close

china

Kebijakan Lingkungan

Puluhan Demonstran Anti Proyek Limbah Ditangkap

Polisi di China mengatakan telah menangkap sedikitnya 53 orang terkait demonstrasi lingkungan hidup yang berubah menjadi aksi kekerasan hari Sabtu (10/5/2014). Demonstrasi itu menentang rencana pembangunan sebuah tempat pembuangan limbah besar di kota Hangzhou Timur.

Dalam pernyataan yang rilis hari Senin (12/5/2014), polisi di Hangzhou mengatakan tujuh demonstran lainnya telah ditangkap karena “menyebarluaskan isu” tentang hal tersebut di situs-situs media sosial.

Demonstrasi di Hangzhou menjadi aksi kekerasan ketika pihak berwenang berupaya membubarkan demonstrasi tersebut. Sedikitnya 10 demonstran dan 29 polisi luka-luka dalam konfrontasi itu. Kantor berita resmi Xinhua mengatakan lebih dari 30 mobil dijungkirbalikkan.

Para pejabat mengatakan mereka akan mengupayakan dukungan publik bagi pembangunan proyek pembuangan limbah itu sebelum berupaya membangunnya.

Demonstrasi ini bukanlah aksi besar pertama menentang proyek-proyek industri di China, dimana banyak kota diselimuti kabut tebal hampir sepanjang tahun.
Sumber: voaindonesia.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Lawan Polusi, Beijing Target Pedagang Kaki Lima

Prihatin atas polusi yang melanda ibukota Cina, pemerintah kota Beijing mulai 1 Mei akan menindak keras pedagang kaki lima yang memasak di udara bebas. Jongko-jongko sate diperkirakan paling merugi.

Sepanjang musim panas yang membakar di Beijing, banyak warga yang berkumpul di meja-meja yang terletak di pinggir jalan, minum bir dan menyantap makanan yang dimasak di tengah udara bebas, dan larangan yang mulai berlaku 1 Mei 2014 tadi tentunya akan berdampak besar.

Aturan baru yang dikeluarkan pemerintah kota Beijing, yang juga menarget tempat makan yang menyajikan hidangan dingin, dimaksudkan untuk menjaga keamanan pangan dan mengontrol smog atau asap kabut, demikian dilaporkan kantor berita pemerintah China News Service melalui situs mereka.

Cemilan populer seperti salad mentimun bawang putih dan kulit tahu segar kemungkinan besar tidak akan lagi dijajakan di pinggir jalan, kembali menurut laporan. Panggangan yang digunakan untuk memasak bertusuk-tusuk sate daging kambing, sapi, sayap ayam dan sayuran harus dipindahkan ke dalam ruangan.

Aturan konyol?
Bertahun-tahun pertumbuhan ekonomi tanpa aturan ketat telah berdampak buruk bagi lingkungan negeri tirai bambu, dan polusi menjadi penyebab terbesar keresahan dan ketidakpuasan warga. Pemerintah di Beijing kini menyatakan bahwa mengatasi polusi menjadi salah satu prioritas utama.

Kekhawatiran akan keselamatan pangan, mulai dari nasi yang tercemar kadmium hingga pemakaian minyak jelantah, juga telah mencoreng Cina dan mempengaruhi kepercayaan konsumen.

Kepala urusan luar negeri Beijing mengundang cemoohan dari kalangan mikroblogger bulan Oktober 2013 ketika ia mengklaim bahwa menumis saat masak sebagai salah satu penyebab terbesar polusi udara. Skeptisisme yang serupa juga datang dari para aktivis mikroblog Cina hari Rabu (30/4/2014) sebagai tanggapan atas aturan baru.

