close

bakteri

Sains

Indonesia Produksi Tebu Transgenik Pertama di Dunia

Varietas tebu transgenik telah dihasilkan Indonesia. Untuk introduksi tebu hasil rekayasa genetika pada petani dikeluarkan sertifikat keamanan terhadap lingkungan dan pangan. Ada pun sertifikat untuk keamanan pakan masih dalam proses pengkajian di Kementerian Pertanian.

Hal itu disampaikan Dewi Suryani Oktavia, Program Manager Indonesian Biotechnology Information Center, dalam lokakarya regional untuk praktisi media bertajuk “Biosafety and Biotechnology for Food Security and Sustainable Agriculture” pada Selasa (12/11/2013) di Bogor.

Titi Rahayu, Asisten Advokasi Biotechnology Outreach-Departemena Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyatakan, saat ini ada 12 produk transgenik yang telah mendapat sertifikat keamanan pangan di Indonesia. Antara lain jagung, kedelai, dan tebu.

Dalam pengembangan teknologi transgenik, pihaknya mempromosikan teknologi yang aman dan berdaya saing tinggi, hasil pengembangan di AS. Di negara itu, teknologi transgenik mulai dikembangkan tahun 1996 untuk mendapatkan varietas tahan kekeringan.

Tebu transgenik dihasilkan oleh tim peneliti Universitas Jember, yang dipimpin Prof Bambang Sugiharto. Penelitian yang bekerja sama dengan dengan PTPN XI di Jawa Timur itu menghasilkan tebu yang tahan kekeringan.

Selain tebu, riset transgenik pun dilakukan pada padi. Produk hasil rekayasa dihasilkan oleh peneliti pada Puslit Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Sementara itu, ada padi emas, yaitu padi transgenik yang disisipi vitamin A, hasil penelitian dari IRRI Filipina. Padi tersebut disilangkan dengan padi lokal oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, dan penanaman padi hasil persilangan kini diujicobakan di Desa Muara, Kabupaten Bogor.[]

Sumber: NatGeo Indonesia

read more
Sains

Bersugi Mencegah Penyakit Jantung

“Kebersihan adalah sebagian dari Iman”. Ungkapan tersebut  merupakan hadist yang pernah diucapkan Rasullullah SAW ribuan tahun lalu. Hadist ini sangat termasyur di berbagai belahan penjuru dunia hingga saat ini.  Perintah menjaga kebersihan selalu dianjurkan baginda Rasullullah, hal ini bertujuan agar ummat manusia bisa terbebas dari belengu-belengu penyakitan. Salah-satunya adalah, menjaga kebersihan gigi dengan cara bersugi.

Sebuah penelitian dari Columbia University’s Mailman School of Public Health baru-baru ini,  kembali membuktikan manfaat sabda Rasulullah yang pernah diungkapkan ribuan tahun lalu.

Dikutip dari  www. health.detik.com menyebutkan, penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Columbia itu memfokuskan penyelidikannya terhadap kebiasaan sehat terkait mulut seperti flossing, menyikat gigi, dan kunjungan rutin ke dokter gigi dapat mempengaruhi tingkat karotid aterosklerosis (penebalan arteri melalui pertambahan kalsium, kolesterol, dan zat lain yang ditemukan dalam aliran darah), menyimpulkan, pengaruh kebiasaan sehat terkait mulut mungkin lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Moïse Desvarieux, profesor epidemiologi dan penulis utama penelitian ini menyatakan, temuan ini menunjukkan bahwa aterosklerosis berkembang secara paralel dengan penyakit gusi dan bakteri di gusi. Ini adalah bukti paling langsung, memodifikasi profil bakteri di mulut dapat memainkan peran dalam mencegah atau memperlambat kedua kondisi tersebut.

Untuk mengetahui apakah perbaikan dalam profil bakteri mulut individu membatasi aterosklerosis, para peneliti mengkaji data dari Oral Infections and Vascular Disease Epidemiology Study, proyek penelitian sebelumnya yang mengumpulkan 5.008 sampel plak dari 420 orang dewasa. Sampel ini menganalisis 11 jenis bakteri yang terlibat dalam infeksi mulut. Menggunakan data tambahan, Moïsen dan rekan-rekannya melacak adanya perubahan kesehatan mulut setiap subjek.

Mereka menemukan bahwa dalam kelompok studi, kebersihan mulut berbanding terbalik dengan tingkat aterosklerosis. Responden yang memiliki peningkatan dalam kebersihan dan kesehatan mulut mengalami perkembangan yang lebih lambat pada ketebalan intima-medial atau intima-medial thickness (IMT). Sedangkan mereka yang tidak menjaga kebersihan mulut, perkembangan IMT-nya lebih cepat.

 

read more