close

Sumatran Orangutan Society

Kebijakan Lingkungan

Bahas Konservasi, BKSDA Aceh dan YEL-SOCP bertemu Bupati Aceh Besar

Banda Aceh – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, bersama Yayasan Ekosistem Lestari – Sumatran Orangutan Conservation Programme (YEL-SOCP) melaksanakan pertemuan/audiensi dengan Bupati Aceh Besar, Ir. Mawardi Ali, di kediaman pribadi Bupati, Gampong Meunasah Baro, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Jum’at (31/01/2020).

Koordinator YEL Aceh, TM Zulfikar mengatakan bahwa pertemuan tersebut mendiskusikan berbagai kegiatan atau program konservasi yang telah dan akan dilaksanakan oleh BKSDA Aceh dan YEL-SOCP di wilayah kerja Kabupaten Aceh Besar, khususnya Program Konservasi Orangutan Sumatera di kawasan hutan yang berada Kecamatan Jantho, Aceh Besar.

Bupati Aceh Besar, Ir. Mawardi Ali, pada kesempatan tersebut didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Ridwan Jamil, beserta unsur staf lainnya. Sedangkan dari pihak BKSDA Aceh, dihadiri oleh Kepala Balai, Agus Arianto, S.Hut, didampingi Kepala Tata Usaha, Erwan, beserta beberapa unsur staf lainnya. Sedangkan dari unsur lembaga YEL-SOCP dihadiri oleh Direktur Konservasi YEL, M. Yakob Ishadamy, Koordinator YEL Aceh, TM Zulfikar, beserta beberapa staf YEL-SOCP lainnya.

Dalam audiensi tersebut Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto menyampaikan kepada Bupati berbagai aktivitas konservasi sumber daya alam yang dilakukan di wilayah Kabupaten Aceh Besar, salah satunya pusat Reintroduksi Orangutan di Cagar Alam (CA) Janthoi dan Taman Wisata Alam (TWA) Jantho yang dikelola bersama antara BKSDA Aceh dengan YEL-SOCP.

Kepala BKSDA Aceh, selain memperkenalkan anggota Tim yang hadir, juga menjelaskan berbagai program Konservasi Sumber Daya Alam serta rencana pengelolaan kawasan konservasi CA dan TWA serta kebutuhan dukungan pemerintah Kabupaten Aceh Besar untuk tahun 2020 dan beberapa agenda konservasi untuk tahun berikutnya. Termasuk update rencana penataan blok dan rencana kegiatan lainnya di kawasan hutan Jantho.

Sementara itu Direktur Konservasi YEL, M. Yakob Ishadamy menjelaskan terkait eksisting program dan rencana keberlanjutan yang perlu dukungan dari Pemkab Aceh Besar. Tim YEL-SOCP lainnya, drh. Citra, menambahkan kondisi dan berbagai capaian selama ini, termasuk pelibatan komunitas setempat dalam program.

Koordinator YEL Aceh, TM Zulfikar mengatakan bahwa pada diskusi dengan Bupati, pihak YEL-SOCP juga telah memaparkan secara detail berbagai penjelasan terkait jumlah, kondisi Dan perkembangan Orangutan yang telah direlease. Selain itu Bupati Aceh Besar juga memberikan arahan sekaligus harapan untuk memperkuat koordinasi program bersama kedepan dan memastikan perlindungan satwa dan habitatnya, serta mengembangkan semua potensi untuk penguatan ekonomi masyarakat, terutama yang berada di sekitar kawasan.

Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali juga mengarahkan agar Tim Balai KSDA Aceh dan YEL-SOCP untuk dapat melakukan koordinasi teknis dengan unit kerja pemkab, khususnya Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.

Dalam pertemuan tersebut juga disepakati bersama untuk mengagendakan visitasi lapangan Bupati Aceh Besar ke lokasi stasiun reintroduksi orangutan, dan akan dijadwalkan sesegera mungkin. Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali juga sangat mendukung rencana Pembangunan Koridor penghubung CA/TWA dengan Taman Hutan Raya (Tahura), sekaligus program konservasi yang memberikan kesempatan ekonomi bagi masyarakat Aceh Besar secara lebih luas. (rel)

read more
Flora FaunaHutan

Sumatran Orangutan Society Luncurkan Video Karakter Komik The Jungle Book

Tokoh-tokoh komik The Jungle Book terbitan Disney tahun 1967, selama beberapa generasi telah menjadi ikon satwa liar yang hidup  di luar jangkauan peradaban. Namun jangkauan itu semakin jauh setiap tahun, dan sekarang organisasi advokasi menggunakan karakter film untuk menunjukkan bagaimana habitat mereka hancur.

Dalam klip  berdurasi 75 detik berjudul “Concrete jungle,” yang dipublikasikan oleh The Sumatran Orangutan Society, penonton dapat melihat karakter Baloo, Shere Khan dan beberapa karakter lainnya yang diadaptasi dari buku The Jungle Book hidup di jalanan kota-kota di seluruh dunia. Mereka menjadi pengungsi dari hutan, kampung halaman mereka yang hancur.

Film ini dibuat oleh agensi kreatif London Don’t Panic, juga menampilkan sampul bertuliskan ” Bare Necessities” dibuat oleh artis Inggris Benedict Benjamin, yang mengubah lagu theme song kebahagiaan Baloo yang sederhana menjadi lagu meditasi melankolis .

“Dengan mengambil karakter Jungle Book yang digemari dan menempatkannya ke lanskap perkotaan, kami berharap membuat semua orang melihatnya dua kali,” kata Direktur Pelaksana Don’t Panic Joe Wade. “Raja Louie, Baloo, dan anggota geng lainnya adalah tokoh abadi untuk orang dewasa dan anak-anak. Tidak ada yang ingin melihat mereka dalam kesulitan. Kami berharap kualitas universal ini mampu melibatkan khalayak yang lebih luas di sekitar masalah deforestasi”.

Video ini adalah bagian penting dari kampanye Sumatran Orangutan Society mengumpulkan dana USD 1,1 juta untuk upaya reforestasi. Kelompok ini membeli lahan yang terdeforestasi dan kemudian mencoba untuk membudidayakannya kembali menjadi habitat satwa liar.

Agak ironis, karakter orangutan King Louie dalam Jungle Book seharusnya tidak ada dalam cerita  ini, mengingat bahwa buku dan film tersebut dibuat di India, sedangkan orangutan adalah asli dari Indonesia dan Malaysia.
Namun video ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian bagi Sumatera, tempat orangutan memang hidup — tetapi menderita kerugian ekstrem di tengah kegiatan penggundulan hutan, terutama untuk produksi minyak sawit.

“Kami memiliki kesempatan emas untuk mengamankan area lahan penting di tepi Ekosistem Leuser,” kata Helen Buckland, direktur Sumatran Orangutan Society. “Setelah direklamasi dan dipulihkan, itu akan menjadi rumah bagi ribuan spesies, termasuk orangutan, gajah dan harimau yang kita semua kenali dari film kampanye, selamanya.”

Sumber: David Griner/adweek.com 

 

 

read more