“Seluruh lingkungan Cina sudah hancur, dan polusi industri serta penggunaan kendaraan bermotor secara berlebihan adalah alasan-alasan utama,” tulis seorang mikroblogger. “Apa gunanya melarang warga Beijing makan salad timun di udara terbuka?”[]

Sumber: dw.de

read more
Flora Fauna

Tiongkok Akan Hukum Penyantap Hewan yang Dilindungi

Tiongkok akan memenjarakan pemakan hewan langka selama 10 tahun atau lebih berdasarkan atas undang-undang baru kejahatan, di tengah upaya pemerintah menutup celah hukum serta memberikan perlindungan lebih baik bagi lingkungan.

Tiongkok memasukkan 420 jenis dalam daftar spesies langka atau terancam, termasuk panda, kera emas, beruang hitam Asia, dan trenggiling, beberapa di antaranya atau semuanya terancam perburuan liar, kerusakan lingkungan dan konsumsi bagian tertentu tubuh binatang, termasuk untuk alasan pengobatan.

Konsumsi binatang langka semakin meningkat dengan semakin makmurnya negara tersebut, dan beberapa orang percaya bahwa mengeluarkan ribuan yuan untuk memakan binatang langka itu akan memberi status sosial tertentu bagi mereka.

“Memakan binatang liar yang langka bukan hanya perilaku sosial yang buruk namun juga menjadi penyebab utama perburuan liar tidak bisa dihentikan meskipun berulangkali ditumpas,” kata wakil kepala Komisi Perundang-undangan di parlemen, Lang Sheng seperti dikutip kantor berita Xinhua pada Kamis.

Interpretasi baru itu “memperjelas ambigu mengenai pembeli mangsa perburuan gelap”, kata laporan tersebut.

Sengaja membeli binatang liar yang dibunuh lewat perburuan liar sekarang akan dianggap sebagai kejahatan, dengan hukuman maksimum tiga tahun penjara, kata Xinhua.

“Sebenarnya, para pembeli itulah yang menjadi motivator utama perburuan liar skala besar,” kata Lang seperti disiarkan Reuters.[]

Sumber: antaranews.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Cina Perpanjang Subsidi Mobil Listrik Atasi Polusi

Kementerian Keuangan Cina menyatakan akan memperpanjang program subsidi bagi pembeli kendaraan bertenaga listrik setelah rezim subsidi untuk memerangi polusi itu berakhir masa berlakunya tahun 2015.

Kebijakan subsidi yang ada akan berakhir pada 2015 sesuai rencana, dengan rezim baru yang berlaku setelah itu untuk menjaga keberlanjutan kebijakan, demikian pernyataan Kementerian Keuangan Cina pada Sabtu di laman resminya seperti dikutip kantor berita Reuters.

Laman resmi kementerian itu juga menyebutkan bahwa detil tentang kebijakan subsidi yang baru akan dijelaskan lebih lanjut namun tidak menyampaikan kapan penjelasan akan disampaikan.

Subsidi ini dirancang untuk membantu Cina memenuhi tujuan untuk menempatkan setengah juta kendaraan dengan energi baru, yang didefinisikan sebagai kendaraan all-electric baterai dan kendaraan hibrid plug-in “hampir seluruhnya elektrik” di jalanan pada 2015 dan lima juta kendaraan pada 2020.

Polusi di kota-kota, sebagian disebabkan oleh lonjakan penjualan mobil dalam beberapa tahun terakhir, merupakan isu hangat bagi para pemimpin Cina, dan beberapa langkah telah diperkenalkan untuk mengatasi masalah itu, termasuk di antaranya pembatasan penjualan kendaraan berbahan bakar bensin.

Subsidi yang berlaku saat ini sampai 60 ribu yuan (9.800 dolar AS) untuk mobil all-electric baterai dan 35 ribu yuan untuk kendaraan hibrid plug-in “hampir seluruhnya elektrik” diperpanjang tiga tahun pada akhir 2012.
Sumber: republika.co.id

read more
Ragam

Jutaan Hektare Lahan di Cina Tercemar Logam Berat

Sekitar 3,3 juta hektare lahan pertanian di Cina tercemar dengan logam berat dan bahan kimia lain serta tidak bisa ditanami, menurut pemerintah. Data itu merupakan sekitar 2 persen dari lahan pertanian Cina.

