close

biofuel

Energi

Citra Biodiesel Merosot Akibat Dampak Buruk Etanol

Biodiesel dan etanol keduanya masuk dalam kategori ” biofuel , ” yang menggambarkan bahan bakar apapun disintesis dari materi tanaman atau hewan. Cukup banyak kesamaan diantara keduanya.

Biodiesel memberikan dampak lingkungan yang minimal secara signifikan dibandingkan baik dengan etanol dan ataupun bahan bakar standar yang berasal dari derivat petroleum diesel. Biodiesel dapat digunakan dalam mesin diesel standar dengan sedikit atau tidak berdampak negatif pada kondisi mesin. Sementara itu, etanol patut dicermati karena emisi yang relatif tinggi dan dapat merusak mesin yang tidak secara khusus dirancang untuk etanol.

Dalam beberapa tahun terakhir, etanol telah menjadi sasaran dari ahli lingkungan dan kritikus limbah dari pemerintah, yang berpendapat bahwa manfaat terbatas bahan bakar tidak membenarkan dukungan federal selama beberapa dekade terakhir. The Renewable Fuels Standard, yang menetapkan mandat produksi untuk etanol dan biodiesel, baru-baru ini menjadi target reformis yang ingin melihat pemotongan standar untuk mencerminkan rendahnya permintaan etanol. Jika itu terjadi, produksi biodiesel dalam reformasi, dengan EPA memilih untuk tidak menaikkan target produksi untuk biodiesel pada tahun 2014.

Biodiesel dapat diproduksi dari minyak nabati, lemak hewan atau makanan daur ulang seperti minyak restoran, atau dari ganggang. Biodiesel dapat dijual dalam berbagai variasi campuran dengan minyak solar atau sebagai murni 100 persen yang dikenal sebagai B100 .

Biaya bahan bakar untuk konsumen bervariasi tergantung pada campuran dan lokasi, tetapi menurut survei terbaru oleh Departemen Energi, biaya setara satu galon B100 adalah $ 4,13 musim panas ini , atau sekitar $ 0,50 per galon lebih daripada biaya standar bensin atau $ 0,63 lebih dari diesel . Biaya tambahan ini membawa manfaat terhadap pengurangan 50 persen emisi gas rumah kaca  menurut sebuah studi 2010 oleh Argonne National Laboratory .

Industri biodiesel saat ini menargetkan 1,7 miliar galon produksi untuk 2014 , namun usulan EPA adalah untuk menjaga produksi sejalan dengan tingkat 2013 ini : 1,28 miliar galon . Mungkin etanol telah memberikan biofuel nama buruk, menyeret produksi biodiesel turun.

Sumber: enn.com

read more
Energi

Biofuel Bisa Picu Penggundulan Hutan

Seperti dilansir Softpedia (14/11), dalam sebuah makalah baru dalam jurnal Environmental Research Letters, peneliti dari University of California, mengatakan bahwa biofuel berpotensi menyebabkan lebih banyak kerusakan lingkungan daripada yang diakibatkan bahan bakar fosil. Menurut penyelidikan para ilmuwan dari universitas tersebut produksi biofuel secara massal akan membuat laju deforestasi tak terkendali untuk menyediakan bahan mentah industri biofuel.

Lebih tepatnya, mereka berpendapat bahwa, biofuel dapat membuat jutaan hektar hutan di Brasil lebih cepat gundul dan berubah menjadi perkebunan kelapa sawit yang ditujukan baik untuk makanan atau untuk biofuel.

Selain itu, akibat lain dari hilangnya hutan yang menjadi paru-paru dunia ini akan membuat emisi karbon dioksida dilepas ke udara tanpa diserap pepohonan dan menyebabkan manusia dan alam akan lebih menderita oleh pemanasan global.

Untuk menyelidiki bagaimana deforestasi yang disebabkan penggunaan biofuel secara masal akan mempengaruhi lingkungan, para peneliti telah membuat skenario mengenai potensi perkembangan di wilayah hutan hujan Brasil. Para ilmuwan memutuskan bahwa investigasi mereka harus fokus pada Brasil karena fakta bahwa, selama beberapa tahun terakhir, negara ini berminat dalam memproduksi bahan bakar biodiesel.

Skenario ini dibuat sebagai bagian dari studi yang mengonversi sekitar 22,5 juta hektar lahan menjadi perkebunan kelapa sawit untuk menghasilkan 29 miliar galon biodiesel.

Para peneliti juga mengkalkulasi berapa banyak tanah yang berubah fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dari hutan hujan yang dibersihkan secara khusus untuk tujuan tersebut.

Dari skenario tersebut, diketahui jika orang-orang di industri kelapa sawit memilih untuk membuka hutan untuk mendirikan perkebunan baru, maka jumlah total emisi karbon terkait dengan proses pengolahan biodiesel mulai dari produksi hingga hasil akhir akan sama dengan yang dihasilkan bahan bakar fosil, bahkan mungkin melampaui emisi bahan bakar fosil.

“Jika pemerintah Brasil tetap melanjutkan kebijakan yang mendorong konversi lahan sensitif seperti hutan mereka, maka mereka juga harus mempertimbangkan konsekuensi terkait kebijakan mengurangi kerusakan permanen pada lingkungan,” kata Dr Sonia Yeh, penulis dari proyek penelitian ini.

Sumber: merdeka.com

read more
1 2 3
Page 3 of 3