masa tanam sayuran tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida, karena hanya menggunakan limbah dari kolam sebagai pupuk alaminya. Tanaman yang bersifat organik juga akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi di pasaran bila dikembangkan dalam skala besar, sedang bila dikonsumsi sendiri tentunya menjadi bahan makanan yang sehat.

Akuaponik bisa diterapkan dalam skala besar maupun dalam skala kecil untuk rumahan. Untuk kita yang sudah punya kolam ikan di rumah bisa dimanfaatkan untuk akuaponik, namun untuk yang tidak punya kolam bisa juga menggunakan akuarium. Selain hasil tanamannya bisa dikonsumsi, penerapan akuaponik di akuarium juga bisa menambah estetika di dalam ruangan rumah dan akan membuat rumah menjadi lebih hijau. * Penulis adalah sarjana alumni jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro yang saat bekerja di PT Indmira di Yogyakarta.

read more