Sejumlah kalangan menyebut, faktor meningkatnya industri, terlalu banyaknya penggunaan bahan kimia, serta rendahnya penerapan pengawasan lingkungan menyebabkan kekhawatiran terkait keselamatan pangan di Cina.

Tahun ini ditemukan kandungan logam berat kadmium—yang jika terakumulasi dalam jangka panjang dapat merusak ginjal dan tulang—di hampir setengah jumlah beras yang dijual di Guangzhou.

Wakil menteri urusan lahan dan sumber daya Wang Shiyuan, mengatakan kepada para wartawan bahwa Cina akan mengatasi masalah itu dengan anggaran puluhan miliar yuan per tahun. Wang mengatakan langkah itu termasuk merehabilitasi tanah yang terkontaminasi serta pasokan air tanah.

Wang juga mengatakan lahan yang terkontaminasi tidak boleh ditanami lagi untuk mencegah logam berbahaya masuk ke rantai makanan.

“Sebelumnya ada laporan tentang beras yang terkontaminasi kadmium, masalah-masalah seperti ini telah ditangani,” ungkap Wang.

Para peneliti pemerintah sebelumnya mengatakan sekitar 70 persen lahan di Cina kemungkinan bermasalah.

Sumber: NGI/BBC Indonesia

read more
Kebijakan Lingkungan

Cina di Persimpangan: Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan

Tiga puluh lima tahun yang lalu, sebuah sidang pleno Partai Komunis China memprakarsai reformasi struktural yang mendorong perekonomian negara berorientasi eskpor, mengubah China menjadi kekuatan dagang baru dunia dan munculnya berbagai persoalan lingkungan.

Sekarang, sebuah pleno kunci lain berakhir minggu ini di Beijing, Presiden baru China, Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang menemukan negara mereka di persimpangan yang kritis . Ekonomi melambat dan China menghadapi banyak konsekuensi hasil ekspansi ekonomi tiga dekade dengan sedikit perhatian untuk biaya ekologi dan sosial.

Dampak dari reformasi China muncul dan jelas apakah reformasi ini akan melakukan sesuatu yang signifikan untuk mengatasi masalah lingkungan yang parah di negara itu – mulai dari udara busuk, pasokan air yang tercemar dan makanan tercemar .

Satu hal yang pasti kepemimpinan China sekarang menghadapi tekanan publik untuk melakukan sesuatu tentang lingkungan. Penduduk Cina kini mencapai 1,35 miliar orang – kelas menengah berkembang pesat – sudah muak dengan kelambanan pemerintah pada isu-isu lingkungan. Januari lalu, kemarahan warga atas kualitas udara kotor Beijing memaksa pemerintah pusat untuk bertindak dan sejak saat itu diambil langkah-langkah menggantikan sebagai sumber energi di kota-kota besar dan mengurangi jumlah mobil baru di Beijing dan wilayah metropolitan lainnya.

Musim panas ini, Departemen Perlindungan Lingkungan merilis hasil penelitian kualitas udara dari 74 kota menunjukkan bahwa daerah-daerah perkotaan memiliki tingkat polusi yang berbahaya. Beberapa minggu yang lalu kota Harbin, dengan populasi 11 juta, terpaksa ditutup karena polusi udara yang menyisakan pandangan mata hingga beberapa meter saja. Transportasi dihentikan, sekolah ditutup dan warga China bertanya-tanya apakah lebih ini akan mendefinisikan Cina pada abad ke-21.

Dua hal yang pasti : Tidak seperti tahun 1978, ketika semua yang penting adalah ekonomi, saat ini reformasi ekonomi, ekologi dan sosial saling mencari perhatian. Kepemimpinan Xi dan Li mengharapkan hasil besar pada tahun 2020. Pertanyaannya adalah, dapat mereka menetapkan agenda yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kebutuhan untuk memperbaiki lingkungan yang hancur negara itu ?

