close

bunga

Flora Fauna

Ini Tanaman yang Tahan Banjir

Curah hujan tinggi seperti saat ini membuat tanaman senantiasa dalam keadaan basah, bahkan berada di air menggenang. Tanaman mudah rusak dan mati.

Menurut Laura G. Jull dari Departemen Holtikultur University of Winconsin-Extension, menumbuhkan tanaman dalam tanah basah yang tidak memiliki saluran memadai cukup sulit. Terlebih, jika ingin menumbuhkan tanaman dalam kondisi banjir dan curah hujan tinggi. Tanaman-tanaman kayu dan tanaman herba bisa rusak dan mati.

Jull mengatakan bahwa kekuatan tanaman-tanaman kayu dan tanaman herba tergantung pada durasi banjir dan tingkat sensitivitas tanaman tersebut. Tanaman yang bisa “berhibernasi” relatif lebih kuat menghadapi banjir ketimbang tanaman lain. Terutama, tanaman yang terus tumbuh sepanjang tahun.

Jull mengatakan, tanaman jenis semak tergolong mampu bertahan terhadap banjir. Tanaman-tanaman tersebut antara lain Alnus incana, Cephalanthus occidentalis, Cornus alba, Cornus amomum, Cornus sanguinea, Cornus stolonifera, Ilex verticillata, Salix alba, Salix chaenomeloides, Salix caprea, Salix discolor, Salix elaeagnos, Salix gracilistyla, Salix integra, Salix purpurea, Salix udensis, dan Vaccinium macrocarpon.

Sumber: kompas.com

read more
Flora Fauna

Pemkab Aceh Barat Kembangkan Tanaman Kehati untuk RTH

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, mengembangkan 2,5 hektar taman keanekaragaman hayati (Kehati) untuk memenuhi kuota ruang terbuka hijau (RTH). Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK) Aceh Barat Mulyadi saat dihubungi di Meulaboh  mengatakan dalam lokasi taman tersebut ditanami berbagai aneka tanaman pribumi yang akan dilestarikan.

“Selain memenuhi RTH Aceh Barat yang belum sampai pada target 30 persen yang dikelola oleh pemda, program ini juga langkah pemerintah untuk menjaga tanaman lokal yang sudah langka,” katanya, hari ini.

Ia menjelaskan, taman kehati tersebut berfungsi sebagai sarana pendidikan anak sekolah, lokasi penelitian, ekowisata/rekreasi dan pembibitan tanaman (nursery) serta pelestarian tanaman.

Mulyadi menjelaskan secara Undang-Undang Nomor 26/2007 tentang Tata Ruang diharapkan untuk suatu kawasan kota harus memiliki 30 persen dari luas kawasan, sementara Aceh Barat baru memiliki sekitar 10 persen.

Selain Aceh Barat, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh mengerakkan program pembangunan taman kehati kepada kabupaten lain yakni Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Utara dan Pidie. Tiga kabupaten ini mendapat lima hektar.

“Karena luas kehati kita baru 2,5 hektare saya telah meminta pengajuan perluasan minimal 2,5 hektare lagi dan hal ini sedang menanti persetujuan Bupati Alaidinsyah,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan, apabila ditotal secara keseluruhan Aceh Barat sudah memiliki lebih 30 persen RTH, akan tetapi tidak semua dikelola oleh pemerintah daerah karena wilayah itu memiliki tanah kosong yang tumbuh berbagai jenis pohon dan tanaman milik masyarakat.

Pada lokasi taman Kehati ini kata Mulyadi, dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti Balee Peuniyoh (tempat istirahat), MCK dan sekelilingnya di pagari dengan tanaman hijau.

Dalam tahap penyelesaian proyek sejak tahun 2013 itu, saat ini sudah disemai berbagai aneka pohon seperti Trem besi, sentang, Meranti, kayu kapur, gaharu, mahoni, kumbang, manee, pulai, Jati, Ketapang, Seumantok, matoa (tanaman papua) dan buah buahan.

“Untuk pemeliharaan berkelanjutan serta penyulaman didanai oleh Bapedal Aceh, nanti setelah diselesaikan baru taman ini diserahkan kepada Pemkab Aceh Barat,” katanya.

Sumber: waspada.co.id

read more
Flora Fauna

Mengenal Empat Jenis Bunga Rafflesia

Provinsi Bengkulu dikenal memiliki beragam sejarah, serta endemik puspa langka di dunia, seperti anggrek panda, satu-satunya di dunia, dan juga bunga Rafflesia. Tentu tak lengkap jika mengunjungi daerah ini tanpa menjumpai bunga terbesar di dunia ini.

Bunga Rafflesia banyak ditemukan tumbuh di kawasan hutan lindung di Provinsi Bengkulu, tepatnya di kawasan gunung, Kabupaten Kepahiang, Mukomuko, Seluma, Lebong, dan Bengkulu Selatan. Terkadang untuk melihat bunga raksasa ini pengunjung harus menyiapkan fisik dan bekal yang prima, maklum jalur mendaki bukit dan menuruni lembah akan menjadi tantangan tersendiri.

Bunga Rafflesia ternyata memiliki empat jenis. Ketua Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL), Sofian Rafflesia menjelaskan perihal jenis bunga ini. Jenis pertama, Rafflesia Arnoldi, bunga ini sangat populer, sangat banyak ditemukan di hutan Bengkulu, paling sering mekar dan sangat dikenal oleh masyarakat.

“Bunga ini pertama kali ditemukan oleh Sir Stamford Raffles dan Dr Joseph Arnold pada 1818 di Desa Pulo Lebar, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan,” kata Sofian.

Dia melanjutkan, Rafflesia Arnoldi merupakan jenis terbesar di dunia dengan diameter 70-110 cm. Jenis ini juga dijuluki juga sebagai patma raksasa dan mendapat predikat sebagai puspa langka nasional melalui Keppres nomor 4 tahun 1993.

Jenis kedua, Rafflesia Gadutensis Meijer. Jenis ini dapat ditemukan di sisi barat pegunungan Bukit Barisan tepatnya di Kabupaten Mukomuko, dan Bengkulu Utara, memiliki diameter 40-60 cm. Gadutensis berasal dari kata ulu gadut yaitu satu nama bukit di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Jenis ini digambarkan oleh Meijer 1984, bunga ini pertama kali ditemukan di Dusun Lama, Desa Talang Baru, Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko.

Jenis ketiga adalah Rafflesia Hasselti Suringar, merupakan jenis rafflesia yang paling cantik. Jenis ini digambarkan oleh Suringar 1897. Rafflesia ini memiliki pola bercak dan warna di helai bunga, oleh penduduk lokal jenis ini sering dinamakan cendawan merah-putih, atau cendawan harimau (Zuhud dkk, 1998). Jenis ini memiliki diameter 35-70 cm. Jenis ini dapat dijumpai yaitu di perbatasan antara Ketenong II, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.

Jenis Keempat yakni, Rafflesia Bengkulunensis (Agus Susatya, Arianto dan Mat-salleh 2005). Jenis ini membawa nama Bengkulu untuk menghormati Bengkulu sebagai lokasi pertama kali jenis ini dideskripsikan. Ini merupakan jenis baru dari Indonesia dengan diameter 50-55 cm. Mempunyai sebaran geografis terbatas di lembah Talang Tais atau wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Tais, Kabupaten Seluma, terletak di sebelah barat laut Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Dalam catatan KPPL sepanjang 2013 tercatat tujuh kali bunga rafflesia mekar di beberapa daerah dengan rentang waktu yang berbeda-beda. Bagaimana, penasaran untuk mengunjungi bunga rafflesia di tempat asalnya? Bengkulu merupakan pilihan kunjungan tepat.

Editor : I Made Asdhiana

read more