Masalah lingkungan China pasti tidak akan pulih segera. Meskipun negara telah menghabiskan lebih banyak uang daripada negara manapun di tanah air dan pemulihan lingkungan, hanya sekitar 11 persen dari hutan China memiliki fungsi ekologis yang sehat. The Chinese Academy of Sciences melaporkan bahwa 43 persen dari air permukaan terlalu tercemar untuk digunakan dan 57 persen air tanah perkotaan – sumber utama air minum bagi ratusan juta orang – juga tercemar. Polusi tanah begitu luas sementara pemerintah menganggap hal itu adalah rahasia negara.

Swasembada pangan, tradisi budaya di Cina, tidak lagi memegang peranan dalam supply-demand, negara akan mengimpor sejumlah gandum pada 2013-2014 . Jumlah permintaan energi di Cina terus meroket . Batubara – sumber polusi udara di negara itu – tetap penting , selama dua dekade berikutnya, diproyeksikan akan meningkat sebesar 70 persen dari level saat ini.

Semua masalah ini terkait dengan transformasi perkotaan China yang sedang berlangsung . Dalam 17 tahun ke depan , diperkirakan 300-400 juta orang diproyeksikan pindah dari pedesaan ke kota-kota. Tetapi tidak ada aturan di tingkat nasional yang mengatur urbanisasi ini. Menjamurnya kota-kota besar di China memberikan contoh yang paling jelas tentang bagaimana sistem ekologi dan sosial terhubung.

Fakta bahwa makanan, energi, air dan urbanisasi merupakan pekerjaan rumah China mendatang, bersamaan menciptakan tantangan besar bagi kepemimpinan baru negara itu. Bagaimanapun langkah ke depan dan Xi dan Li telah mengambil langkah pertama turun dengan membuat pernyataan yang kuat dalam mendukung reformasi lingkungan dan sosial. Seperti Amerika Serikat, sistem politik China berkembang bukan pada revolusi tetapi pada perubahan inkremental.

Xi dan Li telah memutuskan untuk meningkatkan pendanaan guna melawan degradasi ekosistem. Yang juga dibutuhkan adalah komitmen untuk menggunakan ilmu pengetahuan untuk memantau upaya ini. Implementasi kuat undang-undang perlindungan lingkungan China juga penting.Selain itu, pemerintah harus mengganti target kampanye lingkungan kuantitas berorientasi dengan menekankan ekosistem yang sehat.

Sejauh ini di Cina, pemerintah tidak pernah mengizinkan harga pasar energi dan air. Tapi sebagai bagian dari Pleno Ketiga efisiensi pasar, ada perubahan dalam kebijakan harga energi untuk masa mendatang. Apa yang dibutuhkan ? Mengikat reformasi harga aturan baru yang menyebarluaskan insentif bagi pejabat pemerintah yang memenuhi energi dan target efisiensi penyaluran air dan memperkuat pelaksanaan green code bangunan perkotaan yang sudah ada. China juga harus merangkul pergeseran paradigma dalam kebijakan air dari fokus pada solusi engineering, seperti proyek kanal dan bendungan besar , dengan pendekatan berbasis ekosistem yang mendorong koordinasi antara lembaga-lembaga pemerintah .

China telah membuktikan bahwa membangun kekuatan ekonomi dan menarik ratusan juta orang keluar dari kemiskinan. Sekarang muncul tantangan besar – membangun sebuah negara yang adaptif dalam kondisi abad ke-21 dengan sumber daya berkurang, ketimpangan sosial yang lebih besar dan ketidakpastian iklim. Tugas-tugas yang menakutkan : China harus mengendalikan pertumbuhan ekonomi, merubah kebijakan lingkungan untuk membalikkan dekade penurunan , dan menghidupkan kembali kontrak sosial warga dalam menghadapi urbanisasi belum pernah terjadi sebelumnya.

Sumber: e360.yale.edu

read more